Anda di halaman 1dari 32

TUTORIAL

TONSILITIS KRONIK
Pembimbing :
dr. Rini Febrianti, Sp THT-KL

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT


RS Umum Daerah Banjar
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. F
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 7 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pelajar
• Tanggal Pemeriksaan : Senin, 23 Februari 2020
ANAMNESA

Keluhan Utama

• Amandel yang makin membesar sejak 2 tahun yang


lalu.

Keluhan Tambahan

• Nyeri menelan (+), sulit menelan(+), pusing (+),


lemas (+), tidur mengorok (+), nafas kurang lega.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang dibawa ibunya ke poli THT-KL RSU Kota Banjar


dengan keluhan amandel yang makin membesar sejak 2 tahun yang
lalu.
• Pasien merasakan seperti ada yang mengganjal ditenggorokan
terutama saat makan padat.
• Saat ini pasien tidak mengeluhankan nyeri menelan.
• Keluhan demam, batuk, pilek, suara serak, sulit membuka mulut,
sesak nafas disangkal.
• Beberapa bulan terakhir pasien sering nyeri menelan disertai
demam, dan tidur mendengkur.
ANAMNESA TAMBAHAN
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mengalami keluhan yang sama sejak 2 tahun lalu.


• Riwayat kejang, Riwayat TB, Riwayat Asma, Riwayat Atopi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa

Riwayat Pengobatan

• Pasien sudah berobat ke dokter dan didiagnosa mengalami tonsilitis. Pasien diberikan obat
minum dan dokter menyarankan untuk operasi.

Riwayat Alergi

• Pasien tidak memiliki alergi obat-obatan, makanan, cuaca atau debu.

Riwayat Psikososial

• Pasien biasa mengkonsumsi es krim dan minuman dingin. Pasien juga suka mengkonsumsi
permen, gorengan dan jajanan yang menggunakan bumbu-bumbu perasa.
PEMERIKSAAN FISIS
• Keadaan umum : Sakit Ringan
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda Vital
– Nadi: 94 x/menit, reguler
– Pernafasan : 20 x/menit, reguler
– Suhu : 36,2º C
• Antropometri
– BB : 22 kg
– TB : 120 cm
PEMERIKSAAN FISIS
• Status Generalis
 Kepala : Normochepal
 Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), edema (-/-), nyeri tekan orbita (-/-)
 Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
 Thorax : Simetris, Retraksi (-/-), Vesikuler (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
 Jantung : BJI = BJII murni reguler
 Abdomen : Supel, BU (+) normal, massa (-), scar (-)
 Ekstremitas : Deformitas (-/-), edema (-/-)
 Kulit : Scar (-)
PEMERIKSAAN FISIS
• Status Lokalis
 Pemeriksaan telinga

  Telinga Kanan Telinga Kiri


Deformitas - -
Nyeri tekan tragus - -
Nyeri tarik - -
Serumen - -
Sekret - -
Membran timphani Intak Intak
Refleks cahaya + +
HIDUNG LUAR
Deformitas Tidak ada
Kelainan kongenital Tidak ada
Trauma Tidak ada
Radang Tidak ada
RHINOSKOPI ANTERIOR
  Dekstra Sinistra
Vestibulum Sekret (-), massa (-), hiperemis (-) Sekret (-), massa (-), hiperemis (-)
Konka inferior Hipertrofi (-), hiperemis (-), permukaan licin Hipertrofi (-), hiperemis (-), permukaan licin (-)
(-)

Meatus nasi media Sekret (-), polip (-) Sekret (-), polip (-)
Kavum nasi Lapang, mukosa hiperemis (-), sekret (-) Lapang, mukosa hiperemis (-), sekret (-)
Septum Deviasi (-)
Pasase udara (+) (+)
STATUS LOKALIS
 Rhinoskopi Posterior

  Dekstra Sinistra
Khoana Sulit di nilai Sulit di nilai
Mukosa Sulit di nilai Sulit di nilai
Konka superior Sulit di nilai Sulit di nilai

Muara tuba eustachius Sulit di nilai Sulit di nilai

Massa Sulit di nilai Sulit di nilai


Post nasal drip Sulit di nilai Sulit di nilai
STATUS LOKALIS
 Pemeriksaan orofaring

  Dekstra Sinistra

Mukosa bibir Tenang Tenang

Gigi Karies (-) Karies (-)


Lidah Simetris, bersih Simetris, bersih
Arkus faring Simetris Simetris

Tonsil T4, hiperemis (+), kripta melebar, T4, hiperemis (+), kripta melebar,
detritus (-) detritus (-)

Uvula Simetris, hiperemis (-), udem (-)


Palatum mole Simetris, hiperemis (-)

Faring Mukosa hiperemis (-)


LARINGOFARING (LARINGOSKOPI INDIRECT)

• Laringofaring (Laringoskopi indirect)

Epiglotis tidak dilakukan

Plika ariepiglotika tidak dilakukan

Plika ventrikularis tidak dilakukan

Plika vokalis tidak dilakukan

Rima glotis tidak dilakukan


 Pemeriksaan Kelenjar Tiroid dan Kelenjar Getah Bening (KGB)

Pemeriksaan Dextra Sinistra


Tiroid Pembesaran (-) Pembesaran (-)
Kelenjar submental Pembesaran (-) Pembesaran (-)
Kelenjar submandibular Pembesaran (-) Pembesaran (-)

Kelenjar jugularis superior Pembesaran (-) Pembesaran (-)

Kelenjar jugularis media Pembesaran (-) Pembesaran (-)

Kelenjar jugularis inferior Pembesaran (-) Pembesaran (-)

Kelenjar suprasternal Pembesaran (-) Pembesaran (-)

Kelenjar supraklavikularis Pembesaran (-) Pembesaran (-)


RESUME
• An. F, usia 7 tahun datang ke poli THT-KL RSU Banjar dengan keluhan tonsil semakin
membesar sejak 2 tahun lalu. Pasien merasakan seperti ada yang mengganjal ditenggorokan
terutama saat makan padat. Saat ini pasien tidak mengeluhankan nyeri menelan. Namun dalam
satu bulan terkadang pasien mengeluhkan nyeri menelan dan biasanya disertai demam.
Beberapa bulan terakhir terkadang pasien tidur mendengkur.

• Pada pemeriksaan fisik, TTV dan status generalisata dalam batas normal. Pada pemeriksaan
tonsil didapatkan :

• Besar : T4/T4
• Warna : Hiperemis +/+
• Kripta : Melebar +/+
• Detritus : Tidak ada
DIAGNOSIS KERJA
Tonsilitis kronik Hipertrofi

TATALAKSANA
Rencana tonsilektomi
Non Medikamentosa
Puasa pre operasi
Kurangi makanan
IVFD RL 20 tpm
berminyak, pedas, micin.
Ceftriakson 2 x 1 gr IV

PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam
T I N J A U A N P U S TA K A

TONSILITIS
ANATOMI
Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi
oleh:
• Lateral – musculus konstriktor faring
superior
• Anterior – musculus palatoglosus
• Posterior – musculus palatofaringeus
• Superior – palatum mole
• Inferior – tonsil lingual
• Tonsil Palatina
• Fosa Tonsil
• Tonsil Faringeal (Adenoid)
• Tonsil Lingual
• Cincin Tonsil WALDEYER (Cincin Limfoid
Pharynx) berfungsi dalam respons imun dan
merupakan bagian dari mucosa-associated
lymphoid tissue (MALT).
• Komponen terdiri atas Tonsilla pharyngea,
Tonsilla tubariae, Tonsilla palatinae, Tonsilla
lingualis, Golongan MALT lateral
• Dilihat dari medial. Rr. Tonsilares dari
A. palatina ascendens, R. pharyngeus dari
A. palatina ascendens dan Rr.
Pharyngeales dari A. pharyngea
ascendens serta Rr. Dorsales linguae dari
A. lingualis mengalirkan darah ke
Tonsilla palatina.

• Persarafan tonsil berasal dari


Rr.tonsillares dari Nn. Palatine minores
dan N. glossopharyngeus (IX).
DEFINISI
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus

ETIOLOGI
• Pada 50-80% kasus, patogen penyebabnya adalah virus, misalnya virus Epstein-Barr (EBV),
herpes simpleks, influenza dan rhinovirus.
• Hasil penelitian kultur dan sensitivitas menunjukkan terjadinya bakteri dominan Streptococcus
β-haemolytic (51,4%), diikuti oleh koagulase positif Staphylococci (12,5%) dan Pneumococci
(9,7%) dan hanya satu kasus karena Corynebacterium diphtheria.
EPIDEMIOLOGI
• Angka kejadian pada kelompok usia praremaja (usia 6-12 tahun)
sebanyak 69%, kelompok remaja (13-18 tahun) sebanyak 18%,
anak-anak (4-5 tahun) sebanyak 17%.
• Angka kejadian laki-laki (58%) , perempuan (42%).
• Angka kejadian menurut keadaan sosial ekonomi, sebanyak 66%
kasus terjadi pada kelompok sosial ekonomi rendah,34% pada
kelompok sosial ekonomi sedang, dan 7% pada kelompok sosial
ekonomi tinggi.
KLASIFIKASI
Tonsilitis akut
Tonsilitis akut Tonsilitis kronik
rekuren

Abses peritonsil Hiperplasia tonsil


PATOMEKANISME
Infiltrasi bakteri pada Leukosit Proses radang berulang
Penyebaran infeksi mengikis epitel mukosa
jaringan tonsil polimorfonuklear keluar
melalui udara (air borne dan jaringan limfoid
menimbulkan reaksi sehingga terbentuk
droplets), dan tangan
radang detritus

Proses terus berjalan


hingga menembus
kapsul tonsil Jaringan limfoid
Kripti melebar terisi
menimbulkan digantikan oleh jaringan
oleh detritus.
perlekatan pada parut
jaringan disekitar fosa
tonsilatis.
MANIFESTASI PEMERIKSAAN
KLINIS FISISK
• Sakit tenggorokan • Tonsila meradang
yang konstan dan membesar
• Disfagia • Tonsila biasanya
• Malaise. berbercak-bercak dan
• Halistosis kadang-kadang
• Otalgia diliputi oleh eksudat.
• Kelelahan • Adenopati servikalis
• Pengeluaran dari disertai nyeri tekan.
debris tonsil.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan gram
• Pemeriksaan swab tenggorokan dan kultur
• Uji Pemeriksaan foto polos lateral atau CT scan tanpa kontras
PENATALAKSANAAN
• Terapi tonsillitis akut bersifat suportif, dengan menjaga asupan makanan
dan cairan, serta engontrol rasa nyeri dan demam.
• Kortikosteroid intravena digunakan sebagai penatalaksanaan untuk
meringankan edema faring.
• Obstruksi jalan nafas mungkin membutuhkan alat bantuan jalan nafas
melalui nasal, kortikosteroid intravena dan oksigen. Observasi
dilakukan sampai obstruksi jalan nafas mengalami perbaikan.
PENATALAKSANAAN
Penyakit tonsil Terapi
Tonsillitis akut bakteri Analgetik (ibuprofen, benzocaine local,
steroid dan antibiotic betalactam (setelah
kultur)
Common cold Paling sering akibat virus. Analgetik dan
steroid.
Tonsillitis akut berulang dengan 5-7 episode Tonsilektomi ekstrakapsular komplit
pertahun
Hyperplasia tonsil dengan ronchopathia Tonsilektomi parsial
Abses tonsil Drainase abses melalui pungsi dan aspirasi
tonsilektomi. Sebelum operasi: antibiotic
betalaktam + metronidazole, steroid dan
 analgetik
Mononucleosis Analgetik, steroid, tirah baring, ultrasound
limpa dan hati, makanan parenteral.
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
Terapi Keterangan Obat
Antibiotik Pada tonsilitis bakteri (eksudat antibiotik jangka pendek seperti
tonsil, demam, leukositosis, kontak azithromycin (20 mg/kg) selama 3
dengan orang sakit atau kontak hari atau clarithromycin dan
dengan orang yang terinfeksi group sefalosporin selama 5 hari, sama
A beta-hemolytic Streptococcus dengan terapi jangka panjang terapi
pyogenes (GABHS) penicillin
Steroid Steroid oral dan IM pada anak dan Dexamethasone 10 mg,
dewasa bermanfaat meringankan betamethasone 8 mg dan
gejala dengan efek samping minimal prednisolone 60 mg
Analgetik Meringankan rasa nyeri Ibuprofen dan paracetamol
Diclofenac dan ketorolac
PENATALAKSANAAN
TONSILEKTOMI
Indikasi tonsilektomi menurut AAO-HNS :

Indikasi Absolut Indikasi Relatif

1. Pembekakan tonsil yang menyebabkan 1. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil
obstruksi saluran nafas, disfagia berat, pertahun dengan terapi antibiotic adekuat
gangguan tidur dan komplikasi 2. Halitosis akibat tonsillitis kronik yang
kardiopulmoner tidak membaik dengan pemberian terapi
2. Abses peritonsil yang tidak membaik medis
dengan pengobatan medis dan drainase 3. Tonsillitis kronik atau berulang pada karier
3. Tonsillitis yang menimbulkan kejang streptococcus yang tidak membaik dengan
demam pemberian antibiotik lactamase resisten
4. Tonsillitis yang membutuhkan biopsi untu
menentukan patologi anatomi
PROGNOSIS
• Tonsillitis akut merupakan penyakit akut yang dapat sembuh sendiri (self limiting disease)
• Beberapa pasien dapat mengalami tonsillitis berulang dan membutuhkan tindakan tonsilektomi.
• Pada pasien bayi, orang tua, immunocompromised, tonsillitis mungkin dapat berkembang menjadi
berat.
• Tonsillitis akut dapat memberikan komplikasi seperti demam reumatik dan akut glomerulonephritis
(sangat jarang)

Anda mungkin juga menyukai