Mioma geburt
TOTO MARZUKI
Mioma uteri
belum diketahui
terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor
dengan peningkatan reseptor estrogen-
progesteron pada jaringan mioma uteri
adanya faktor predisposisi yang bersifat herediter
faktor hormone pertumbuhan
Human Placental Lactogen.
EPIDEMIOLOGI
1.Anamnesis
Teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir
yang dirasakan bertambah panjang serta
adanya riwayat perdarahan per vaginam
terutama pada perempuan di usia 40an, kadang
dikeluhkan juga perdarahan kontak. 1,5
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan abdomen luar kemungkinan tidak
didapatkan kelainan
ditemukan pada palpasi bimanual uterus yang bentuknya
tidak regular, tidak lunak atau penonjolan yang berbenjol-
benjol yang keras pada palpasi.
Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV) teraba massa yang
keluar dari OUE (kanalis servikalis), lunak, mudah digerakkan,
bertangkai serta mudah berdarah. Serviks akan ikut bergerak
bila massa pada abdomen digerakan juga. Melalui
pemeriksaan inspekulo terlihat massa keluar OUE (kanalis
servikalis) berwarna pucat. 1,5
Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini
disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya
cadangan zat besi.
eritropoeitin pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.
Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal
diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan
kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat
dalam menetapkan adanya mioma uteri.
Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus
yang kecil
massa yang besar baik diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal.
Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran
ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur
maupun pembesaran uterus
Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan
bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah
yang hipoekoik
Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri
submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor
tersebut sekaligus dapat diangkat.
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan
lokasi mioma tetapi jarang diperlukan
mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan
dapat dibedakan dari miometrium normal
MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat
dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI
dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang
tidak dapat disimpulkan.
DIAGNOSIS BANDING
Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma
ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma;
serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma
uterus
Torsi (putaran tangkai)
mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi,
timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi
sindrom abdomen akut.
Anemia
Anemia timbul karena seringkali penderita mioma uteri
mengalami perdarahan pervaginam yang abnormal.
Perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri akan
mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Infertilitas
Infertilitas dapat terjadi apabila mioma menutup atau
menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma uteri
submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh
karena distorsi rongga uterus
Nekrosis dan infeksi.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang
diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.
Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian
besar bersifat degeneras
PENATALAKSANAAN
Nama : Ny. N
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat :
Tanggal masuk : 19 Juli 2017
Tanggal pemeriksaan : 19 Juli 2017
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara: Autoanamnesa
Keluhan Utama : Haid terus menerus selama 2 minggu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD Bangkinang tanggal 19 Juni 2017
dengan keluhan haid terus menerus selama 2 minggu.
Riwayat haid teratur. Mulai tidak teratur 2 bulan yang lalu.
Haid menjadi lebih lama. Keluar flek flek dan keputihan.
Pasien merasa nyeri perut bawah. Pasien merasa lemas dan
pusing.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat alergi obat (-)
RIWAYAT MENSTRUASI
Haid pertama : 14 tahun
Siklus haid : Teratur
Lama haid : 6-7 hari
RIWAYAT KONTRASEPSI
Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi
STATUS GENERALIS
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva anemis +/+ . Sklera ikterik -/-
Leher : Trakea berada di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Payudara :Tidak menonjol, dalam batas normal. Tidak keluar colostrum.
Thorax
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan
dinding dada dalam keadaan statis dan dinamis
simetris.
Palpasi : Fremitus taktil dan vocal kanan dan
kiri simetris, tidak teraba masa.
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus cordis teraba.
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi: BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Buncit,
Terdapat linea nigra
Striae gravidarum (+)
Bising usus (+)
Tinggi fundus sesimpisis pubis
Kontraksi baik
Genitalia : Terdapat sekat pada vagina dan dua porsio
Extremitas :
Akral hangat ++/++
Edema --/--
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Ibu : Anemia ec perdarahan pervaginan susp mioma geburt
PENATALAKSANAAN
Perbaikan KU
Transamin 3x250gr
2x5 PRC