Anda di halaman 1dari 18

IUFD

(INTRA UTERINE FETAL


DEATH)
Pengertian
Kematian janin dalam rahim ialah kematian janin dalam
uterus yang beratnya 500 gram atau lebih, usia
kehamilan telah mencapai 20 minggu atau lebih.
(Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia, 1991)

IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda


kehidupan janin dalam kandungan baik pada kehamilan
yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu.
Kematian janin dalam kehamilan adalah kematian janin
dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung
pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin
1000 gram ke atas. (Rustam Muchtar, 1998)
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum
dikeluarkan dengan sempurna dari rahim ibunya tanpa
memandang tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005)

intra uterine fetal death(IUFD) atau kematian janin


dalam rahim adalah kematian janin dalam kehamilan
sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan
28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram.
(Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis

Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis,


Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998;
279)
Etiologi
Faktor plasenta (Insufisiensi plasenta,
Infark plasenta, Solusio plasenta,
Plasenta previa)
Faktor ibu (Diabetes mellitus,
Preeklampsi dan eklampsi, Nefritis
kronis, Polihidramnion dan
oligohidramnion, Shipilis, Penyakit
jantung, Hipertensi, Penyakit paru atau
TBC, Inkompatability rhesus, AIDS)
Faktor intrapartum (Perdarahan
antepartum, Partus lama, Anastesi, Partus
macet, Persalinan presipitatus, Persalinan
sungsang Obat-obatan)
Faktor janin Prematuritas, Postmaturitas,
Kelainan bawaan, Perdarahan otak)
Faktor tali pusat (Prolapsus tali pusat,
Lilitan tali pusat, Vassa praevia, Tali pusat
pendek)
Tidak diketahui faktor penyebabnya
Klasifikasi
Kematian janin dapat dibagi menjadi 4
golongan, yaitu:
Golongan I : kematian sebelum massa
kehamilan mencapai 20 minggu
Golongan II : kematian sesudah ibu hamil
20-28 minggu
Golongan III : kematian sesudah masa
kehamilan >28 minggu (late fetaldeath)
Golongan IV : kematian yang tidak dapat
digolongkan pada ketiga golongan di atas
Manifestasi Klinik
Anamnesis
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa
hari atau gerakan janin sangat berkurang.
Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan
bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti
biasanya.
Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi
keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
Penurunan berat badan.
Perubahan pada payudara atau nafsu makan
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat
badan ibu.
Terhentinya perubahan payudara
Palpasi
Tinggi fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan
Tidak teraba gerakan- gerakan janin.
Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya
krepitasi pada tulang kepala janin.
Auskultasi
Baik memakai stetoskop monoral maupun dopler tidak
terdengar denyut jantung janin.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Reaksi biologis negative setelah 10 hari
janin mati.
hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin
mati.
Pemeriksaan Radiologi
USG
Gerak anak tidak ada
Denyut jantung anak tidak ada
Tampak bekuan darah pada ruang jantung
janin
X-Ray
Spaldings sign (+) : tulang-tulang
tengkorak janin saling tumpah tindih,
pencairan otak dapat menyebabkan
overlapping tulang tengkorak.
Nanjouks sign (+) : tulang punggung
janin sangat melengkung.
Roberts sign (+) : tampak gelembung-
gelembung gas pada pembuluh darah
besar. Tanda ini ditemui setelah janin
mati paling kurang 12 jam.
Adanya akumulasi gas dalam jantung
dan pembuluh darah besar janin.
Diagnosis Banding
Gejala dan tanda yang selalu gejala dan tanda yang kadang-
Kemungkinan Diagnosis
ada kadang ada
Syok, uterus tegang/kaku, gawat Solutio Plasenta
janin atau DJJ tidak terdengar
Gerakan janin berkurang atau
hilang, nyeri perut hilang timbul
atau menetap, perdarahan
pervagina sesudah hamil 22
minggu
gerakan janin dan DJJ tidak ada, Syok, perut kembung/cairan bebas Ruptur Uteri
perdarahan dan nyeri hebat. intra abdominal, kontur uterus
abnormal, abdomen nyeri, bagian-
bagian janin teraba, denyut nadi ibu
cepat.

Gerakan janin berkurang atau Cairan ketuban bercampur Gawat Janin


hilang, DJJ abnormal (<100x/menit mekoneum
atau >180x/menit).
Kematian janin

Gerakan Janin/DJJ hilang Tanda-tanda kehamilan berhenti.


Penatalaksanaan
Periksa Tanda Vital
Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi
pembekuan darah, golongan darah ABO dan Rhesus.
Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta
rencana tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarganya. Bila belum ada kepastian sebab kematian,
hindari memberikan informasi yang tidak tepat.
Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien.
Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekanya.
Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir
pervaginam.
Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi
maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan
keluarganya, sebelum keputusan diambil.
Bila pilihan adalah pada ekspektatif : Tunggu
persalinan spontan hingga 2 minggu, yakinkan
bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi
komplikasi.
Bila pilihan adalah manajemen aktif : induksi
persalinan menggunakan oksitosin atau misoprostol.
Kombinasi misoporstol 100ug intravaginal, yang
diulang 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama,
dengan pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam
dekstrose 5% mulai 20 tetes permenit sampai
maksimal 60 tetes per menit. Seksio sesarea
merupakan pilihan misalnya pada letak lintang.
Berikan kesempatan kepada ibu dan
keluarganya untuk melihat dan
melakukan berbagai kegiatan ritual
bagi janin yang meninggal tersebut.
Pemeriksaan patologi plasenta akan
mengungkapkan adanya patologi
plasenta dan infeksi. (Sarwono,
2001)
Thank you

Anda mungkin juga menyukai