KELOMPOK 12A
Definisi
Menurut WHO tahun 2001, penyakit jantung
rematik (PJR) adalah cacat jantung akibat karditis
rematik.
Menurut Afif. A (2008), PJR adalah penyakit
jantung sebagai akibat adanya gejala sisa (sekuele)
dari Demam Rematik (DR), yang ditandai dengan
terjadinya cacat katup jantung
PJR adalah hasil dari DR, yang merupakan suatu
kondisi yang dapat terjadi 2-3 minggu setelah
infeksi streptococcus beta hemolyticus grup A
pada saluran nafas bagian atas (Underwood J.C.E,
2000).
Reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu proses
peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong
tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah
oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A
(Pusdiknakes, 1993).
Perempuan 17
Laki -laki 13
Jumlah 30
Karakteristik sampel berdasarkan umur
Umur Frekuensi
1 -5 tahun (pra-sekolah) 2
jumlah 30
Karakteristik sampel berdasarkan tingkat pendidikan
orang tua
Tingkat pendidikan orang tua Frekuensi
SD 10
SMP 26
SMA/K/STM 21
Perguruan Tinggi 3
jumalh 60
Epidemiologi
Puncak insiden demam rematik terdapat pada
kelompok usia 5-15 tahun.
Mediterania Timur
Morocco 1989 3.3-10.5
Egypt (Cairo) 1986-1990 5.1
Sudan (Khartoum) 1986-1990 10.2
Saudi Arabia 1990 2.8
Tunisia 1990 3-6
Asia Tenggara
Northern India 1992-1993 1.9-4.8
India 1984-1995 1-5.4
Nepal (kathmandu) 1997 1.2
Sri Lanka 1998 6
Pasifik Barat
Cook Islands 1982 18.6
French Polynesia 1985 8
New Zealand (Hamilton) 1983 6.5 -0.9
Samoa 1999 77.8
Australia (Northern Territory) 1989-1993 9.6
Etiologi Penyakit Jantung
Reumatik
Etiologi PJR
Rilantono, Lily. Penyakit Jantung Bawaan. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia, Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015, 331 - 333.
Demam rematik akut pajanan yang
terus menerus
Peradangan pada
lapisan jantung
Rilantono, Lily. Penyakit Jantung Bawaan. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia, Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015, 331 - 333.
Reaksi Autoimun
Kemampuan Mimikri Molekuler
Reaksi imun yang terjadi akan menyebabkan kerusakan pada sel
pajanan yang terus menerus menyebabkan makrofag akan
meningkatkan sitoplasma dan organellanya sehingga mirip seperti sel
epitel
Rilantono, Lily. Penyakit Jantung Bawaan. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia, Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015, 331 - 333.
Stenosis dan Regurgitasi
Bahan ajar Penyakit Jantung Rheumatik (PJR) dr Robert, SpJP, FKUKI 2015
Stenosis Mitralis
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 6 Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015, 616
7.
Regurgitasi Mitral
Regurgitasi mitralis
memungkinkan aliran darah
berbalik dari ventrikel kiri ke
atrium kiri kerja ventrikel kiri
maupun atrium kiri harus
ditingkatkan untuk
mempertahankan curah jantung
dilatasi ventrikel dan atrium
kontraksi miokardium meningkat
hipertrofi ventrikel dan atrium
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 6 Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015, 619
620.
Stenosis Aorta
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 6 Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015, 621
2.
Regurgitasi Aorta
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses Proses Penyakit, Edisi 6 Volume 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2015, 622 - 3.
Pasien masih tetap
terinfeksi selama
berminggu minggu
setelah hilangnya gejala
Rilantono, Lily. Penyakit Jantung Bawaan. Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia, Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015, 331 - 333.
Manifestasi Penyakit jantung
rematik
Manifestasi MAYOR dan MINOR ,menurut
jones tahun 1992-sekarang.
MANIFESTASI MAYOR
1.Karditis
Karditis merupakan kelainan yang paling serius pada demam rematik
akut dan menyebabkan mortalitas paling sering selama stadium akut
penyakit. 40-60% pasien demam rematik akut berkembang menjadi
PJR
arthritis sembuh dalam 1 minggu dan biasanya tidak menetap lebih dari 2
atau 3 minggu.
3. Korea Sydenham
Korea Sydenham terjadi pada 13-34% kasus demam rematik dan dua kali
sering pada perempuan.
Gejala :
emosi yang labil
mudah menangis
Kehilangan perhatian
Gelisah
Dan menunjukan ekspresi yang tidak sesuai
Ruam ini tidak gatal, makular, berwarna merah jambu atau kemerahan
dengan tepi eritema yang menjalar dari satu bagian ke bagian lain,
mengelilingi kulit yang tampak normal.
Lesi ini berdiameter sekitar 2,5 cm, dengan bagian tengah yang terlihat lebih
pucat,
5. Nodulus Subkutan
Nodulus subkutan ini jarang dijumpai, kurang dari 5% kasus. Nodulus terletak
pada permukaan ekstensor sendi, terutama pada:
siku
ruas jari
lutut dan
persendian kaki.
Ukuran nodul bervariasi antara 0,5 2 cm, tidak nyeri, padat dan dapat bebas
digerakkan
Nodul ini biasanya muncul pada karditis rematik dan menghilang dalam 1-2
minggu
Minor
Demam
Selalu ada pada serangan poliartritis reumatik, sering ada pada karditis
reumatik murni, namun tidak ada pada korea Sydenham murni
Artratgia
Nyeri sendi tanpa disertai tanda-tanda objektif pada sendi. Artralgia biasanya
melibatkan sendi-sendi besar. Kadang-kadang nyerinya sangat berat sehingga
tidak mampu bergerak
Pemeriksaan laboratorium
Uji laboratoium yang berguna dalam diagnosisdemam reumatik adalah:
(1) bukti adanya infeksi streptokok;
(2) bukti adanya peradangan sistemik(reaktasi fase akut)
(3) bukti adanya keterlibatan jantung
Diagnosis PJR
ANAMNESIS
Infeksi tenggorokkan
Apakah ada keluhan nyeri saat menelan?
Apakah disertai gejala batuk?
Adakah keluhan demam?
Adakah nyeri tekan pada kelenjar leher?
Poliartritis
Apakah ada bengkak yang terjadi tiba-tiba pada sendi besar ( lutut, pergelangan
kaki/tangan, paha, lengan, siku dan bahu) sebelumnya?
Apakah bengkak pada sendi simetris dan berpindah?
Apakah bengkak tersebut disertai nyeri?
Karditis
Adakah sesak? Apakah sesak dipengaruhi aktivitas? => Dipsnea on effort
Adakah sesak pada malam hari? => Paroxysmal Nocturnal Dypsnea
Adakah sesaka yang terjadi pada saat posisi berbaring dsn hilsng pada posisi duduk?
=>ortophnea
Adakah nyeri dada? Bagaimanakah sifat nyeri?
Adakah pembengkakan (edema)?
Korea
Adakah gerakan-gerakan yang tidak disadari?
Adakah kelemahan otot?
Eritema marginatum
Adakah bercak kemerahan yang tidak gatal?
Apakah bercaknya seakan akan menjauhi pusat lingkaran?
Apakah bercak berpindah- pindah?
Nodul subkutan
Adakah teraba massa padat?
Apakah massa tersebut tidak terasa nyeri, mudah digerakkan dari kulit di
atasnya?
PEMERIKSAAN FISIK
Status lokalis :
Sendi => poliartritis
Inspeksi : bengkak dan merah pada sendi
Palpasi : bengkak dan merah pada sendi, teraba hangat
Jantung = Karditis
Auskultasi : murmur , S3, percardial friction rub
Korea
Inspeksi : gerakan yg tidak di sadari
Palpasi : kelemahan otot : ketidakmampuan memegang/ menggenggam
tangan
Eritema marginatum
Inspeksi : ada atau tidaknya kemerahan yang di tengahnya pucat
Palpasi : kemerahan akan menghilang pada penekanan
Nodul Subkutan
Inspeksi : ada tidaknya massa
Palpasi : tidak nyeri, mudah digerakkan dari dasarnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Kultur tenggorok
Streptococcus hemolyticus
dalam agar darah : koloni keabuan, translucent, d: 1-2mm, dikelilingi halo
tidak berwarna, transparant akibat disolusi eritrosit, Gram (+).
ASTO (Antibody Streptococcus Titer O) dan ADB test (Antistreptoccocal
DNAase B).
Titer ASTO (+) = >210 Todd (dewasa), > 320 Todd (anak*)
Titer ADB (+) = >120 Todd (dewasa), > 240 Todd (anak*)
CRP (c- reactive protein) = memonitoring perjalanan penyakit.
Imaging
Chest Radiography => kardiomegali karena karditis.
EKG => PR interval memanjang (AV blok derajat I) dan mitral valvular stenosis.
Av blok derajat II dan III mungkin terjadi dan aortic valvular (jarang).
PR interval normal :
Jarak permulaan P sampai dengan permulaan QRS
Normalnya : 0,12 0,20 detik
Bila <0,12 => hantaran dipercepat
Bila PR > 0,20 => terjadi blok di AV
Prolonged PR Interval
Pemeriksaan Ekokardiografi
( ukuran atrium/ ventrikel, penebalan katup, daun katup yang prolaps dan
disfungsi ventrikel)
Aorta stenosis Aorta regurgitation
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
ANGGITSITA
Arthritis Rheumatoid
Leukemia
Artritis et causa infeksi
Karditis et causa virus
Keadaan mirip Chorea
Kelainan Kongenital
Pencegahan Demam Rheumatik
Bryant Leonardo
Dibagi menjadi 2 tipe pencegahan , yaitu :
1. Profilaksis primer ,
2. Profilaksis sekunder .
1 . Profilaksis Primer
Merujuk pada pengobatan antibiotik infeksi
streptokokus saluran pernapasan atas untuk
mencegah serangan awal demam reumatik .
Adapun obat-obatan yang dapat diberikan
diantaranya :
1. Penicilin V per oral 250 mg/kg/24 jam (
selama 10 hari setelah positif terkena faringitis
akibat streptokokus hemolitikus grup A ).
2. Eritromisin per oral 40 mg/kg/24 jam
(selama 10 hari setelah positif terkena faringitis
akibat streptokokus hemolitikus grup A ).
2 . Profilaksis Sekunder
Merujuk pada pencegahan kolonisasi atau infeksi
saluran pernapasan atas dengan streptokokus
hemolitikus grup A pada pasien yang telah
menderita serangan akut demam reumatik
sebelumnya.
Adapun obat-obatan yang dapat diberikan
diantaranya :
1. Injeksi intramuskuler teratur Benzatin Penicilin G
sebesar 1.200.000 unit setiap 3-4 minggu sekali .
PENGOBATAN
Tatalaksana: Pengobatan
1. Tindakan umum dan tirah baring
Lama dan tingkat tirah baring tergantung sifat dan keparahan serangan
Taranta A, Markowitz M. 1989. Rheumatic Fever 2nd ed. Boston: Kluker Academic Publisher.
2. Eradikasi kuman Streptococcus beta hemolyticus grup A
Benzantin penicillin G
dosis 1,2 juta unit IM
Juga sebagai profilaksis sekunder
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Artritis_Pada_
Demam_Reumatik.pdf (online), diakses pada 19 Oktober 2015
3. Pengobatan anti nyeri dan anti radang
Dosis:
Aspirin : 100 mg/kgbb/hari dibagi 4-5 dosis
max 125 mg/kgbb/hari (untuk anak) & 6-8 g/hari (untuk dewasa)
Dosis dapat diturunkan menjadi 60-70 mg/kgbb/hari dilanjutkan selama 3-6
minggu
Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
3. Pengobatan lainnya...
Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Mitral Stenosis: FC III ke atas
Mitral Regurgitation: Disfungsi Ventrikel Kiri
Stenosis Aorta: gradien sistolik 75 mmHg harus dioperasi
walaupun tanpa gejala
Berlangsung terus
menerus makrofag
Sel-sel tersebut meningkatkan
bergabung menjadi sitoplasma & organela-
granuloma nya sehingga mirip sel
epitel
ASCHOFF BODIES
Edema pulmonal
Tekana kapiler Tekanan di
pulmonal Atrium
Beban jantung
kanan
Kerja Jantung
Gagal Jantung Fungsi organ
meningkat
(dekompensasi) berkurang
(kompensasi)
Tromboemboli arteri
Infeksi
Tromboembli
Seluruh tubuh Arteri
Daftar pustaka
Sibernagl, stefan. Lang, florian. 2007. Teks &
Atlas berwarna Patofisiologi. Hal 194-195
Jantung dan Sirkulasi . Jakarta : EGC
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
789/22332/4/Chapter%20II.pdf
http://www.fk.unair.ac.id/pdfiles/Streptococc
us_2007.pdf
Daftar pustaka
Rudolph, Abraham M. dkk. BUKU AJAR
PEDIATRI RUDOLPH. Demam Rheumatik.
2007. 3 : 1668- 1671
Mbeza BL. Survey of rheumatic heart disease
in schoolchildren of Kinshasa town.
International Journal of Cardiology.
Linkinhub.elsevier.com.2007.
Who Technical Report Series. Rheumatic fever
and rheumatic heart disease. Report of a
WHO Expert Consultation. Geneva. 2001
Waldo E . Nelson , Infeksi Streptokokus , Ilmu Kesehatan Anak Edisi
15 Volume 2 , Halaman 175 , Tahun 2000 , ECG .
Tanto, Chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media
Aesculapius
http://emedicine.medscape.com/article/333103-treatment#d7
(online), diakses pada 19 Oktober 2015
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Artritis_Pada_
Demam_Reumatik.pdf (online), diakses pada 19 Oktober 2015