Anda di halaman 1dari 22

Referat

TUMOR JINAK ORGAN


GENITALIA WANITA

Elisabeth Natalia
1965050072
Pembimbing :
dr. Rizki Ramadhani, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAR MINGGU
PERIODE 29 JULI 2019 – 28 SEPTEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2019
TUMOR JINAK ORGAN
GENITALIA WANITA
Tumor jinak Tumor jinak
Tumor jinak vulva serviks
vagina

Tumor jinak Tumor jinak


endometrium miometrium

Tumor jinak Tumor jinak Tumor jinak tuba


jaringan ovarium epitel ovarium uterina
TUMOR JINAK VULVA => Kistik

Kista Pilosebasea
Kista Bartholini
• Kista bartholini terbentuk akibat
respon terhadap obstruksi yang
terjadi pada duktusnya.
• Penyebab : Neisseria Ghonorrea,
Staphiloccocus, Streptoccocus atau
mucus kental, trauma mekanik.
• Gejala klinik :
– Ukuran kecil : asimtomatik • Kista ini terbentuk dari oklusi
– Ukuran besar & abses : nyeri hebat saat duktus pilosebaseus.
aktivitas • Kelenjar ini biasanya diameter
• Terapi : marsupialization, atau kecil, soliter dengan batas yang
bartolinectomy. jelas dan konsistensi keras.
• Gejala klinik: asimtomatik,
kecuali terjadi infeksi => nyeri
lokal dan memerlukan insisi dan
drainase.
TUMOR JINAK VULVA => Kistik
• Terapi
– lesi ringan yang disertai pustulasi
Hidradenoma berulang => penggunaan pil
Papilaris kontrasepsi hormonal karena sekresi
kelenjar apokrin fungsional pada
• Penyumbatan duktus sekretorius
area lesi dapat dikurangi.
apkrin dapat menimbuilkan kista- – Hidradenoma soliter dengan keluhan
kista kecil (mikrocyst) yang utama pruritis vulva = Eksisi
disertai gatal disebut Fox Fordyce. – Abses => debridement.
• Penyebab : infeksi streptokokus,
stafilokokus, dan apabila terjadi
infeksi berulang dan berat dapat Hidrokel Kanalis Nuck
menimbulkan abses dan sinus- • Penyumbatan prosesus
sinus eksudatif dibawah kulit vaginalis yang persisten (canal
(hidradenitis supuratifa). of nuck) yang dapat
menimbulkan tumor kistik
atau hidrokel.
• Terapi kista ini dengan
melakukan eksisi kantung
kista.
TUMOR JINAK VULVA => Solid

Polip Fibroepitelial
• tumor jaringan fibrosa dan
Fibroma epitel yang dapat terjadi
• Fibroma merupakan proliferasi dari pada area manapun pada
jaringan fibroblast labium mayor vulva apabila area tersebut
• Hampir semua fibroma pada vulva rentan terhadap iritasi.
merupakan tumor bertangkai dengan
diameter kecil dan tidak dikenali oleh • Polip ini mempunyai
penderita struktur polip lunak dan
• Gejala klinik : gangguan aktifitas halus, berwarna kemerahan
seksual, jika tumor membesar nyeri
=> dorongan pada uretra, gangguan
seperti jaringan otot.
pada saat segama terkait dengan • Terapi => eksisi sederhana.
diameter tumor dan organ sekitar
yang terdesak.
• Terapi : eksisi fibroma melalui
prosedur operatif
TUMOR JINAK VULVA => Solid

Lipoma Limfangioma
• Elemen utama penyusun lipoma
Sirkumskriptum
adalah sel lemak dan lapisan jaringan • Terjadi akibat gangguan saluran
fibrosa. limfatik
• Gambaran klinik : hampir sama • malformasi mikrositik limfatik, lesi
muncul berpulau-pulau dari
seperti fibroma dengan ukuran kecil sekumpulan nodul atau lepuh kecil
dan sedang di daerah vulva, berbatas yang berisi cairan limfe menyerupai
tegas dan dapat digerakan bebas dari tonjolan kecil.
dasarnya. • Gejala klinik : nyeri, limforea, gatal,
• Terapi => intervensi bedah dengan dan selulitis yang rekuren akibat
eksisi. ekskoriasi dari lesinya
• Terapi modalitas yang dapat
dilakukan adalah observasi,
elektrokoagulasi, radioterapi, laser
surgery, kleroterapi intralesi, secara
sederhana dapat dilakukan
vulvektomi dengan insisi luas.
TUMOR JINAK VAGINA => Kistik

Kista Inklusi
Kista Gartner
• Kista inklusi terjadi akibat
• Berasal dari sisa kanalis wolfii yang
terkumpulnya jaringan epitel yang
berjalan sepanjang permukaan
terjadi selama tindakan episiotomi
anterior dan bagian atas vagina.
atau tidakan bedah vagina lainnya.
• Pada perabaan kista bersifat kistik,
• Ukuran bervariasi dan biasanya
dilapisi dinding translusen tipis yang
seperi massa berwarna putih di
tersusun epitel kuboid atau kolumner
permukaan mukosa vagina, berbatas
tegas dengan gerakan terbatas dan • Gejala klinik : dispaneuria, nyeri
berisi masa berupa cairan musin vagina, dan obstruksi saat
kental yang berbau jika sudah dimasukkan tampon atau alat vaginal
dipenuhi cairan eksudat purulen, yang lain.
bersifat asimptomatis • Terapi => marsupialisasi atau insisi
• Terapi yang diperlukan adalah insisi dinding anterolateral vagina dan
drainase. eksisi untuk mengeluarkan kista dari
sisa kanalis wolfii.
TUMOR JINAK VAGINA => Solid
Fibroma
Vagina

• Berasal dari proliferasi fibroblast di


jaringan ikat dan otot polos vagina.
• Tumor ini hanya menyebabkan
dispareunia apabila ukurannya besar.
• Terapinya => eksisi atau metode Adenosis
marsupialisasi. Vagina
Berasal dari sisa saluran
paramesonefridikus Muler, terletak
dekat serviks uteri, terdiri dari epitel
torak yang mengeluarkan mucus.
• Di tempat itu mukosa vagina tampak
merah dan berbintik.
• Terapi: eksisi dengan teknik bedah
konvensional.
TUMOR JINAK SERVIKS => Kistik

Kista Nabothi Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari


(Kista Retensi) jenis kolumner tinggi yang rentan
terhadap infeksi.

Metaplasia squamosal maka muara


kelenjar endoserviks akan menutup.

Sekret tertahan dan berkembang


menjadi kantong kista.

Gambaran kista ini terlihat penonjolan


kistik di area endoserviks dengan batas
tegas dan berwarna lebih muda dari
jaringan sekitarnya karena cairan musin.
Polip TUMOR JINAK SERVIKS
Serviks => Solid

• Penjuluran dari bagian endoserviks • Tidak jarang ujung polip mengalami


atau intramukosal serviks dengan nekrotik atau ulserasi sehingga dapat
variasi eksternal atau region vaginal menimbulkan pendarahan pasca
serviks. segama.
• Polip ini bervariasi, dari tunggal • Terapi: karena polip ini bertangkai
hingga multiple, berwarna merah dan dasarnya mudah dilihat sehingga
terang, rapuh dan strukturnya dapat dilakukan ekstirpasi.
menyerupai spons.

• Biasanya tumor ini bersifat soliter


namun dapat tumbuh hingga ukuran
besar sehingga dapat memenuhi
Mioma rongga pelvik dan menekan kandung
Serviks kemih, rectum dan ureter.
• Terapi: apabila pertumbuhanya
berlangsung cepat, dapat dilakukan
pengangkatan.
TUMOR JINAK
Polip Endometrium ENDOMETRIUM => Solid

• Berupa penonjolan langsung dari • Terapi:


lapisan endometrium atau
– Tidak bertangkai, dapat
merupakan tumor bertangkai dengan
dilakukan kuretase atau evakuasi
pembesaran di bagian ujungnya.
dengan bantuan histerokopi.
• Gejala utama : pendarahan
– Bertangkai dapat dijepit
nonspesifik di luar siklus
kemudian dilakukan putaran
• Memiliki konsistensi yang lebih pada tangkai hingga terputus.
kenyal dan berwarna lebih merah
dari pada polip serviks.
TUMOR JINAK MIOMETRIUM => Solid Mioma Uteri (fibromioma,
fibroid, atau leiomioma)
• Berasal dari otot polos uterus dan
jaringan ikat yang menumpanginya.
• Berbatas tegas, tidak berkapsul, dan
berasal dari otot polos jaringan
fibrous sehingga mioma uteri dapat
berkonsistensi padat jika jaringan
ikatnya dominan, dan berkonsistensi
lunak jika otot rahimnya yang
dominan.
• Klasifikasi mioma
– submukosa, yang menepati
bagian bawah endometrium dan
menonjol ke kavum uteri
– intramural, yang berkembang
diantara myometrium
– subserosum, mioma yang
tumbuh dibawah lapisan serosa • Gambaran klinik : pendarahan abnormal
uterus dan dapat bertumbuh ke uterus, nyeri dan efek penekanan.
arah luar dan juga bertangkai.
• Terapi : miomektomi atau histerektomi.
TUMOR JINAK MIOMETRIUM => Solid Adenomiosis

• Merupakan lesi pada lapisan


myometrium yang ditandai dengan
invasi jinak endometrium yang secara
normal hanya melapisi bagian dalam
dinding uterus atau kavum uteri.
• Gejala utama : menoragia dan
dismenore (yang semakin lama
semakin berat terutama pada
perempuan usia 40 tahunan)
• Dismenore bersifat kolik akibat
kontraksi yang kuat dan
pembengkakan intramural oleh
timbunan darah di dalam pulau-
pulau jaringan endometrium.
• Terapi: histerektomi
TUMOR JINAK JARINGAN OVARIUM => kistik

Kista Folikel
• Kegagalan ovulasi dan kemudian
cairan intrafolikel tidak diabsorbsi
kembali.
• Ada yang menghubungkan kista
folikel dengan gangguan menstruasi
(perpanjangan interval antar
menstruasi atau pemendekan siklus).
• Terapi:
• Penemuan kista ini biasanya melalui
pemeriksaan USG transvaginal. – sebagian kista dapat mengalami
obliterasi dalam 60 hari tanpa
pengobatan.
– Pil kontrasepsi dapat digunakan
untuk mengatur siklus dan atresia
kista folikel. Dapat juga dilakukan
pungsi langsung dinding kista dengan
laparoskopi.
TUMOR JINAK JARINGAN OVARIUM => kistik
Kista korpus luteum
• Terjadi akibat pertumbuhan lanjut • Kista Granulosa: merupakan
korpus luteum atau pendarahan yang pembesaran non-neoplastik ovarium.
mengisi rongga yang terjadi setelah Kista ini dapat menyebabkan nyeri
ovulasi. lokal dan tegang dinding perut
• Kista korpus luteum jika berukuran > disertai amenore.
3 cm , kadang- kadang diameter kista • Kista Teka: kista ini tidak pernah
ini dapat sebesar 10 cm, rata-rata 4 menjadi besar. Umunnya bilateral
cm dan berisi cairan jernih kekuningan.
• Berisi cairan yang berwarna merah
coklat. Pada pembelahan ovarium
kista korpus luteum memberi
gambaran yang khas.
TUMOR JINAK JARINGAN OVARIUM => kistik Ovarium Polikistik (stein-
Leventhal Syndrom)
• Ditandai dengan pertumbuhan
polikistik ovarium kedua ovarium,
amenore sekunder atau
oligomenorea dan infertilitas.
• Riwayat menarche dan haid yang
normal kemudian berubah
menjadi episode amenore yang
semakin lama.
• Pemeriksaan yang dapat
diandalkan adalah USG dan
laparoskopi. FSH biasanya
normal, LH tinggi, rasio LH > FSH
> 2.E tinggi/normal. Prolactin
normal atau tinggi.
• Terapi: klomifen sitrat 50-100 mg
per hari untuk 5 – 7 hari per
siklus.
TUMOR JINAK EPITEL
Kistadenoma Ovarii Musionum
OVARIUM => kistik
• ini merupakan tumor ukuran terbesar
Kistadenoma dari tumor dalam tubuh manusia.
Ovarii Serosum • Tumor ini asimtomatik dan sebagian
besar pasien hanya merasakan
penambahan berat badan atau rasa
• Ukuran kista antara 5-15 cm penuh di perut.
• Kista berisi cairan serosa, jernih • Cairan musin dapat mengalir ke kavum
kekuningan. Sering ditemukan pada pelvik atau abdomen melalui stroma
usia 20-30 tahun. Seperti ovarium sehingga terjadi akumulasi
kebanyakan tumor epitel, kista ini cairan musin intraperitoneal dan hal ini
tidak memiliki gejala yang khas. dikenal sebagai pseudomiksoma
• Terapi: eksisi dengan eksplorasi peritonii.
menyeluruh pada organ intrapelvik • Terapi: laparotomi
dan abdomen, dan sebaiknya
dilakukan pemeriksaan PA.
• Merupakan tumor terbanyak yang berasal
dari sel germinativum. • Rasa penuh dan berat di perut terjadi
• Kista ini memiliki dinding berwarna putih bila ukuran kista cukup besar.
Kista dan relatif tebal berisi cairan kental dan • Terapi: laparotomy dan kistektomi.
Dermoid berminyak karena dinding tumor
menganndung banyak kelenjar sebasea dan
derivat ectodermal.
TUMOR JINAK EPITEL OVARIUM => Solid

Fibroma
• Berasal dari jaringan ikat karena
terdapat unsur germinal, tekoma
dan transformasi ke arah ganas
seperti tumor.
• Konsistensi tumor adalah kenyal,
padat dengan permukaan yang • Terapi: diindikasikan untuk
halus dan rata. diangkat.
• Dapat disertai asites dan • Pada sindrom Meig’s pengangkatan
hidrotoraks yang merupakan paket tumor ini akan diikuti dengan
sindrom Meig’s dan tanpa kedua menghilangnya hidrotoraks dan
gejala tersebut maka tumor ini asites.
disebut fibroma ovarii.

•Tumor Brenner jarang ditemukan


dan umumnya ditemukan pada
Tumor perempuan usia lanjut (50 tahun).
Brenner • Tumor ini sering disalah diagnosis
dengan tumor fibroma.
• Terapi: eksisi.
TUMOR JINAK EPITEL OVARIUM => Solid

Tumor Sel Stroma

Tumor Sel Granulosa

Tumor Sel Teka

Tumor Endometroid
TUMOR JINAK TUBA UTERINA => kistik

Kista Morgagni
Lokasi tersering dari tumor kistik
tuba adalah pada atau dekat ujung
fimbria
Kista ini berdinding tipis transparan,
dan berisi cairan jernih.

Ukuran rata-rata adalah 1 cm dan dindingnya


tersusun dari jenis yang sama dengan tuba
Jarang sekali menimbulkan gejala klinis dan
pada sebagian besar kasus, tumor ini
ditemukan hanya pada saat melakukan operasi
atau laparoskopi.
DAFTAR PUSTAKA
• Prawirahardjo S. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirahardjo; 2005.
• Schorge JO, Cunningham FG, Bradshaw KD. Williams Gynecologic 20th Edition. Philadelphia: Mc
Graw-Hill; 2008.
• Author. Valvular Cancer. American Cancer Society. http://www.cancer.org.Accessed February 7,
2014.
• Gibbs, Ronald S. Karlan, Beth Y. Haney, Arthur F. Nygaard, Ingrid E. Danforth's Obstetrics and
Gynecology, 10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins; 2008.
• Curtis, Michele G. Overholt, Shelley. Hopkins, Michael P. Glass' Office Gynecology, 6th Edition.
Lippincott Williams & Wilkins; 2006.
• DeCherney, Alan. Lauren N. Goodwin TM. Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology.
10thEdition. The McGraw-Hill Companies, Inc; 2007.
• Katz, FL. Lentz, GM. Lobo RA. Katz: Comprehensive Gynecology. 5thEdition. Elsevier; 2007.
• Ramesh. Anjana, A. Kusum, N. Overview of Benign and Malignant Tumours of Female Genital Tract.
Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol. 3 (01), pp. 140-149; 2013.
• Casey, PM. Long, ME. Marnach, ML. Abnormal Cervical Appearance: What to Do, When to
Worry?.Mayo Clinic Proc. Feb; 86(2): 147–151; 2011.
• Martaadisoebrata D. Buku Pedoman Pengelolaan Penyakit Trofoblas Gestasional. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran ECG; 2005.

Anda mungkin juga menyukai