Anda di halaman 1dari 36

PRESENTASI KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD dr. DORIS SYLVANUS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PALANGKA RAYA
2019

1
 NAMA : Tn. A
 TANGGAL LAHIR : 74 tahun
 PEKERJAAN : Swasta
 ALAMAT : Jl. Pinguin V
 NO. RM : 09.96.34
 TANGGAL MRS : Senin 04-03-2019
KELUHAN UTAMA : keluar benjolan di bagian dekat
kemaluan sebelah kanan.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :
 Os datang dengan keluhan terdapat benjolan di
bagian dekat kemaluan disebelah kanan
 Benjolan sudah muncul sejak sore
 Benjolan muncul saat pasien berdiri dan menghilang
saat pasien berbaring
 Benjolan dirasakan sakit saat muncul
 Benjolan berukuran sebesar jempol tangan
 BAB dan BAK, dan flatus tidak ada keluhan
 Makan dan minum tidak ada keluhan
 Nyeri (+)
 Mual (-), Muntah (-), Demam (-)
 RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU :
- Sakit yang sama sebelumnya (-)
- Asma (-), Hipertensi (-), Diabetes
Mellitus (-)

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :


- Tidak ada keluarga yang menderita
sakit yang sama
 RIWAYAT PERSONAL :
- Pasien memiliki aktivitas mengangkat
beban berat
• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : E4V5M6, compos mentis
• Vital Sign
– Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg
– Nadi : 84x/ menit, reguler dan
kuat angkat, isi cukup
– Respirasi : 20x/menit
– Suhu : 36,2 o C
Kepala
◦ Bentuk : Normocephal
◦ Mata : CA -/-, Si -/-
◦ Hidung : Deviasi (-)
◦ Telinga : Simetris
◦ Mulut : Kering (-), pucat (-)

Leher
◦>> KGB (-)
◦>> Tiroid (-)
◦↑ JVP (-)
Thoraks
◦ Paru – paru
 Inspeksi
 Simetris (+), retraksi (-)
 Palpasi
 Fremitus vokal teraba kiri dan kanan
 Perkusi
 Bunyi sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi
 Vesikuler +/+, rales -/-, wheezing -
/-
◦ Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ics 5
linea midclavicula sinistra
 Perkusi
 Batas Kanan : Ics 4 Parasternal
Dekstra
 Batas Kiri : Ics 5 mcl Sinistra
 Auskultasi
 S1 S2 Tunggal, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
◦ Inspeksi : Datar, tidak tampak
benjolan
◦ Auskultasi : Bu (+) 12x/menit , metallic
sound(-)
◦ Perkusi : Timpani, pekak hepar (+)
◦ Palpasi : Nyeri tekan (+) di regio
hipogastrica

 Ekstremitas
◦ Akral hangat, Capillary Refil Time < 2”.
 Regio : Inguinalis Dextra (posisi berdiri)
 Inspeksi : Terlihat benjolan di daerah inguinal dekstra
dengan ukuran 4x3 cm, tanda-tanda radang tidak
didapatkan.
 Palpasi : Teraba benjolan di daerah inguinal dekstra
bentuk bulat, konsistensi kenyal, batas tegas, mobile,
permukaan licin dengan ukuran 4x3cm nyeri tekan
(+).
 Finger test (+) teraba benjolan pada ujung jari
pemeriksa
 Thumb test (-) tidak teraba benjolan pada proyeksi
annulus inguinalis internus
 Zimmen test : teraba benjolan pada proyeksi annulus
inguinalis internus
 GDS 107
 Creatinin 1,47
 CT 600
 BT 300
 Hernia Inguinalis Lateralis (D) Irreponible
 Persiapan untuk dilakukan herniotomy dan
hernioplasty
 Hernia berasal dari kata yunani yang berarti
penonjolan.
 Hernia didefinisikan sebagai suatu penonjolan
abnormal organ atau jaringan, melalui daerah yang
lemah (defek) yang diliputi oleh dinding.
 Peninggian tekanan intra abdomen yang terus
menerus.
 Kelemahan otot dan jaringan.
 Berdasarkan letaknya
Berdasarkan Sifatnya
1. Hernia reponibel
◦ Isi hernia masih dapat keluar masuk rongga
abdomen
2. Hernia ireponibel
◦ Isi hernia tidak dapat direposisi kembali ke dalam
rongga abdomen
◦ Tidak ada obstruksi usus
 Hernia strangulata
◦ Isi hernia terperangkap pada cincin hernia, disertai
gangguan vaskularisasi
 Hernia inkarserata
◦ Isi hernia tidak dapat direposisi kembali, dgn
disertai tanda obstruksi usus
Hernia inguinalis

Hernia inguinalis Hernia inguinalis


Indirek (Lateralis) direk (Media)
Hernia yang melalui dinding inguinal
posteromedial dari vasa epigastrika inferior.
◦ Menonjol ke kulit melalui segitiga Hasselbach
◦ Batas-batas segitiga Hasselbach:
 Inferior : ligamentum inguinale
 Medial : tepi musculus rectus abdominis
 Lateral : vasa epigastrika inferior
◦ Disebut juga hernia inguinalis medialis (terletak di
medial vasa epigastrika inferior)
Rute hernia langsung. Kantung hernia melewati langsung melalui
segitiga Hesselbach dan dapat mengganggu lantai kanalis inguinalis.
Hernia yang melalui anulus (cincin) inguinalis
interna yang terletak di sebelah lateral vasa epigastrika
inferior, menelusuri kanalis inguinalis dan keluar di
anulus eksternal di atas krista pubis dengan diselubungi
kantong korda.

• Penonjolan keluar dari rongga abdomen melalui


anulus inguinalis internus
• Disebut juga hernia inguinalis lateralis (terletak di
lateral vasa epigastrika inferior)
• Dapat menonjol jauh ke kanalis inguinalis,
menonjol keluar melalui anulus inguinalis
eksternus, bahkan sampai ke skrotum
Rute dari hernia tidak langsung. Perhatikan bahwa kantung hernia
melewati di luar batas-batas segitiga Hesselbach dan mengikuti
jalannya korda spermatika
25
Gejala lokal :
 Benjolan pada lipat paha, dapat hilang dan timbul
 Rasa nyeri atau tidak nyaman, dapat hilang dan
timbul ketika pasien berdiri atau berbaring
Gejala dari adanya komplikasi:
 Obstruksi usus : colic, muntah, distensi, konstipasi
 Strangulasi : (gejala obstruksi), rasa nyeri yang
menetap pada hernia, demam,
takikardi
 Inspeksi
Benjolan yang terlihat di atas lipat paha
menunjukkan hernia inguinalis, sedang di
bawah lipat paha menunjukkan hernia
femoralis.
 Auskultasi
Auskultasi pada hernia ditentukan oleh isi dari
hernia, jika isi dari hernia adalah usus maka
akan terdengar peristaltik usus. Sedangkan jika
isi hernia omentum tidak akan terdengar
 Palpasi
Untuk membedakan hernia inguinalis lateralis
dan medialis dapat digunakan 3 cara:
- Finger test
- Siemen test
- Tumb test
Finger test : Dengan menggunakan jari telunjuk atau kelingking
scrotum di invaginasi menyelusuri annulus externus sampai dapat
mencapai canalis inguinalis kemudian penderita disuruh mengejan
atau batuk

 Bilamana ada dorongan atau tekanan pada ujung jari maka


penderita tersebut didapatkan H.I.L
 Bilamana dorongan atau tekanan timbul dari sisi lateral jari →
H.I.M

Thumb tests : Posisi penderita tidur terlentang atau berdiri setelah


benjolan dimasukkan ke dalam rongga perut

 Ibu jari kita tekan kan pada annulus internus penderita, disuruh
mengejan atau meniup dengan hidung dan mulut tertutup.
 Bila benjolan keluar pada waktu mengejan → H.I.M
 Bila tak keluar → H.I.L
Ziemen test : Penderita dalam keadaan berdiri atau
telentang bila kantong hernia berisi. Kita
masukkan dalam cavum peritonei , memeriksa
bagian kanan dengan tangan kanan dan sebaliknya

 Dengan jari 2 tangan pemeriksa diletakkan diatas


annulus internus (1,5 cm diatas pertengahan
SIAS-TV-tuberculum pubicum)
 Dengan jari 3 diletakkan di atas annulus externus
dan
 Dengan jari 4 pada fossa ovalis
 Bilamana ada dorongan pada :
 Jari 2 : H.I.L, Jari 3: H.I.M, Jari 4: Hernia femoralis
 Tatalaksana Nonbedah
Mencari dan memperbaiki faktor yang
menimbulkan terjadinya hernia.
Medikamentosa simptomatis seperti
pemberian analgesik
 Tatalaksana Bedah
Tatalaksana definitif hernia adalah dengan
operasi pembedahan.
 Infeksi
 Obstruksi
 Nekrosis usus
 Peritonitis
 Sepsis
 Lebih cepat dikoreksi dengan cara operasi, lebih baik
prognosisnya. Makin lama hernia dibiarkan, makin besar
kemungkinan untuk terjadi strangulasi.
 Resiko terjadinya komplikasi strangulasi juga tergantung
dari lokasi terjadinya hernia, besar kecilnya lubang, serta
sedikit banyaknya bagian usus yang menonjol.
 7% pasien setelah dioperasi, hernianya timbul kembali.
Bukan karena kegagalan operasi, tapi karena memang otot
perutnya yang lemah. Kasus seperti ini dapat dioperasi
kembali dengan aman.

 Ad Vitam : Dubia ad Bonam


 Ad Functionam : Dubia ad Bonam
 Ad Sanationam : Dubia
 Menjelaskan kepada pasien & keluarga
tentang kondisi pasien, tindakan yang akan
dilakukan serta menjelaskan prognosisnya
 Usahakan untuk tidak mengangkat benda
benda berat/melakukan aktivitas berat
 Setelah operasi  mobilitas bertahap,
menjaga kebersihan luka op, kontrol 1
minggu
 Sjamsuhidajat R, De Jong Wim. Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2004.
 Grace, Borley, At a Glance ILMU BEDAH. Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2006
 Sabiston. Buku Ajar Bedah. Bagiam 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005.
 Schwartz. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta : EGC 2000.

Anda mungkin juga menyukai