Anda di halaman 1dari 54

Laporan kasus

mioma uteri
Disusun Oleh:
Dain Triyeni Asi
NIM. FAA 113 016

Pembimbing:
dr. Yahlenadiharty, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK SMF KEBIDANAN & PENYAKIT KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
2019
PENDAHULUAN
Definisi :
Mioma uteri adalah tumor jinak miometrium uterus yang
struktur utamanya adalah otot polos rahum, dengan
konsistensi padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo
kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau multipel. Tumor ini juga
dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma uteri, atau
uterine fibroid

Faktor Predisposisi : Epidemiologi :


Genetik Di Indonesia mioma uteri
ditemukan pada 2,39 – 11,7%
Ras pada semua penderita
Mioma
Usia ginekologi yang dirawat. Tumor
Uteri ini paling sering ditemukan pada
Fungsi Ovarium wanita umur 35 – 45 tahun
(kurang lebih 25%) dan jarang
Paritas pada wanita 20 tahun dan
wanita post menopause.
Pola hidup
TINJAUAN PUSTAKA
MIOMA UTERI

1. Lokasi
- Cervical
- Isthmica
- Corporal

2. Lapisan Uterus
- Mioma Uteri Submukosa
- Mioma Uteri Subserosa
- Mioma Uteri Intramural
MIOMA UTERI

Mioma Uteri Submukosa:


 Tepat di bawah endometrium & menonjol ke dalam
cavum uteri
 bertangkai panjang & menonjol melalui serviks → ke
vagina → pada inspekulo→ Myoma Geburt
 Pendarahan uterus paling ↑→ (menometrorrhagia) →
histerektomi (walaupun ukurannya kecil)
 Bila bertangkai sering terinfeksi (ulserasi) & torsi
(terpelintir) → nekrosis & (sindrom = akut abdomen)
 Degerasi sarkoma (> besar)
MIOMA UTERI

Mioma Uteri Subserosa:


 Di bawah tunica serosa (keluar dinding uterus) →
menonjol keluar pada permukaan uterus
 Bertangkai dengan pendarahan extrauterine dari
pembuluh darah omentum → tangkai atrofi & diserap →
terlepas → “parasitic myoma”
 Vena permukaan pecah → perdarahan intra abdominal
 Tumbuh diantara kedua lapisan peritoneal dari
ligamentum latum → “myoma intraligamenter”
→menekan ureter & A. iliaca → gangguan miksi & rasa
nyeri
MIOMA UTERI

Mioma Uteri Intramural:


 Tumbuh di dinding uterus di antara serabut
myometrium
 Ukuran & konsistensi bervariasi→ besar atau
multipel → pembesaran uterus & berbenjol-
benjol
MIOMA UTERI

Gejala klinis :
1. Perdarahan abnormal (menometrorhagia, dismenorrhae)
2. Rasa nyeri
3. Penekanan pada kandung kemih
4. Infertilitas dan abortus

Diagnosis
1. Anamnesis
• Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
• Gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.
• Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.
MIOMA UTERI

2. Pemeriksaan fisik
• Ditemukan massa → pemeriksaan rutin bimanual & palpasi
abdomen bawah
• Px. Bimanual → tumor padat, keras, teraba berbenjol-benjol,
gerakan bebas, tidak sakit, terletak di garis tengah/ agak ke
samping & bagian dari rahim
• Myoma submukosa → teraba → jari masuk ke dalam kanalis
servikalis & terasa benjolan pada permukaan kavum uteri
• Dengan sondase→ cavum uteri → luas & tidak rata,
MIOMA UTERI

3. Pemeriksaan Penunjang
• Ultrasonography → Trans abdominal / transvaginal
• CT.Scan
• MRI
• HSG or sonohysterography → (kavitas endometrial)
• MRI → sangat ↑akurasinya → untuk menilai besar & lokasi
• Biopsi endometrial →sebelum myomektomi → ps/ >35 th + rw.
Perdarahan, Mencari etiologi lain kelainan perdarahan (Ca. uteri)
MIOMA UTERI

Laboratorium
Anemia → perdarahan uteri & ↓ kadar zat besi
Polisitemia & kelainan ginjal → menekan ureter → tekakanan balik ureter
Leukositosis + panas + kenaikan sedimentasi → degenerasi / infeksi akut

Pemeriksaan Khusus
Histeroskopi → identifikasi (myoma, polip, & masalah lain yang dapat
menyebabkan perdarahan) + angkat myoma submukosa
Laparaskopi → jelas menentukan asal
MIOMA UTERI

Diagnosis banding
• Adenomiosis
• Neoplasma ovarium
• Kehamilan
Penatalaksanaan
1. Konservatif
- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3-6 bulan.
- Bila anemia dapat dilakukan tindakan berupa transfusi
2. Operatif
- Miomektomi dan histerektomi
MIOMA UTERI

Penatalaksanaan
 Konservatif → pemeriksaan periodik
 Th/ Medikamentosa dengan GnRHa (Gonadotropin Releasing Hormon
Agonist)
 Androgens dan progesteron
MIOMA UTERI

Penatalaksanaan
4 dasar pengobatan operatif untuk myoma:
1. Myomektomi →pengambilan sarang myoma saja ≠ pengangkatan uterus (masih
menginginkan keturunan)→ u menghilangkan kemungkinan keganasan + kontrol p’darahan
kronik akibat myoma
2. Histeroskopi
melihat myoma→di potong & di buang → ≠ dilakukan terdapat di dalam dinding uterus &
bertangkai
3. Miolisis
Jarum elektrik yang dimasukkan kedalam myoma saat laparoskopi→ menghentikan
peredaran darah ke myoma →mengecil
4. Histerektomi
Mengangkat uterus
Cara terbaik untuk menyembuhkan myoma, → yang besar, & multipel, perdarahan banyak,
menjelang / sudah menopause & tidak menginginkan anak lagi
MIOMA UTERI

Penatalaksanaan
Novak’s gynecology →indikasi bedah myoma :
• Perdarahan uterina abnormal + anemia & tidak respon th/ hormonal
• Nyeri kronis + dysmenorrhea, dysparenue/ tekanan abdomen bagian
bawah yang berat
• Nyeri akut, karena torsi leiomyoma pedunculated/ prolaps myoma
submukosal
• Keluhan traktus urinarius → hidronefrosis
• Infertilitas → myoma ~ penemuan satu-satunya
• Pembesaran uterus jelas + keluhan kompresi
MIOMA UTERI

Laboratorium
Anemia → perdarahan uteri & ↓ kadar zat besi
Polisitemia & kelainan ginjal → menekan ureter → tekakanan balik ureter
Leukositosis + panas + kenaikan sedimentasi → degenerasi / infeksi akut

Pemeriksaan Khusus
Histeroskopi → identifikasi (myoma, polip, & masalah lain yang dapat
menyebabkan perdarahan) + angkat myoma submukosa
Laparaskopi → jelas menentukan asal
Histerosonografi
Histerosalpingografi→ pewarna untuk menerangi kavitas uterine & tuba
fallopi → gambaran sinar X
LAPORAN KASUS
MIOMA UTERI

Identitas Pasien :
Nama : Ny. YB
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 51 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : Tidak sekolah
Alamat : Danau Rawah, Kab. Kapuas
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Islam
No. RM : 33-31-28
Ruang/kelas : III B12
MRS Tanggal : 20 November 2019
MIOMA UTERI

Anamnesis
Keluhan Utama : perut membesar.

Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 21-11-2019 dengan
keluhan perut membesar sejak + 3 tahun yang lalu. Awalnya terasa
benjolan kecil diperut bagian kanan bawah sebesar telur ayam disertai
nyeri yang bersifat hilang timbul dan dirasakan nyeri seperti ditusuk
tusuk. 1 tahun ini perut membesar sangat cepat dan mengalami
gangguan saat haid lebih lama dari biasanya dan nyeri. Dalam sebulan
haid sebanyak 1 kali. Setiap haid lamanya 7-9 hari. Setiap hari ganti
pembalut 6-8 kali/hari. Darah haid berwarna merah kadang kehitaman
dengan volume yang cukup banyak. Riwayat keputihan tidak ada.
MIOMA UTERI

Pasien juga mengeluh rasa penuh dan berat sejak + 1 tahun yang lalu dan
teraba benjolan makin besar pada perut bagian bawah. Gangguan BAK berupa
BAK sering, sedikit-sedikit, nyeri saat/ sebelum/ sesudah BAK tidak ada. Sulit
buang air besar dan nyeri saat BAB tidak ada.

• Sebelum MRS pasien pernah memeriksakan kesehatannya ke poli penyakit


dalam RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya pada tanggal 18-11-2019 karena
pasien mengatakan sakit perut dan kadang disertai mual-mual + 1 tahun, lalu
disarankan oleh dokter spesialis penyakit dalam untuk periksa USG Abdomen.
Dari hasil pemeriksaan USG abdomen di dokter Sp.Rad (di RSUD dr. Doris
Sylvanus) tersebut didapatkan hasil tampak massa besar memenuhi cavum
pelvis dan abdomen bawah dengan ukuran tidak terjangkau, massa tidak
melekat dengan jaringan sekitar dan berbatas tegas. diagnosis hasil USG
abdomen adalah mioma uteri intra mural permagna.
MIOMA UTERI

• Kemudian pasien MRS melalui poli kandungan dan


direncanakan untuk cek laboratorium lengkap (hb,
leukosit, trombosit, hematokrit.), cek GDS, Ureum,
Kreatinin, SGOT, SGPT, Albumin, HbsAg, cek Ca 125, cek
rapid anti HIV, serta rontgen thorax, EKG, persiapan rawat
inap, persiapan operasi elektif histerektomi diruangan.
MIOMA UTERI

Riwayat menstruasi sebelum terjadi gangguan haid :


menarche : umur 15 tahun.
siklus : teratur 30 hari sekali.
banyaknya : normal (2-3 pembalut/ hari)
lamanya : 7 hari
HPHT :-

- Riwayat penggunaan KB (+), pasien pernah menggunakan pil KB selama 4 tahun


ini.
- Riwayat pernikahan : istri ke II kalinya sedangkan suami ke I, pasien menikah
selama 20 tahun.
- Jumlah anak hidup : 3
- Riwayat abortus : pernah 1 kali
- Riwayat anak meninggal : pernah 1 kali (bayi meninggal pada usia 1 hari, tetapi –
pasien lupa tahun berapa).
MIOMA UTERI

-Riwayat penyakit dahulu : pernah memiliki benjolan


diperut bawah bagian kanan + 3 tahunan yang lalu,
tetapi hanya diobati dengan meminum obat herbal
seperti akar-akaran atau kulit dari batang pohon yang
direbus dan airnya diminum (alloanamnesis dengan anak
pasien). Riwayat menderita asma (+), Pasien tidak pernah
menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM dan
hipertensi.
MIOMA UTERI

- Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang


menderita penyakit menular, mioma, dan tidak memiliki riwayat
keturunan penyakit seperti yang diderita pasien.
- Riwayat penyakit yang pernah diderita : sakit biasa seperti
demam, flu dan batuk.
- Riwayat penyakit keganasan pada keluarga : anggota keluarga
yang menderita penyakit keganasan atau tumor disangkal.
- Riwayat alergi : tidak ada.
MIOMA UTERI

Status present
Keadaan umum : Tampak tenang disertai rasa lemas.
Kesadaran : Compos mentis (E4 V5 M6)
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Nafas : 18x/menit
Suhu : 36,70 C
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 50 kg
IMT : 20,55 (normal)
Status general
Kepala : Normocephali, rambut hitam.
Mata : Anemis (+/+), ikterik (-/-)
Thorak : Cor  S1, S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo suara dasar vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Bising usus (+) normal, Nyeri tekan (+) di regio
umbilical dan regio hipogastrik.
Ekstremitas : Edema -/-
MIOMA UTERI

Status present

Status ginekologi
Inspeksi abdomen : Perut tampak buncit, striae gravidarum (-), linea nigra (-),
luka bekas SC (-)
Palpasi abdomen : Tinggi fundus uteri 1 jari di atas simpisis pubis, teraba
massa yang membesar berukuran 20 x 20 cm (panjang x
lebar), konsistensi padat dan bersifat imobile. Nyeri
tekan (+).
Auskultasi abdomen : Bising usus (+) normal.

Genital
Inspekulo :-
VT :-
MIOMA UTERI

Diagnosa Kerja
Mioma Uteri

Penatalaksanaan
• IVFD RL 20 tt/menit
• Transfusi PRC 1 kolf
• Rencana operasi histerektomi setelah perbaikan KU,
Rencana senin, 29/11/2019, pukul : 09.00 WIB.
MIOMA UTERI
Tgl S O A P
30/11/20 Nyeri luka Ku / Kes : Sakit Sedang / CM - Post Histerek- - Observasi keadaan umum dan
19 post op (+) St. Generalis : tomi Total Salping vital sign,
 T : 130 / 80 mmHg Oovorek-tomi - Cefotaxime 1gr
 N : 76 x/mnt Bilateral (2 x 1) I.V
 S : 36,6 HTSOB. - Ketorolac 30 mg
 RR : 18 x/mnt Hari ke- 1 (3 x 1) I.V
St. ginekologi :
 PPV (-)
Laboratorium :
Hb 11,5 gr/dl
Eritrosit 5, 26
Leukosit 8,96
Trombosit 265.000
Ht 36,7 %
MIOMA UTERI

Tgl S O A P
01/12/20 Nyeri luka Ku / Kes : Sakit Sedang / CM - Post Histerek-tomi - Observasi keadaan umum dan
19 post op (+) St. Generalis : Total Salping vital sign,
 T : 130 / 70 mmHg Oovorek-tomi - Cefotaxime 1gr
 N : 80 x/mnt Bilateral (2 x 1) I.V
 S : 36,8 HTSOB. - Ketorolac 30 mg
 RR : 18 x/mnt Hari ke- II (3 x 1) I.V
St. ginekologi : - Belajar mobilisasi coba
 PPV (-) miring kiri dan kanan serta
Laboratorium : belajar duduk.
Hb 11,5 gr/dl - Aff dc (+)
Eritrosit 5, 26
Leukosit 8,96
Trombosit 265.000
Ht 36,7 %
MIOMA UTERI

Tgl S O A P
02/12/20 Keluhan Nyeri Ku / Kes : Sakit Sedang / CM - Post - Observasi keadaan umum dan
19 luka post op St. Generalis : Histerek- vital sign,
ber-kurang  T : 120 / 80 mmHg tomi Total - Cefotaxime 1gr
 N : 80 x/mnt Salping (2 x 1) I.V
 S : 36,9 Oovorek- - Ketorolac 30 mg
 RR : 18 x/mnt tomi (3 x 1) I.V
St. ginekologi : Bilateral - Belajar mobilisasi coba
 PPV (-) HTSOB. duduk dan berjalan.
Laboratorium : Hari
Hb 11,5 gr/dl ke- III
Eritrosit 5, 26
Leukosit 8,96
Trombosit 265.000
Ht 36,7 %
MIOMA UTERI

Tgl S O A P
03/12/20 (-) Ku / Kes : Sakit Sedang / CM - Post - Observasi keadaan umum dan
19 St. Generalis : Histerek- vital sign,
 T : 120 / 80 mmHg tomi Total - Ketorolac 30 mg
 N : 78 x/mnt Salping (3 x 1) I.V
 S : 36,5 Oovorek-
 RR : 18 x/mnt tomi
St. ginekologi : Bilateral
 PPV (-) HTSOB.
Laboratorium : Hari
Hb 11,5 gr/dl ke- IV
Eritrosit 5, 26
Leukosit 8,96
Trombosit 265.000
Ht 36,7 %
PEMBAHASAN
MIOMA UTERI

Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang


wanita 51 tahun dengan diagnosa mioma uteri intra mural
permagna. Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti
mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial.
Pasien menarche pada usia 15 tahun dan menikah pada usia 25
tahun, lama pasien menikah 20 tahun.
MIOMA UTERI

Mioma mengandung reseptor estrogen dengan konsentrasi


lebih tinggi dibanding miometrium sekitarnya, namun lebih
rendah dibanding endometrium. Hormon progesteron
meningkatkan aktivitas mitotik mioma pada wanita muda,
namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak
diketahui pasti. Progesteron memungkinkan pembesaran tumor
dengancara down-regulation apoptosis tumor.
MIOMA UTERI

Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan


meningkatkan produksi matriks ekstraseluler.
Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen
dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri
muncul setelah menarche.3
MIOMA UTERI

Diagnosa mioma uteri ditegakan berdasarkan gejala yang timbul,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang ada. Gejala yang
timbul sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada serviks,
intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan
komplikasi yang terjadi.(6)
- Gejala-gejala pada pasien tersebut antara lain gangguan haid berupa
menoragia yaitu perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau
lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari) dan nyeri dirasakan pada saat
haid.
- Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya
mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan
dengan kontraktilitas yang terganggu.6
MIOMA UTERI

Gejala yang lain yaitu rasa penuh, nyeri dan berat pada perut bagian
bawah serta gangguan BAK berupa retensio urine. Gangguan ini
tergantung dari besar dan tempat mioma uteri sehingga menimbulkan
gejala dan tanda penekanan.6

Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan status vital yang baik,
yang berarti hemodinamik pasien masih baik. Kemudian juga
ditemukan fundus uteri 1 jari di atas simpisis pubis. Hal ini karena
adanya massa mioma yang tumbuh pada uterus. Pada palpasi
abdomen teraba massa mioma berukuran 20 x 20 cm yang
berkonsistensi padat dan bersifat imobile dan nyeri tekan (+).
MIOMA UTERI

Pemeriksaan penunjang dengan USG pada pasien ini


didapatkan gambaran tampak massa besar memenuhi
cavum pelvis dan abdomen bawah dengan ukuran tidak
terjangkau.Tidak tampak cairan pada cavum douglas.
Massa tidak melekat dengan jaringan sekitar dan
berbatas tegas. Kesan : Mioma uteri intra mural
permagna. Pemeriksaan dengan CT scan maupun USG
juga dapat dilakukan, namun lebih mahal dan
menghabiskan waktu lebih lama tetapi tidak memberikan
informasi yang lebih daripada USG.(9)
MIOMA UTERI

Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan status vital yang


baik, yang berarti hemodinamik pasien masih baik. Kemudian
juga ditemukan fundus uteri 1 jari di atas simpisis pubis. Hal
ini karena adanya massa mioma yang tumbuh pada uterus.
Pada palpasi abdomen teraba massa mioma berukuran 20 x
20 cm yang berkonsistensi padat dan bersifat imobile, nyeri
tekan (+). Konsistensi dari mioma bervariasi dari keras seperti
batu hingga lembek, walaupun sebagian besar memiliki
konsistensi kenyal seperti karet.
KESIMPULAN
MIOMA UTERI

Dapat ditarik kesimpulan diagnosis pasien ini adalah mioma uteri


melalui hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dilakukan. Pada anamnesis yang menunjang diagnosis mioma uteri
adalah didapatkan keluhan perdarahan pervaginam. Kemudian dari
pemeriksaan fisik ditemukan fundus uteri 1 jari di atas simpisis pubis,
kemudian juga teraba massa mioma berukuran 20 x 20 cm. Pencitraan
dengan USG semakin memperkuat diagnosis mioma uteri dimana
terdapat gambaran tampak massa besar memenuhi cavum pelvis dan
abdomen bawah dengan ukuran tidak terjangkau. Massa tidak melekat
dengan jaringan sekitar dan berbatas tegas.
MIOMA UTERI

Penatalaksanaan pasien ini dilakukan transfusi PRC 4 kolf untuk


menstabilkan Hb pasien pre-operasi lalu dilakukan konsul
anastesi untuk mengevaluasi keadaan pasien untuk dilakukan
operasi. Dilakukan Histerektomi Total Salpingo-Ooforektomi
Bilateral (HTSOB), karena selain untuk mengendalikan
perdarahan, pasien juga sudah tidak tahan dengan nyeri.
Histerektomi total dilakukan dengan alasan mencegah akan
timbulnya karsinoma servisis uteri dan temuan jumlah mioma
uteri yang banyak dan ukuran uterus yang sudah membesar
sehingga dikhawatirkan menimbulkan penekanan pada organ
pelvis yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
• Sutoto J. S. M.. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku Ilmu Kandungan.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta, 2008.
• Hadibroto BR, 2005. Mioma Uteri. Ilmu Kedokteran Nusantara September 2008.
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
RSUD H. Adam Malik Medan Jevuska O. Vol. 38 No. 3, 2008.
• Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomyomata. In : Chesmy M, Heather, Whary
eds. Clinical Obstetric and Ginecology. Philadelphia : Lippincott Williams and Willkins,
2011.
• Suwiyoga K. et all.. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi dan Bagan
Alir Pelayanan Pasien. SMF Obsgin FK UNUD RS Sanglah, Denpasar, 2013.
• Manuaba IBG, Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta, 2008
• Thomas EJ. The etiology and phatogenesis of fibroids. In : Shaw RW. eds. Advences in
reproduktive endocrinology uterine fibroids. England – New Jersey : The Phartenon
Publishing Group, 2012.
• Santon, R., Duenhoelter, J.H., Massa pelvis, Gynecology, EGC, Jakarta, 2013.
• Stovall et all.,. Benign Diseases of the Uterus – Leiomyoma Uteri and the
Hysterectomy. Clinical Manual Gynecology, Second Edition, Mc. Graw-Hill
International, Singapore. 2012
LAMPIRAN
Foto USG tanggal 19-11-2019
Foto Mioma Uteri post-operasi tanggal 29-11-2019
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai