Pembimbing:
dr. M. Hermansyah, Sp.KJ
Disusun oleh:
Mutiara Purti Camelia
Shila Rubianti
Topan Muhamad Nur
Inkoheren (P20)
D : “kamu disini suka ngapain aja?”
P20 : “mau mencret”
STATUS MENTALIS
Vebrigasi (P30)
D : “memang suaranya seperti apa?”
Mood : Eutemia
Afek : Inappropriate
◦ Gangguan Persepsi : Halusinasi Auditorik (P29-30) dan Halusinasi Visual (P13,14,15)
◦ Gangguan Perhatian : Distractibility (P27)
◦ Tingkah Laku : Normoaktif
◦ Dekorum
Gizi : Baik
Higienis : Baik
Sopan Santun : Baik
◦ Tilikan : Derajat 1 (P8)
◦ Reliabilitas : Kurang dapat dipercaya
DIAGNOSIS MULTIAKISAL
DIAGNOSIS BANDING
F 31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran
RENCANA TERAPI
B. NON FARMAKOLOGI
Psikoterapi
• Pengenalan terhadap
penyakitnya, manfaat
a. Farmakologi pengobatan, cara pengobatan,
Risperidon 2 mg 3 x 1 PO dan efek samping pengobatan
Trihexyphenidyl 2 mg 3 x 1/2 PO • Memotivasi pasien minum obat
Clozapine 25mg 1 x 1 PO teratur dan rajin kontrol
• Membantu pasien untuk
menerima realitas dan
menghadapinya
Psikoedukasi kepada keluarga
• Memberikan pengertian kepada
keluarga
• Memberikan suasa yang kondusif
bagi pasien
PROGNOSIS
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad Malam
Ad Vitam : Bonam
ANALISA KASUS
ANALISA KASUS
Skizofrenia Hebefrenik
Aspek Kasus
Episode Berulang
Epidemiologi Hanya ditegakkan pada usia Perempuan, usia 22 tahun.
remaja atau dewasa muda
(onset biasanya mulai 15-25
tahun).
Etiologi a. Biologi Faktor Keluarga :
b. Biokimia - Pasien memiliki riwayat keluarga yang kacau
c. Genetika - Memiliki bapak tetapi tidak memiliki ibu karena ibu
d. Faktor keluarga meninggalkan keluarga sejak pasien berusia 3 tahun.
- Pasien sering kontrol ke poli jiwa
- Pasien menunjukkan sikap yang baik selama masa
pengobatan, namun setelah beberapa bulan setelahnya
mengalami relaps dipicu oleh dilarangnya memakai
handphone oleh bapak kandung
ANALISA KASUS
ICD-10 dan PPDGJ III : minimal 1 gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya
dua/lebih gejala bila gejala-gejala itu kurang tajam/jelas).
Thought echo X
Thought insertion or withdrawal X
Thought broadcasting X
Delution of control X
Delution of influence X
Delution of passivity X
Delution of perception X
Halusinasi auditorik √
ANALISA KASUS
GEJALA KASUS
Gejala Positif
Halusinasi √
Waham √
Disorganized thinking √
Curiga X
Gejala negatif
Apathy X
Avolition X
Alogia X
Anhedona X
Gangguan kognitif
Memory impairment X
Decrease attention √
Impaired Executive Functioning X
ANALISA KASUS
Aspek Skizofrenia Hebefrenik Episode Berulang Kasus
Diagnosis Berdasarkan PPDGJ III : Pada pasien didapatkan :
- Memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia. - Memenuhi kriteria skizofrenia
- Diagnosis pertama kali onset mulai 15-25 tahun - Usia pasien ketika pertama kali
Untuk diagnosis : pengamatan kontinu selama 2/3 didiagnosis adalah 20 tahun
bulan. - Pasien saat ini sudah mengalami
- Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak relaps yang ke-2 kali (usia 22 tahun)
dapat diramalkan, serta mannerisme; ada - Menurut hasil wawancara psikiatri
kecendrungan untuk selalu menyendiri (solitary), (auto dan allo anamnesis), pasien
dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan sering cekikikan (giggling),
hampa perasaan. mannerisme, mengibuli dengan
- Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar bercanda (pranks), ungkapan kata
(inappropriate), sering disertai oleh cekikikan yang diulang-ulang (reiterated
(giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), phrases)
senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh - Disorganisasi dan pembicaraan tak
sikap, tinggi hati (lofty manner), tertawa menentu serta inkoheren.
menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli - Gangguan jalan pikir menonjol,
secara bersenda gurau (pranks), keluhan namun halusinasi tidak menonjol.
hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-
ulang (reiterated phrases);
ANALISA KASUS
Aspek Skizofrenia Hebefrenik Episode Berulang Kasus
Diagnosis - Gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta
gangguan proses pikir umumnya menonjol.
Halusinasi dan waham mungkin ada tetapi biasanya
tidak menonjol (fleeting and fragmentary delusions
and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan
yang bertujuan (determination) hilang serta
sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa
tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty og
purpose). Adanya suatu preokupasi yang dangkal
dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat
dan tema abstrak lainnya. Makin mempersukar
orang memahami jalan pikiran pasien.
ANALISA KASUS
Aspek Skizofrenia Hebefrenik Episode Berulang Kasus
Terapi Farmakologi : Farmakologi :
Obat Anti-Psikosis Tipikal (Typical Anti Psychotics) Risperidon 2 mg tab 3 x 1 PO
1. Phenothiazine Trihexyphenidyl 2 mg tab 3 x 1/2 PO
- Rantai Aliphatic : Chlorpromazin Clozapine 25 mg tab 1 x 1 PO (malam)
- Rantai Piperazine : Perphenazine,
Trifluoperazine,
Fluphenazine
- Rantai Piperidine : Thioridazine
2. Butyrophenone : Haloperidol
3. Diphenyl-butyl-piperidine : Pimozide
Obat Anti-Psikosis Atipikal (Atypical Anti Psychotics)
4. Benzamide : Sulpiride
5. Dibenzodiazepine : Clozapine, Olanzapine, Quetiapine,
Zotepine
6. Benzisoxazole : Risperidon, Aripiprazole
ANALISA KASUS
Aspek Skizofrenia Hebefrenik Episode Berulang Kasus
Terapi Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus Non-farmakologi :
diberikan apabila penderita telah diberikan terapi Psikoterapi
psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di • Pengenalan terhadap penyakitnya,
mana kemampuan menilai realitas sudah kembali manfaat pengobatan, cara pengobatan,
pulih dan pemahaman diri sudah baik. Secara dan efek samping pengobatan
sistematis, penggolongannya adalah sebagai • Memotivasi pasien minum obat teratur
berikut : dan rajin kontrol
Psikoterapi individual • Membantu pasien untuk menerima
1. Terapi suportif realitas dan menghadapinya
2. Social skill training Psikoedukasi kepada kelaurga
3. Terapi okupasi • Memberikan pengertian kepada keluarga
4. Terapi kognitif dan perilaku • Memberikan suasa yang kondusif bagi
Psikoterapi kelompok pasien
Psikoterapi keluarga