Anda di halaman 1dari 27

PRESENTASI KASUS BESAR

ABSES RETROAURICULAR

Disusun Oleh:
Havidza Rivani

Dokter Pendidik Klinis:


dr. Wawan Siswadi, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN THT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOESELO SLAWI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
Identitas Pasien
• Nama : An. Y
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 9 tahun
• Alamat : Dukuhsalam
• Pekerjaan : Siswa SD
• Nomor RM : 387417
Anamnesis
Keluhan Utama
 Telinga Kiri Bengkak

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dibawa orang tuanya ke RSUD Dr. Soeselo
dengan keluhan telinga kiri bengkak sejak 3 hari yang lalu,
telinga mengeluarkan darah dan dirasakan nyeri pada
belakang telinga. Orang tua pasien mengatakan keluar
darah dirasakan hilang timbul, namun nyeri dirasakan saat
pasien beraktivitas dan berkurang saat pasien istirahat. Dari
keluhan tambahan orang tua pasien mengatakan bahwa
anaknya tidak mengalami demam, namun orang tuanya
mengatakan telinga anaknya sering terasa gatal dan pasien
pendengarannya berkurang.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pada usia 8 tahun, telinga pasien pernah
mengeluarkan cairan berwarna putih
kekuningan.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan
serupa.
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis
Telinga
Dextra Sinistra
Daun Telinga Normotia Normotia
Canalis auricularis Lapang, Hiperemis (+), Didapatkan
hiperemis (-), edema (+)
jaringan
edema (-)
granulasi pada
Membran timpani Bulging (-), Intak (-), perforasi (-), CAE Sinistra
perforasi (-), hiperemis (-), edema
hiperemis (-), (-), reflek cahaya
edema (-),reflek (sulit dinilai)
cahaya (+)

Tragus pain (-) (+)


Discharge (-) (-)
Serumen (-) (-)
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis
Telinga
• Fungsional (Tes Pendengaran / Garpu Tala) :
– Tidak dilakukan pemeriksaan
Hidung dan Sinus Paranasal
Dextra Sinistra
Hidung luar Bentuk (normal), hiperemis (-), nyeri tekan (-), Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri
deformitas (-) tekan (-), deformitas (-)

Cavum nasi Normal, mukosa pucat (-), hiperemis (-) Normal, mukosa pucat (-), hiperemis
(-)

Discharge (-) (-)


Concha inferior Hipertrofi (-), mukosa hiperemis (-) Hipertrofi (-), mukosa hiperemis (-)

Meatus Nasi Media Mukosa hiperemis, sekret (-), massa berwarna putih Mukosa hiperemis, sekret (-), massa
mengkilat (-). berwarna putih mengkilat (-).

Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-)
Nyeri pada daerah
 Sinus frontalis (-) (-)
 Sinus maksillaris (-) (-)
 Sinus sphenoidalis (-) (-)
 Sinus ethmoidalis (-) (-)
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis
Rongga Mulut dan Tenggorokan
• Inspeksi, Palpasi :
– Lidah : dalam batas normal
– Uvula : dalam batas normal
– Mukosa : hiperemis (-), edema (-)
– Tonsil : T1-T1
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis
KGB Servikal
• KGB : tidak ditemukan massa pada colli sinistra
– Ukuran: sinistra: -
– Batas: -
– Mobilisasi: -
– Permukaan: -
– Nyeri tekan: -
Pemeriksaan Penunjang yang
Diusulkan
• Pemeriksaan Laboratorium :
– Darah Lengkap
• Biopsi Jaringan
– Laboratorium Patologi Anatomi
Diagnosis dan Diagnosis Banding
• Diagnosis kerja
– Otitis Media Supuratif Kronik dengan Komplikasi
Abses Retroauricular
• Diagnosis banding
– Otitis Media Akut Stadium Perforasi
– Kolesteatoma
Tatalaksana
• Non-Farmakologi
 Insisi Jaringan mengeluarkan Abses
• Farmakologi
Cefixim 100 mg Tab 2x1
Proris 20 mg Tab 2x1 (bila dirasakan nyeri)
Dexamethason 2 mg Tab 3x1
Prognosis
• Apabila pengobatan dilakukan secara baik maka hasilnya
adalah baik.
• Pengobatan yang terputus dan tidak segera dilakukan
tindakan makan prognosis akan buruk.
TINJAUAN PUSTAKA
• ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA
- Terbagi menjadi 3 bagian:
1. Telinga luar
2. Telinga tengah
3. Telinga dalam
Telinga Luar
• Daun telinga: mengumpulkan atau
menangkap gelombang suara dan
menyalurkannya ke saluran telinga
• Saluran telinga: menyalurkan getaran suara
menuju telinga bagian tengah.
Telinga tengah
• Membran timpani: untuk merespon suara yang
ditandai dengan adanya getaran pada gendang telinga
• Rongga timpani: Rongga timpani terdiri dari tiga buah
tulang pendengaran dan dua otot pendengaran. Tulang
tersebut adalah maleus, incus, stapes. Otot
pendengaran yaitu tensor timpani dan stapedius.
Fungsi otot tensor timpani adalah untuk menarik
gendang telinga ke dalam dan membuatnya tegang.
Pada saat yang sama, fungsi otot stapedius yaitu untuk
melindungi telinga dari suara keras muncul sebagai
refleks timpani. Otot stapedius akan mengurangi
pergerakan tulang stapes.
Telinga dalam
• Koklea: Fungsi koklea adalah mengubah
getaran suara menjadi persepsi pendengaran.
Koklea memiliki ukuran lebar 9 mm dan tinggi
5 mm.
• Ruang koklea: Fungsi ruang koklea adalah
untuk menampung cairan koklea.
• Organ Korti: Fungsi organ korti adalah untuk
mengubah gelombang menjadi impuls saraf.
ABSES RETROAURICULAR
• Definisi
Abses retroaurikuler merupakan komplikasi dari
infeksi yang berasal dari dalam telinga (otitis
media).
Etiologi
Abses retroaurikuker ini berasal dari infeksi pada
telinga tengah. Infeksi pada telinga tengah
disebabkan oleh otitis media akut, otitis media
supuratif kronik, maupun infeksi pada tulang
mastoid yaitu mastoiditis.
Epidemiologi
• Komplikasi ekstrakranial dan intrakranial dari otitis media dapat
terjadi pada seluruh kelompok usia, namun lebih umum dijumpai
pada anak dalam dua tahun pertama kehidupan.
• Data penelitian di daerah pedalaman provinsi Natal, Afrika Selatan
menunjukkan 80% komplikasi ekstrakranial dan 70% komplikasi
intrakranial terjadi pada anak-anak yang berusia antara 1-2 tahun.
Komplikasi otitis media akut dan kronik dapat menyebabkan tingkat
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.
• Salah satu komplikasi ekstrakranial dari otitis media adalah abses
retroaurikuler/abses postaurikuler.
• Dari penelitian di daerah pedalaman provinsi Natal, Afrika Selatan,
absesretroaurikuler merupakan komplikasi ekstrakranial yang paling
seringterjadi pada anak-anak di bawah 6 tahun yang mengidap
otitis media.
Patofisiologi
Diagnosis
Diagnosis abses retroaurikuler umumnya jelas. Edema
jaringan dan abses menyebabkan daun telinga terdorong
ke bawah dan samping karena hanya bagian atas mastoid
yang masih memiliki pneumatisasi. Pada stadium awal,
dokter harus melakukan pemeriksaan radiologis atau
ultrasonografi untuk mengkonfirmasi keberadaan udara
di dalam jaringan lunak atau kavitas di dalam kapsul abses
jika fluktuasi masih belum jelas. Pemeriksaan radiologi
akan menunjukkan gambaran perselubungan pada
pneumatisasi mastoid atau gambaran radiolusen akibat
erosi tulang bila terdapat kolesteatoma.
Penatalaksanaan
• Non-Farmakologi
- Insisi dan drainasi Abses Retroauricular
- Kalau tidak ada perbaikan, dilakukan
mastoidektomi
• Farmakologi
- Antibiotik IV: Penisilin Procain 2 x 0,6-1,2 juta IU
- Analgetik Antipiretik: Ibupropen 200 mg 3x1
- Antibiotik Topical: Ofloxacin tetes telinga
Prognosis
• Ad vitam : dubia ad Bonam
• Ad sanacionam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad bonam
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai