Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

RHINITIS ALERGI
Pembimbing:
dr. Rini Febrianti, Sp.THT-KL

Disusun oleh :
Sandra Natasha Mahendra (2013730175)
Mirzan Zulyanda (2013730068)

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT THT


RSU KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Nn. D
• Umur : 19 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Ciherang, Banjarsari
• Pekerjaan : Mahasiswi
• Tanggal pemeriksaan : 29 November 2018
ANAMNESA

Keluhan Utama
• Kedua Hidung terasa tersumbat 1 minggu SMRS

Keluhan Tambahan
• Bersin-bersin, hidung gatal disertai berair, mata gatal dan berair.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli THT RSUD Kota Banjar dengan
keluhan kedua lubang hidung terasa tersumbat sejak 1 minggu
SMRS. Pasien mengatakan hidung sering berair dan
mengeluarkan cairan berlendir bening, bersin terutama saat pagi
hari sehingga pasien sering menggosok hidung dan juga mata
terasa gatal, memerah, dan berair, pasien juga suka mengucek
kedua matanya.
Pasien mengatakan, keluhan seperti ini bisa dirasakan
sebanyak dua hingga tiga kali dalam 1 tahun. Dan pasien
mengaku hal ini mengganggu aktifitas pasien.
Penurunan fungsi penciuman disangkal, nyeri tekan pada
wajah disangkal. Riwayat trauma disangkal.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien mengeluhkan gejala seperti ini dalam 2 tahun terakhir.
• Riwayat penyakit asma disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Pasien mengatakan ibu os sering mengalami hidung tersumbat,
gatal pada hidung, bersin pada pagi hari dan gatal pada kulit saat
suasana dingin

Riwayat Alergi
• Alergi terhadap makan laut terutama ikan laut dengan reaksi gatal-gatal.
• Alergi cuaca dingin, pasien sering bersin-bersin, beringus, mata merah, gatal, dan
berair.
• Riwayat alergi terhadap obat-obatan disangkal
ANAMNESA
Riwayat Pengobatan
• Sudah pernah berobat 1 tahun yang lalu dan dikatakan mengalami Rhintis pada
tahun 2017 lalu.
• Pasien berobat ke puskesmas jika gejala yang dirasakan masih ringan, pasien
memutuskan untuk berobat ke ahli THT karena gejala ini menganggu
aktivitasnya sehari-hari bekerja di kantor

Riwayat Psikososial
• Pasien adalah seorang karyawati kantor alat radiologi yang bekerja di bagian
admin, pasien sehari-hari bekerja di dalam ruangan ber-AC yang berisi 3 – 5
orang dalam 1 ruangan. Os tinggal di rumah bersama ibunya beberapa bulan
terakhir, di rumah os memiliki karpet berbulu yang sering os gunakan saat os di
rumah, tidur dengan bantal kapas, os kurang menjaga kebersihan kamar, dan
jarang membuka jendela kamar. Os sering terpapar oleh asap rokok oleh ibu os,
dan teman-teman os
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
• Tekanan Darah : 100/70 mmHg
• Penafasan : 22 x/menit, teratur
• Nadi : 72 x/menit, teratur, kuat angkat
• Suhu : 36,6°C
STATUS GENERALIS
• Kepala : Normochepal
• Mata : Injeksi siliar (-/-), konjungtiva hiperemis (-/-),
edema (-/-), nyeri tekan orbita (-/-)
• THT : Status Lokalis
• Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
• Thorax : Simetris, retraksi (-/-), Vesikuler (+/+),
Wheezing (-/-), Rhonki (-/-), BJ I dan II reguler, Scar (-/-)
• Abdomen : Supel, massa (-), scar (-)
• Ekstremitas : Deformitas(-), edema (-)
• Kulit : Scar (-)
STATUS LOKALIS
AD AS

Normotia, hematoma (-), perikondritis Normotia, hematoma (-), perikondritis


(-), helix sign (-), edema (-), nyeri Aurikula (-), helix sign (-) edema (-), nyeri
tekan tragus (-), nyeri tarik (-) tekan tragus (-), nyeri tarik (-)

Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-), Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-),
Preaurikula
Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)

Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-), Peradangan (-), pus (-), nyeri tekan (-),
Retroaurikula
Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)

Hiperemis (-), udem(-), Hiperemis (-), udem(-),


CAE
serumen(-), massa(-) serumen (-), massa(-)

Membran timpani
Intak, refleks cahaya (+) di jam 5, Intak, refleks cahaya (+) di jam 7,
hiperemis (-), retraksi (-) hiperemis (-), retraksi (-)
STATUS LOKALIS
Tabel Pemeriksaan Hidung
Pemeriksaan Kelainan

Hidung Luar Deformitas Tidak Ada

Kelainan Kongenital Tidak Ada

Trauma Tidak Ada

Radang Tidak Ada

Massa Tidak Ada


STATUS LOKALIS
Rinoskopi Anterior

Dextra Rinoskopi anterior Sinistra

Hiperemis (+) Hiperemis (+)


Mukosa
Edema (-) Edema (-)

(-) Sekret (-)

Eutrofi, berwarna livid, Eutrofi, berwarna livid,


Konka inferior
permukaan licin permukaan licin

Massa (-) Kavum Massa (-)


(+) normal Passase udara (+) normal
Septum Deviasi (-)
STATUS LOKALIS
Rhinoskopi Posterior
Dekstra Sinistra

Khoana Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Mukosa Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Konka superior Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Muara tuba
Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
eustachius

Massa Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Post nasal drip Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai


STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Orofaring
Dextra Pemeriksaan Orofaring Sinistra
Mulut
Tenang Mukosa mulut Tenang
Simetris (normal) bersih Lidah Simetris (normal) bersih
Simetris (normal) bersih Palatum molle Simetris (normal) bersih
Karies (-) Gigi geligi Karies (-)
Simetris (normal) bersih Uvula Simetris (normal) bersih
Tonsil
Hiperemis (-) Mukosa Hiperemis (-)

T1 T1

Normal Kripta normal

Detritus (-)
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Orofaring

Faring

Merah muda Mukosa Merah muda

- Granula -

Laringofaring (Laringoskopi indirect)


Epiglotis Sulit dinilai
Plika ariepiglotika Sulit dinilai
Plika ventrikularis Sulit dinilai
Plika vokalis Sulit dinilai
Rima glotis Sulit dinilai
STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan

Maksila Tidak ada Tidak Ada

Frontalis Tidak ada Tidak ada

Etmoidal Tidak ada Tidak ada

Sphenoid Tidak ada Tidak ada


STATUS LOKALIS
Pemeriksaan Kelenjar Tiroid dan Kelenjar Getah Bening (KGB)

Dextra Pemeriksaan Sinistra

Pembesaran (-) Tiroid Pembesaran (-)


Pembesaran (-) Kelenjar submental Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar submandibular Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar jugularis superior Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar jugularis media Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar jugularis inferior Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar suprasternal Pembesaran (-)


Pembesaran (-) Kelenjar supraklavikularis Pembesaran (-)
RESUME
• Wanita 19 tahun datang ke poli THT RSUD Kota Banjar dengan
keluhan hidung tersumbat sejak 1 minggu SMRS. Hidung berendir
bening (+) bersin (+) mata gatal, memerah, dan berair (+)
terutama saat pagi hari sampai terasa mengganggu sehingga pasien
sering mengucek hidung dan juga kadang mata, keluhan seperti ini
sudah dirasakan dalam 2 tahun terakhir. Ibu pasien sering
mengalami keluhan serupa, Tidur menggunakan kasur kapuk,
bantal kapas, jendela kamar jarang dibuka dan jarang
membersihkan kamar, bekerja di tempat ber-AC, sering terpapar
asap rokok.
RESUME
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital : Dalam batas normal

• Status Lokalis
• Hidung :
• Mukosa : hiperemis
• Konka inferior kanan : konka inferior eutrofi, berwarna
lifid, permukaan licin
• Konka inferior kiri : konka inferior eutrofi, berwarna
lifid, permukaan licin
DIAGNOSA

• Diagnosis Kerja

Rhinitis Alergi
PENATALAKSAAN
Non - Medikamentosa
• Hindari kontak dengan allergen penyebab
(avoidance) dan eliminasi
Medikamentosa
Anti Histamin oral
 Cetirizine 10mg 1x1 tablet selama 5 hari

Kortikosteroid oral
 Metilprednisolon 16 mg tablet 1 x 1½ tablet selama 5 hari di
pagi hari.
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad fungsionam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA
RHINITIS ALERGI
DEFINISI

• Rhinitis alergi
ARIA (Allergic Rhinitis and it’s Impact on Asthma)
 Sebagai sebuah gejala oleh adanya gangguan
hidung yang diinduksi setelah adanya paparan
allergen oleh inflamasi yang dimediasi oleh IgE.
EPIDEMIOLOGI

• Tercatat 10% dan 30% pada orang dewasa dan hingga 40%
pada anak-anak. Pada beberapa negara, hingga 50% pada
remaja tercatat dengan gejala rhinitis.
• Di Amerika, National Health Interview Survey tahun 2009
melaporkan bahwa 17,7 juta orang dewasa atau 7,8% pada
mereka yang tersurvey telah didiagnosis dengan Hay Fever
dalam 12 bulan teakhir. Anak-anak dilaporkan 8,2 juta.
• di Swedia, hanya dengan melalui kuesioner 14,2% mengalami
alergi ketika dibandingkan dengan 9,1% pada mereka yang
positif alergi melalui kuesioner dan tes kulit
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
• Anamnesis
Anamnesis adalah poin kritis dalam diagnosis rhinitis alergi. Gejala utama
dari rhinitis alergi adalah rhinorea, bersin, dan sumbatan hidung
TOPIK YANG DIDALAMI SAAT ANAMNESIS MENGENAI RIWAYAT ALERGI
Bersin, gatal, kongesti pada hidung, rhinorea
Mata gatal, berair, merah, bengkak
Mengi, urtikaria, eksim, tekanan pada telinga, batuk
Awitan dan durasi gejala
Perubahan pada kondisi lingkungan
Gejala episodik vs tahunan
Durasi os tinggal di tempat tinggalnya
Perubahan gejala saat travel atau berlibur
Perubahan gejala dengan musim
Paparan hewan di rumah, tempat kerja, atau sekolah
Percobaan medikasi untuk meringankan gejala
Alergi makanan di masa kecil, asma, dan dermatitis atopi
Anggota keluarga dengan alergi
DIAGNOSIS
KLASIFIKASI RHINTIS ALERGI MENURUT ARIA

Intermittent Gejala berlangsung < 4 hari dalam 1 minggu


atau < 4 minggu berturut-turut

Persistent Gejala berlanhsung > 4 hari dalam 1 minggu


dana tau lebih dari 4 minggu berturut-turut

Mild Tidak ada kriteria Moderate / Severe yang


tampak

Moderate / Severe Satu atau lebih dari gejala berikut : gangguan


tidur, gangguan aktivitas harian, atau
olahraga, gangguan saat menjalani aktivitas
di sekolah atau kantor, gejala yang
mengganggu
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Fisik

Rhinoskopi anterior penting untuk dilakukan, tapi penemuan sering tidak spesifik
mengarah pada rhinitis alergi.

Pada mata dapat ditemukan pembengkakan kelopak mata

Temuan pada pemeriksaan orofaring adalah postnasal drip, yang cenderung mengalir di
sisi.

Auskultasi dada untuk mencari suara mengi adalah bagian penting dari pemeriksaan
karena tingginya kejadian antara rhinitis alergi dan asma
DIAGNOSIS
Adapun hasil pemeriksaan fisik menurut BSACI:2

- Alergi salut dan atau horizontal nasal crase melintang pada dorsum nasi dan atau
pemeriksaan mata untuk mendukung diagnosis rhinitis alergi
- Pernapasan melalui mulut yang sudah lama terjadi
- Allergic shiners
- Penilaian aliran atau pasase udara pada hidung (menggunakan spatula)
- Nasal Bridge yang mengalami depresi ---- post operasi, polyangitis
granulomatosa, atau penggunaan kokain.
- Nasal bridge yang melebar, polip
- Ujung hidung berwarna ungu karena sarkoidosis
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Penunjang

Tes Alergi
identifikasi hipersensitivitas untuk allergen spesifik dapat berguna secara klinis
dalam memanajemen pasien alergi

Tes kulit atau skin test

Tes IgE spesifik


Diagnosis Rhintis Alergi dengan menilai gejala yang diadaptasi dari ARIA Bosquet 2008
Penatalaksanaan
1) Menjauhkan Alergen
Penatalaksanaan
2) Irigasi dengan Larutan Saline
mudah, murah, dan tidak menimbulkan efek samping. Tetapi kurang
efektif dalam mereduksi gejala.

3) Farmakoterapi
Anti histamine oral nonsedatif
Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk intermitten ringan-sedang dan
ringan persisten rhinitis alergi. Terapeutik intranasal AH lebih baik dibandingkan
dengan oral AH, dengan keuntungan yaitu onset kerja lebih cepat (dalam 15 menit).
Respon pasien terhadap terapi AH harus diinstruksikan untuk melanjutkan terapi
selama periode pajanan allergen
Penatalaksanaan

Pengobatan Rhinitis Alergi yang Baru Disetujui


Kombinasi Azelastine Hidroklorida (HZE) dan fluticasone propionate (FP) dengan
alat tunggal (Dymista (INCS/AZE) adalah sebuah formulasi yang diindikasikan untuk
dewasa dan remaja >12 tahun dengan SAR atau PAR sedang atau berat jika
monoterapi dengan INCS dan AH tidak cukup membantu. Pada layanan primer,
grup consensus mempertimbangkan bahwa INCS/AZE dapat digunakan sebagai lini
kedua setelah gagalnya terapi INCS topical setelah mengecek cara pemakaian oleh
pasien dan keluhan yang pasien rasakan selama menggunakan obat tersebut
Penatalaksanaan

Oral kortikosteroid
Pada kelompok konsensus tidak menyarankan penggunaan rutin dari kortikosteroid
oral, yang mana seharusnya diresepkan untuk jangka pendek dengan gejala parah
yang akut, dengan kombinasi INCS topical atau AZE/INCS (single device). Seperti yang
di sarankan pada regimen dewasa 0,5 mg /kg secara oral di pagi hari, selama 5 – 10
hari
DIAGNOSIS
• Penatalaksanaan
DIAGNOSIS
Alur penatalaksanaan Rhinitis Alergi pada layanan primer
DIAGNOSIS
Alur penatalaksanaan Rhinitis Alergi pada layanan primer
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai