Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kasus

Tonsilitis Kronik

OLEH :

M. RAZIV TAUHID
RAISA SEVENRY SUHA
AGHNIA PUTRI MAHARDIYANTI
SONIA IRENE ELSYAH
ANDI M SYAKIR
IBNU FAJAR ASIDIKI

PEMBIMBING: DR. FRITA OKTINA WIJAYA, SP.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK STASE TELINGA


HIDUNG DAN TENGGOROK
RSUD SEKARWANGI
2018
Identitas Pasien

Nama : An. P
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Ciangkrek, Cikidang
Pekerjaan : Pelajar
Tanggal pemeriksaan : 25 Mei 2018
Anamnesis
Keluhan Utama

Nyeri menelan sejak ± 2 bulan SMRS

Keluhan Tambahan

Rasa penuh di tenggorokan, tidak nafsu makan, batuk, pilek, tidur


mengorok
Riwayat Penyakit
Sekarang
Pasien datang ke poli THT RSUD Sekarwangi diantar oleh ibunya dengan keluhan
nyeri menelan yang dirasakan sejak 2 bulan SMRS, keluhan yang dirasakan
semakin berat akhir-akhir ini sehingga pasien merasa terganggu saat makan.
Selain nyeri menelan, pasien juga mengeluhkan tenggorokan terasa penuh, batuk,
pilek, tidur mengorok. Pasien tidak ada keluhan demam, mual dan muntah, napas
berbau busuk, sukar membuka mulut, sesak napas, suara serak, dan nyeri pada
telinga.
Anamnesis
Riwayat Penyakit
Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat sakit sebelumnya

Riwayat Penyakit
Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat sakit

Riwayat alergi

Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan, obat dan cuaca


Anamnesis
Riwayat Pengobatan

Ibu pasien mengatakan pasien sudah pernah berobat sebelumnya


dan keluhan masih belum membaik. Pengobatan yang diberikan
adalah pemberian anti nyeri dan antibiotik.

Riwayat Psikososial

Pasien seorang anak pelajar SD, sering jajan sembarangan dan minum es
yang dijual di depan sekolah. Pasien tinggal bersama ibu, ayah dan
kakaknya. Ayah pasien sering merokok di rumah

Riwayat kehamilan
Pasien merupakan anak pertama. Ibu pasien saat hamil selalu melakukan kontrol
Antenatal care setiap 1 bulan sekali di puskesmas. Tidak mengkonsumsi obat-
obatan selama hamil, tidak mengidap penyakit tertentu saat hamil
Anamnesis
Riwayat Kelahiran

Ibu pasien melahirkan pasien secara normal, bayi lahir dengan


berat 3,5 Kg. Tidak ada kelainan saat lahir.

Riwayat Imunisasi

Pasien telah mengikuti semua imunisasi sesuai jadwal


PEMFIS
 Kesadaran : Compos mentis E4V5M6
 Kesan sakit : Tampak sakit ringan
 Tanda vital :
Nadi : 84 x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
RR : 22 x/menit, teratur
Suhu : 36,5oC
BB : 15,5 Kg
STATUS GENERALIS
 Kepala : Normochepal
 Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-),
edema (-/-), nyeri tekan orbita (-/-)
 THT : Status Lokalis
 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
 Thorax : Simetris, retraksi (-/-), Vesikuler (+/+),
Wheezing (-/-), Rhonki (-/-), BJ I dan II
reguler, Scar (-/-)
 Abdomen : Supel, massa (-), scar (-)
 Ekstremitas : Deformitas(-), edema (-)
 Kulit : Scar (-)
STATUS LOKALIS
AD AS
Normotia, hematoma (-), Normotia, hematoma (-),
perikondritis (-), helix sign (-), perikondritis (-), helix sign (-),
edema (-), nyeri tekan tragus Aurikula edema (-), nyeri tekan tragus
(-), nyeri tarik (-) (-), nyeri tarik (-)
Peradangan (-), pus (-), Peradangan (-), pus (-),
nyeri tekan(-), Pembesaran nyeri tekan (-), Pembesaran
Preaurikula
KGB(-) KGB (-)
Peradangan (-), pus (-), Peradangan (-), pus (-),
nyeri tekan (-), Pembesaran nyeri tekan (-), Pembesaran
Retroaurikula
KGB (-) KGB (-)
STATUS LOKALIS

AD AS
CAE

Hiperemis (-), udem (-), Hiperemis (-), udem (-),


serumen (-), massa (-) serumen (-), massa (-)

Utuh Membran Utuh


timpani
STATUS LOKALISHidung
Dekstra Sinistra

Bentuk luar Normal

Deformitas Tidak ada


Nyeri tekan dahi - -
Nyeri tekan pipi - -

Nyeri tekan infraorbita - -

Pasase Udara + +

Krepitasi Tidak ada


Pemeriksaan hidung (anterior)

Dextra Rhinoskopi anterior Sinistra

Hiperemis (-) Hiperemis(-)


Mukosa
Edema (-) Edema (-)

Lapang Cavum Nasi Lapang

Tidak ada kelainan Vestibulum Nasi Tidak ada kelainan

- Sekret -

Hipertrofi (-) Konka inferior Hipertrofi (-)

Deviasi (-) Septum Deviasi (-)


STATUS LOKALIS
Rhinoskopi Posterior
Dekstra Sinistra
Tidak dapat
Khoana Tidak dapat dinilai
dinilai
Tidak dapat
Mukosa Tidak dapat dinilai
dinilai
Tidak dapat
Konka superior Tidak dapat dinilai
dinilai
Muara tuba Tidak dapat
Tidak dapat dinilai
eustachius dinilai
Tidak dapat
Massa Tidak dapat dinilai
dinilai
Tidak dapat
Post nasal drip Tidak dapat dinilai
Orofaring

Dextra Pemeriksaan Orofaring Sinistra


Mulut
Hiperemis(-) Mukosa mulut Hiperemis (-)
Simetris (normal) bersih Lidah Simetris (normal) bersih
Simetris (normal) bersih Palatum molle Simetris (normal) bersih

Karies (-) Gigi geligi Karies (-)

Simetris (normal) bersih Uvula Simetris (normal) bersih


Tonsil
Hiperemis (+) Mukosa Hiperemis (+)

T3 T2

melebar Kripta melebar


- Detritus -
Faring
Faring
Tenang Mukosa Tenang
- Granula -

Laringofaring
Laringofaring (Laringoskopi indirect)
Epiglotis tidak dilakukan

Plika ariepiglotika tidak dilakukan

Plika ventrikularis tidak dilakukan

Plika vokalis tidak dilakukan

Rima glotis tidak dilakukan


Sinus Paranasal

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan

Maksila Tidak ada Tidak Ada

Frontalis Tidak ada Tidak ada

Etmoidal Tidak ada Tidak ada

Sphenoid Tidak ada Tidak ada


STATUS LOKALIS Leher
Dextra Pemeriksaan Sinistra
Pembesaran (-) Tiroid Pembesaran (-)
Pembesaran (-) Kelenjar submental Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar submandibula Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar jugularis superior Pembesaran (-)


Pembesaran (-) Kelenjar jugularis media Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar jugularis inferior Pembesaran (-)

Pembesaran (-) Kelenjar suprasternal Pembesaran (-)


Pembesaran (-) Kelenjar supraklavikularis Pembesaran (-)
RESUME
 Pasien datang ke poli THT RSUD Sekarwangi diantar oleh
ibunya dengan keluhan nyeri menelan yang dirasakan sejak 2
bulan SMRS, keluhan yang dirasakan semakin berat akhir-
akhir ini, tenggorokan terasa penuh (+), tidak nafsu makan
(+), batuk (+), pilek (+), tidur mengorok (+). Pasien belum
pernah berobatsebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat
sakit apapun. Pasien seorang anak pelajar SD, sering jajan
dan minum es yang dijual di depan sekolah. Pasien tinggal
bersama ibu dan ayahnya. Ayah pasien sering merokok di
rumah.
RESUME
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital : Dalam batas normal
 BB/TB : 15,5 kg

Status Lokalis
 Mulut: Tonsil ; (T3-T2), mukosa hiperemis (+), kripta melebar, detritus (-)

Rencana Pemeriksaan Penunjang


 Hematologi rutin
 Klutur bakteri dari swab tonsil
DIAGNOSA
Diagnosis Kerja
Tonsillitis akut hipertrofi
PENATALAKSAAN
Non - Medikamentosa
 Menjelaskan bahwa salah satu sumber infeksi adalah pada infeksi
saluran pernapasan atas yang dialami pasien sehingga infeksi tersebut
harus diobati
 Pemberian hidrasi dan asupan kalori yang adekuat
 Menjaga hygiene mulut
 Mengurangi jajan sembarangan terutama minuman seperti Es, dan
lainnya
 Menjelaskan keluarga untuk tidak merokok di lingkungan rumah atau
menjelaskan bahaya rokok untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar
PENATALAKSAAN

Medikamentosa
Cefadroxyl 3x1 cth
Alerfed syr 3x1 cth
PENATALAKSAAN

Rencana tindakan
Tonsillektomi diseksi
PROGNOSIS

Ad vitam : ad bonam


Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanactionam : Dubia ad bonam
Analisa Kasus
KASUS PEMBAHASAN

Anamnesis: Hal ini sesuai dari


Selama 2 bulan terakhir OS telah Soepardi.E.A,et all (2007).
mengalami keluhan-keluhan
peradangan tonsil, yang
Tonsilotis Akut: peradangan
Terus menerus. Keluhan: tonsil kurang dari 3
nyeri menelan bulan,dan baru pertama kali
rasa penuh di tenggorok dialami.
 kadang disertai batuk pilek dan
tidur mengorok
KASUS PEMBAHASAN

Pada pemeriksaan fisik Pada pemeriksaan Hal ini sesuai pada boies buku ajar
tenggorok didapatkan: penyakit THT, pada pemeriksaan fisik
-tonsil hipertrofi dengan ukuran T3/T2 didapatkan Tampak tonsil membesar
-tonsil hiperemis +/+ dengan adanya hipertrofi dan jaringan
-permukaan mukosa tidak rata/ granular parut, permukaan tonsil tidak rata, kriptus
+/+ melebar dan beberapa kripti terisi oleh
-Kripta melebar +/+ detritus. Sebagian kripta mengalami
-Detritus +/+ stenosis, tepi eksudat (purulent) dapat
diperlihatkan dari kripta-kripta tersebut.
Gambaran klinis yang lain yang
sering adalah dari tonsil yang
kecil, biasanya membuat lekukan, tepinya
hiperemis
dan sejumlah kecil sekret
purulen yang tipis terlihat pada kripta.
KASUS PEMBAHASAN

pemeriksaan penunjang yang dilakukan Pemeriksaan penunjang yang dapat


yaitu pemeriksaan darah lengkap, hasilnya dilakukan untuk memperkuat diagnosa
dalam batas normal tonsilitis akut adalah pemeriksaan
laboratorium meliputi :
•Leukosit : terjadi peningkatan
•Hemoglobin : terjadi penurunan
•Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur
bakteri dan tes sensitifitas obat

Dapat dilakukan kultur dan uji


resistensi (sensitifitas) kuman dari
sediaanapus tonsil.
Biakan swab sering menghasilkan
beberapa macam kuman dengan
derajat keganasan yang rendah,
seperti Streptococcus haemolitikus,
Streptokokus viridans, Stafilokokus,
Atau Pneumokokus.
KASUS PEMBAHASAN

Terapi pada pasien ini berupa pemberian - Tonsilitis viral: istirahat, minum cukup,
antibiotik analgetika dan antivirus diberikan bila
gejala berat.
- Tonsilitis bakterial: antibiotika spektrum
luas penisilin, eritromisin; antipiretik dan
obat kumur yang mengandung
desinfektan.
TINJAUAN PUSTAKA
TONSILITIS
Definisi

Tonsilitis akut adalah peradangan pada tonsila


palatina, umumnya disebabkan oleh infeksi oleh
bakteri streptococcus β-hemolyticus grup A atau
oleh infeksi virus. Tonsillitis kronik adalah
peradangan kronik dari tonsil sebagai lanjutan
peradangan akut yang berulang/rekuren dengan
kuman penyebab nonspesifik.
Epidemiologi

Tonsilitis sering terjadi pada anak-anak, namun


jarang terjadi pada anak usia kurang dari dua tahun.
Tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus
biasanya terjadi pada anak-anak usia 5-15 tahun,
sedangkan tonsillitis virus lebih sering terjadi pada
anak yang lebih muda.
Etiologi
Patogen Gambaran klinis tonsil

Virus Rinovirus, adenovirus, influenza virus, Membesar, eritema


parainfluenza virus
Coxsackie virus Gambaran ulkus pada pilar tonsil

Epstein-Barr virus Pembesaran hebat, bengkak, keabu-


abuan
Bakteri aerob Streptococcus pyegones dan spesies Membesar, eritem dengan bintik putih
streptococcus lainnya kekuningan. Dapat disertai membrane
atau eksudat purulen
Neisseria gonorrhoeae Eksudat purulen akut

Corynebacterium diphteriae Faringotonsilitis eksudatif dengan


membrane faring tebal
Bakteri anaerob Spesies bakteroides Membesar, eritem

Jamur Spesies kandida Plak putih dengan permukaan kasar

Spirochetes Treponema pallidum (sifilis) Chancres pada bibir, lidah, tonsil, dan
palatum. Bintik keabuan pada
membrane mukosa dengan batas
kemerahan.
Spirochete denticolata dan Treponema Membrane pada tonsil dengan dasar
vincentii ulkus
Gejala

Demam
Sakit tenggorokan
Napas berbau busuk
Disfagia (sulit menelan)
Odinofagia (nyeri menelan)
Nyeri pada daerah rahang, dapat dirasakan menjalar
ke telinga
Tanda

 Tonsil, uvula, dan dinding faring tampak


hiperemis
Tonsil tampak membesar
Pembesaran kelenjar getah bening biasanya kelenjar
submandibula
Diagnosis
Anamnesis

Keluhan Lokal
• Nyeri menelan
• Nyeri tenggorokan
• Rasa mengganjal di Dapat pula disertai keluhan sistemik
tenggorokan • Rasa lemah
• Mulut berbau (halitosis) • Nafsu ,makan berkurang
• Demam • Sakit kepala
• Mendengkur • Nyeri sendi
• Gangguan bernapas
• Hidung tersumbat
• Batuk pilek berulang
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Bila perlu kultur resistensi dari


swab tenggorok
• Pembesaran tonsil • Rinofaringolarngoskopi (RFL), foto
• Permukaan kripta tonsil polos nasofaring lateral,
melebar polisomnografi bila diperlukan
• Detritus pada penekanan kripta • Pasca operasi: pemeriksaan
• Arkus anterior atau posterior histopatologi jaringan tonsil dan
hiperemis atau adenoid (bila dicurigai
• Pembesaran kelenjar keganasan)
submandibular • Untuk persiapan operasi:
disesuaikan dengan PPK Prosedur
Tindakan operasi yang dilakukan
Penliaian Ukuran Tonsil
Kriteria Diagnosis

Satu atau lebih keluhan dari anamnesis yang berulang


disertai dengan pembesaran ukuran tonsil dan atau
pemeriksaan fisik lainnya.
Penatalaksanaan
Non Pembedahan
Pembedahan

• Lokal: obat kumur tenggorok


• Medika mentosa: dengan
• Tonsillectomy
antibiotic spectrum luas sambil
• Adenoidectomy
menunggu hasil kultur
• Tonsilloadenoidectomy
• Simptomatis: analgetik-
antipiretik, antiinflamasi
Edukasi

 Menjelaskan perjalanan penyakit dan komplikasi yang


timbul .
 Menjelaskan rencana pengobatan, indikasi operasi dan
komplikasinya.
 Menjaga kebersihan rongga mulut (oral hygiene),
misalnya: menganjurkan sikat gigi dan kumur-kumur
teratur, bila perlu konsultasi ke dokter gigi.
Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam
Komplikasi

 Komplikasi nonsuppurative : Demam rematik akut, dan

glomerulonefritis pasca streptokokus.


 Komplikasi supuratif: pembentukan abses peritonsillar,

parapharyngeal dan retropharyngeal.


DAFTAR PUSTAKA

 Sharav, Yair dan Rafael Benoliel. 2008. Orofacial Pain and


Headache. USA: Elsevier.
 Shah, Udayan K. Tonsillitis and Peritonsillar Abscess. [serial
online] [diakses 23 April 2018]. Diunduh dari:
URL:http://emedicine.medscape.co m/article/871977-overview.
 Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah
Kepala Leher Indonesia 2013-2016. Panduan Praktis Klinis
Prosedur Tindakan Clinical Pathways di Bidang Telinga Hidung
Tenggorok - Kepala Leher. Volume 1 Oktober 2015.
 Campisi, Paolo dan Ted L. Tewfik. 2003. Tonsillitis and Its
Complication. The Canadian Journal of Diagnosis.
 Kumar, Divjot S, et al. 2014. The Reliability of Clinical Tonsil Size
Grading in Children in American Medical Association.

Anda mungkin juga menyukai