PRESEPTOR :
dr. Helwi Nofira, Sp. OG (K)
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RSUD M. NATSIR SOLOK
2022
Latar Belakang
Mioma uteri (leiomioma atau fibroid)
Tumor monoklonal yang timbul dari jaringan otot polos rahim, berasal dari sel induk miometrium
dan mengandung sejumlah besar matriks ekstraseluler (kolagen, fibronektin, dan proteoglikan).
Mioma uteri sumber morbiditas yang signifikan bagi wanita usia reproduksi.
Tumor monoklonal jinak sel otot polos yang paling umum dijumpai pada kelompok
usia reproduksi. Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari sel-sel jaringan otot
• Mioma uteri terjadi pada 20-50% perempuan, serta pada >70% perempuan di awal masa menopause.
• Mioma uteri asimtomatiik atau simtomatik pada 25% perempuan usia reproduksi, seperempat kasusnya
• Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat serta
diketahui insidensinya selalu meningkat tiap tahunnya. Paling sering pada wanita umur 35-45 tahun kurang
lebih 25% serta jarang terjadi pada wanita umur 20 tahun dan pasca menopause
Faktor Risiko
Ras dan Genetik Usia
Faktor Hormonal
Mioma ditemukan 2 hingga 3 kali lipat Mioma tidak terjadi sebelum masa
Estradiol dan progesteron sangat penting
pada wanita Afrika-Amerika ataupun pubertas, dan frekuensinya menurun saat
untuk pertumbuhan mioma
etnis kulit hitam menopause
Reproduksi
Gaya Hidup
Nulipara, menarche dini, dan
Obesitas Diet, konsumsi kafein dan alkohol,
penggunaan kontrasepsi oral sebelum
merokok, aktivitas fisik, dan stres
umur 16 tahun
Patogenesis
Gejala Klinis
Jika menunjukaan gejala maka jumlah, ukuran, dan/atau lokasi mioma merupakan penentu penting dari
manifestasi klinisnya. Namun, ukuran mioma bukanlah patokan dari terjadinya gejala mioma uteri.
• Perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan anemia, kelelahan, dan dismenore hebat.
• Pembesaran rahim menyebabkan perut kembung, nyeri, gejala gastrointestinal (seperti diare atau
konstipasi), dan gejala berkemih (seperti frekuensi berkemih, inkontinensia atau retensi urin, atau
nokturia).
Gejala Klinis
• Perdarahan uterus abnormal (PUA)
• Nyeri non-siklik
• Gangguan reproduksi sampai dengan infertilitas, serta berbagai masalah obstetri peningkatan risiko
persalinan prematur, persalinan sesar, perdarahan antepartum, malpresentasi janin, dan hambatan
pertumbuhan janin.
• Wanita dengan mioma,memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan emosional, depresi, dan
Berdasarkan gejala dan tanda, umumnya tergantung pada ukuran dan lokasi.
• Mioma submukosa berakibat perdarahan menstruasi yang tidak normal dan masalah kehamilan tidak
• Mioma subserosal tekanan punggung, kaki atau panggul dan nyeri perut dan panggul
tumbuh lambat dan waktu yang cukup lama sebelum cukup besar untuk menyebabkan gejala
Mioma yang besar dapat menyebabkan gejala dengan efek tekanan pada organ berdekatan
kandung kemih, usus, dan ligamen pelvis, di serviks dapat mencegah persalinan normal.
Diagnosis
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan genitalia dengan menggunakan
Pemeriksaan dengan melakukan palpasi
• Pembesaran uterus
garis tengah atau terdistorsi dan apakah
• Terdapat 1 atau lebih massa yang mobile
terlihat memendek.
• Gangguan kontur uterus
Diagnosis
Ukuran rahim dan, jumlah, ukuran, dan lokasi mioma uteri teleskop kecil dan sangat akurat untuk menilai mioma submukosa.
Untuk memastikan mioma uteri tumbuh secara submukosa MRI adalah modalitas yang paling akurat dalam menilai adneksa
dan uterus
Diagnosis
Banyak pasien memiliki prognosis yang sangat baik dan tetap tanpa gejala selama bertahun-
tahun atau tanpa batas waktu. Sedangkan yang lain tergantung dari gelala dan lokasi serta
ukuran mioma, lalu tergantung pada keinginan untuk hamil di masa depan
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 51 tahun
Nomor RM : 235695
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSUD M.Natsir dengan keluhan keluar darah bergumpal
g. Riwayat Kontrasepsi
h. Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan/Hidup
Suhu : 36,9ºC
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata :
Kepala : Normochepal, rambut hitam sedikit beruban, tidak rontok \
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorak : Paru dan jantung dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetrik
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit dan dalam batas normal
Palpasi : Uterus teraba adanya distensi dengan curiga adanya masa yang
mobile, dengan permukaan yang rata, tidak terdapat nodul, dan tidak terasa nyeri.
L1 : Tidak dapat dinilai
L2 : Tidak dapat dinilai
L3 : Tidak dapat dinilai
L4 : Tidak dapat dinilai
TFU : (-)
TBJ : (-)
His : (-)
Genitalia
Pemeriksaan luar : PPV (+) tidak mengalir
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi (8 Desember 2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil
Hb 4.9 gr/dl LL
Hematokrit 17.8 % L
MCV 60.3 fL L
RDW-CV 19.8 % H
O/ Hematokrit 32,4 % L
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif MCV 71.5 fL L
TD : 140/90 mmHg
HR : 86 x/menit MCH 22.5 pg/cell L
RR : 21 x/menit
MCHC 31.5 g/dL L
T : 35,7 ºC
RDW-CV 29.6 % H
A/ Post Miomektomi Laparatomi
Leukosit 21.3 103/mm3 H
P/
IVFD RL 500 cc drip ketorolac 2 amp Trombosit 408 103/mm3 H
Inj. Ranitidin 1 amp
Inj. Ceftriaxone
Follow Up
a. Jumat, 9 Desember 2022 b. Sabtu, 10 Desember 2022
S/ S/
Darah yang keluar dari kemaluan masih banyak Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang
Lemah, letih dan lesu (+) Lemah, letih dan lesu (+)
Nyeri perut (+) Nyeri perut (-)
Mual dan muntah (-) Mual dan muntah (-)
O/ O/
KU : Tampak sakit sedang KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 135/76 mmHg TD : 157/82 mmHg
HR : 75 x/menit HR : 77 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 21 x/menit
T : 36,5 ºC T : 36,5 ºC
A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis
P/ P/
IVFD 500 cc 20 tetes/menit IVFD 500 cc 20 tetes/menit
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Inj. Vitamin K 10 mg 3x1
Inj. Transamin 500 mg 3x1 Inj. Transamin 500 mg 3x1
SF 1x1 SF 1x1
Hematologi lengkap
Hemoglobin
Hasil
10.2 g/dl L
Nilai-Nilai MC
MCV 70.1 fl L
S/
MCH 22.6 pg/cell L
Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang
MCHC 32.3 g/dl
Lemah, letih dan lesu sudah berkurang
RDW-CV 27.2 %
Nyeri perut (-)
Leukosit 12,0 103/mm3 H
Mual dan muntah (-) Trombosit 3
439 10 /mm 3
H
O/ Basofil 0%
Limfosit 17 % L
TD : 149/90 mmHg
Monosit 7%
HR : 71 x/menit
ALC (Absolute 2040 /µL
RR : 20 x/menit
Lymphocyte Count)
T : 36,6ºC NLR ( Neutrophil 4.29 H
Lymphocyte Ratio)
Hemostasis Hasil
Follow Up PT
Pasien
Pasien APTT
APTT 24.00
24.00 detik
detik
P/
Kimia Klinik
IVFD 500 cc 20 tetes/menit
Kimia klinik Hasil
Inj. Ca gluconas
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Glukosa darah 105 mg/dl
Inj. Transamin 500 mg 3x1
Ureum 28 mg/dl
SF 1x1
Amlodipin 10mg 1x1 Kreatinin 1.25 mg/dl
SGOT 22 U/L
Rencana Selanjutnya :
Miomektomi Laparatomi SGPT 15 U/L
Follow Up
d. Senin, 12 Desember 2022 e. Selasa, 13 Desember 2022
S/ S/
Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang
Lemah, letih dan lesu sudah berkurang Lemah, letih dan lesu (-)
Nyeri perut (-) Nyeri perut (-)
O/ O/
KU : Tampak sakit sedang KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 151/97 mmHg TD : 110/70 mmHg
HR : 83 x/menit HR : 94 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
T : 36,6 ºC T : 36,5 ºC
A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis
P/
P/ IVFD 500 cc 20 tetes/menit
IVFD 500 cc 20 tetes/menit Inj. Ca gluconas
Inj. Ca gluconas Inj. Vitamin K 10 mg 3x1
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Inj. Transamin 500 mg 3x1
Inj. Transamin 500 mg 3x1 SF 1x1
SF 1x1 Amlodipin 10 mg 1x1
Amlodipin 10 mg 1x1
Rencana Selanjutnya :
Rencana Selanjutnya : Miomektomi Laparatomi
Miomektomi Laparatomi
Follow Up f. Kamis, 15 Desember 2022
S/
e. Rabu, 14 Desember 2022 Darah yang keluar dari kemaluan masih ada, tetapi sedikit
S/ Perut terasa kembung (+)
Darah yang keluar dari kemaluan masih ada, tetapi sedikit Nyeri kepala (-)
Nyeri kepala (+) Lemah, letih dan lesu (-)
Lemah, letih dan lesu (-) Nyeri perut (-)
Nyeri perut (-) Mual dan muntah (-)
Mual dan muntah (-)
O/
O/ KU : Tampak sakit sedang
KU : Tampak sakit sedang Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Kesadaran : Komposmentis kooperatif TD : 119/98 mmHg
TD : 114/68 mmHg HR : 85 x/menit
HR : 70 x/menit RR : 20 x/menit
RR : 20 x/menit T : 36,6 ºC
T : 36,5ºC
A/ Post Miomektomi Laparatomi
A/ Post Miomektomi Laparatomi
P/
P/ Cefadroxil 500 mg 2x1
IVFD 500 cc 20 tetes/menit PCT 500 mg 3x1
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Vitamin C 3x1
Inj. Transamin 500 mg 3x1 SF 1x1
SF 1x1 Amlodipin 10 mg 1x1
O/
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 130/86 mmHg
HR : 85 x/menit
RR : 19 x/menit
T : 36,5 ºC
A/ Post Miomektomi Laparatomi
P/
Cefadroxil 500 mg 2x1
PCT 500 mg 3x1
Vitamin C 3x1
SF 1x1
Amlodipin 10 mg 1x1
Rencana Selanjutnya :
Pasien dipulangkan
Diskusi
Telah dilaporkan pasien perempuan yang berusia 51 tahun datang ke IGD RSUD M.Natsir pada tanggal 8
Desember 2022 dengan keluhan keluar darah bergumpal pada kemaluan ±5 jam sebelum masuk rumah sakit.
Pasien sebelumnya pernah mengalami perdarahan yang banyak di kemaluan pada 1 tahun yang lalu, dan pernah
dirawat 2x di RST. Pasien didiagnosis mioma uteri tetapi tidak ingin melakukan operasi. Setelah itu, pasien hanya
meminum obat herbal dan perdarahan yang banyak di kemaluan tidak ada lagi. Pasien mengeluhkan keluar darah
dari kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, banyak darah yang keluar meningkat sejak 1 hari yang lalu. Terdapat nyeri
perut bawah dan nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke pinggang sejak 1 hari yang lalu. Tidak ada keluhan dari
masih dalam batas normal. Setelah dilakukan pemeriksaan obstetri tampak perut sedikit membuncit dan pada
palpasi abdomen uterus teraba adanya distensi dengan curiga adanya masa yang mobile, dengan permukaan yang
rata, tidak terdapat nodul, dan tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan genitalia tampak perdarahan pervaginam yang
tidak mengalir. Pasien dilakukan pemeriksaan USG dan dicurigai adanya massa pada uterus. Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb pasien sangat rendah yaitu 4,9 gr/dl. Oleh sebab itu pasien didiagnosis PUA ec
IVFD 500 cc 20 tetes/menit, tranfusi darah 4 kantong PRC, 2 kantong/hari, Inj. Transamin 500 mg 3x1, Inj. Vitamin K
10 mg 3x1 dan SF 1x1. Tatalaksana yang diberikan untuk menstabilkan keadaan umum pasien, menghentikan
perdarahan dan menggantikan darah yang sudah banyak keluar pervaginam. Pasien diobservasi sampai keadaan
umum pasien sudah membaik dan Hb pasien meningkat. Pasien tidak ada keinginan untuk mempunyai anak lagi
dan ingin mempertahankan uterusnya. Pada hari Selasa tanggal 13 Desember 2022 pasien dilakukan miomektomi
laparatomi, diambil massa mioma yang berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa. Sehingga diagnosa
pasca bedah pasien menjadi Post Miomektomi Laparatomi. Pasca operasi pasien diobsevasi untuk memastikan
keadaan umum pasien baik, lalu pasien dipulangkan pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2022.
Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot polos yang ditemukan pada rahim manusia.
Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari se-lsel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen. Mioma
uteri juga dikenal dengan sebutan uterine fibroid, atau leiomioma uteri. Terdapat berbagai macam faktor risiko
terjadinya mioma uteri yaitu genetik dan ras, usia, gaya hidup, diet, obesitas, reproduksi dan faktor hormonal. Etiologi
mioma uteri masih belum diketahui secara pasti namun, mioma uteri bergantung pada hormon estrogen dan
progesteron. Mioma uteri dibagi menjadi beberapa tipe menurut FIGO, yang mengindikasikan lokasi dari mioma uteri
tersebut, seperti submukosa, intramural dan subserosal. Gejala umum pada mioma uteri adalah adanya perdarahan
uterus abnormal ataupun perdarahan menstruasi yang berat sehingga dapat menimbulkan anemia. Gejala lainnya
tergantung organ apa yang terkena akibat dari pembesaran uterus. Diagnosis mioma uteri dapat dilakukan dengan
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan mioma uteri adalah
observasi, medikamentosa dan pembedahan tergantung pada keinginan pasien untuk hamil atau mempertahankan