Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

ADENOMIOSIS

Disusun oleh :
Nadien (1102013200)

Pembimbing :
dr. Adi Widodo, Sp. OG
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

• Disebut sebagai adenomioma pada tahun 1860, ditemukan oleh seorg


ahli patologi asal Jerman, bernama Carl von Rokitansky,
menyebutnya sebagai  cystosarcoma adenoids uterinum
• Bird (1972) mengatakan: “Adenomiosis dapat didefinisikan sebagai
invasi jinak endometrium ke dalam miometrium, menghasilkan uterus
yang membesar difus yang secara mikroskopis menunjukkan ektopik
non-neoplastik, kelenjar endometrium dan stroma yang dikelilingi
oleh miometrium hipertrofik dan hiperplastik”
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

•  invasi jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium


 pembesaran uterus difus
• Histologis: kelenjar dan stroma endometrium ektopik non neoplastik
dikelilingi oleh jaringan miometrium hipertrofik dan hiperplastik
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi yang luas, 5% - 70%

• Tidak ditemukan angka pasti, karena banyak faktor termasuk


klasifikasi diagnostik yang beragam, perbedaan jumlah jaringan yang
diambil sebagai sampel biopsi dan mungkin timbul dari hasil
patologinya sendiri karena mempertimbangkan perjalanan penyakinya
pasien.

• Paling sering di usia produktif


FAKTOR RESIKO DAN
ETIOLOGI
• Usia produktif
• Multiparitas, karena fisiologi kehamilan
• Riwayat operasi uterus sebelumnya
• Riwayat abortus
PATOFISIOLOGI

• 3 teori
– Adenomiosis berkembang dari invaginasi jaringan endometrium di
miometrium.
• Riwayat trauma (operasi)
• Immunitas
• Reseptor estradiol tinggi  mempermudah invaginasi
– Adenomiosis berkembang secara de novo akibat sisa2 jaringan
mullerian pluripotent.
• Endometrium ektopik tidak memberikan respon thpd perubahan hormonal
sbgmn endometrium eutopik
– Invaginasi dari lapisan basalis pada sistem limfatik intreamiometrium
• Teori stem sell
DIAGNOSIS
• Anamnesis
– Perdarahan uterus abnormal
• Perdarahan yang banyak atau memanjang (menoragia)
– Dismenore sekunder
• 1-2 minggu sebelum haid, dan bertahan beberapa hari setelah perdarahan
terhenti
• Prostaglandin pd adenomiosis lbh tinggi dibanding miometrium
– Gejala lain: dispareunia, diskhezia, Infertilitas
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Fisik
–Uterus teraba membesar
• Terutama saat haid, dan terasa nyeri
–Adneksa tidak terganggu
• Pemeriksaan Penunjang
–Pemeriksaan histopatologis, biasanya kebetulan
–Pemeriksaan Antigen Kanker / Cancer Antigen (CA) 125
–Imaging
• Tujuan:
–Menegakkan diagnosis sementara
–Menyingkirkan diferensial diagnosis
–Menilai beratnya penyakit
–Monitor pasca operasi
ULTRASONOGRAFI (USG) DAN MAGNETIC
RESONANCE IMAGING (MRI)

• penemuan adenomiosis difus meliputi :


– dinding miometrium anterior atau posterior tampak lebih tebal
dibandingkan sisi yang berlawanan,
– gambaran miometrium yang heterogen,
– kista kecil hipoekoik miometrium, menunjukkan kelenjar kistik di dalam
fokus ektopik endometrium, dan
– proyeksi linear yang berekstesi dari endometrium sampai miometrium.
ULTRASONOGRAFI (USG) DAN
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)
DIAGNOSIS BANDING

• Tanda gejala serupa:


– leiomioa,
– kanker endometriosis,
– penyakit radang panggul kronik.
• Gambaran USG :
– kanker endometrium
– hipertrofi miometrium
– kontraksi uterus dapat tampak serupa dengan gambaran adenomiosis difusa
– Adenomioma  USG mirip leiomioma
TATALAKSANA

• Tatalaksana medikamentosa
– Danazol
– Aromatase Inhibitor
– Agonis GnRH
– Kontrasepsi oral berkelanjutan
TATALAKSANA
• histerektomi • Adenomiomektomi
indikasi : Teknik ini diklaim dapat mencegah
- ukuran adenomioma lebih dari 8 ruptur uterus apabila pasien hamil.
cm, Dalam penelitian tersebut, dari 26
pasien yang mengharapkan
- gejala yang progresif seperti kehamilan, 16 di antaranya berhasil
perdarahan yang semakin banyak dan dan 14 dapat mempertahankan
- infertilitas lebih dari 1 tahun kehamilannya hingga aterm dengan
walaupun telah mendapat terapi bayi sehat tanpa penyulit selama
kehamilan.
hormonal konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
• Schorge JO et al, Williams Gynecology, 1st ed. New York, Mc Graw Hill, 2008
• Pernol ML. Benson and Pernol’s Handbook of Obstetrics and Gynecology 10th Ed. 2001. New York : The
McGraw-Hill Companies, Inc.
• Ferenczy A. Pathophysiology of adenomyosis. Human Reproduction Update 1998; 4: 312-322.
• Benagiano G and Brosens I. History of adenomyosis (Abstract). Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2006
Aug;20(4):449-63. Epub 2006 Mar 2.
• Campo S, Campo V, Benagiano G. Review Article Adenomyosis and Infertility. Obstetrics and Gynecology
International Volume 2012, Article ID 786132.
• Shrestha A,Shrestha R,Sedhai LB,Pandit U. Adenomyosis at Hysterectomy: Prevalence, Patient
Characteristics, Clinical Profile and Histopatholgical Findings.Kathmandu Univ Med J 2012;37(1):53-6.
• DeCherney AH and Nathan L. Current Obstetric & Gynaecologic Diagnosis & Treatment 9th Ed. 2003. New
York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
• Reuter, K. Adenomyosis Imaging. www.medscape.com.
• Edmonds DK. Dewhurst’s Handbook of Obstetrics and Gynaecology 7th Ed. 2007. London : Blackwell
Science, Ltd.
• Chopra S, Lev-Toaff AS, Ors F, Bergin D. Adenomyosis:Common and Uncommon Manifestations on
Sonography and Magnetic Resonance Imaging, J Ultrasound Med 2006; 25:617–627.
• Parazzini F et al. Risk factors for adenomyosis. Human Reproduction vol.12 no.6 pp.1275–1279, 1997.
• Berek, JS. Berek & Novak's Gynecology 14th Ed. 2007. Pennsylvania : Lippincott Williams & Wilkins.
• Roservear SK. Handbook of Gynecology Management. 2002. London : Blackwell Science, Ltd.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai