Dokter Pembimbing:
dr. Arroyan Wardhana, Sp.THT-KL
Nama : Tn. F
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama : Islam
Suku Bangsa: Sunda
Pekerjaan: Mahasiswa
Alamat : Cempaka Putih
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di Poliklinik THT RS X pada tanggal 22 September 2020.
Keluhan Utama:
Keluhan Tambahan:
Tn.F datang ke Poliklinik THT RS X mengeluhkan adanya cairan nanah kental yang keluar dari telinga kanan
sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan adanya nyeri dan terjadi penurunan pendengaran. Sebelumnya
pasien mengalami batuk flu 8 hari yang lalu disertai dengan demam, namun pada saat pemeriksaan sudah
tidak dirasakan lagi.
Pasien belum pernah menderita keluhan yang sama seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat Pengobatan
Riwayat Alergi
Status Generalis:
• Tanda Vital
Suhu : 37 C
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
TD : 120/70 mmHg
Status Lokalis Telinga
Auricula Bentuk dan ukuran dalam Bentuk dan ukuran dalam batas
batas normal, hematoma (-) normal, hematoma (-)
Meatus Acusticus Serumen (-), hiperemis (+) Serumen (-), hiperemis (-) di
Externa di sekitar membrane sekitar membrane timpani,
timpani, edema (-), otorrhea edema (-), otorrhea (-)
(+, aktif mukopurulen)
Membran Timpani Retraksi (-), bulging (+), Retraksi (-), bulging (-),
hiperemis (+), edema (+), hiperemis (-), edema (-),
Perforasi (+, sentral Perforasi (-), cone of light (+)
postero-superior), cone of
light (-)
Status Lokalis Hidung
Sebelumnya pasien belum pernah mengeluhkan hal serupa dan pada keluarganya tidak didapatkan keluhan yang
serupa. Pasien juga belum pernah mengobati keluhannya.
Pada pemeriksaan fisik dalam batas normal, status lokalis telinga terdapat adanya hiperemis dan otorrhea pada
meatus acusticus externus, dan bulging, hiperemis, edema dan perforasi pada membrane timpani telinga kanan. Dan
status lokalis hidung dan tenggorok dalam batas normal.
Diagnosis
Diagnosis:
Diagnosis Banding:
Pemeriksaan Penunjang:
Kultur cairan melalui membrane timpani yang pecah untuk mengetahui organisme
Tatalaksana
Medikamentosa
• Antibiotik sistemik :
Amoxicillin 3 x 500 mg (7 hari).
Edukasi
• Analgetik :
• Pasien dianjurkan untuk tetap menjaga kebersihan telinga.
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
• Untuk sementara, telinga kanan jangan dulu terkena air. Bila
Dan
mandi telinga kanan ditutup dengan kapas.
• Obat cuci telinga H202 3% selama
• Datang kembali untuk kontrol setelah 1 minggu, untuk
3 hari
melihat perkembangan peyembuhan pada perforasi
membran timpani.
Prognosis
Terdiri atas:
1. Membran Timpani
2. Tulang Pendengaran (MIS)
3. Tuba Eustachius
Membran timpani
4 quadran:
1. Anterior upper quadran
2. Anterior lower quardran
3. Posterior lower quadran
4. Posterior upper quadran.
Tulang Pendengaran
• Malleus
Articulasio incudomallearis: caput malleus berartikulasio dengan
os.incus
Terdapat 3 kaki: Proc.lateralis, Proc. Anterior dan Manubrium mallei.
• Incus
Articulasio incudostapedialis: crus longum berartikulasio dengan
os.stapes.
Terdapat 2 crus: Crus brevis (pendek) dan Crus longum (Panjang).
• Stapes
Terdapat crus anterius dan crus posterior, keduanya Bersatu pada basis
stapedis.
Tuba Eustachius
Tuba Auditiva terbentang dari dinding anterior Cavitas Tympani dan masuk ke arah posterior sampai ke bagian
inferior dari meatus nasalis, dekat nasopharynx. Fungsinya adalah untuk menyeimbangkan tekanan di telinga
bagian tengah dengan tekanan atmosfir.
Definisi
Otitis Media Akut (OMA) merupakan inflamasi akut telinga tengah yang berlangsung kurang dari tiga
minggu. OMA terjadi karena factor pertahanan tubuh teranggu. Sumbatan pada Tuba Eustachius merupakan
factor penyebab utama dari otitis media.
Faktor Risiko:
1. Usia
2. Bakteri patogen (Streptococcus hemolitikus, staphylococcus aureus, pneumococcus,
E.coli, Haemophilus influenza)
3. Sumber infeksi (melalui tuba eustachius dan telinga luar)
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Anamnesis:
• Anak-anak: nyeri pada telinga dan disertai adanya demam. Biasanya terdapat riwayat infeksi saluran napas
atas sebelumnya.
• Dewasa: nyeri telinga, gangguan pendengaran dan terasa penuh pada telinga.
Pemeriksaan Fisik:
• Otoskop (perubahan warna pada membran timpani, penonjolan (bulging)
membrane timpani dan secret yang berada di liang telinga).
Pemeriksaan Penunjang:
• Otoskop Pneumatik (menilai membrane timpani: penuh, bengkak dan
tidak tembus cahaya).
• Kultur cairan melalui membrane timpani yang pecah untuk mengetahui
organisme.
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius.
Anamnesis: Gangguan pendengaran
Otoskopi: Retraksi membrane timpani, membrane timpani tampak normal atau
berwarna keruh pucat.
2. Stadium Hiperemis.
Anamnesis: Tinnitus, gangguan pendengaran dan rasa nyeri di telinga.
Otoskopi: Membran timpani hiperemis karena ada pelebaran pembuluh darah
disertai edema.
3. Stadium Supurasi.
Anamnesis: Keluhan semakin meningkat disertai suhu badan yang meningkat.
Otoskopi: Membran timpani menonjol keluar (bulging) dan ada bagian yang
berwarna pucat kekuningan.
4. Stadium Perforasi.
Anamnesis: Keluhan berkurang, pendengaran berkurang, suhu tubuh menurun.
Ruptur membrane timpani sehingga secret berupa nanah akan mengalir ke liang
telinga luar.
Otoskopi: Penuh secret purulent dan membrane timpani hiperemis dan
perforasi.
5. Stadium Resolusi
• Membran timpani Kembali ke keadaan normal
• Sekret akan berkurang dan akhirnya mengering
• Pendengaran Kembali normal
Tatalaksana
1. Stadium Oklusi
• <12 tahun: obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik
• >12 tahun: obat tetes hidung HCl efedrin 1% dalam larutan fisiologik
• Obati sumber infeksi
2. Stadium Presupurasi (Hiperemis)
• Antibiotik (golongan penisilin atau ampisilin) selama 7 hari
• Obat tetes hidung
• Analgetik
3. Stadium Supurasi
• Antibiotik
4. Stadium Perforasi
• Obat cuci telinga H202 3% selama 3-5 hari.
• Antibiotik
Adams, G.L. 2012. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. Edisi VI. Jakarta : EGC.
Boies LR, Adam GL, Higler PA. (1997) Kelainan Telinga Tengah: Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Donaldson, J. D 2010. Middle Ear, Acute Acute Otitis Media, Medical Treatment: Overview, eMedicine.
Husni T. (2011). Otitis Media Akut. Jurnal Dosen THT-KL Kedokteran Syiah Kuala, Volume II, No 3.
Nugroho PS & Wiyadi HMS. 2009. Anatomi dan Fisiologi Pendengaran Perifer. Surabaya: Jurnal THT-KL.
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD (ed). 2017. Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi
Ketujuh. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Soepardi, E. A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, R. D., ed. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.