Anda di halaman 1dari 22

1.

Gambaran radiologi abnormal

 Thorax
Pneumonia kanan
Gambaran
Telah dilakukan radiografi thorax proyeksi PA
dengan hasil:

Cor tidak membersar.


Aorta baik, tidak elongasi atau kalsifikasi
Mediastinum superior tidak melebar
Trakea berada di tengah, hilus tidak melebar
Corakan vaskular kedua paru baik, corakan
bronkial kedua paru baik.
Tampak perselubungan di bagian bawah
paru kanan.
Sinus kostofrenikus dan diafragma baik.
Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding
dada baik.

Kesimpulan:
Suspek pneumonia lobus media paru kanan

TB Paru Lesi minimal


Gambaran
Telah dilakukan radiografi thorax proyeksi PA
dengan hasil:

Cor kesan tidak membersar.


Aorta baik, tidak elongasi atau kalsifikasi
Mediastinum superior tidak melebar
Trakea berada di tengah, hilus tidak melebar
Corakan vaskular kedua paru baik, corakan
bronkial kedua paru baik.
Tampak infiltrat di lapang paru kanan
atas.
Sinus kostofrenikus dan diafragma sulit dinilai
karena terpotong film.
Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding
dada baik.

Kesimpulan:
Suspek TB.
TB Paru Lesi luas / Destroyed Lung

Gambaran
Telah dilakukan radiografi thorax proyeksi AP
dengan hasil:

Cor membersar. Aorta elongasi.


Mediastinum superior melebar.
Trakea deviasi minimal ke arah kanan paru
atas, hilus sulit dinilai.
Corakan bronchovaskular kedua paru
meningkat.
Tampak fibroinfiltrat di lapang paru kanan
atas dan tengah, serta lapang tengah paru kiri.
Tampak kavitas di lapang atas paru kanan dan
bulla di lapang atas -tengah paru kiri.
Tampak penebalan pleura dilapang atas
kedua paru, serta di lapang bawah paru kiri.
Sinus kostofrenikus sebelah kiri tajam, sebelah
kanan tumpul. Diafragma tenting.

Tension Pneumothorax

Gambaran

Telah dilakukan radiografi thorax proyeksi AP


dengan hasil:

Cor tidak membesar. Aorta tidak elongasi dan


kalsifikasi.
Mediastinum tergeser ke kiri.
Trakea di tengah, hilus kanan deviasi ke kiri.
Corakan bronchovaskular paru kiri baik, paru
kanan terlihat garis pleura visceral yang colaps
dengan negatif corakan bronchovaskular pada
lapang parunya.
Sinus kostofrenikus dan diafragma baik.
Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada
baik.
Kesimpulan:
Tension pneumothorax paru kanan.

Hidropneumotorax kanan

Gambaran
Telah dilakukan radiografi thorax proyeksi
PA dengan hasil:

Cor tidak dapat dinilai. Aorta tidak elongasi


dan kalsifikasi.
Mediastinum tidak melebar.
Trakea di tengah, hilus kanan deviasi ke
kiri.
Corakan bronchovaskular kedua paru baik.
Sinus kostofrenikus dan diafragma kiri baik,
kanan tidak dapat dinilai.
Tampak air fluid level pada lapang paru
kanan.
Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding
dada baik.

Kesimpulan:
Hydropneumothorax paru kanan.

Efusi Pleura kanan

Gambaran

Telah dilakukan radiografi thorax proyeksi PA


dengan hasil:

Cor sulit dinilai. Aorta tidak elongasi dan


kalsifikasi.
Mediastinum tidak melebar.
Trakea di tengah, kedua hilus baik.
Corakan bronchovaskular kedua paru baik.
Sinus kostofrenikus dan diafragma kiri baik, kanan tidak dapat dinilai.
Tampak meniscus sign pada lapang paru kanan dan intercostal phrenicus tidak ada.
Tulang-tulang dan jaringan lunak dinding dada baik.

Kesimpulan:
Efusi pleura kanan.

Bronkiektasis

Pemeriksaan radiologi :

Foto thoraks polos tampak Gambaran


bronkovaskular yang kasar yang umumnya
terdapat di lapangan bawah paru atau gambaran
garis translusen yang panjang menuju ke hilus
dengan bayangan konsolidasi sekitarnya akibat
peradangan sekunder, kadang-kadang juga dapat
berupa cincin-cincin lusen yang sering dikenal
sebagai gambaran sarang tawon (honey comb
appearance).
Bronkografi : pemeriksaan foto dengan
pengisian media kontras ke dalam system
saluran bronkus. Pemeriksaan ini dapat
menentukan ada nya bronkiektasis, dan juga
dapat menentukan bentuk – bentuk bronkiektasis
yang dibedakan dalam bentuk silindris (tubulus,
fusiform), sakuler (kistik) dan varikosis.

 Schedel
HASIL ANALISIS FOTO RONGENT
DIDAPATKAN KESIMPULAN:
Tabula interna, diploe, dan tabula eksterna
tampak normal.
Vascular dan convulational marking normal.
Sella tursika baik dan dorsum sella baik.
Sutura tidak melebar
Tidak tampak tanda-tanda fraktur pada tulang-tulang kalvaria.
Tampak diskontinuitas minimal pada mandibula kiri
Jaringan lunak sekitar kalvaria baik.
Kesan :

Suspek fraktur mandibula kiri

 Dislokasi TMJ

Gambar fluoroskopik menunjukkan sendi


temporomandibular kiri dengan mulut pasien tertutup.
Kondilinya tampak sedikit lebih anterior dari
biasanya.

Mulut terbuka, sendi temporomandibular


kiri (TMJ) menunjukkan beberapa dislokasi
ringan pada gambar radiografi ini. Kondilus
mandibula berada di atas eminensia artikular
tulang temporal pada pandangan ini. Pada
tampilan mulut terbuka, kondilus biasanya
terletak tepat di bawah eminensia, tidak di
depannya.
 Soft Tissue Leher

Radiografi soft tissue leher lateral pada pasien lanjut usia yang
datang dengan hematoma retropharyngeal setelah jatuh.

Radiografi soft tissue leher lateral menggambarkan edema


epiglotis konsisten dengan epiglottitis akut.

 Sinusitis Maxillaris Bilateral

Pada foto radiografi konvensional didapatkan opasitas sinus meningkat dan


tingkat cairan paling baik terlihat pada sinus maksilaris.
 Panoramic

i. Gigi impaksi angular dan vertical

ii. karies dentin, dentin-enamel, pulp

Gigi foto rontgen

1. Ruang pulpa (pulp chamber) dan saluran akar pulpa (pulp canal)

Pulp Chamber
Pulp Canal
a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen.
Berada pada mahkota gigi dan akar gigi. Pulpa dikelilingi oleh dentin.
b. Ukuran : mengikuti bentuk anatomi dari gigi, ukuran bisa beragam.
c. Jumlah : ruang pulpa terdapat 1 pada tiap gigi, dan saluran akar pulpa pada
tiap gigi beragam dari 1 sampai 3 bahkan lebih jika terdapat anomali. Pada gigi-
gigi anterior normalnya terdapat 1 saluran akar pulpa dan premolar pertama dan
kedua RB juga memiliki 1 saluran akar pulpa, pada gigi premolar pertama RA
umumnya terdapat 2 saluran akar pulpa, pada semua gigi molar RA terdapat 3
saluran akar, sedangkan molar RB terdapat 2 saluran akar.
d. Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
e. Radiodensitas : ruang pulpa dan saluran akar pulpa merupakan gambaran
radiolusen.

2. Enamel

enamel

a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen.
Berada hanya pada mahkota gigi paling koronal dengan batas bawah adalah
dentin.
b. Ukuran : mengikuti luas permukaan mahkota gigi dan memiliki
ketebalan kurang lebih 1-2,5 mm, dan tertipis di perbatasan dengan sementum di
CEJ.
c. Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.
d. Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
e. Radiodensitas : enamel menunjukkan suatu gambaran radiopak yang sangat jelas,
paling radiopak di antara semua struktur gigi. Paling radiopak karena strukturnya
yang berbeda dari struktur jaringan keras lain yang terdapat pada tubuh manusia.

3. Dentin

a. Lokasi : terletak pada semua gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen.
Berada pada mahkota dan akar gigi, pada mahkota berada tepat dibawah enamel.
Pada akar gigi, dentin mengelilingi pulpa hingga ke ujung akar.
b. Ukuran : mengikuti luas permukaan mahkota gigi dan memiliki
ketebalan kurang lebih 10 mm, dan tertipis di apikal gigi.
c. Jumlah : melingkupi setiap mahkota gigi.
d. Bentuk : menyesuaikan bentuk oklusal tiap gigi.
e. Radiodensitas : dentin menunjukkan gambaran radiopak, tetapi tidak lebih
radiopak dari pada enamel dan sementum.

 Servikal
Gambaran dislokasi dari C-spine fleksi, sering hasil dari kekuatan tekuk.

 Shuller stentfent

Sel Langerhans histiocytosis: kondisi neoplastik


histiocytosis ini biasanya dikaitkan dengan
infeksi berulang, terutama otitis media dan
mastoiditis.

 VTL

Trauma vertebraethoracolumba.
Anteroposterior melihat radiografi tulang belakang lumbar
mendemonstrasikan sempit T12 vertebral body height (panah)
konsisten dengan fraktur kompresi.
VTL proyeksi AP

Trauma vertebraethoracolumba. Radiografi lateral tulang belakang


lumbal. Dibagian atas lumbar radiografi, fraktur kompresi T12 (panah)
ditunjukkan. Tumpang tindih paru-paru dan bayangan rib membuat
penggambaran penuh tentang fraktur sulit.

VTL proyeksi Lateral

 VLS

Trauma tulang belakang lumbar. Radiografi lateral menunjukkan fraktur


kompresi tulang belakang L3. Perhatikan kompresi ke bawah dari
endplate superior dari L3 (panah kuning). Bagian anterior tubuh
vertebral L3 telah dipindahkan ke depan (panah putih).

 Abdomen polos

Megakolon kongenital (penyakit hirschprung) dari anorektal


biasanya memberi gambaran pelebaran dari organ tersebut. Kelaian
tersebut menyebabkan anak tidak dapat buang air besar dan foto
radiografi polos sangat mirip dengan gambaran ileus.

Hisprung Disease
Film polos abdomen mengungkapkan kalkulus
staghorn radiopak yang melibatkan seluruh
sistem pelvicalyceal ginjal kanan (panah). Batu
ini terdiri dari magnesium amonium fosfat
(struvite). Eksisi bedah, pengobatan
antimikroba, dan konsumsi 4-5 L / d air
semuanya diperlukan untuk merawat dan
mencegah jenis batu ini.

Nephrolithiasis Sinistra

 Abdomen 3 posisi

Preperitoneal fat dan psoas line samar-samar, distribusi udara usus merata, tampak distensi udara
usus halus, udara colon (+), tampak air fluid level, tak
tampak udara bebas cavum peritoneum
Kesan : Ileus obstruktivus partialis letak tinggi

 Shoulder

Gambaran:

Tampak dislokasi humeri ke anterior

Alignment tulang dan sendi shoulder berubah

Celah sendi shoulder menyempit

Kesan : Dislokasi Caput Humeri Dextra


 Humerus

Diaphyseal humerus fracture

 Antebrachii
Fraktur Smith
Gambaran radiologi
Pada foto antebrachii dekstra proyeksi AP-lateral didapatkan : tampak fraktur radius
bagian distal dengan angulasi fragmen fraktur distal ke dorsal.
Contoh foto
Fraktur Colles
Gambaran radiologi
Pada foto antebrachii dekstra proyeksi AP-lateral didapatkan : tampak fraktur radius
bagian distal dengan angulasi fragmen fraktur distal ke volar.
Contoh foto

Fraktur Galeazzi
Gambaran radiologi
Pada foto antebrachii dekstra proyeksi AP-lateral didapatkan : tampak fraktur radius
bagian distal dengan dislokasi ulna bagian distal.
Contoh foto
Fraktur Monteggia
Gambaran radiologi
Pada foto antebrachii dekstra proyeksi AP-lateral didapatkan : tampak fraktur ulna bagian
proksimal dengan dislokasi caput radius.
Contoh foto

 Wrist joint

Pada foto rontgen dapat ditemukan adanya tanda - tanda


porosis dan sklerosis tulang, penebalan periost, elevasi
periosteum dan mungkin adanya sekuestrum. Proyeksi AP
wrist terlihat gambaran lesi osteolitik dan sclerosis
extensive dibagian distal metafisis pada radius
Osteomielitis

 Manus

Radiografi frontal dari tangan kiri menunjukkan lesi lisis yang luas pada
falang proksimal dari digit kelima dengan zona transisi yang berbeda,
penipisan korteks, dan fraktur patologis. Lesi melibatkan diafisis dan
mendekati ujung tulang dekat sendi metacarpophalangeal. Temuan ini
tidak jarang terjadi pada enchondromas tulang kecil. Perhatikan
kalsifikasi fuzzy dalam matriks lesi.

Enkondroma

 Elbow

Dislokasi siku (elbow) berhubungan dengan fraktur


epikondilus medial. Dalam proyeksi lateral, fragmen
ditandai dengan lingkaran.

Elbow dislokasi

 Pelvis

Kecelakaan sepeda motor. Radiografi


anteroposterior pelvis menunjukkan pelebaran
simfisis pubis 2,8 cm (panah panjang) dan
pelebaran sendi sacroiliac kiri (panah pendek)
untuk menjaga dengan cedera kompresi posterior
anterior (buku terbuka). Ada juga fraktur yang
bergeser dari poros femoralis kanan (kepala
panah).
 Femur

Gambaran anteroposterior pelvis dengan dislokasi fraktur


leher femur.

 Genu

Osteosarcoma
Gambaran radiologi
 Pada foto genu sinistra proyeksi AP dan lateral didapatkan :
 Tampak reaksi periosteal pada 1/3 distal os femur yang memberikan gambaran
sunburst appearance.
 Tampak destruksi korteks pada 1/3 distal os femur.

Contoh foto

Osteocondroma
Gambaran radiologi
Pada foto genu sinistra proyeksi AP didapatkan : tampak penonjolan tulang
dengan korteks dan spongiosa yang normal pada metafisis distal os femur.
Contoh foto
 Ankel joint

Adduksi supinasi (Weber A)

Pada cedera SA, kaki diangkat (terbalik), dan gaya


tambahan diberikan pada talus, menghasilkan 2 cedera
berurutan. Pertama, ketegangan pada ligamen lateral
(ligamentum calcaneofibular, terutama) menyebabkan
fraktur transversal malleolus lateral di bawah atau sampai
ke tingkat garis sendi tibiotalar, atau robekan ligamen
terjadi. Kedua, talus adducts, dampak maleolus medial, dan
menyebabkan fraktur malleolar medial oblique.

Radiografi anteroposterior dari seorang pria berusia 37


tahun dengan cedera adduksi tahap 2 pergelangan kaki
tambahan sebagai akibat dari tabrakan kendaraan bermotor.
Gambar ini menunjukkan fraktur avulsion kecil di ujung
maleleus lateralis (stadium 1) dan fraktur oblique di dasar
maleol medial.

Rotasi eksternal supinasi (Weber B)

Rotasi SE adalah mekanisme yang paling umum untuk cedera


"pergelangan kaki bengkok". Kaki diangkat, dan gaya rotasi eksternal
bekerja pada talus, menghasilkan hingga 4 cedera berurutan, seperti
yang dijelaskan berikut ini:

Pertama, robekan ligamen anteroinferiofibiofibular.


Kedua, fraktur oblik pendek fibula terjadi (yang paling baik dilihat
pada radiografi lateral). Arah garis fraktur ini biasanya dari
posterosuperior ke anteroinferior.

Weber B proyeksi AP Ketiga, fraktur malleolus


posterior diamati.

Keempat, fraktur transversal maleolus medial atau robekan ligamen


deltoid terjadi. (Sorrento dan Mlodzienski juga melaporkan lesi aspek
lateral kubah talar pada 38% pasien dengan cedera SE stadium 4.

Radiografi anteroposterior dari seorang wanita 31 tahun dengan rotasi


eksternal supral tahap 2 cedera pergelangan kaki. Gambar ini hanya
menunjukkan pembengkakan jaringan lunak lateral.

Weber B proyeksi lateral


Pronation abduction (Weber C1)

Dengan cedera PA, kaki dalam posisi pronasi (evert), dan gaya abduktor diberikan pada talus,
menghasilkan hingga 3 cedera berurutan, sebagai berikut:

Pertama, bagian dalam ligamentum deltoid menjadi tegang, dan fraktur transversus malleolus medial
terjadi (75% kasus) atau air mata ligamen deltoid (25% kasus).

Kedua, talus abducts dan menekankan ligamen dari syndesmosis tibiofibula, menghasilkan robekan
ligamen tibiofibula anteroinferior.

Ketiga, penculikan lebih lanjut dari hasil talus dalam fraktur oblique dari fibula distal (lihat gambar di
bawah). Fraktur fibula ini berakhir di atas tingkat garis sendi dan paling baik dilihat pada anteroposterior
(AP) atau pandangan mortise. Ini mungkin tidak terlihat pada radiografi lateral. Cedera syndesmosis
harus dicurigai ketika jarak antara tepi lateral tibia dan tepi medial fibula mengukur lebih dari 5 mm baik
pada AP atau pandangan mortise, seperti yang dilaporkan oleh Sclafani.

Radiografi anteroposterior dari seorang pria 22 tahun dengan cedera


pergelangan kaki 3 posteroanterior. Gambaran ini menunjukkan
pembengkakan jaringan lunak di medial, menunjukkan cedera
ligamen (stadium 1) dan fraktur oblique fibula tepat di atas tingkat
syndesmosis tibiofibular (tahap 3 cedera). Cedera Syndesmosis
(stadium 2) tidak jelas pada pasien ini.

Rotasi eksternal pronasi (Weber C2)

Pada cedera rotasi PE, kaki dalam posisi pronasi (evert), dan gaya rotasi eksternal bekerja melalui talus,
menghasilkan hingga 4 cedera berurutan, sebagai berikut:

Pertama, 2 cedera dengan mekanisme PA (fraktur malleolar medial dan cedera syndesmosis)

Ketiga cedera, gaya rotasi eksternal menghasilkan fraktur fibula yang berbeda. Ini adalah fraktur spiral
atau oblik pendek di atas tingkat sindesmosis (biasanya 6-8 cm di atas syndesmosis, tetapi fraktur
mungkin setinggi level mid-shaft). Arah garis fraktur ini sering berlawanan dengan garis fraktur SE;
artinya, ia memanjang dari anterosuperior ke posteroinferior.

keempat cedera adalah fraktur malleolus posterior.


Radiografi anteroposterior dari seorang wanita berusia 27 tahun
dengan cedera pergelangan kaki rotasi tipe pronasi eksternal.
Gambaran ini menunjukkan fraktur malleolus medial (stadium
1), pelebaran syndesmosis tibiofibular (menunjukkan robekan
ligamen, stadium 2), dan fraktur fibula tinggi (stadium 3). Lihat
juga gambar selanjutnya.

Radiografi lateral dari seorang wanita berusia 27 tahun dengan


cedera pergelangan kaki rotasi tipe pronasi eksternal. Gambar ini
menunjukkan fraktur tambahan dari maleolus posterior,
membuat ini menjadi babak rotasi eksternal pronasi 4 cedera.

 Pedis

Artritis gout tampak sclerosis dan penyempitan


ruang terlihat di sendi metatarsophalangeal
pertama, serta pada sendi interphalangeal
keempat.

Anda mungkin juga menyukai