PENDAHULUAN
pregestasional dapat tanpa komplikasi atau dengan komplikasi yang ringan. Pasien
juga dapat dengan komplikasi berat, khususnya retinopati, nefropati dan hipertensi.
terus berlanjut setelah masa hamil. Diabetes pragestasional dapat berupa diabetes
tipe 1 dan tipe II, yang mungkin disertai atau tidak disertai penyakit vaskuler,
kehamilan pada sistem metabolik yang terganggu selama masa pragestasi memiliki
pertama, sementara kadar glukosa darah maternal dalam kondisi normal menurun,
Dosis insulin untuk pasien diabetes yang terkontrol baik perlu disesuaikan untuk
menghindari hipoglikemi. Episode hipoglikemia tidak umum terjadi pada pasien
yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan.
menetap setelah persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara
selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama
kali didapati selama masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.
kehamilan. Walaupun diabetes pada masa kehamilan termasuk salah satu faktor
resiko terkena diabetes tipe II. Kondisi ini adalah kondisi sementara dimana
TNF-alpha
TNF-alpha merupakan adipositokin yang juga diproduksi plasenta dan
jaringan lemak subkutan yang dihubungakan dengan diabetes gestasional.
TNF-alpha merupakan prediktor dari resistensi insulin selama kehamilan.
TNF-alpha ditemukan rendah pada awal kehamilan, dan tinggi pada akhir
kehamilan. Hal ini sejalan dengan senstivitas insulin yang terus menurun pada
akhir kehamilan. TNF-alpha menurunkan signal reseptor insulin, sehingga pada
kehamilan lanjut terjadi penurunan sensitivitas insulin. TNF-alpha juga
menurunkan kadar adipokinetun di adiposit.
b. Indikasi TTGO
• GDP : 100 – 125 mg/dL
• 2 Jam Setelah Makan : 126 - 200 mg/dL
• DM keluarga
• Gejala DM
• Hamil : bayi > 4 kg, toksemia, hidramnion, abortus spontan
c. Syarat TTGO
Exercise minimal
Bebas kopi, alkohol, rokokTidak stress / sakit berat
Tidak ada gangguan absorbsi
Diet karbohidrat > 150 g/hari selama 3 hari
Hentikan terapi yg mempengaruhi kadar Glukosa darah, al: insulin,
estrogen, kortikosteroid, diuretik kontrasepsi oral, anticonvulsant, tiazid,
salisilat, asam askorbat.
Skrining diabetes hamil sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan antara
26-32 minggu.
Tes dua tahap dapat dikerjakan pada skrining universal maupun selektif
ibu dan janin, meningkatkan asupan kalori bagi tumbuh kembang janin,
insulin.
2.7.2. Farmakologi 27
1) Insulin
Insulin adalah hormone polipeptida yang terdiri dari 51 asam amino
yang tersusun dalam 2 rantai, rantai A terdiri dari 21 asam amino dan
rantai B memiliki 30 asam amino. Tujuan dari terapi insulin yaitu untuk
mengatur kadar glukosa darah dengan target organ utama adalah hepar,
otot, dan jaringan adiposa. Preparat insulin dapat dibedakan berdasarkan
lama kerja yaitu insulin kerja cepat, sedang, dan panjang (Tanu, 2007).
Mekanisme kerja dari insulin yaitu menurunkan kadar glukosa darah
dengan menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat
produksi glukosa hepatik.
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. O
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2019 di Poliklinik Kebidanan
Lantai 2 RSUD Pasar Minggu secara allonamesis.
f. Riwayat Menstruasi
Haid pertama usia 14 tahun
Siklus haid teratur, 28 hari
Lama haid 5-6 hari, 3 – 4 kali ganti pembalut, tidak penuh
Nyeri haid disangkal
Menstrual Diary
Juli Agustus September
Pertengahan bulan Pertengahan bulan Akhir bulan
Banyak Banyak Banyak
3-4kali ganti pembalut 3-4kali ganti pembalut 3-4kali ganti pembalut
g. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sudah menikah, pernikahan kedua, selama 8 tahun.
i. Riwayat Kontrasepsi
- 2018 => pil, lamanya 1 bulan
- 2018 => suntik, lamanya 1 bulan
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36.5˚C
Status gizi :
BB: 80 kg
TB: 153 cm
IMT : 34.17
Kesan : Obesitas Kelas I
a. Status Internus
Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
Hidung : Deviasi (-), sekret (-)
Telinga : Nyeri tarik (-), nyeri tekan (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), faring hiperemis (-)
Leher : deviasi (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
- Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis sinistra,
Perkusi : pekak
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan.
- Pulmo :
Inspeksi : pergerkan dinding dada simetris, retraksi (-).
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan -/-.
Abdomen :
Inspeksi: perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan
Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi: timpani, nyeri ketok (-)
Palpasi: supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Superior : akral hangat (-/-), edema kedua tangan (-/-)
Inferior : akral hangat (-/-), edema kedua kaki (-/-)
b. Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan Luar
Leopold I : TFU 31cm, TBJ 3074 gram, kesan bokong
Leopold II : Kesan punggung kiri, DJJ : 144 kali/menit
Leopold III : Kesan kepala
Leopold IV : Konvergen
HIS : 2x10’x45”
Pemeriksaan Dalam
Inspeksi : Vulva/uretra tenang, perdarahan (-)
VT : Portio licin, arah posterior, pembukaan 2 cm, ketuban (+),
presentasi kepala.
IV. DIAGNOSIS
PK 1 laten pada G6P4A1 hamil 37 minggu, JPKTH + DM
V. RENCANA PENATALAKSANAAN
Pasien masuk ke VK pada 12 Agustus 2019 pukul 13:00
Observasi KU, TTV, DJJ, HIS, dan kemajuan persalinan
VI. FOLLOW UP
S O A P
Pasien KU : Baik PK 1 laten pada Tablet tambah darah
mengatakan Kes : Composmentis G6P4A1 hamil 37 1x1
mules hilang TD : 100/70 mmHg minggu, JPKTH + Rencana SC + MOW
timbul, gerak N : 84 x/menit DM tgl 13 Agustus 2019
janin aktif (+) S : 36.5 C
RR : 20 x/menit Status
Generalis : DBN
Status Obstestri :
Inspeksi : Vulva/uretra
tenang, perdarahan (-)
VT : Portio
licin, arah posterior,
pembukaan 2 cm,
ketuban (+), presentasi
kepala.
CTG kategori 1
S O A P
Pasien Post Pemeriksaan Fisik P5A1 Partus Tirah baring 1 x 24 jam
OP SC + KU : Baik Maturus dengan Analgetik Post OP
MOW Kes : Composmentis SC + MOW ai DM Ketorolac 30 mg +
TD : 110/70 mmHg + letak obliq tramadol 100 mg,
N : 84 x/menit dalam tutofusin 500 ml
S : 36.5 C - Drip oksi 2 amp/kolf
RR : 20 x/menit 28 tpm
Status Generalis : DBN - Metergin 3x1 amp IV
Status Obstestri : - Ceftri 2x1 gr
- TFU 2 jari - As tranexamat 3 x
dibawah pusat 500 mg
- Kontraksi uterus
baik
Hb 11.9 dari 11.3
Leukosit 20.4 dari 11.4
JK BB PB LK LD LP AS
L 3.900 50 34 33 31 6/9
Dari pemeriksaan 13 Agustus 2019 dokter Sp.A bayi sempat mengalami
hipoglikemia.
GDS 9.30 42 mg/dL
GDS 10.40 50 mg/dL
GDS 14.30 77 mg/dL
Hasil pemeriksaan pada 14 Agustus 2019 GDS bayi 60 mg/dL (30-80 mg/dL)
15 Agustus 2019 => pasien pulang bersama ibunya
BANGSAL Kamar 610B 14 Agustus 2019 (17:10)
S O A P
Pasien Pemeriksaan Fisik NH 1 pada P5A1 Aff DC, infus
mengatakan, KU : Baik Partus Maturus
nyeri bekas Kes : Composmentis dengan SC +
jahitan TD : 110/80 mmHg MOW ai DM +
berkurang, N : 84 x/menit letak obliq
BAK (+), S : 36.5 C
flatus (+), RR : 20 x/menit
BAB (+), ASI Status Generalis : DBN
(+), Status Obstestri :
- TFU 2 jari
dibawah pusat
- Kontraksi uterus
baik
- PPV 3-4 kali
ganti pembalut
- Terpasang
infuse, DC
ANALISA KASUS
Seorang pasien wanita usia 42 tahun mengaku hamil anak ke 6 dengan usia
kehamilan 37 minggu datang ke poli kebidanan Pasar Minggu pk. 10.47. hasil
ppemeriksaan USG janin dalam keadaan baik, tidak terlilit tali pusat, ari-arinya diatas,
ketuban cukup, jenis kelamin laki-laki, TBJ 3074 gram. Kemudian, pasien masuk ke
ruang bersalin, pk. 13.00. pada tanggal 13 Agustus pasien di SC dan MOW, lahir bayi
laki-laki, BBL 3900 gram, PBL 50 cm, AS 6/9, LK/LD/LP: 34/33/31.. Riwayat
kehamilan sebelumnya, yaitu melahirkan sebanyak 4 kali secara normal, ditolong oleh
bidan dan dukun. Melahirkan yang ke-5 di rumah sakit secara SC.
Latar belakang pendidikan pasien dan suami hanya sampai jenjang SMP.
Pekerjaan pasien berdagang dan suami karyawan swasta.
Pasien dan suaminya mengaku ingin dan setuju untuk melakukan kontrasepsi,
tidak ada larangan agama, tidak ada larangan dari keluarga juga, mengingat umur pasien
sudah 42 tahun. Pada waktu poerasi SC, pada pasien juga kemudian langsung dilakukan
tindakan MOW.
KESIMPULAN
Risiko lebih tinggi untuk melahirkan dengan cara operasi caesar karena biasanya
ukuran bayi lebih besar dari normal pada ibu dengan diabetes gestasional
Keguguran
Kelahiran prematur, untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) atau preeklampsia saat hamil
Meningkatkan risiko diabetes gestasional pada kehamilan berikutnya
Meningkatkan risiko ibu mengalami diabetes mellitus tipe 2 setelah melahirkan
• Makrosomia (ukuran bayi besar)
• Distosia bahu
• Stillbirth
• Kelainan kongenital
• Lahir prematur
• Pertumbuhan janin terhambat
• Hipoglikemia (GD rendah saat lahir)
• Hiperbilirubinemia (kuning setelah lahir)
• Hipokalsemia
DAFTAR PUSTAKA
2. Ko JY, Dietz PM, Conrey EJ, et al. Gestational Diabetes Mellitus and Postpartum
Care Practices of Nurse-Midwives. Journal of Midwifery &Women's Health. 2013;
58(1): 33-40.
3. Noctor E and Dunne FP. Type 2 Diabetes after Gestasional Diabetes: The Influence of
Changing DiagnosticCriteria.World Journal of Diabetes. 2015; 6(2): 234-244.
4. Qadir SY, Yasmin T, and Fatima I. Maternal and Foetal Outcome in Gestational Diabetes.
Journal of Ayub Medical College Abbottabad. 2012; 24(3-4): 17-20.
8. Wahabi HA, Esmaeil SA, Fayed A, Al-Shaikh G, and Alzeidan RA. Pre-Existing
Diabetes Mellitus and Adverse Pregnancy Outcomes. BioMed Central Research
Notes. 2012; 5: 496.
48
24. Committee on Obstetric Practice. ACOG
25. Nanda S, Savvidou M, Syngelaki A, Akolekar R, Nicolaides KH: Prediction
of gestational diabetes mellitus by maternal factors and biomarkers at 11 to
13 weeks. Prenat Diagn 2011; 31:135–141.
26. Theriault S, Forest JC, Masse J, Giguere Y: Validation of early risk-
prediction models for gestational diabetes based on clinical characteristics.
Diabetes Res Clin Pract 2014;103: 419– 425.
27. Thanyolac, S. Ira D. Goldfine, Kroon L. Insulin : Pharmacology, Types of
Regimens, Adjusments. University of California.2010.