Anda di halaman 1dari 36

DRS.HM.

JAMALUDIN AHMAD, Psi


Nama :H M. Jamaludin Ahmad, Psi
TTL :Klaten, 18 – 8 – 1968
Pendidikan :Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
Dik. Militer :Perwira Beasiswa ABRI 1991
Dik. Tab Perwira Polri 1996
Profesi/hoby:DIREKTUR SDI&BINDATRA RSIJ CP, PENSIUNAN
PAMEN POLRI, Psikolog, Public Speakers,
Consultant HRD, Pimpinan Redaksi Majalah
Empathy Ropsi Mabes Polri th. 2003-2006, Pimpinan
Redaksi Majalah Silaturrahmi RSIJ, Pengurus LPCR
PP MUH.
Status :Menikah (1 istri 3 anak)
Alamat :Jl. Moh. Alif Raya Gg Belimbing No. 6 E Rt.03/05
Kukusan Beji Depok Jawa Barat
Telepon :085710653803,081284251080
Email :jamaludinahmad33@yahoo.co.id
zura

faaza

isni

Babe jamal

Keluargaku
Surgaku
hasby
Hingga th
2015
diperkirakan
sebanyak 36
juta orang
warga dunia
meninggal
dunia akibat
Penyakit ginjal kronik
merupakan penyakit yg akan
diderita oleh satu dari
sepuluh orang dewasa
(Prof.DR.HM.Rachmat Soelaiman,Sp.P-KGH/FK
Unpad-RS Hasan Sadikin Bandung)
Gagal ginjal tergolong penyakit
kronis yg bersifat menetap,tdk bisa
disembuhkan(?) dan memerlukan
pengobatan dan rawat jalan yg
cukup lama.pada umumnya pasien
gagal ginjal juga tdk dpt mengatur
dirinya sendiri secara
maksimal,akibat yg lain:
mengalami ketidakseimbangan
Problem
psikologis dan
spiritual yang
muncul antara lain:
sikap
penolakan,marah
perasaan
takut,cemas,rasa tdk
berdaya, putus
asa,merasa
hidupnya tdk
Hipertensi dan
gagal ginjal
Hipertensi
menyumbang 17% dari
penyebab terjadinya
gagal ginjal
Setiap tahun terdiagnosis dua juta
kasus baru penyakit ini. Tahun 2000
saja, hipertensi telah mengakibatkan
10,4 juta kali kunjungan ke dokter.
Bahkan orang yang mempunyai
tekanan darah normal, pada usia 55
th masih mempunyai resiko 90 %
untuk terkena penyakit ini sepanjang
hidupnya.
FAKTOR PSIKOLOGIS
PENYEBAB HIPERTENSI
Dari beragam faktor yang memungkinkan
menjadi penyebab hipertensi, yang dapat
dikategorikan sebagai faktor psikologis
antara lain :
- Gaya Hidup Modern
- Stress yg berlebihan
- Berpikir Negatif
- Kepribadian Type A
- Self Control yg Rendah
GAYA HIDUP MODERN
 Orientasinya sangat materialistik
 Mengagungkan “sukses” dan kerja
keras
 Cenderung kehilangan makna hidup /
tanpa makna (mekanistik)
STRESS YANG BERLEBIHAN
Stress itu bagaikan bumbu masak.
Terlalu sedikit, makanan terasa
hambar. Terlalu banyak akan
membuat muak. Namun bila
jumlahnya tepat maka akan
menghadirkan cita rasa yang dasyat.
Begitulah kira-kira kerja stress.
Penelitian pada “Cornel medical
College” menemukan bahwa :
Tekanan Jiwa selama bertahun-
tahun di tempat kerja
meningkatkan resiko terkena
hipertensi sebanyak 3 kali lebih
besar.
BERPIKIR NEGATIF
 Menilai orang lain lebih pada sisi jelek /
negatifnya.
 Sulit menerima pendapat orang lain.
 Cenderung melihat orang lain “lebih
rendah”
 Melihat orang lain sebagai
“musuh/ancaman”
KEPRIBADIAN TYPE ‘A’
 Sangat perfect (perfeksionis)
 Serius
 Kurang memiliki “Sense of Humor”
 “takut” salah dan kalah
 Tegang dan susah untuk relaxs
 Semua pekerjaan harus selesai.
SELF OF CONTROL RENDAH

Kurang mampu mengendalikan emosi


(mudah tersinggung, mudah marah,
mudah cemas, khawatir, dll) dan
keinginan-keinginannya (kesenangan,
makanan, minuman, dll) terhadap
sesuatu yang dapat merusak kesehatan
fisik dan psikologis.
Perspektif
Psikologi
Hampir seluruh pasien gagal ginjal
ketika pertama kali diberitahu (oleh
dokter) mengalami gagal ginjal maka
yang muncul adalah reaksi psikologis
yg negatif seperti:
menolak,menyesal,merasa kehilangan
segala-galanya, hidup tdk ada artinya
dsb.
Reaksi psikologis berdampak pada:
 Pasien menjadi: stress, depresi, rasa khawatir
tidak disayangi oleh keluarga, takut menjadi
beban/merepotkan keluarga, takut akan kematian.
 Petugas medis: harus “benar “ dalam
berkomunikasi pada pasien, ber-empathy dan
memotivasi.
 Keluarga: kesiapan mental dan material untuk
siap mendampingi,tetap menyayangi dan menjadi
team work
Perspektif
spiritual/agama
Pentingnya
spiritualitas
"Spiritualitas adalah suatu kualitas yang melebihi
afiliasi religius, yang membangkitkan inspirasi,
penghormatan, perasaan kagum, makna, dan
tujuan…. Dimensi spiritualitas meliputi usaha
untuk menjaga harmoni dengan alam semesta dan
berusaha keras menemukan jawaban-jawaban
atas sesuatu yang tak terbatas dan menemukan
fokus ketika seseorang menghadapi tekanan
emosional, sakit fisik, dan kematian." (Foster, 2005).
Spiritualitas berkaitan erat dengan
komitmen religius. Sejumlah studi
menemukan kaitan antara
komitmen religius dan keadaan tak
sehat (morbidity, mortality) pada
pasien dengan berbagai penyakit.
Hasil survei tersebut tampak sesuai dengan
kenyataan. Banyak orang yang justru
menemukan makna hidupnya melalui
sakit Hal tersebut tampaknya
pengalaman sakit. 
terjadi karena mereka yang sakit, seperti halnya
orang lain yang sedang menghadapi
penderitaan atau kesulitan hidup lainnya,
membutuhkan jawaban atas kondisi mereka
yang terbatas. Mereka merindukan jawaban
atas masalah yang tidak sanggup dihadapi
sendiri dengan keterbatasannya.
Di antara orang
yang lebih sering
mengunjungi tempat berdoa, jumlah
kematian lebih sedikit dibandingkan
yang tidak pernah mengunjungi
tempat pelayanan doa (Puchalsky, 2001).
Hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas atau
komitmen religius sangat bermanfaat untuk
kesehatan penderita sakit.
Puchalsky, praktisi dari George Washington
University Medical Center, juga mengemukakan
adanya hasil survei yang menunjukkan bahwa
:spiritualitas sangat penting bagi pasien.
Kebanyakan pasien menginginkan dokter
yang merawat mendiskusikan tentang
keyakinan spiritual dengan mereka.
SETIAP ORANG AKAN
MENGHADAPI COBAAN
“”
“Dan sungguh akan kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar”. (Al-
Baqarah:155)
SAKIT SEBAGAI UJIAN
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan.
(QS. Al-Anbiya :35)
MANUSIA CENDERUNG BERPOTENSI
STRESS DAN LALAI.
(BERESIKO MENGALAMI HIPERTENSI)

“Sesungguhnya manusia diciptakan


bersifat keluh-kesah (mudah stress) lagi
kikir (egois). Apabila ia ditimpa kesusahan
ia berkeluh-kesah dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang
yang mengerjakan shalat, yang mereka itu
tetap (kokoh) mengerjakan shalatnya.
(Al-Ma’arij : 19 – 23)
EFEK AGAMA
PADA KESEHATAN MENTAL
Komitmen agama yang taat (terutama
keberagaman intrinsik) berkaitan dengan
tingkat depresi yang lebih rendah,
penyembuhan dari depresi yang cepat,
kesejahteraan dan moril yang lebih tinggi, harga
diri yang lebih baik, locus control yang internal,
perkawinan yang lebih bahagia, penyesuaian
diri yang lebih cepat pada pasien yang
menderita dimensia atau kanker stadium
terakhir.
(Jalaludin Rahmad, buku “Psikologi Agama sebuah
Pengantar”)
EFEK PADA KESEHATAN
FISIK
Kehadiran di tempat ibadah dan
persepsi tentang pentingnya
agama berkaitan dengan
tekanan darah yang lebih rendah,
baik sistolik maupun diastolik.
(Jalaludin Rahmad, buku “Psikologi Agama sebuah
Pengantar”)
Mencegah dan Mengurangi Resiko
Hipertensi&Gagal Ginjal

B- eragama secara intrinsik


E- mosi dikendalikan
R- elax bila merasa tegang
S- yukuri seluruh pemberian Tuhan
Y- ang positif dilakukan, yg negatif
dihindari
U- kur tekanan darah sesuai anjuran
dokter
K- elola dan kontrol stress anda
U- sahakan untuk berolah raga.
R- iang hati / optimis.
L- ihat masalah dg tenang, positif
dan bijak.
A- sertif dan empathy.
H- indari sikap cara berpikir,
makan dan minuman yang
berbahaya.
Bila Terkena Hipertensi
atau gagal ginjal:
B- ertawakal kepada Allah SWT
E- emosi dikendalikan
R- umah tangga sebagai surga
S- abar dan lapang dada
A- njuran dokter diperhatikan
B- berbahagia dengan yang sudah ada
A- mbil hikmah setiap peristiwa
R- iang hati dan tetap optimis
Bukan penderitaan yang akan membuat
manusia binasa, tetapi yg akan
membinasakan manusia adalah
penderitaan tanpa makna
MARI HIDUP BAHAGIA
AGAR KITA SEHAT

DAN

MARI KITA MEMELIHARA


KESEHATAN AGAR HIDUP
BAHAGIA

Anda mungkin juga menyukai