Anda di halaman 1dari 59

Case Report Session

“Tonsilitis”

Alles Firmansyah
BP. 1210312035

Preseptor
dr. Emilzon Taslim, Sp.An,
KAO, KIC, M.Kes

FOME III Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2018


BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit pada tonsil merupakan permasalahan
yang umum ditemukan pada anak.

Tonsilitis kronis pada anak dapat disebabkan


karena anak sering menderita ISPA atau tonsilitis
akut yang tidak diterapi adekuat.

Tonsilitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus,


dan penyebab infeksi maupun non infeksi lainnya
Latar Belakang

Bakteri penyebab terbanyak dari berbagai


literatur dikatakan adalah Streptococcus β
haemolyticus group A, Staphilococcus aures,
Haemofilus influenzae, dan Streptococcus
pneumonia.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Tonsil
• Tonsil lingualis → radix
linguae.

• Tonsil palatina (tonsil) →


isthmus faucium antara arcus
glossopalatinus dan arcus
glossopharingicus.

• Tonsil pharingica (adenoid) →


dinding dorsal dari nasofaring.

• Tonsil tubaria → lateral


nasofaring di sekitar ostium
tuba auditiva.
Anatomi Tonsil
Vaskularisasi
cabang-cabang arteri karotis
eksterna
1) arteri maksilaris eksterna
dengan cabangnya arteri
tonsilaris dan arteri palatina
asenden
2) arteri maksilaris interna dengan
cabangnya arteri palatina
desenden
3) arteri lingualis dengan
cabangnya arteri lingualis dorsal
4) arteri faringeal asenden
Aliran Limfe & Persarafan
• Aliran Limfe : rangkaian getah bening servikal
profunda (deep jugular node) bagian superior
di bawah muskulus sternokleidomastoideus,
selanjutnya ke kelenjar toraks dan akhirnya
menuju duktus torasikus.

• Innervasi : Innervasi terutama oleh n. IX


(glossopharyngeus) dan juga oleh n. Palatina
minor (cabang ganglion sphenopalatina).
Definisi
• Tonsilitis: peradangan pada
tonsila palatina yang biasanya
disebabkan oleh infeksi bakteri,
virus & beberapa faktor predisposisi lain

• Tonsilitis:
– Tonsilitis akut
– Tonsilitis membranosa
– Tonsilitis kronik
Derajat Pembesaran Tonsil
Tonsilitis Akut Viral
• Etiologi : virus Epstein-Barr,
Hemofilus influenzae dan
virus Coxschakie
• Gejala Klinis : menyerupai
common cold disertai nyeri
tenggorok
• Pemeriksaan : luka kecil-
kecil pada palatum dan
tonsil
• Terapi : istirahat dan banyak
minum
Tonsilitis Akut Bakterial
• Etiologi : streptococcus β hemoliticus grup A,
pneumokokus streptokokus piogenes
Tonsilitis Kronik Bakterial
• Patofisiologi
PERADANGAN EPITEL MUKOSA & TERBENTUK JAR.
BERULANG JAR. LIMF. TERKIKIS PARUT

JAR. PARUT
TERISI DETRITUS KRIPTI MELEBAR
MENGKERUT

MENEMBUS
PERLENGKETAN
KAPSUL
Tonsilitis Kronik Bakterial
• Odinofagi, disfagi, nafas bau, Tenggorokan kering, Sakit pada
sendi, Nyeri leher, demam
Anamnesis

• Hipertrofi Tonsil, Pelebaran kripti, Detritus


Pem.Fisik

• Kultur bakteri dan uji resistensi


Pem.Penunja
ng
Tonsilitis Kronik Bakterial
Terapi Komplikasi
• Tirah baring, pemberian • otitis media akut, abses
cairan yang adekuat peritonsil, abses parafaring,
• Antibiotik spektrum luas bronkitis, glomerulonefritis
• Antipiretik dan obat kumur akut, miokarditis, atritis.
yang mengandung
desinfektan
• Analgetik
Tonsilitis Membranosa

Tonsilitis difteri

• Etiologi: Coryne bacterium diphteriae


• Biasanya menginfeksi sal.napas atas, dan tergantung dari
titer antitoksin
Tonsilitis Membranosa
• Gejala & tanda:
Umum Lokal eksotoksin
Subfebris Tonsil membesar Miokarditis
Nyeri kepala Ditutupi bercak putih kotor membentuk Kelumpuhan otot
membran semu yang semakin meluas palatum & pernapasan

Lemah letih lesu Mudah berdarah


Nyeri menelan KGB leher membengkak (bull’s neck) albuminuria

• Terapi: isolasi pasien


– Anti Difteri Serum
– Antibiotik : penisilin atau eritromisin
– Kortikosteroid
– antipiretik
Tonsilitis Kronik
• Rangsangan menahun dari rokok, makanan, higiene mulut
yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik, pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat.

• Gejala:
– Tonsil membesar
– Permukaan tidak rata
– Kripti melebar terisi detritus
– Rasa mengganjal ditenggorok
– Rasa kering di tenggorok
– Napas berbau
Tatalaksana

• Pengobatan pasti untuk tonsilitis kronik adalah


dengan pengangkatan tonsil (tonsilektomi
diseksi), dengan atau tanpa pengangkatan
adenoid.

• Dilakukan apabila terapi konservatif maupun


terapi medikamentosa dengan antibiotika
spektrum luas tidak berhasil.
Tonsilektomi

Indikasi Absolut
• Pembengkakan tonsil yang menyebabkan
obstruksi saluran napas, disfagia berat, gangguan
tidur dan komplikasi kardiopulmoner.
• Abses peritonsil yang tidak membaik dengan
pengobatan medis dan drainase
• Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
• Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk
menentukan patologi anatomi
Tonsilektomi
Indikasi Relatif
• Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun
dengan terapi antibiotik adekuat.
• Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik
dengan pemberian terapi medis
• Tonsilitis kronik atau berulang pada karier
streptokokus yang tidak membaik dengan pemberian
antibiotik β-laktamase resisten
Kontraindikasi
• Gangguan perdarahan
– leukemia
– purpura
– anemia aplastik
– hemofilia
• penyakit sistemik yg belum terkontrol
– penyakit jantung
– DM
• Risiko anestesi yang besar atau penyakit berat
• Infeksi akut yang berat.
Komplikasi
• Peritonsilitis

Sekitar • Abses peritonsilar


• Abses parafaringeal
• Abses Retrofaring

Tonsil • Krsta Tonsil


• Tonsilolith

• Demam rematik dan Penyakit jantung


Organ Rematik
• Glomerulonefritis

Jauh
• Episkleritis
• Psoriasis
• Artritis
Prognosis

Prognosis ditentukan oleh penegakkan diagnosis


yang cermat dan tindakan yang tepat bila pemberian
antibiotik dan tindakan insisi yang tepat dan adekuat,
maka prognosis umumnya baik
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : An.MP
• No. RM : 00.8
• Umur / Tanggal Lahir : 7 tahun
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Alai Timur
• Nama Ibu Kandung : Ny. E
• Tanggal : 26 April 2018
Keluhan Utama

• Nyeri tenggorok sejak 3 hari yang lalu


Riwayat Penyakit Sekarang
• Nyeri tenggorok sejak 3 hari yang lalu, semakin lama
semakin meningkat nyerinya, akibat keluhan tersebut pasien
sulit menelan makanannya, nafsu makan pasien menurun.
• Demam sejak 3 hari yang lalu, semakin lama semakin tinggi,
tidak menggigil.
• Tidur ngorok sejak 1 hari yang lalu.
• Pilek sejak 5 hari yang lalu, awalnya encer, semakin lama
semakin kental dan berwarna kekuningan.
• Batuk sejak 3 hari yang lalu, berdahak, dahak sulit
dikeluarkan.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Nafas berbau tidak ada.
• Keluhan cairan yang terasa mengalir dari hidung turun ke
tenggorok tidak ada.
• Nyeri disekitar pipi, dahi, pelipis, mata atau pangkal hidung
tidak ada.
• Nyeri telinga tidak ada, pendengaran berkurang tidak ada,
telinga berair tidak ada, telinga berdenging tidak ada.
• Mual muntah tidak ada.
• BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Riwayat
Dahulu Pengobatan

• Pasien memiliki riwayat • Pasien belum pernah


penyakit amandel mengobati penyakit ini
sebelumnya, terakhir kali sebelumnya.
kambuh kira-kira 6 bulan •
yang lalu, minum obat dari
puskesmas hilang keluhan.
Riwayat Penyakit Riwayat Sosek,
Keluarga Pekarjaan, Kebiasaan
• Tidak ada anggota keluarga • Pasien mempunyai kebiasaan
yang memiliki keluhan yang makan es, gorengan, makanan
sama dengan pasien ringan berbumbu, permen,
dan coklat yang dijual di
• sekolah dasar-nya.
• Pasien jarang mencuci tangan
sebelum makan terutama jika
di sekolah
• Tidak diketahui teman sekolah
atau teman bermain pasien
memiliki keluhan yang sama
dengan pasien
Pemeriksaan Fisik
VITAL SIGN
Keadaan Umum Sedang
Kesadaran CMC
Tekanan Darah 110/70 mmHg
Frekuensi Nafas 22x/menit
Frekuensi Nadi 90x/menit
Suhu 38, 2OC
Tinggi Badan 122 cm
Berat Badan 21 kg
Pemeriksaan Fisik
Kulit Turgor kulit baik
Leher teraba pembesaran KGB

Mata Konjungtiva anemis (-/-), Sklera


ikterik (-/-)

Telinga Status Lokalis

Hidung Status Lokalis

Gigi dan mulut Status Lokalis


Pemeriksaan Fisik
Jantung
Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi Iktus cordis teraba 1 jari medial LMCS
sinistra RIC V
Perkusi Batas jantung normal
Auskultasi bunyi jantung reguler, bising (-),
gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
Paru Depan (Dada)
Inspeksi Statis : Asimetris kanan dan kiri
Dinamis : Pergerakan kanan sama
dengan kiri
Palpasi Fremitus kanan sama dengan kiri

Perkusi Sonor kiri dan kanan

Auskultasi Suara nafas vesikuler, wheezing -/-


rhonki -/-
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi Perut tidak tampak membuncit
Palpasi Hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan (-)

Perkusi Timpani

Auskultasi BU (+) Normal


Pemeriksaan Fisik

Ekstremitas Akral hangat, CRT <2 detik,


Edema -/-
Status Lokalis
Status Lokalis
Status Lokalis
Tampilan Klinis Oralcavity Pasien
• Pemeriksaan laboratorium anjuran : swab
tenggorok, sekret hidung

• Diagnosis kerja :
Tonsilofaringitis Kronik eksaserbasi akut
Rinitis akut

• Diagnosis Banding :
Abses peritonsil
Tatalaksana Preventif

• Tingkatkan daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup,


makan teratur dan menjaga aktivitas tubuh.
• Menghindari makan makanan dingin serta makanan dan
minuman yang bersifat merangsang / mengiritasi tenggorokan
(makanan pedas, berminyak, atau berbumbu)
Tatalaksana Preventif

• Tingkatkan higienitas mulut dengan menggosok gigi


minimal 2x sehari terutama setelah makan permen,
coklat serta makanan manis lain sebelum tidur dan
mengobati gigi yang berlubang ke dokter gigi karena
gigi yang berlubang dapat menjadi port d’entree
bakteri yang menyebabkan peradangan tonsil dan
faring..
Tatalaksana Preventif

• Asupan nutrisi sehat dan gizi seimbang untuk


meningkatkan daya tahan tubuh.
• Makan obat secara teratur terutama, tidak boleh
menghentikan obat sendiri (terutama antibiotik).
Tatalaksana Preventif

• Asupan nutrisi sehat dan gizi seimbang untuk


meningkatkan daya tahan tubuh.
• Makan obat secara teratur terutama, tidak boleh
menghentikan obat sendiri (terutama antibiotik).
Tatalaksana Promotif & Kuratif

PROMOTIF Kuratif
• Menjelaskan kepada pasien – Amoxicillin tab 500 mg (3
dan orang tuanya tentang x 1/2 tab)
penyakit pasien, faktor risiko,
– Parasetamol tab 500 mg
pengobatan dan
pencegahannya. (3 x 1/2 tab)
• Minum air putih yang banyak – Ambroxol 30 mg (3 x 1/2
• Kumur dengan air hangat, bila tab)
perlu dengan antiseptik – CTM tab 4 mg ( 3 x ½
• Makan obat secara teratur, tab)
tidak boleh menghentikan – Vitamin B Complek (2 x
obat sendiri walaupun keluhan 1/2 tab)
sudah berkurang (antibiotik).
Tatalaksana Rehabilitatif

Kontrol kembali ke puskesmas setelah obat habis dan


jika tidak ada perbaikan atau gejala memburuk.
BAB 4
DISKUSI
Pembahasan
• nyeri tenggorok yang semakin • Pasien diketahui belum
meningkat sejak 3 hari yang
lalu, nyeri tenggorok yang
mengobati keluhannya
semakin meningkat sejak 3 ini, dan memiliki
hari yang lalu riwayat penyakit
• demam yang semakin tonsilitis sebelumnya,
meningkat, saat ini suhu terakhir kali kambuh
mencapai 38,2oC.
sekitar 6 bulan yang
• batuk pilek sebelumnya, sekret
yang berwarna kekuningan, lalu.
dan tidur pasien mengorok
• infeksi bakteri yang masih
bersifat akut.
Pembahasan
• status lokalis oralcavity • sekret hidung yang
didapatkan faring hiperemis,
tonsil hiperemis dengan ukuran kental berwarna
T4-T3, muara kripti melebar, kekuningan yang
detritus tidak ada menandakan terdapat
• Pembesaran dari tonsil dengan infeksi yang mungkin
adanya muara kripti yang
melebar menandakan bahwa berasal dari bakteri
tonsilitis yang terjadi pada • Rinitis pada pasien ini
pasien ini bersifat kronik
• Ukuran tonsil yang besar,
juga masih terjadi pada
terutama jika T4 juga dapat fase akut.
menimbulkan suara ngorok
Pembahasan
• Dari pemeriksaan telinga • Nyeri pada telinga dan
didapatkan pasien tidak ada tonsilitis juga
nyeri tekan tragus, nyeri
dihubungkan dengan
tarik daun telinga, liang
telinga tidak hiperemis, nyeri alih (referred).
yang menandakan tidak ada
infeksi pada telinga luar
pasien. Tidak adanya cairan
yang keluar dari telinga juga
berarti tidak ada infeksi
pada telinga tengah pasien
Pembahasan
• Dari anamnesis dan • Faktor Risiko :
pem.fisik hygiene pada gigi dan
↓ mulut yang kurang,
D/ tonsilitis kronik kebiasaan pasien yang
eksaserbasi akut + rinitis suka makan es, gorengan,
akut permen, coklat, serta
makan makanan
berbumbu juga dapat
memicu terjadinya
peradangan pada tonsil
dan faring.
• jarang mencuci tangan
sebelum makan.
Pembahasan

• Pada pasien ini telah dilakukan upaya manajemen


penyakit secara komprehensif, diantaranya upaya
preventif yang berkaitan dengan faktor risiko
yang terdapat pada pasien yaitu meningkatkan
daya tahan tubuh dengan istirahat yang cukup,
makan teratur, serta menjaga aktivitas tubuh.
• Asupan nutrisi sehat dan gizi seimbang untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Faktor risiko
seperti mengonsumsi makanan yang bersifat
merangsang tenggorok seperti makanan pedas
dan berbumbu juga harus dihindari.
Pembahasan

• Higienitas mulut harus ditingkatkan dengan


menggosok gigi minimal 2x sehari terutama
setelah makan yang merangsang tenggorok dan
sebelum tidur.
• Mengobati gigi yang berlubang ke dokter gigi,
karena gigi yang berlubang dapat menjadi port
d’entree bakteri yang menyebabkan peradangan
tonsil dan faring.
• Mencuci tangan harus selalu dilakukan sebelum
makan agar higienitas makanan juga terjaga.
Pembahasan

• Selain itu, orang tua pasien juga diberikan edukasi


tentang penyakit pasien, faktor risiko, pengobatan dan
pencegahannya.
• Meminum air putih yang banyak dianjurkan untuk
pasien yang sedang demam agar hidrasi tubuhnya
tetap terjaga dan demam pasien juga dapat dikurangi.
• Berkumur dengan air hangat akan meningkatkan
aktivitas vasodilatasi yang cukup sehingga sel leukosit
dapat lebih banyak bekerja untuk membunuh kuman
penyebab, bila perlu diberikan obat kumur antiseptik
agar lebih banyak lagi kuman penyebab yang mati.
Pembahasan

• Pada pengobatan tonsilitis dapat diberikan antibiotik


dan pengobatan simtomatik. Pasien dapat diberikan
Parasetamol tab 500 mg (3 x 1/2 tab), Ambroxol 30 mg
(3 x 1/2 tab), Amoxicillin tab 500 mg (3 x 1/2 tab), CTM
tab 4 mg (3 x ½ tab), dan vitamin B complek (2 x ½ tab)
• Prognosis penyakit pada pasien ini pada umumnya baik
dengan penatalaksanaan yang tepat
• Sangat diperlukan tindakan promotif maupun preventif
agar keadaan ini tidak berulang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai