Disusun Oleh:
REZALADY SURATAMA
202220729135
C. Patofisiologi
Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam miometrium
dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak
menyusun semacam pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi
tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu mioma, akan tetapi mioma
biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang tumbuh intramural dalam
korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila
terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan
sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga
sering menimbulkan keluha. Masalah akan timbul jika terjadi
berkurangnya pemberian darah pada mioma uteri yang
menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan
mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan
abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini
bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga
kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi. Selain itu dengan
perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami
kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S: 151).
D. Tanda Gejala
1. Gejala Subjektif
Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada
pemeriksaan ginekologi karena tumor ini tidak mengganggu.
Timbulnya gejala subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri, besar
mioma uteri, perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala subjektif
pada mioma uteri yaitu:
a. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum
dijumpai. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah:
menoragia, dan metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi
penyebab perdarahan ini antara lain adalah: pengaruh ovarium
sehingga terjadilah hiperplasia endometrium, permukaan
endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi endometrium,
dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya sarang mioma di
antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan
penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,
pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.
b. Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas
tetapi gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada
sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan.
Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan dan
pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat
menyebabkan juga dismenore.
c. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat
mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan
poliuria, pada uretra dapat menyebabkan retensi urine, pada ureter
dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum
dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada
pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat
menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.
2. Gejala Objektif
Gejala Objektif merupakan gejala yang ditegakkan melalui diagnosa
ahli medis. Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen dan
pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar
dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul
ireguler dan tetap, area perlunakan memberi kesan adanya
perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya
normal, namun pada keadaan tertentu mioma submukosa yang
bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat pada
ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak beraturan dan
noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan
kerusakan vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali
apabila terdapat keadaan patologik pada adneksa.
b. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis
meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat
membantu. Selain itu pemeriksaan dengan laporoskopi juga dapat
dilakukan untuk mengetahui ukuran dan lokasi tumor dan biopsi
untuk mengetahui adanya keganasan.
E. Pemeriksaan Penunjang
Timbulnya miom baru diketahui ketika pemeriksaan rutin oleh dokter
kandungan melalui pemeriksaan penunjang seperti:
1. USG
Salah satu cara mendiagnosis mioma uteri bisa melalui USG perut atau
Transvaginal.
2. MRI
MRI atau Magnetic Resonance Imaging merupakan hasil pencitraan
yang bisa memperlihatkan ukuran dan lokasi miom dengan jelas.
3. Histeroskopi
Tindakan ini dilakukan untuk mencari miom yang menonjol ke rongga
rahim menggunakan selang kecil berkamera dan memasukannya
kedalam rahim lewat vagina.
4. Biopsi
Tindakan mengambil sampel jaringan tumor setelah melakukan
histeroskopi kemudian sampel ini akan diteliti di laboraturium untuk
mengetahui apakah tumor bersifat ganas atau jinak.
F. Penatalaksanaan
Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada mioma
uteri, diantaranya:
1. Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan
terapi hanya diobservasi tiap 3 – 6 bulan untuk menilai
pembesarannya. Mioma akan lisut setelah menopause.
2. Radioterapi.
3. Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu.
4. Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi
seperti kehamilan 12 – 14 minggu.
5. Estrogen untuk pasien setelah menopause dan observasi setiap 6
minggu.
G. Pengkajian, Masalah Keperawatan dan Rencana Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan efek sekunder
dari mioma uteri.
b. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan
pervaginam, perdarahan uterus yang berlebihan atau abnormal.
c. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik,
keterbatasan pergerakan.
3. Rencana Keperawatan