Anda di halaman 1dari 42

MIOMA UTERI

Adinda Ayu Majesti


21100707360703042

 
 
PRESEPTOR :
dr. Helwi Nofira, Sp. OG (K)
 
 
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RSUD M. NATSIR SOLOK
2022
Latar Belakang
Mioma uteri (leiomioma atau fibroid) 

Tumor jinak organ reproduksi wanita yang paling sering terjadi

 Tumor monoklonal yang timbul dari jaringan otot polos rahim, berasal dari sel induk miometrium

dan mengandung sejumlah besar matriks ekstraseluler (kolagen, fibronektin, dan proteoglikan).

Mioma uteri  sumber morbiditas yang signifikan bagi wanita usia reproduksi.

• 60% wanita usia subur terkena penyakit ini.


Definisi

Mioma uteri (fibroid atau leiomioma) 

Tumor monoklonal jinak sel otot polos yang paling umum dijumpai pada kelompok

usia reproduksi. Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari sel-sel jaringan otot

polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen


Epidemiologi

• Mioma uteri terjadi pada 20-50% perempuan, serta pada >70% perempuan di awal masa menopause.

• Mioma uteri  asimtomatiik atau simtomatik pada 25% perempuan usia reproduksi, seperempat kasusnya

memerlukan perawatan lebih lanjut.

• Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39%-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat serta

diketahui insidensinya selalu meningkat tiap tahunnya. Paling sering pada wanita umur 35-45 tahun kurang

lebih 25% serta jarang terjadi pada wanita umur 20 tahun dan pasca menopause
Faktor Risiko
Ras dan Genetik Usia
Faktor Hormonal
Mioma ditemukan 2 hingga 3 kali lipat Mioma tidak terjadi sebelum masa
Estradiol dan progesteron sangat penting
pada wanita Afrika-Amerika ataupun pubertas, dan frekuensinya menurun saat
untuk pertumbuhan mioma
etnis kulit hitam menopause

Reproduksi
Gaya Hidup
Nulipara, menarche dini, dan
Obesitas Diet, konsumsi kafein dan alkohol,
penggunaan kontrasepsi oral sebelum
merokok, aktivitas fisik, dan stres
umur 16 tahun
Patogenesis
Gejala Klinis

Jika menunjukaan gejala maka jumlah, ukuran, dan/atau lokasi mioma merupakan penentu penting dari

manifestasi klinisnya. Namun, ukuran mioma bukanlah patokan dari terjadinya gejala mioma uteri.

• Perdarahan menstruasi yang berat atau berkepanjangan  anemia, kelelahan, dan dismenore hebat.

• Pembesaran rahim  menyebabkan perut kembung, nyeri, gejala gastrointestinal (seperti diare atau

konstipasi), dan gejala berkemih (seperti frekuensi berkemih, inkontinensia atau retensi urin, atau

nokturia).
Gejala Klinis
• Perdarahan uterus abnormal (PUA)

• Nyeri non-siklik

• Nyeri saat berhubungan seksual ataupun terjadi disfungsi seksual

• Gangguan reproduksi sampai dengan infertilitas, serta berbagai masalah obstetri  peningkatan risiko

persalinan prematur, persalinan sesar, perdarahan antepartum, malpresentasi janin, dan hambatan

pertumbuhan janin.

• Wanita dengan mioma,memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan emosional, depresi, dan

kecemasan, yang dapat sangat memengaruhi kualitas hidup mereka.


Klasifikasi
Menurut FIGO (The International Federation of Gynecology and Obstetrics)

Tipe 0: fibroid bertangkai, yang terlokalisasi di submukosa dan meluas ke


dalam rongga rahim
Tipe 1: fibroid submukosa, dengan <50% di lokasi intramural
Tipe 2: fibroid submukosa, dengan ≥50% di lokasi intramural
Tipe 3: berkontak dengan endometrium, dengan 100% di lokasi intramural
Tipe 4: fibroid intramural
Tipe 5: fibroid subserosal, dengan ≥50% di lokasi intramural
Tipe 6: fibroid subserosal, dengan <50% di lokasi intramural
Tipe 7: fibroid bertangkai subserosal
Tipe 8: lainnya (misalnya, serviks atau parasit)
Tipe 2-5 untuk fibroid transmural (hybrid mioma uteri submukosa-
subserosal)
Diagnosis
a. Anamnesa

Berdasarkan gejala dan tanda, umumnya tergantung pada ukuran dan lokasi.

• Mioma submukosa  berakibat perdarahan menstruasi yang tidak normal dan masalah kehamilan  tidak

tergantung ukuran mioma

• Mioma intramural  dapat mengganggu fertilitas

• Mioma subserosal  tekanan punggung, kaki atau panggul dan nyeri perut dan panggul

 tumbuh lambat dan waktu yang cukup lama sebelum cukup besar untuk menyebabkan gejala

Mioma yang besar dapat menyebabkan gejala dengan efek tekanan pada organ berdekatan

 kandung kemih, usus, dan ligamen pelvis, di serviks dapat mencegah persalinan normal.
Diagnosis

b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan genitalia dengan menggunakan
Pemeriksaan dengan melakukan palpasi

abdomen dan bimanual uterus. spekulum  menilai apakah serviks berada di

• Pembesaran uterus
garis tengah atau terdistorsi dan apakah
• Terdapat 1 atau lebih massa yang mobile
terlihat memendek.
• Gangguan kontur uterus
Diagnosis

c. Pemeriksaan Penunjang • Histerosalpingografi

• Pemeriksaan laboratorium  Melihat apakah mioma menyumbat tuba atau tidak

 Plano tes, Hb, WBC, urinalisa • Histeroskopi

• Ultrasonografi  Pemeriksaan ini dilakukan secara transvaginal menggunakan

 Ukuran rahim dan, jumlah, ukuran, dan lokasi mioma uteri teleskop kecil dan sangat akurat untuk menilai mioma submukosa.

• Histerosonografi infus saline • CT Scan dan MRI

 Untuk memastikan mioma uteri tumbuh secara submukosa MRI adalah modalitas yang paling akurat dalam menilai adneksa

dan uterus
Diagnosis

a) USG terlihat mioma heterogen berukuran antara 8 cm dan 9.


b) b) USG menunjukkan mioma intramural.
Diagnosis Banding
Meliputi penyakit jinak dan ganas yang menyebabkan pembesaran rahim,
perdarahan atau nyeri panggul
a. Adenomiosis
b. Kehamilan ektopik
c. Karsinoma endometrium
d. Polip endometrium
e. Endometriosis Penyakit metastatik
f. Kehamilan
g. Karsinosarkoma uterus (neoplasma epitel)
h. Sarkoma uterus (leiomyosarcoma, sarkoma stroma endometrium, tumor
mesodermal campuran)
Tatalaksana
Komplikasi

a. Nyeri panggul kronis


b. Pendarahan menstruasi yang berat, yang dapat menyebabkan anemia
c. Hasil kehamilan yang buruk
d. Infertilitas
e. Sembelit
f. Infeksi saluran kemih atau inkontinensia urin
g. Torsi fibroid bertangkai
h. Degenerasi dengan atau tanpa infeksi.
Prognosis

Prognosis mioma uteri sangat bervariasi untuk masing-masing pasien.

Banyak pasien memiliki prognosis yang sangat baik dan tetap tanpa gejala selama bertahun-

tahun atau tanpa batas waktu. Sedangkan yang lain tergantung dari gelala dan lokasi serta

ukuran mioma, lalu tergantung pada keinginan untuk hamil di masa depan
Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama : Ny. Y

Umur : 51 tahun

Alamat : Gantung Ciri

Hari/Tanggal masuk : Kamis/8 Desember 2022

Nomor RM : 235695
a. Keluhan Utama

Pasien datang ke IGD RSUD M.Natsir dengan keluhan keluar darah bergumpal

pada kemaluan sejak ±5 jam sebelum masuk rumah sakit.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien sebelumnya pernah mengalami perdarahan yang banyak di kemaluan pada 1 tahun yang lalu,
dan pernah dirawat 2x di RST. Pasien didiagnosis mioma uteri tetapi tidak ingin melakukan operasi.
Setelah itu pasien hanya meminum obat herbal dan perdarahan yang banyak di kemaluan tidak ada lagi
• Pasien mengeluhkan keluar darah dari kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, banyak darah yang keluar
meningkat sejak 1 hari yang lalu
• Terdapat nyeri perut bawah dan nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke pinggang sejak 1 hari yang lalu
• Pasien merasa lemah dan letih
• Nyeri kepala tidak ada
• Mual dan muntah tidak ada
• Tidak ada keluhan dari BAK dan BAB
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat operasi tumor di kepala pada tahun 2021
Riwayat hipertensi disangkal
c. Riwayat Menstruasi Riwayat diabetes mellitus disangkal
Menarche : 13 tahun Riwayat penyakit jantung disangkal
Durasi : 8 hari Riwayat penyakit paru disangkal
Siklus : 28 hari
Dimenore : Ada
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Ganti duk : 4-5 x/hari
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit paru disangkal
f. Riwayat Perkawinan

Menikah 1x, dengan suami yang sekarang

g. Riwayat Kontrasepsi

KB suntik 1x/bulan, selama 1 tahun pada tahun 2004

h. Riwayat Kehamilan/Abortus/Persalinan/Hidup

2003/laki-laki/dukun beranak/PN/3300 gr/aterm


Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Komposmentis Kooperatif

Tekanan darah : 150/90 mmHg

Frekuensi nadi : 103x/menit

Frekuensi napas : 20x/menit

Suhu : 36,9ºC
Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata :
Kepala : Normochepal, rambut hitam sedikit beruban, tidak rontok \
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thorak : Paru dan jantung dalam batas normal
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetrik
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak sedikit membuncit dan dalam batas normal
Palpasi : Uterus teraba adanya distensi dengan curiga adanya masa yang
mobile, dengan permukaan yang rata, tidak terdapat nodul, dan tidak terasa nyeri.
L1 : Tidak dapat dinilai
L2 : Tidak dapat dinilai
L3 : Tidak dapat dinilai
L4 : Tidak dapat dinilai
TFU : (-)
TBJ : (-)
His : (-)

Genitalia
Pemeriksaan luar : PPV (+) tidak mengalir
Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi (8 Desember 2022)
Jenis Pemeriksaan Hasil

Hb 4.9 gr/dl LL

Eritrosit 2.95 106/mm3 L

Hematokrit 17.8 % L

MCV 60.3 fL L

MCH 16,.6 pg/cell L

MCHC 27.5 g/dL L

RDW-CV 19.8 % H

Leukosit 10.5 103/mm3 H

Trombosit 525 103/mm3 H


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG
Kamis, 8 Desember 2022)
Diagnosis

PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis


Penatalaksanaan
Non medikamentosa
Bed rest
Medikamentosa
IVFD 500 cc 20 tetes/menit
Tranfusi darah 4 kantong PRC, 2 kantong/hari
Inj. Transamin 500 mg 3x1
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1
SF 1x1
Rencana selanjutnya
Observasi
Laporan Operasi
Selasa, 13 Desember 2022
Laporan Pembedahan :
• Pasien tidur telentang dalam spinal anastesi
• Tindakan aseptik dan antiseptik
• Dipasang duk steril
• Dinding abdomen dilakukan insisi linea mediana sampai menembus peritoneum
• Uterus lebih besar dari normal dengan adhesi di peritoneum
• Dilakukan miomektomi, massa mioma yang telah diambil berukuran sebesar kepalan
tangan orang dewasa
• Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
Diagnosa Pra Bedah : PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis
Diagnosa Pasca Bedah : Post Miomektomi Laparatomi
Observasi pasca Operasi
Hematologi (Selasa, 13 Desember 2022)
15.00 WIB
Jenis Pemeriksaan Hasil
S/
Perdarahan pervaginam (+) Hb 10.2 gr/dl L
Badan lemas (+)
Pusing (+) Eritrosit 4.53 106/mm3

O/ Hematokrit 32,4 % L
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif MCV 71.5 fL L
TD : 140/90 mmHg
HR : 86 x/menit MCH 22.5 pg/cell L
RR : 21 x/menit
MCHC 31.5 g/dL L
T : 35,7 ºC
  RDW-CV 29.6 % H
A/ Post Miomektomi Laparatomi
Leukosit 21.3 103/mm3 H
P/
IVFD RL 500 cc drip ketorolac 2 amp Trombosit 408 103/mm3 H
Inj. Ranitidin 1 amp
Inj. Ceftriaxone
Follow Up
a. Jumat, 9 Desember 2022 b. Sabtu, 10 Desember 2022
S/ S/
Darah yang keluar dari kemaluan masih banyak Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang
Lemah, letih dan lesu (+) Lemah, letih dan lesu (+)
Nyeri perut (+) Nyeri perut (-)
Mual dan muntah (-) Mual dan muntah (-)

O/ O/
KU : Tampak sakit sedang KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 135/76 mmHg TD : 157/82 mmHg
HR : 75 x/menit HR : 77 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 21 x/menit
T : 36,5 ºC T : 36,5 ºC

A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis
 
P/ P/
IVFD 500 cc 20 tetes/menit IVFD 500 cc 20 tetes/menit
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Inj. Vitamin K 10 mg 3x1
Inj. Transamin 500 mg 3x1 Inj. Transamin 500 mg 3x1
SF 1x1 SF 1x1

Rencana Selanjutnya : Rencana Selanjutnya :


Observasi Observasi
Pemeriksaan Penunjang

Hematologi lengkap

Follow Up Hematologi Lengkap

Hemoglobin
Hasil

10.2 g/dl L

Eritrosit 4.51 106/mm2

c. Minggu, 11 Desember 2022 Hematokrit 31.6 % L

Nilai-Nilai MC

MCV 70.1 fl L
S/
MCH 22.6 pg/cell L
Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang
MCHC 32.3 g/dl
Lemah, letih dan lesu sudah berkurang
RDW-CV 27.2 %
Nyeri perut (-)
Leukosit 12,0 103/mm3 H
Mual dan muntah (-) Trombosit 3
439 10 /mm 3
H

Hitung Jenis Leukosit

O/ Basofil 0%

KU : Tampak sakit sedang Eusinofil 3%

Kesadaran : Komposmentis kooperatif Neutrofil 73 % H

Limfosit 17 % L
TD : 149/90 mmHg
Monosit 7%
HR : 71 x/menit
ALC (Absolute 2040 /µL
RR : 20 x/menit
Lymphocyte Count)
T : 36,6ºC NLR ( Neutrophil 4.29 H
Lymphocyte Ratio)
Hemostasis Hasil
Follow Up PT

Pasien PT 9.30 detik L

A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis


APTT

  Pasien
Pasien APTT
APTT 24.00
24.00 detik
detik
P/
Kimia Klinik
IVFD 500 cc 20 tetes/menit
Kimia klinik Hasil
Inj. Ca gluconas
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Glukosa darah 105 mg/dl
Inj. Transamin 500 mg 3x1
Ureum 28 mg/dl
SF 1x1
Amlodipin 10mg 1x1 Kreatinin 1.25 mg/dl

SGOT 22 U/L
Rencana Selanjutnya :
Miomektomi Laparatomi SGPT 15 U/L
Follow Up
d. Senin, 12 Desember 2022 e. Selasa, 13 Desember 2022
S/ S/
Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang Darah yang keluar dari kemaluan sudah berkurang
Lemah, letih dan lesu sudah berkurang Lemah, letih dan lesu (-)
Nyeri perut (-) Nyeri perut (-)

O/ O/
KU : Tampak sakit sedang KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 151/97 mmHg TD : 110/70 mmHg
HR : 83 x/menit HR : 94 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
T : 36,6 ºC T : 36,5 ºC

A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis A/ PUA ec Mioma Uteri + Anemia Gravis
P/
P/ IVFD 500 cc 20 tetes/menit
IVFD 500 cc 20 tetes/menit Inj. Ca gluconas
Inj. Ca gluconas Inj. Vitamin K 10 mg 3x1
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Inj. Transamin 500 mg 3x1
Inj. Transamin 500 mg 3x1 SF 1x1
SF 1x1 Amlodipin 10 mg 1x1
Amlodipin 10 mg 1x1
Rencana Selanjutnya :
Rencana Selanjutnya : Miomektomi Laparatomi
Miomektomi Laparatomi
Follow Up f. Kamis, 15 Desember 2022
S/
e. Rabu, 14 Desember 2022 Darah yang keluar dari kemaluan masih ada, tetapi sedikit
S/ Perut terasa kembung (+)
Darah yang keluar dari kemaluan masih ada, tetapi sedikit Nyeri kepala (-)
Nyeri kepala (+) Lemah, letih dan lesu (-)
Lemah, letih dan lesu (-) Nyeri perut (-)
Nyeri perut (-) Mual dan muntah (-)
Mual dan muntah (-)
O/
O/ KU : Tampak sakit sedang
KU : Tampak sakit sedang Kesadaran : Komposmentis kooperatif
Kesadaran : Komposmentis kooperatif TD : 119/98 mmHg
TD : 114/68 mmHg HR : 85 x/menit
HR : 70 x/menit RR : 20 x/menit
RR : 20 x/menit T : 36,6 ºC
T : 36,5ºC
A/ Post Miomektomi Laparatomi
A/ Post Miomektomi Laparatomi
P/
P/ Cefadroxil 500 mg 2x1
IVFD 500 cc 20 tetes/menit PCT 500 mg 3x1
Inj. Vitamin K 10 mg 3x1 Vitamin C 3x1
Inj. Transamin 500 mg 3x1 SF 1x1
SF 1x1 Amlodipin 10 mg 1x1

Rencana Selanjutnya : Rencana Selanjutnya :


Observasi Observasi
Follow Up
g. Jumat, 16 Desember 2022
S/
Darah yang keluar dari kemaluan masih ada, tetapi sedikit
Perut terasa kembung (-)
Nyeri kepala (+)
Lemah, letih dan lesu (-)
Nyeri perut (-)
Mual dan muntah (-)

O/
KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis kooperatif
TD : 130/86 mmHg
HR : 85 x/menit
RR : 19 x/menit
T : 36,5 ºC
A/ Post Miomektomi Laparatomi

P/
Cefadroxil 500 mg 2x1
PCT 500 mg 3x1
Vitamin C 3x1
SF 1x1
Amlodipin 10 mg 1x1

Rencana Selanjutnya :
Pasien dipulangkan
Diskusi
Telah dilaporkan pasien perempuan yang berusia 51 tahun datang ke IGD RSUD M.Natsir pada tanggal 8

Desember 2022 dengan keluhan keluar darah bergumpal pada kemaluan ±5 jam sebelum masuk rumah sakit.

Pasien sebelumnya pernah mengalami perdarahan yang banyak di kemaluan pada 1 tahun yang lalu, dan pernah

dirawat 2x di RST. Pasien didiagnosis mioma uteri tetapi tidak ingin melakukan operasi. Setelah itu, pasien hanya

meminum obat herbal dan perdarahan yang banyak di kemaluan tidak ada lagi. Pasien mengeluhkan keluar darah

dari kemaluan sejak 1 bulan yang lalu, banyak darah yang keluar meningkat sejak 1 hari yang lalu. Terdapat nyeri

perut bawah dan nyeri yang dirasakan tidak menjalar ke pinggang sejak 1 hari yang lalu. Tidak ada keluhan dari

BAK dan BAB seperti inkontinensia urine, dysuria ataupun konstipasi.


Diskusi
Pada pemeriksaan fisik tampak konjungtiva anemis pada kedua mata pasien, namun akral dan CRT pasien

masih dalam batas normal. Setelah dilakukan pemeriksaan obstetri tampak perut sedikit membuncit dan pada

palpasi abdomen uterus teraba adanya distensi dengan curiga adanya masa yang mobile, dengan permukaan yang

rata, tidak terdapat nodul, dan tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan genitalia tampak perdarahan pervaginam yang

tidak mengalir. Pasien dilakukan pemeriksaan USG dan dicurigai adanya massa pada uterus. Pemeriksaan

laboratorium menunjukkan Hb pasien sangat rendah yaitu 4,9 gr/dl. Oleh sebab itu pasien didiagnosis PUA ec

Mioma Uteri + Anemia Gravis


Diskusi
Pasien ditatalaksana dengan non medikamentosa yaitu tirah baring. Sedangkan medikamentosanya adalah

IVFD 500 cc 20 tetes/menit, tranfusi darah 4 kantong PRC, 2 kantong/hari, Inj. Transamin 500 mg 3x1, Inj. Vitamin K

10 mg 3x1 dan SF 1x1. Tatalaksana yang diberikan untuk menstabilkan keadaan umum pasien, menghentikan

perdarahan dan menggantikan darah yang sudah banyak keluar pervaginam. Pasien diobservasi sampai keadaan

umum pasien sudah membaik dan Hb pasien meningkat. Pasien tidak ada keinginan untuk mempunyai anak lagi

dan ingin mempertahankan uterusnya. Pada hari Selasa tanggal 13 Desember 2022 pasien dilakukan miomektomi

laparatomi, diambil massa mioma yang berukuran sebesar kepalan tangan orang dewasa. Sehingga diagnosa

pasca bedah pasien menjadi Post Miomektomi Laparatomi. Pasca operasi pasien diobsevasi untuk memastikan

keadaan umum pasien baik, lalu pasien dipulangkan pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2022.
Kesimpulan
Mioma uteri merupakan tumor jinak monoklonal dari sel-sel otot polos yang ditemukan pada rahim manusia.

Tumor ini berbatas tegas dan terdiri dari se-lsel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid, dan kolagen. Mioma

uteri juga dikenal dengan sebutan uterine fibroid, atau leiomioma uteri. Terdapat berbagai macam faktor risiko

terjadinya mioma uteri yaitu genetik dan ras, usia, gaya hidup, diet, obesitas, reproduksi dan faktor hormonal. Etiologi

mioma uteri masih belum diketahui secara pasti namun, mioma uteri bergantung pada hormon estrogen dan

progesteron. Mioma uteri dibagi menjadi beberapa tipe menurut FIGO, yang mengindikasikan lokasi dari mioma uteri

tersebut, seperti submukosa, intramural dan subserosal. Gejala umum pada mioma uteri adalah adanya perdarahan

uterus abnormal ataupun perdarahan menstruasi yang berat sehingga dapat menimbulkan anemia. Gejala lainnya

tergantung organ apa yang terkena akibat dari pembesaran uterus. Diagnosis mioma uteri dapat dilakukan dengan

anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Penatalaksanaan mioma uteri adalah

observasi, medikamentosa dan pembedahan tergantung pada keinginan pasien untuk hamil atau mempertahankan

uterusnya. Prognosis mioma uteri sangat bervariasi untuk masing-masing pasien.


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai