Anda di halaman 1dari 31

Laporan kasus

Mioma geburt
TOTO MARZUKI
Mioma uteri

dikenal dengan fibromioma, fibroid ataupun


leiomioma
merupakan neoplasma jinak
berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya
Etiologi

belum diketahui
terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor
dengan peningkatan reseptor estrogen-
progesteron pada jaringan mioma uteri
adanya faktor predisposisi yang bersifat herediter
faktor hormone pertumbuhan
Human Placental Lactogen.
EPIDEMIOLOGI

mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari


20 tahun
ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih
dari 40 tahun
paling sering memberikan gejala klinis antara 35-
45 tahun.
sering terjadi pada nullipara atau pada wanita
yang relatif infertil
Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya
wanita berkulit hitam, angka kejadiaan mioma uteri tinggi
tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang
menderita mioma.
PATOGENESIS

Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest


atau teori genioblast.
menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma
lebih banyak didapati daripada miometrium
normal.
Berasal dari sel imatur, bukan dari selaput otot yang
matur
Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor
merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot
Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya
perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada
uterus, dari transformasi metaplastik sel jaringan ikat,
dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten. 3,4
KLASIFIKASI
GEJALA DAN TANDA
KLINIS
Perdarahan abnormal (hipermenore, menoragia
dan dapat juga terjadi metroragia)
Pengaruh ovarium (hyperplasia endometrium
sampai adenokarsinoma endometrium)
Permukaan endometrium yang bertambah
Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal
karena adanya mioma di antara serabut
miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik
Rasa nyeri
karena gangguan sirkulasi darah pada mioma,
nekrosis setempat dan peradangan
mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula
pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat
menyebabkan juga dismenore
Gejala dan tanda penekanan yang tergantung pada besar
dan tempat mioma uteri
Gejala yang timbul dapat berupa poliuri, retensio urine,
obstipasi serta edema tungkai dan nyeri panggul.
Penegakan diagnosis

1.Anamnesis
Teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir
yang dirasakan bertambah panjang serta
adanya riwayat perdarahan per vaginam
terutama pada perempuan di usia 40an, kadang
dikeluhkan juga perdarahan kontak. 1,5
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan abdomen luar kemungkinan tidak
didapatkan kelainan
ditemukan pada palpasi bimanual uterus yang bentuknya
tidak regular, tidak lunak atau penonjolan yang berbenjol-
benjol yang keras pada palpasi.
Pada pemeriksaan Ginekologik (PDV) teraba massa yang
keluar dari OUE (kanalis servikalis), lunak, mudah digerakkan,
bertangkai serta mudah berdarah. Serviks akan ikut bergerak
bila massa pada abdomen digerakan juga. Melalui
pemeriksaan inspekulo terlihat massa keluar OUE (kanalis
servikalis) berwarna pucat. 1,5
Temuan laboratorium
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini
disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya
cadangan zat besi.
eritropoeitin pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.
Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal
diduga akibat penekanan mioam terhadap ureter yang
menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan
kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat
dalam menetapkan adanya mioma uteri.
Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat pada uterus
yang kecil
massa yang besar baik diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal.
Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran
ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur
maupun pembesaran uterus
Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik dengan
bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah
yang hipoekoik
Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri
submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor
tersebut sekaligus dapat diangkat.
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan
lokasi mioma tetapi jarang diperlukan
mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas dan
dapat dibedakan dari miometrium normal
MRI dapat mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat
dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI
dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang
tidak dapat disimpulkan.
DIAGNOSIS BANDING

Mioma Geburt dapat didiagnosis banding dengan polip


serviks
Polip serviks merupakan suatu adenoma ataupun
adenofibroma yang berasal dari mukosa endoserviks.
Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE. Epitel
yang melapis biasanya adalah epitel endoserviks yang
dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin
kompleks
Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis sehingga
membuatnya mudah berdarah
Hal inilah yang membedakannya dari Mioma Geburt
dimana bagian yang mudah berdarah bukan merupakan
ujung mioma tapi merupakan endometrium yang
mengalami hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain
itu juga terjadi atropi endometrium di atas mioma
submukosa.
KOMPLIKASI

Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma
ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh mioma;
serta merupakan 50-75% dari semua sarcoma
uterus
Torsi (putaran tangkai)
mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi,
timbul gangguan sirkulasi akut sehingga
mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi
sindrom abdomen akut.
Anemia
Anemia timbul karena seringkali penderita mioma uteri
mengalami perdarahan pervaginam yang abnormal.
Perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri akan
mengakibatkan anemia defisiensi besi.
Infertilitas
Infertilitas dapat terjadi apabila mioma menutup atau
menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma uteri
submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh
karena distorsi rongga uterus
Nekrosis dan infeksi.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang
diperkirakan karena gangguan sirkulasi darah padanya.
Perubahan sekunder pada mioma uteri yang terjadi sebagian
besar bersifat degeneras
PENATALAKSANAAN

tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi


dan ukuran miom
Konservatif
Penanganan konservatif bila mioma berukuran kecil
pada pra dan post menopause tanpa gejala
Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara
periodik setiap 3-6 bulan
Bila anemi (Hb < 8gr/dl) transfusi PRC
Pemberian zat besi
Pemberian agonis hormon pelepas gonadotropin
(GnRHa) yaitu Leuprolid asetat 3,75 mg
intramuscular pada hari 1-3 menstruasi setiap
minggu sebanyak 3 kali.
Pengobatan Operatif
Terapi pembedahan dilakukan dengan indikasi
Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus pada kehamilan
12-14 minggu
Pertumbuhan tumor cepat
Mioma subserosa bertangkai dan torsi
Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya
Hipermenorea pada mioma submukosa
Penekanan pada organ sekitarnya
Jenis operasi yang dilakukan :
Miomektomi, dilakukan pada penderita infertil atau yang
masih menginginkan anak. Pendekatan pada tumor
dilakukan melalui dinding uterus dimana mioma dibuka
dengan diseksi tajam dan tumpul, pseudokapsul dapat
mengakibatkan diseksi sulit untuk dilakukan
Histerektomi, dilakukan pada pasien yang tidak menginginkan
anak lagi,
Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama
mioma intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi
Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus
gravid 12 minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina
misalnya rektokel, sistokel atau enterokel.
PROGNOSIS

Terapi bedah bersifat kuratif. Kehamilan di masa


yang akan datang tidak akan dibahayakan oleh
miomektomi, walaupun seksio sesarea akan
diperlukan setelah diseksi lebar untuk masuk ke
dalam rongga uterus.
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N
Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Alamat :
Tanggal masuk : 19 Juli 2017
Tanggal pemeriksaan : 19 Juli 2017
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara: Autoanamnesa
Keluhan Utama : Haid terus menerus selama 2 minggu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD Bangkinang tanggal 19 Juni 2017
dengan keluhan haid terus menerus selama 2 minggu.
Riwayat haid teratur. Mulai tidak teratur 2 bulan yang lalu.
Haid menjadi lebih lama. Keluar flek flek dan keputihan.
Pasien merasa nyeri perut bawah. Pasien merasa lemas dan
pusing.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat alergi obat (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Asma (-)
RIWAYAT PERSALINAN

No Jenis Usia Jenis penolo Usia Bb lahir


kelami kehamil persalinian ng anak
n an
1 Laki-laki Aterm spontan bidan 20 thn 3300
gram

RIWAYAT MENSTRUASI
Haid pertama : 14 tahun
Siklus haid : Teratur
Lama haid : 6-7 hari
RIWAYAT KONTRASEPSI
Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi
STATUS GENERALIS

PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva anemis +/+ . Sklera ikterik -/-
Leher : Trakea berada di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Payudara :Tidak menonjol, dalam batas normal. Tidak keluar colostrum.
Thorax
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan
dinding dada dalam keadaan statis dan dinamis
simetris.
Palpasi : Fremitus taktil dan vocal kanan dan
kiri simetris, tidak teraba masa.
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat.
Palpasi : Iktus cordis teraba.
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi: BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Buncit,
Terdapat linea nigra
Striae gravidarum (+)
Bising usus (+)
Tinggi fundus sesimpisis pubis
Kontraksi baik
Genitalia : Terdapat sekat pada vagina dan dua porsio
Extremitas :
Akral hangat ++/++
Edema --/--
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSIS
Ibu : Anemia ec perdarahan pervaginan susp mioma geburt

PENATALAKSANAAN
Perbaikan KU
Transamin 3x250gr
2x5 PRC

Anda mungkin juga menyukai