KARSINOMA NASOFARING
Disusun Oleh:
Muhammad Farhan
Dextra Sinistra
Hidung luar Bentuk (normal), hiperemis (-), nyeri tekan (-), Bentuk (normal), hiperemi (-), nyeri
deformitas (-) tekan (-), deformitas (-)
Cavum nasi Normal, mukosa pucat (-), hiperemis (-) Normal, mukosa pucat (-), hiperemis
(-)
Discharge (-) (-)
Concha inferior Hipertrofi, mukosa hiperemis (tidak di evaluasi) Hipertrofi, mukosa hiperemis (tidak
dievaluasi)
Meatus Nasi Media Mukosa hiperemis, sekret, massa berwarna putih Mukosa hiperemis, sekret, massa
mengkilat (tidak dievaluasi). berwarna putih mengkilat (tidak
dievaluasi).
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-)
Nyeri pada daerah
Sinus frontalis (-) (-)
Sinus maksillaris (-) (-)
Sinus (-) (-)
sphenoidalis (-) (-)
Sinus ethmoidalis
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis
Rongga Mulut dan Tenggorokan
Inspeksi, Palpasi :
Bibir : fissure (+)
Gigi : tidak lengkap
Lidah : dalam batas normal
Uvula : dalam batas normal
Mukosa : hiperemis (-), edema (-)
Tonsil : T1-T1
Laringoskopi Indirek : tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik Status Lokalis
KGB Servikal
KGB : ditemukan massa pada kedua bagian leher
region 2 di region 3 sinistra, diregion 5 sinistra (post
operasi) dengan karakteristik:
Ukuran: region 2 (sinistra: 1 cm, dextra : 1cm) region 3
sinistra : 2cm, region 5 (post operasi)
Batas: tegas
Mobilisasi: immobile
Permukaan: licin, tidak rata
Nyeri tekan: (-)
Pemeriksaan Penunjang yang Diusulkan
Pemeriksaan radiologi :
CT-Scan kepala tanpa kontras
CT-Scan nasopharing irisan axial reformat sagittal-coronal tanpa dan
dengan kontras
Biopsi nasofaring:
Hasil Lab PA : Belum dilakukan pemeriksaan
laboratorium:
Darah lengkap
Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis kerja
Tumor Nasofaring suspek Karsinoma Nasofaring WHO 3
stadium 2
Diagnosis banding
Angiofibroma nasofaring
Kelainan hiperplastik nasofaring
Tatalaksana
Operasi
Biopsi massa nasofaring
Planning
Kemoterapi dan Radioterapi ( bila dari hasil
biopsi ditemukan keganasan)
Prognosis
Pada stadium dini pengobatan yang diberikan memberikan
hasil yang baik.
Secara keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun adalah 45
%.
Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti :
Stadium yang lebih lanjut.
Usia lebih dari 40 tahun
Laki-laki dari pada perempuan
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Nasofaring merupakan suatu ruang berstruktur tabung
berdinding muskuloskeletal dan berbentuk kuboid yang
berada di belakang rongga hidung dengan ukuran
panjang sekitar 3-4 cm, lebar 4 cm dan tinggi 4 cm
Anatomi
Hubungan nasofaring terhadap beberapa organ disekitar:
Pada dinding posterior terdapat jaringan adenoid yang meluas
ke arah kubah.
Pada dinding lateral dan pada resesus faringeus terdapat fossa
Rosenmuller.
Torus tubarius
Koana posterior rongga hidung.
Foramen kranial yang terletak berdekatan
foramen jugularis yang dilalui nervus glosofaringeus, vagus, dan
asesorius spinalis
foramen hipoglosus yang dilalui nervus hipoglosus.
foramen laserum yang letaknya dekat dengan bagian lateral atap
nasofaring
Batas-batas
Pada bagian anterior adalah bagian akhir dari cavum nasalis
atau choanae.
Pada bagian superior adalah dasar tulang tengkorak (basis
cranii) dari rongga sinus sfenoidales sampai dengan bagian
ujung atas clivus.
Pada bagian posterior adalah clivus, jaringan mukosa dari
faring sampai palatum molle, serta vertebra cervical 1-2.
Pada bagian inferior adalah sisi atas palatum molle (soft palate)
dan orofaring.
Pada bagian lateral adalah parafaring, otot-otot mastikator
faring, tuba eustachius, torus tubarius dan fossa Rossenmuller
Definisi Karsinoma Nasofaring
Karsinoma Nasofaring adalah tumor ganas yang
tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di
Fosa Rossenmuller dan atap nasofaring.
Merupakan tumor daerah kepala dan leher yang
terbanyak ditemukan di Indonesia.
Diagnosis dini cukup sulit karena letaknya yang
tersembunyi.
Etiologi dan Epidemiologi
Kaitan antara suatu kuman yang di sebut sebagai virus Epstein-
Barr dan konsumsi ikan asin dikatakan sebagai penyebab
utama timbulnya penyakit ini.
Insidens karsinoma nasofaring tertinggi di dunia dijumpai pada
penduduk daratan Cina bagian selatan, khususnya suku Kanton
di propinsi Guang Dong dengan angka rata-rata 30-50 /
100.000 penduduk per tahun.
Penderita karsinoma nasofaring lebih sering dijumpai pada pria
dibanding pada wanita dengan rasio 2-3 : 1.
Penyakit ini ditemukan terutama pada usia yang masih
produktif ( 30-60 tahun ), dengan usia terbanyak adalah 40-50
tahun.
Etiologi dan Epidemiologi
Ikan asin, makanan yang diawetkan dan nitrosamin.
Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, lingkungan dan kebiasaan hidup.
Sering kontak dengan zat-zat yang dianggap karsinogen, seperti :
benzopyrenen
benzoanthracene
gas kimia
asap industri
asap kayu
beberapa ekstrak tumbuhan
Ras dan keturunan
Radang kronis daerah nasofaring
Profil HLA.
Manifestasi Klinik
Gejala Klinik
Gejala Dini
Gejala telinga :
Kataralis/sumbatan tuba eutachius.
Pasien mengeluh rasa penuh di telinga, rasa dengung kadang-kadang disertai dengan
gangguan pendengaran. Gejala ini merupakan gejala yang sangat dini.
Radang telinga tengah sampai pecahnya gendang telinga.
Gejala Hidung
Mimisan
Sumbatan hidung
Manifestasi Klinik
Gejala Klinik
Gejala Lanjut
1. Pembesaran kelenjar limfe leher
2. Gejala akibat perluasan tumor ke jaringan sekitar.
3. Gejala akibat metastasis
Stadium
TX Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak terdapat tumor primer
Tis Karsinoma in situ
T1 Tumor terbatas pada nasofaring, atau tumor meluas
ke orofaring dan atau rongga hidung tanpa
perluasan ke parafaringeal
T2 Tumor dengan perluasan ke parafaringeal
T3 Tumor melibatkan struktur tulang dari basis kranii
dan atau sinus paranasal
Patofisiologi :
Oklusi tuba eustachius ec massa nasofaring
Gejala hidung
❖ Hidung tersumbat
❖ Epistaksis
Patofisiologi :
Sifat tumor yg rapuh dan mudah berdarah
Gejala mata
❖ Ptosis
❖ Strabismus konvergen
CT Scan
Histopatologi
Klasifikasi gambaran histopatologi yang direkomendasikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) sebelum tahun 1991, dibagi atas 3 tipe, yaitu :
1. Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi (Keratinizing Squamous
Cell Carcinoma).
Tipe ini dapat dibagi lagi menjadi diferensiasi baik, sedang dan buruk.
2. Karsinoma non-keratinisasi (Non-keratinizing Carcinoma).
Pada tipe ini dijumpai adanya diferensiasi, tetapi tidak ada diferensiasi
sel skuamosa tanpa jembatan intersel. Pada umumnya batas sel cukup
jelas.
3. Karsinoma tidak berdiferensiasi (Undifferentiated Carcinoma).
Pada tipe ini sel tumor secara individu memperlihatkan inti yang
vesikuler, berbentuk oval atau bulat dengan nukleoli yang jelas. Pada
umumnya batas sel tidak terlihat dengan jelas.
Tatalaksana
Radioterapi
Kemoterapi
Kombinasi radioterapi + kemoterapi
Terapi simtomatik
Tatalaksana
Edukasi terapi
Prognosis
Angka bertahan hidup 5 tahun dari stadium awal sampai
stadium lanjut, yaitu 76,9% untuk stadium I, 56,0% untuk
stadium II, 38,4% untuk stadium III, dan hanya 16,4%
untuk stadium IV.