Anda di halaman 1dari 48

Case Report

OTITIS MEDIA SUPURATIF


KRONIS
Pembimbing:
dr. Hiro S. Mangape, Sp. THT - KL

Disusun oleh:
M. Ozza Alhuda Eusman 1815133
Adra Taufiqah 1815163
Hanan Aulalia 1815164
Imam Godly Alam 1815157
Elisabeth Duwi Putri S. 1815132
Identitas Pasien
• Nama : Ny. R
• Umur : 27 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Kota Tempat Tinggal : Bandung
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Suku Bangsa : Sunda
• Agama : Islam
• Status Pernikahan : Menikah
Anamnesis
Keluhan utama : Keluar cairan dari telinga
Pasien datang ke poli THT dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kanan sejak 3 bulan ini. Cairan keluar
terus menerus, sedikit-sedikit, berwarna kuning, kental,
dan tidak berbau. Pasien juga mengatakan telinga sedikit
nyeri dan ada penurunan pendengaran.
1 minggu yang lalu pasien mengatakan ada batuk dan
pilek serta keluar cairan dari telinga kanan, pasien
berobat ke puskesmas, diberi obat namun tidak
dihabiskan karena gatal. Lalu pasien kontrol lagi ke
puskesmas dan dirujuk ke RS.
Pasien menyangkal adanya demam, pusing
berputar, nyeri belakang telinga. Tidak ada
riwayat mengorek telinga, trauma, berenang.
Telinga kiri tidak ada keluhan.
Anamnesis
• RPD : 3 bulan yang lalu pasien pernah
mengalami nyeri telinga di telinga kanan, terasa penuh,
disertai demam. Beberapa hari kemudian keluar cairan
dari telinga kanan. Pasien berobat ke puskesmas, diberi
obat namun tidak dihabiskan karena keluhan sudah
berkurang dan tidak kontrol lagi.
• RPK :-
• Kebiasaan : Membersihkan telinga dengan
cottonbud
• Usaha berobat : -
• Riwayat alergi: -
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• Kesan sakit : Ringan
• Berat Badan : 59 kg
• Tinggi Badan : 158 cm
• Tanda – tanda vital
– Tekanan darah : 110/80 mmHg
– Nadi : 78 x/ menit, regular, equal, isi cukup
– Respirasi : 20 x/ menit
– Suhu : 36,3 ºC
• Status Generalis: Dalam batas normal
Status Lokalis Telinga
Telinga Kanan Telinga Kiri
Canalis Acusticus Normal, tidak Normal, tidak
Externus menyempit menyempit
• Mukosa Normal Normal
• Serumen - -
• Sekret Mukopurulen + -
Membran Tympani
• Warna Keruh Putih Mutiara
• Retraksi -
• Perforasi + subtotal -
• Hiperemis -
• Pantulan Cahaya +
Palpasi
• Nyeri tekan pre- - -
auarikula - -
• Nyeri tekan post- - -
aurikula
• Nyeri tekan tragus
Test Pendengaran Kanan Kiri

Tes Bisik 5 meter 6 meter


(ringan) (normal)
Test Penala
• Rinne - +
• Weber
• Schwabach Memanjang Sama

Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Status Lokalis Hidung

Kanan Kiri
Rinoskopi Anterior
• Mukosa Normal Normal
• Ukuran Konka Eutrofi Eutrofi
• Sekret - -
• Polip - -
• Septum Deviasi Tidak ada Tidak ada
Rinoskopi Posterior Tidak Dilakukan
Status Lokalis Mulut dan Tenggorok

Mulut Tidak ada kelainan


Gigi Caries dentis (-)
Palatum durum Tidak ada kelainan
Palatum mole Tidak ada kelainan
Lidah Tidak ada kelainan
Uvula Sentral, anterior, tidak ada edem
Tonsila Palatina
• Warna mukosa Tidak hiperemis Tidak hiperemis
• Ukuran T1 T1
• Crypta Tidak melebar Tidak melebar
• Detritus - -
• Membran - -
Dinding posterior Rata, Tidak bergranul
Faring Tidak hiperemis
Resume
Keluhan utama : Otorrhea
Anamnesis khusus :
Otorrhea aurikular dextra sejak 3 bulan yang lalu,
cairan yang keluar berupa sekret mukopurulen. Keluhan
disertai otalgia, dan penurunan pendengaran. 1 minggu
lalu terdapat keluhan rhinorrea, batuk, dan otorrhea
aurikular dextra. Pasien sudah berobat namun tidak
tuntas dan dirujuk ke RS.
RPD : Otalgia, otorrhea aurikular dextra
3 bulan yang lalu, berobat ke puskesmas namun tidak
tuntas.
Usaha berobat : -
Resume

Status Lokalis :
• Membran timpani kanan
– Warna keruh
– Perforasi (+) tipe subtotal

• Tes Garpu Talla


– Rinne : -/+
– Weber : lateralisasi ke kanan
– Schwabach : telinga kanan memanjang
Diagnosis Kerja
Otitis Media Supuratif Kronis Auris Dextra +
Gangguan Pendengaran Konduktif Auris
Dextra
Usulan Pemeriksaan Penunjang
• Foto mastoid Schullers
• Pure Tone Audiometri
Penatalaksanaan
• Nonmedikamentosa:
– Pembersihan telinga secara manual
– Edukasi pasien agar telinga kanan tidak kemasukan air,
jangan berenang
– Sarankan miringoplasti

• Medikamentosa:
– Amoxicillin 4 x 500mg peroral
– Paracetamol 3 x 500mg peroral
– Neomycin ear drops 3 x 3tetes/hari
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
• Quo ad sanationam : dubia ad malam
Anatomi Telinga
Anatomi Telinga
Auris Externa
• Auricula
• Meatus acusticus externa
• Membrana tympanica
Auris Media
• Cavitas tympani  ossicula auditus
• Tuba auditiva
Auris Interna
• Labyrinthus osseus  serangkaian cavitas cochlea,
vesibulum, canalis semisirkularis dalam otic capsulae
yang dibentuk tulang
• Labyrinthus membranaceus  ductus cochlearis,
utriculus dan sacculus, ductus semisirkularis
Fisiologi pendengaran
Fungsi
• Auricula • Tuba eustachii
Menampung, – Cillia untuk
memantulkan, dan mengeluarkan benda
menguatkan suara asing ke nasofaring
• Meatus acusticus externus – Penyesuain tekanan
Menyalurkan getaran • Organo corti
• Membrana timpani Serabut basilaris untuk
Menerima getaran bergetar
• Tulang pendengaran • Membaran basillaris
Pengungkit Membankitkanimplussaraf
Pendengaran
• Bagian dari sensori khusus menerima dan
menginterpretasikan gelombang suara yang
diterima
• Dapat melalui
– Hantara udara (air conduction)
– Hantaran tulang (bone conduction)
• Manusia dapat menangkap getaran frekuensi
16-20.000 Hz
Otitis Media Supurativa Kronik
Definisi
• Otitis Media: peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba
Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel
mastoid.
• Otitis Media Supuratif Kronik: infeksi kronik di
telinga tengah dengan perforasi membran
timpani dan sekret yang hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah
Etiologi

Bakteri Virus
• Streptococcus • Influenza
pneumoniae • Respiratory syncytial
• Haemophilus virus
influenzae • Adenovirus
• Moraxella • Rhinovirus
catharrhalis
Faktor Risiko
Epidemiologi
• Terjadi pada 22.6% anak usia < 5 th
• 39:100.000/tahun pada usia sampai 15 tahun
• Inggris: 0.9% anak kecil, 0.5% dewasa
• Anatomi dan fungsi dari tuba Eustachius
mempiunyai peranan penting dalam
peningkatan insidensi (Amerika dan Eskimo
lebih sering)
Klasifikasi

Akut
Barotrauma
Non-supuratif
Kronis otitis
media efusi
Otitis Media
Otitis Media dengan
Akut kolesteatoma
Supuratif
Otitis Media
tanpa
Supuratif
kolesteatoma
Kronik (OMSK)

tenang / aktif
Patogenesis Patofisiologi
Etiologi :
• Perubahan tekanan udara
tiba-tiba Gangguan tuba
• Alergi
• Infeksi (virus, bakteri)
• Sumbatan (tumor, Tekanan negatif telinga tengah
tampon)

Tuba tetap terganggu dan infeksi Efusi Sembuh

OMA
Tuba tetap terganggu, infeksi (-)
Sembuh
Terapi yang terlambat
Terapi tidak adekuat OME
Virulensi kuman tinggi
Daya tahan tubuh rendah
Higiene buruk
OMSK
Peradangan hanya terbatas pada mukosa sa
Tidak mengenai tulang
TIPE AMAN / TIPE MUKOSA
Perforasi terletak di sentral
Tidak disertai kolesteatoma

OMSK

Perforasi terletak di marginal atau di ati


TIPE BAHAYA / TIPE TULANG
Dapat disertai kolesteatoma
Aktivitas

OMSK aktif OMSK tenang

Sekret keluar
secara aktif
Cavum timpani terlihat kering atau basah
dari cavum
timpani
Penatalaksanaan
• Terapi OMSK  Lama
• Terapi OMSK terdiri dari “obat pencuci telinga
dan antibotik tetes telinga”,
• Antbiotik oral jarang digunakan karena :
konsentrasi antibiotic topical + pembersihan
telinga > oral. 100 lebih tinggi
• Bila sekret telah kering dan perforasi menetap
selama 2 bulan idealnya dilakukan
miringoplasti atau timpanoplasti
Aural toilet/pembersihan telinga
Aural toilet/pembersihan telinga – proses pembersihan
telinga secara manual
• Bertujuan untuk menjaga telinga agar bersih dan kering
sebanyak mungkin. Teknik mengeringkan
menggunakan dry mopping (cotton swab/tisue),
suction, irigasi. Dry mopping efektif untuk
membersihkan sekret mukopurulen tetapi kurang
efektif dalam menghilangkan debris epitel atau nanah
tebal dibandingkan dengan irigasi atau suction.
• Telinga juga dapat dikeringkan menggunakan larutan
H2O2 3 % yang diberikan selama 3-5 hari atau serbuk
Antibiotik topikal
• Quinolon (ciprofloxacin, ofloxacin) merupakan
antibiotic yang palign sering digunakan. Quinolon
topikal memiliki efek samping lebih sedikit
dibanding aminoglikosida (cochleotoxicity dan
vestibulotoxicity)
• Quinolon efektif untuk P. aeruginosa
• Kortikosteroid sering ditambahkan pada keadaan
inflamasi CAE atau mukosa telinga tengah dan
adanya jaringan granulasi. Dexametason sering
dikombinasikan dengan ciprofloxacin
Antibiotik topikal
• Alternatif jika tetes antibiotic tidak tersedia : asam asetat,
aluminium asetat (Burrow's solution) atau konmbinasi
keduanya (Domeboro's solution), dan larutan antiseptik
berbasis iodin
• Pada satu penelitian retrospektif menunjukan aluminium
asetat setara dengan gentamicin dalam menangani
otorrhoea
• larutan antiseptik berbasis iodin memiliki spektrum yang
luas terhadap organisme telingan tengah (bakteri , virus,
jamur, protozoa). Pada satu studi retrospektif menunjukan
larutan antiseptik berbasis iodin setara dengan
ciprofloxacin topical dalam mengatasi ottorhoea.
Antibiotik sistemik
• Antibiotik sistemik merupakan terapi lini
kedua dalam OMSK
• Quinolon (ciprofloxacin) merupakan pilihan
utama. Pada anak dapat digunakan amoxicilin
dengan tanpa asam klavulonat, eritromycin
• Antibiotik IV merupakan pilihan terakhir
Pembedahan
• Pembedahan merupkan pilihan terakhir pada gagal terapi
OMSK tanpa komplikasi yang telah mendapat
penatalaksanaan maksimum dan OMSK yang disertai
komplikasi (tuli berat, facial nerve palsy, abses
subperiosteal, petrositis, dural venous sinus thrombosis,
meningitis, cabses serebral dan labyrinthine fistula)
• Jenis pembedahan OMSK :
– Mastoidektomi sederhana
– Mastoidektomi radikal
– Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (Bondy)
– Miringotomi
– Timpanoplasti
– Timpanoplasti dengan pendekatan ganda
Komplikasi
• Mastoiditis kronik
• Erosi dinding telinga tengah
– Paralisis n. VII
– Thrombosis sinus lateralis
– Labirintitis
– Meningitis
– Abses otak
Prognosis
• Prognosis baik pada pengobatan infeksi yang
adekuat
• Tuli konduksi dapat diperbaiki dengan
pembedahan
• Mortalitas OMSK biasanya terjadi karena
komplikasi intracranial
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai