Anda di halaman 1dari 53

GLOMERULONEFRITIS

DEFINISI DAN ETIOLOGI


Acute glomerulonephritis (GN) comprises a spesific set of renal
disease in which an immunologic mechanism triggers inflammation
and proliferation of glomerular tissue that can result in damage to the
basement membrane, mesangium, or capillary endothelium.

(Medscape)

Glomerulonephritis is a group of kidney diseases characterized by


inflamation of the filtering units of the kidney called glomeruli.

(John Hapkins University )


Glomerulonefritis adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk
menjelaskan berbagai macam penyakit ginjal yang mengalami
proliferasi dan inflamasi di glomerulus akibat suatu proses
imunologis

(Diagnosis dan Penatalaksanaan Glomerulonefritis akut, bagian IKA


FK UNPAD, RS DR. Hasan Sadikin Bandung)

Glomerulonefritis adalah penyakit inflamasi atau non-inflamasi pada


glomerulus yang menyebabkan perubahan permeabilitas, perubahan
struktur dan fungsi glomerulus

(Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI)


Epidemiologi

sering ditemukan pada anak-anak berumur


antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai
anak pria daripada anak wanita.

Insidensinya meningkat pada kelompok


sosioekonomi rendah, berkaitan dengan higiene
yang kurang baik.
Etiologi
Sekitar 75% GNAPS timbul setelah infeksi
saluran pernapasan bagian atas, yang
disebabkan oleh kuman Streptokokus beta
hemolitikus grup A tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49.
Penyebab lain :
1. Bakteri
2. Virus
3. Parasit
Bakteri gram (+) berbentuk bulat yang secara
khas membentuk pasangan atau rantai selama
masa pertumbuhannya.
Diberi nama spesies S. Pyogenes
Hidup di tenggorokan & kulit
Toksik & Enzim
Streptokinase (Fibrimolisin)
Asam hyaluronat
Neuromidase
Eksotoksin Pirogenik
Diphosphopyridine Nukleoditase
Hemolisis (Streptolisin) : O & S
ETIOLOGI URIN BERWARNA
MERAH
1) Bakteri : Streptokokus grup C, meningococcocus,
Sterptoccocus Viridans, Gonococcus, Leptospira,
Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus,
Salmonella typhi dll

2) Virus : Hepatitis B, varicella, vaccinia, echovirus,


parvovirus, influenza, parotitis epidemika dll.

3) Parasit: Malaria dan toksoplasma

Faktor
Penyebab
Non infeksi
Lupus Eritematosus Sistemik
(SLE), Vaskulitis, sindrom
Goodpasture, granulomatosis
Wegener.
Ngastiyah (1997), Glomerulonefritis akut didahului oleh infeksi
ekstra renal terutama di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh
kuman streptococcus beta hemoliticus golongan A tipe 12, 4, 16, 25, dan
29. Hubungan antara glomerulonefritis akut dan infeksi streptococcus
dikemukakan pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907 dengan
alasan bahwa:

1) Timbulnya glomerulonefritis akut setelah infeksi skarlatina


2) Diisolasinya kuman streptococcus beta hemoliticus golongan A
3) Meningkatnya titer anti- streptolisin pada serum pasien.
SLE merupakan penyakit multiorgan yang berdasarkan pada
kelainan imunologik. (sendi, kulit, ginjal, otak, hati dan lesi dasar
pada orgna) tersebut adalah suatu vaskulitis yang terjadi karena
pembentukan dan pengendapan kompleks antigen-antibodi. Apabila
yang terkena adalah ginjal disebut nefritis lupus.

Membranous Glomerulus
glomerulonefriti normal (kelas I)
s (kelas V) Mesangial lupus
glomerulonefriti
s (kelas II)

Diffuse Menurut WHO,


proliferative ada 5 pola Focal
glomerulonefriti klasifikasi proliferative
s (kelas IV) berdasarkan glomerulonefitis
morfologi (kelas III),
PATOFISIOLOGI
Infeksi bakteri
(streptococcus) PROSES
enyakit autoimun
IMMUNOLOGI

Respon Melintas
berlebihan Produksi Terbentu Kerusaka
pada
dari SI antibodi knya n & ggn Glomerul
membran
pejamu pd yang kompleks fungsi onefritis
stimulus berlebihan basal
Ag-Ab ginjal
antigen glomerulos

Gejala
klinis
Cara Kerja Bakteri Streptococcus

neoraminidase

IgG ->
Autoantigenic

Permeabilita
meningkat
Protein
Permeabilitas
plasma hipoproteinemia hipoalbuminemia
meningkat
turun

Tekanan
Ekstravasas onkotik
Kerusakan Hipovolemi
i cairan plasma
integritas kulit
turun

Cairan
interstitiel
edema meningkat
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan urinalisis
Hematuria
Proteinuria ( +1 sampai +2 )
Pemeriksaan mikroskopik urin :
- eritrosit silinder
- leukosit silinder
- granula silinder
Pemeriksaan Darah
1. Darah perifer :
- LED meningkat
- anemia
2. Kimia darah:
ureum dan kreatinin serum
Hiperkalemia
Hipokalsemia
Komplemen C3 rendah dalam minggu pertama
Komplemen C4 normal / menurun sedkit
3.Uji Serologi
Asto meningkat
Antihialuronidas (+)
Anti dnase b (+)
4. Baiakan tenggorok & kulit
Ditemukan Streptokokud hemolitikus
Bisa negative bila sudah diberi antimikroba
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Faringitis
Tujuan Penatalaksanaan :
Mengatasi gejala secepat mungkin, membatasi
penyebaran infeksi serta membatasi komplikasi.
Tatalaksana Faringitis
Terapi pokok penatalaksanaan komprehensif
penyakit faringitis akut, yaitu:
1) Istirahat cukup
2) Minum air putih yang cukup
3) Berkumur dengan air yang hangat
4) Pemberian farmakoterapi
Tatalaksana Faringitis

Pemberian farmakoterapi :
Topikal
Obat kumur antiseptik
Menjaga kebersihan mulut
Pada faringitis fungal diberikan nystatin
100.000400.000 ; 2 kali/hari.
Faringitis kronik hiperplastik terapi lokal dengan
melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia
larutan nitras argentin 25%.
Tatalaksana Faringitis

Oral sistemik
Anti virus metisoprinol (isoprenosine) diberikan
pada infeksi virus dengan dosis 60100 mg/kgBB
dalam 46 kali pemberian/hari
orang dewasa dan pada anak < 5 tahun : dosis 50
mg/kgBB dibagi dalam 46 kali pemberian/hari.
Penicillin G benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis
tunggal atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3
kali/hari selama sepuluh hari dan pada dewasa
3x500 mg selama 610 hari atau eritromisin 4x500
mg/hari.
Tatalaksana Faringitis
Diberikan kortikosteroid karena dapat menekan
reaksi inflamasi.
deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3
hari dan pada anak - anak 0,01 mg/kgBB/hari
dibagi 3 kali pemberian selama tiga hari.
Faringitis gonorea, sefalosporin generasi ke
tiga : Ceftriakson 2 gr IV/IM single dose.
Untuk kasus faringitis kronik hiperplastik
dilakukan kaustik sekali sehari selama 35 hari.
Tatalaksana Tonsilitis

menjaga kesehatan mulut


pemberian antibiotika : anti - beta laktamase
seperti amoksisilin asam klavulanat atau
klindamisin selama 3 sampai 6 minggu.
(Brodsky , 2006).
Edukasi
1) Memberitahu keluarga untuk menjaga daya tahan
tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan
olahraga teratur.
2) Memberitahu keluarga untuk berhenti merokok.
3) Memberitahu keluarga untuk menghindari makan -
makanan yang dapat mengiritasi tenggorok.
4) Memberitahu keluarga dan pasien untuk selalu
menjaga kebersihan mulut.
5) Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan
secara teratur

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014)


Tatalaksana Glomerulonefritis

Perawatan dibutuhkan apabila dijumpai


penurunan fungsi ginjal sedang sampai berat (
klirens kreatinin < 60 ml/1 menit/1,73 m2)
BUN > 50 mg
Anak dengan tanda dan gejala :
Uremia
Muntah
Letargi
hipertensi ensefalopati
anuria atau oliguria (Hilmant D, 2007).
Tatalaksana Glomerulonefritis

Tindakan umum pasien glomerolunefritis akut:


istirahat di tempat tidur sampai gejala edema dan
kongesti vaskuler (dispneu, edema paru,
kardiomegali, hipertensi) menghilang, kira-kira
selama 3-4 minggu.
Tujuan : memberi kesempatan pada ginjal untuk
menyembuh.
Tatalaksana Glomerulonefritis

Pemakaian antibiotik untuk eradikasi organisme


dan mencegah penyebaran ke individu lain.
injeksi benzathine penisilin 50.000 U/kg BB IM
atau eritromisin oral 40 mg/kgBB/hari selama 10
hari bila pasien alergi penisilin.
Tatalaksana Glomerulonefritis
MAKANAN
Fase akut diberikan makanan rendah protein (1
g/kgbb/hari) dan rendah garam (1 g/hari).
Bila anuria atau muntah, diberikan IVFD
dengan larutan glukosa 10%.
Penderita tanpa komplikasi pemberian cairan
disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila
ada komplikasi seperti gagal jantung, edema,
hipertensi dan oliguria, maka jumlah cairan
yang diberikan harus dibatasi.
Tatalaksana Glomerulonefritis
MAKANAN
Panduan diet :
Protein: 1-2 gram/kg BB/ hari untuk kadar Ureum
normal, dan 0,5-1 gram/kg BB/hari untuk Ureum
lebih dari atau sama dengan 40 mg% atau diatas 50
gr/dL
Garam: 1-2 gram perhari untuk edema ringan, dan
tanpa garam bila anasarka.
Kalori: 100 kalori/kgBB/hari.
Intake cairan diperhitungkan bila oligouri atau anuri,
yaitu: Intake cairan = jumlah urin + insensible water
loss (20-25cc/kgBB/hari + jumlah kebutuhan cairan
setiap kenaikan suhu dari normal [10cc/kgBB/hari])
Tatalaksana Glomerulonefritis

MAKANAN

Diet : pembatasan masukan garam (0,5-1


gr/hari) dan cairan selama edema, oligouria atau
gejala vaskuler dijumpai.
Protein dibatasi (0,5/KgBB/hari) bila kadar
ureum.
Tatalaksana Glomerulonefritis
Hipertensi sedang (tekanan darah sistolik > 140
150 mmHg dan diastolik > 100 mmHg) diobati
dengan pemberian
hidralazin oral atau intramuskular (IM)
nifedipin oral atau sublingual.
Pada hipertensi berat diberikan hidralazin 0,15-
0,30 mg/kbBB intravena, dapat diulang setiap
2-4 jam atau reserpin 0,03-0,10 mg/kgBB (1-3
mg/m2) iv, atau natrium nitroprussid 1-8
m/kgBB/menit.
Tatalaksana Glomerulonefritis

Pada krisis hipertensi (sistolik >180 mmHg atau


diastolik > 120 mmHg) diberi :
diazoxid 2-5 mg/kgBB iv secara cepat bersama
furosemid 2 mg/kgBB iv.
klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali, diulang setiap
4-6 jam atau diberi nifedipin sublingual 0,25-0,5
mg/kgBB dan dapat diulang setiap 6 jam bila
diperlukan.
Edukasi

Penderita dan keluarganya perlu dijelaskan


mengenai perjalanan dan prognosis
penyakitnya.
Pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan
urine untuk protein dan hematuria dilakukan
dengan interval 4-6 minggu untuk 6 bulan
pertama
Edukasi

Tiap 3 - 6 bulan sampai hematuria dan


proteinuria menghilang dan tekanandarah
normal untuk selama 1 tahun.
Kadar C3 yang normal setelah 8-10minggu
menggambarkan prognosis yang baik.
Prognosis

Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik


dibanding anak yang lebih besar atau orang
dewasa oleh karena GNAPS pada dewasa sering
disertai lesi nekrotik glomerulus.
Prognosis glomerulonefritis akut pada anak baik
bila ditangani dengan cepat dan tepat.
Sebagian besar pasien akan sembuh, 0,5-2%
kasus menunjukkan penurunan fungsi ginjal
cepat dan progresif dan dalam beberapa minggu
atau bulan jatuh ke fase gagal ginjal terminal.
Prognosis

Diuresis akan normal kembal pada hari ke 7-10


setelah awal penyakit, dengan menghilangnya
sembab dan bertahap tekanan darah menjadi
normal. Fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
membaik dalam 1 minggu dan menjadi normal
dalam waktu 3-4 minggu. Komplemen serum
menjadi normal dalam waktu 6-8 minggu.
Prognosis

Selama komplemen C3 belum pulih dan


hematuria mikroskopis belum menghilang,
pasien hendaknya diikuti secara seksama oleh
karena masih ada kemungkinan terjadinya
pembentukan glomerulosklerosis dan gagal
ginjal kronik.
KOMPLIKASI
Enselopati hipertensi
(gangguan penglihatan ,
pusing , muntah dan
kejang)

Hipertensi

Gagal jantung dan


kelainan miokard
Penurunan filtrasi glomerulus -> oligrui - anuria
-> gagal ginjal akut
Hipovelemi dan penurunan sintesis eritropoetik
-> anemia
HIPOTESIS

Berdasarkan keluhan pasien seperti urin


kemerahan , edema palpebrae, RPD : sakit
tenggorokan , demam , batuk 3 minggu
yang lalu dan pada sampel urin ditemukan
hematuria , proteinuria (+3) , eritrosit dan
leukosit silinder. Pasien mengalami
glomerulonefritis akut pasca streptokokus
DAFTAR PUSTAKA
GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA) REFRAT MAKALAH
MADE RADITYA. 2013. Diakses dari:
http://www.academia.edu/7902428/GLOMERULONEFRITIS_
AKUT_GNA_REFRAT_MAKALAH_MADE_RADITYA
Made Suadnyani Pasek. GLOMERULONEFRITIS AKUT
PADA ANAK PASCA INFEKSI STREPTOKOKUS. Seminar
Nasional FMIPA UNDIKSHA III. 2013. diakses dari :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=146017&
val=1365&title=GLOMERULONEFRITIS%20AKUT%20PADA
%20ANAK%20PASCA%20INFEKSI%20STREPTOKOKUS
Sondang Maniur Lumbanbatu. Glomerulonefritis Akut
Pasca Streptokokus pada Anak. Sari Pediatri. Vol. 5. No.
2. September 2003: 58 63. diakses dari :
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/5-2-4.pdf
Faringitis Akut. Diakses dari :
http://digilib.unila.ac.id/6550/14/BAB%20II.pdf
Sudung O. Pardede,Ratih Puspita. Diagnosis dan Tata
Laksana Glomerulonefritis Progresif Cepat pada Anak.
Majalah Kedokteran UKI. 2014. Vol. XXX. No.1. Januari
Maret. Diakses dari :
http://www.academia.edu/11219435/Diagnosis_dan_Ta
ta_Laksana_Glomerulonefritis_Progresif_Cepat_pada_
Anak
Novita, Sudung. 2014. Kapita selekta kedokteran.
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Edisi 4. jilid
1. hal 89-90. Jakarta : Media Aesculapius
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_acute_-
glomerulo.pdf.pdf

Anda mungkin juga menyukai