Anda di halaman 1dari 35

KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN REPRODUKSI

MIOMA UTERI PADA NY. D DI PAVILIUN ASTER BAWAH RSUD


KAB.TANGERANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Mata Kuliah Keperawatan Maternitas
Dosen Pengampu : Ema Hikmah, S.Kp, M.Kep

Disusun Oleh :
Anicah Sovianti
P27901121074

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TAHUN AJARAN 2023


A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak, berbatas tegas, tidak berkapsul, yang berasal
dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri
atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang paling sering
ditemukan pada traktus genitalia wanita,terutama wanita usai produktif. Walaupun tidak
sering, disfungsi reproduksi yang dikaitkan dengan mioma mencakup infertilitas, abortus
spontan, persalinan prematur, dan malpresentasi (Crum, 2003).
Mioma uteri adalah tumor jinak rahim ini sebagian besar berasal dari sel muda otot
rahim, yang mendapat rangsangan terus menerus dari hormon estrogen sehingga terus
bertumbuh dan bertambah menjadi besar. Oleh karena itu tumor jinak otot rahim sebagian
besar terjadi pada masa reproduktif aktif, yaitu saat wanita masih menstruasi(Menurut
Manuaba, 2012).

2. Etiologi
Penyebab pasti mioma tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali ditemukan
sebelum pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan hanya manifestasi selama
usia reproduktif (Anwar dkk, 2011).
Tumor ini berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam
miometrium atau dari sel embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Apapun asalnya
tumor mulai dari benih-benih multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium.
Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif (bertahun-tahun) bulan dalam hitungan bulan
di bawah pengaruh estrogen (Llewellyn, 2009).

3. Manifestasi Klinik
Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
ginekologik karena tumor ini tidak menggangu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung
pada tempat sarang miomaberada (serviks, intramural, submukus, sebserus), besarnya tumor,
perubahan dan kompilikasi yang terjadi (Wiknjosastro,2008). Gejala tersebut
dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Massa di Perut Bawah
Penderita mengeluhkan merasakan adanya massa atau benjolan di perut bagian bawah.
2. Pendarahan abnormal
Gangguan pendarahan yang terjadi metroragia.
3. Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan dari
sirkulasi darah pada sarang mioma, disertai nekrosis setempat dan peradangan.
4. Penatalaksanaan
Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor. Penanganan
mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi atas:

a. Penanganan konservatif
Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
2. Monitor keadaan Hb
3. Pemberian zat besi
4. Penggunaan agonis GnRH untuk mengurangi ukuran mioma.

b. Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :
1. Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia
2. Nyeri pelvis yang hebat
3. Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena mioma berukuran
kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa)
4. Gangguan buang air kecil (retensi urin)
5. Pertumbuhan mioma setelah menopause
6. Infertilitas
7. Meningkatnya pertumbuhan mioma (Moore, 2001).

Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :


a. Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan
rahim/uterus (Rayburn, 2001). Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita
mioma uteri secara umum. Penatalaksanaan ini paling disarankan kepada wanita yang
belum memiliki keturunan setelah penyebab lain disingkirkan (Chelmow, 2005).
b. Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut
serviks uteri. Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi,
dan pada penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah
bergejala. Ada dua cara histerektomi, yaitu :
1). Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma
intraligamenter, torsi dan akan dilakukan ooforektomi
2). Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12
minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau
enterokel (Callahan, 2005).
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) untuk
histerektomi adalah sebagai berikut :
1. Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan
dikeluhkan oleh pasien.
2. Perdarahan uterus berlebihan, meliputi perdarahan yang banyak dan bergumpal-
gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan
darah akut atau kronis.
Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa
tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada vesika
urinaria mengakibatkan frekuensi miksi yang sering (Chelmow, 2005).
5. Pemeriksaan Penunjang
USG perut atau trnsvaginal. MRI atau magnetic resonance imaging merupakan hasil
pencitraan yang bisa memperlihatkan ukuran dan lokasi miom dengan jelas. Cara
mendiagnosis mioma uteri juga bisa melalui histeroskopi.
6. Patofisiologi dan Pathway
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat bervariasi. sangat
sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik.
Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan
perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat
terhadap uterus dan menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor
subcutan berkembang menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang
dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas,
infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang mengobstruksi atau menyebabkan
kelainan bentuk uterus atau tuba falofii. Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan
aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat
bayi lahir sulit.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1. Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
2. Torsi (putaran tangkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadi sindrom abdomen akut.

/
B. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Data biografi pasien
Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor pencetus,
lamanya keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat, upaya yang dilakukan untuk
mengatasi, dan diagnosis medik.
2. Riwayat kesehatan masa lalu, meliputi : penyakit yang pernah dialami, riwayat
alergi, imunisasi, kebiasaan merokok,minum kopi, obat-obatan dan alkohol.
3. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan kanker
servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke arah pengkajian obstretri
dan ginekologi, meliputi : Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses
persalinan, lama persalinan, tempat persalinan, masalah persalinan, masalah nifas serta
laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat ini.
5. Pemeriksaan genetalia.
6. Pemeriksaan payudara.
7. Riwayat operasi ginekologi.
8. Pemeriksaan pap smear.
9. Usia menarche.
10. Menopause.
11. Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi Kesehatan
lingkungan/hygiene.
- Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai dan kepercayaan
dan tingkat perkembangan.
- Data laboratorium dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain.
- Terapi medis yang diberikan.
- Efek samping dan respon pasien terhadap terapi. Persepsi klien terhadap
penyakitnya

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan kontuitas jaringan ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri
2. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan adanya luka
post op laparatomi
3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri saat terlalu banyak gerak
c. Intervensi Keperawatan
Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan

1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Terjadi


berhubungan dengan tidakan vital perubahan pada
kontuitas jaringan keperawatan TTV seperti
berhubungan dengan selama 3x24 jam 2. Kaji dan catat peningkatan
: diharapkan nyeri lokasi, tekanan darah dan
DS : berkurang atau karakterisistik, nadi dapat
 Pasien terkontrol dengan intensitas dan mengindikasikan
mengatakan kriteria hasil : skala nyeri terjadinya nyeri
nyeri karena  Pasien 2. Berguna dalam
adanya luka tampak rileks 3. Kontrol pengawasan dan
jahitan jalan  Pasien dapat lingkungan yang inefektifan obat,
lahir, nyeri melakukan memperberat kemajuan
seperti teknik rasa nyeri mis: penyembuhan dan
ditusuk- relaksasi suhu ruangan, tindakan
tusuk, nyeri napas dalam pencahyaan, keperawatan
terjadi  Skala nyeri kebisingan selanjutnya
didaerah jalan berkurang 4. Ajarkan teknik 3. Tindakan ini dapat
lahir, skala  TTV normal non farmakologi: menurunkan ketidak
nyeri 6 (1- TD = 100- relaksasi nafas nyamanan fisik dan
10), nyeri 120 / 80-90 dalam emosional.
hilang timbul mmHg
DO : N = 60-100 4. Teknik non
 Pasien tampak x/menit farmakologi mudah
meringis RR = 16-20 dipelajari pasien
kesakitan x/menit sehingga saat nyeri
 Terdapat luka S = 36,5’C – 5. Kolaborasi muncul pasien
operasi 37,5’C pemberian mampu mengontrol
laparatomi, analgesik : asam nyeri secara mandiri
panjang luka +- mefenamat 5. Analgesik memblok
10cm, pada lintasan nyeri
bagian perut sehingga nyeri akan
 TTV berkurang
Tekanan darah =
110/80 mmHg
Nadi = 80
x/menit
Respirasi = 20
x/menit
Suhu = 36,5’C
2 Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Peningkatan tanda-
berhubungan dengan tidakan vital tanda vital
luka post operas keperawatan menunjukan tanda
berhubungan selama 3x24 jam infeksi
dengan : diharapkan nyeri 2. Kaji terhadap 2. Dengan observasi
diharapkan tidak tanda-tanda tanda infeksi dapat
DS : terjadi infeksi gejala infeksi diketahui secara dini
 Pasien dalam tubuh (kalor, dolor, adanya tanda infeksi
mengatakan 2 pasien dengan rubor, tumor, sehingga dapat
jam lalu telah kriteria hasil : fungsiolasea) dicegah secara dini
dilakukan  Tidak 3. Mencegah terjadinya
operasi terdapat infeksi dan
laparatomi tanda-tnda 3. Ganti balutan merangsang
DO : infeksi (perawatan luka) peningkatan
 Terdapat luka (rubor, dolor, dengan teknik pertumbuhan jaringan
operasi tumor, kalor, aseptik dan baru
laparatomi, funsiolaesa antiseptik setiap 4. Tangan merupakan
panjang luka +-  TTV normal hari media kuman,
10cm, pada TD = 100- 4. Biasakan sehingga harus cuci
bagian perut 120/80-90 cucitangan tangan untuk
 TTV mmHg sebelum dan mengurasi invasi
Tekanan darah = N = 60-100 sesudah tindakan 5. Antibiotik dapat
110/80 mmHg x/menit mencegah
Nadi = 80 RR = 16-20 5. Kolaborasi: menurunkan risiko
x/menit x/menit pemberian terjadinya infeksi
Respirasi = 20 S = 36,5’C – antibiotik
x/menit 37,5’C cefadroxil
Suhu = 36,5’C
3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan 1. Kaji adanya 1. Berguna untuk
fisik berhubungan tidakan nyeri atau mengetahui hambatan
dengan nyeri keperawatan keluhan fisik mobilisasi pasien
berhubungan selama 3x24 jam lainnya 2. Menilai kondisi
dengan : diharapkan pasien selama
mobilisasi pasien 2. Monitor kondisi mobilisasi dan
DS : meningkat dengan umum selama mencegah timbulnya
 Pasien kriteria hasil : melakukan masalah lain saat
mngatakan nyeri  Mobilisasi mobilisasi mobilisasi
saat terlalu pasien 3. Keluarga membantu
banyak gerakan meningkat 3. Libatkan meningkatkan
 Pasien keluarga untuk mobilisasi pasien
mengatakan membantu
hanya dapat pasien dalam 4. Pasien/keluarga
terbaring meningkatkan menjadi mengerti
ditempat tidur, pergerakan sehingga
mobilisasi meningkatkan
terbatas 4. Jelaskan tujuan keinginan mobilisasi
DO : dan prosedur pasien
 Pasien tampak mobilisasi 5. Mobilisasi
meringis saat meningkatkan
terlalu banyak 5. Ajarkan kesembuhan pasien
gerakan mobilisasi dan adl pasien

 Pasien tampak sederhana yang kembali normal

terbaring harus dilakukan

ditempat tidur (mis. Miring

 Mobilisasi kanan-kiri,
pasien terbatas duduk ditempat
tidur, duduk
disamping
tempat tidur,
berdiri, berjalan)

d. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan pengelolaan dan wujud dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan atau intervensi (Setiadi, 2012).
Implementasi merupakan realisasi tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan. Mengobservasi
respon klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru (Nikmatur
dan Walid, 2017)

e. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah suatu perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan yang melibatkan klien, keluarga, serta tenaga medis lainnya. Tujuan
dalam evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang
disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator

Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.


PPNI. (2018). Standar Interνensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
Kowalak , J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2011). Buku Ajar Patofisiologi .
Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Media Aesculapius.
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN REPRODUKSI

No.Reg : 00310899
Tanggal Masuk RS : 20 April 2023
Nama Pengkaji : Anicah Sovianti
Nomor induk Mahasiswa : P27901121056
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 22 Mei 2023
Waktu Pengkajian : 10.00
Tempat Pengkajian : Aster Bawah

I. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
A. Identitas Klien : (Data Subjektif )

BIODATA ISTRI SUAMI


Nama NY.A Tn.B
Umur 43 tahun 45 tahun
Suku bangsa Jawa / indonesia Jawa / indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan S1 S1
Pekerjaan Ibu rurmah tangga ASN
Golongan darah A B
No. Medrec 00082461 -
Diagnosa Medis Mioma uteri -
Alamat rumah Perumahan citra land Perumahan citra land
No.Telp/Hp 081286343666 081286343666
Status Perkawinan Menikah menikah
Alamat Rumah Perumahan citra land Perumahan citra land
Alamat kantor Perumahan citra land Bandara Soekarno Hatta

B. Riwayat Kesehatan :
Keluhan utama saat pengkajian :
Nyeri pada luka post op
Keluhan utama saat masuk rumah sakit :
Nyeri pada luka post op

C. Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu


Riwayat kesehatan keluarga : pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetesd, jantung, dll
Riwayat penyakit menular : tidak ada
Riwayat social ekonomi
a. Satus perkawinan : 18 tahun
b. Umur istri waktu menikah : 25 Lamanya pernikahan 18 Tahun
c. Umur suami waktu menikah : 28 Lamanya pernikahan 18 Tahun
d. Untuk istri pernikahan yang ke : pertama
e. Untuk suami pernikahan yang ke : pertama
f. Kehidupan seksual : teratur (  ) tidak teratur ( )
g. Frekuensi : setiap hari

Riwayat menstruasi :
 Menarchea pada usia : 12 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lamanya : 7 hari
 Dismenorchea : ya ( ) tidak (  )
 Keputihan : ya ( ) tidak (  )
 Warna : ya ( ) tidak (  )
 Gatal : ya ( ) tidak (  )
 Berbau : ya ( ) tidak (  )
 Dysparenia : ya ( ) tidak ( )
 Perdarahan kontak : ya ( ) tidak ( )
Riwayat KB terakhir
Jenis kontrasepsi : Pil
Lamanya : sampai sekarang
Alasan dilepas : tidak dilepas
Dukungan keluarga : baik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami dan istri

D. Riwayat Persalinan yang lalu


Anak Hidup/mati Jenis Penolong Tahun BB PB Keadaan Penyulit Ket
no. persalinan bayi
1 Hidup Spontan Bidan 2003 3200g 50 normal Tidak Baik
r ada
2 Hidup Spontan Bidan 2007 3500g 49 Normal Tidak Baik
r ada
3 hidup spontan bidan 2012 3400g 51 normal Tidak Baik
r ada

E. Pola Aktivitas Sehari-hari


1. Pola nutrisi
1.1. Makan
a. Frekuensi : 3x sehari
b. Jenis : nasi, lauk, sayur, buah
c. Porsi/Jumlah : sepiring
d. Keluhan : tidak ada
e. Makanan yang dipantang : tidak ada
Alasan : tidak ada
f. Alergi terhadap makanan : tidak ada
h. Suplemen yang dikonsumsi : tidak ada
1.2. Minum
a. Jenis : air mineral
b. Jumlah : 8 gelas /hari
2. Pola Eliminasi
2.1. BAB
a. Frekuensi : 1-2 x / hari
b. Warna : kuning kecoklatan
c. Konsistensi : lembek
d. Bau : menyengat
2.2. BAK :
a. Frekuensi : 5-8 x/hari
b. Warna : kuning jernih
c. Bau : khas pesing
3. Pola istirahat / tidur
a. Tidur siang : 1-2 jam / hari
b. Tidur malam : 5-7 jam / hari
c. Keluhan tidur : tidak ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi : 2-3 kali/hari
b. Ganti pakaian dalam : 3-4 kali/hari
c. Jenis pakaian : katun
d. Vulva hygiene : setiap mandi dan setelah BAK
5. Pola aktivitas :
6. Kebiasaan hidup :
 Merokok : Tidak
 Minuman keras : tidak
 Beban pekerjaan : tidak

F. Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )


1. Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis : () Somnolent :( )
Soporus :( ) Sopor komatus: ( )
Komatus :( )
2. Tanda-tanda Vital : Nadi : 80 x/menit Tensi : 110/80 mmhg
Suhu : 36,5’C Respirasi : 20 x/menit
3. Kepala
 Rambut : Bersih ( ) Kotor ( ) Rontok ( )
 Mata
 Penglihatan : Baik () Kabur ( )
 Konjungtiva : Tidak anemis () Anemis ( )
 Sclera : ikterik ( ) tidak ikterik ()
 Kelopak mata : oedema ( ) Tidak ()
 Reaksi pupil terhadap cahaya : Membesar ( ) mengecil ()
 Gerakan bola mata : simetris () tidak simetris ( )
 Telinga :
 Kebersihan : bersih ( ) kotor ( )
 Fungsi pendengaran : jelas () kurang jelas () tidak jelas ( )
 Hidung :
 Kebersihan : bersih () Kotor ( )
 Fungsi penciuman : baik
Membedakan bebauan : dapat () tidak dapat ( )
 Mulut :
- Bibir : warna : merah muda
stomatitis : tidak ada
- Gusi : warna : merah muda
perdarahan : tidak ada
pembengkakan : tidak ada
- Gigi : Jumlah : 32 buah
 Caries : ada ( ) tidak ()
 Lubang : ada ( ) tidak ()
 Ompong : ada ( ) tidak ()
 Gigi palsu : ada ( ) tidak ( )
4. Leher :
 Pembesaran : Kel. tiroid : ada ( ) tidak ()
Kel. getah bening : ada ( ) tidak ()
Pergerakan leher : bebas () terganggu ( )
5. Dada :
 Pergerakan nafas : simetris
 Bunyi nafas : vesikuler, tidak ada suara napas tambahan
 Bunyi jantung : lup-dup, tidak ada bunyi tambahan
 Irama jantung : teratur
 Payudara : Bentuk : simetris () tidak simetris ( )
Putting susu : menonjol ( ) tidak menonjol ( )
Benjolan : ada ( ) tidak ()
6. Perut :
 Luka bekas operasi : ada () tidak ( )
 Luka parut : ada ( ) tidak ()
7. Ekstrimitas atas :
 Bentuk : simetris ( ) asimetris ( )
 Oedema : ada ( ) tidak ada ()
 Kuku jari : bersih () kotor ( )
8. Ekstrimitas bawah :
 Bentuk : simetris () asimetris ( )
 Oedema : ada ( ) tidak ada ()
 Kuku jari : bersih () kotor ( )
 Varices : ada ( ) tidak ()
 Reflek patella : positif () negative ( )
9. Pemeriksaan Genetalia
 Vulva/vagina : lembab
 Pembengkakan : tidak ada
 Pengeluaran cairan : tidak ada
G. Data Psikologis
 Status emosi : stabil
 Pola koping : positif
 Pola komunikasi : terbuka
 Konsep diri
 Gambaran diri : baik
 Peran diri : baik
 Ideal diri : baik
 Harga diri : baik
 Identitas diri : baik
H. Data Social :
- dengan keluarga dan tetangga : bersosialisasi dan bersikap dengan baik
- dengan petugas : bersosialisasi dan bersikap dengan baik
- dengan sesama pasien : bersosialisasi dan bersikap dengan baik

I. Data Spiritual :
1. Kegiatan dalam melaksanakan ibadah : menjalankan sholat 5 waktu
2. Kegiatan ibadah selama dalam perawatan : tetap menjalankan ibadahnya
3. Keyakinan terhadap pertolongan Tuhan : sangat yakin
4. Keyakinan terhadap perawatan dan pengobatan : yakin
5. Keyakinan untuk penyembuhan /pemulihan kesehatannya : yakin

J. Data Penunjang : (hasil laboratorium )


-

K. Data Therapi :
 Cefadroxil 500 mg 3 x 1 tab
 Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1 tab
 SF 60 mg 1 x 1 tab
 Infus RL 30 tts / menit

2. Analisa Data
No. Data Kemungkianan Penyebeb Masalah
1 DS : Laparatomi Nyeri akut
 Pasien mengatakan |
nyeri karena adanya luka Menyebabkan perlukaan pada
jahitan jalan lahir, nyeri abdomen
seperti ditusuk-tusuk, |
nyeri terjadi didaerah Terputusnya inkontonuitas
jalan lahir, skala nyeri 6 jaringan
(1-10), nyeri hilang |
timbul Hal ini merangsang pengeluaran
DO : histamin dan prostaglidin
 Pasien tampak meringis |
kesakitan Nyeri akut
 Terdapat luka operasi
laparatomi, panjang luka
+- 10cm, pada bagian
perut
 TTV
Tekanan darah = 110/80
mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,5’C
2 DS : Laparatomi Risiko infeksi
 Pasien mengatakan 2 |
jam lalu telah dilakukan Menyebabkan perlukaan pada
operasi laparatomi abdomen
DO : |
 Terdapat luka operasi Luka insisi bedah tidak terawat
laparatomi, panjang luka |
+- 10cm, pada bagian Adanya peningkatan leukosit
perut |
 TTV Risiko infeksi
Tekanan darah = 110/80
mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,5’C
3 DS : Laparatomi Ganggun mobilitas
 Pasien mngatakan nyeri | fisik
saat terlalu banyak Menyebabkan perlukaan pada
gerakan abdomen
 Pasien mengatakan
hanya dapat terbaring |
ditempat tidur, mobilisasi Terputusnya inkontonuitas
terbatas jaringan
DO : |
 Pasien tampak meringis Hal ini merangsang pengeluaran
saat terlalu banyak histamin dan prostaglidin
gerakan |
 Pasien tampak terbaring Nyeri akut
ditempat tidur |
 Mobilisasi pasien Ganggun mobilitas fisik
terbatas

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN :


1. Nyeri akut berhubungan dengan kontuitas jaringan ditandai dengan pasien mengeluh nyeri
2. Risiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan adanya luka post op laparatomi
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan pasien mengeluh nyeri saat
terlalu banyak gerak

III. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


Perencanaan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 6. Kaji tanda-tanda 6. Terjadi
berhubungan dengan tidakan vital perubahan pada
kontuitas jaringan keperawatan TTV seperti
berhubungan dengan :
selama 3x24 jam peningkatan
DS :
diharapkan nyeri tekanan darah
 Pasien
berkurang atau dan nadi dapat
mengatakan
terkontrol dengan mengindikasikan
nyeri karena
kriteria hasil : terjadinya nyeri
adanya luka
 Pasien 7. Kaji dan catat 7. Berguna dalam
jahitan jalan
tampak lokasi, pengawasan dan
lahir, nyeri
rileks karakterisistik, inefektifan obat,
seperti
 Pasien dapat intensitas dan kemajuan
ditusuk-
melakukan skala nyeri penyembuhan
tusuk, nyeri
teknik dan tindakan
terjadi
relaksasi keperawatan
didaerah
napas dalam selanjutnya
jalan lahir,
 Skala nyeri 8. Kontrol 8. Tindakan ini
skala nyeri
lingkungan yang dapat
6 (1-10), berkurang memperberat menurunkan
nyeri hilang  TTV normal rasa nyeri mis: ketidak
timbul TD = 100-120 / suhu ruangan, nyamanan fisik
DO : 80-90 mmHg pencahyaan, dan emosional.
 Pasien tampak N = 60-100 kebisingan
meringis x/menit 9. Ajarkan teknik 9. Teknik non
kesakitan RR = 16-20 non farmakologi: farmakologi
 Terdapat luka x/menit relaksasi nafas mudah dipelajari
operasi S = 36,5’C – dalam pasien sehingga
laparatomi, 37,5’C saat nyeri
panjang luka +- muncul pasien
10cm, pada mampu
bagian perut mengontrol nyeri
 TTV secara mandiri
Tekanan darah = 10. Kolaborasi 10. Analgesik
110/80 mmHg pemberian memblok lintasan
Nadi = 80 x/menit analgesik : asam nyeri sehingga
Respirasi = 20 mefenamat nyeri akan
x/menit berkurang
Suhu = 36,5’C
2 Risiko infeksi Setelah dilakukan 6. Kaji tanda-tanda 6. Peningkatan
berhubungan dengan tidakan vital tanda-tanda vital
luka post operas keperawatan menunjukan tanda
berhubungan dengan :
selama 3x24 jam infeksi
diharapkan nyeri 7. Kaji terhadap 7. Dengan observasi
DS :
diharapkan tidak tanda-tanda tanda infeksi
 Pasien
terjadi infeksi gejala infeksi dapat diketahui
mengatakan 2
dalam tubuh (kalor, dolor, secara dini
jam lalu telah
pasien dengan rubor, tumor, adanya tanda
dilakukan
kriteria hasil : fungsiolasea) infeksi sehingga
operasi
 Tidak dapat dicegah
laparatomi
terdapat secara dini
DO :
tanda-tnda 8. Ganti balutan 8. Mencegah
 Terdapat luka
infeksi (perawatan luka) terjadinya infeksi
operasi
(rubor, dolor, dengan teknik dan merangsang
laparatomi,
tumor, kalor, aseptik dan peningkatan
panjang luka +-
funsiolaesa antiseptik setiap pertumbuhan
10cm, pada
 TTV normal hari jaringan baru
bagian perut
TD = 100-120 / 9. Biasakan 9. Tangan
 TTV
80-90 mmHg cucitangan merupakan media
Tekanan darah = N = 60-100 sebelum dan kuman, sehingga
110/80 mmHg x/menit sesudah tindakan harus cuci tangan
Nadi = 80 x/menit RR = 16-20 untuk mengurasi
Respirasi = 20 x/menit invasi
x/menit S = 36,5’C – 10. Kolaborasi: 10. Antibiotik dapat
Suhu = 36,5’C 37,5’C pemberian mencegah
antibiotik menurunkan risiko
cefadroxil terjadinya infeksi
3 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan 6. Kaji adanya nyeri 6. Berguna untuk
fisik berhubungan tidakan atau keluhan fisik mengetahui
dengan nyeri keperawatan lainnya hambatan
berhubungan dengan :
selama 3x24 jam mobilisasi pasien
diharapkan 7. Monitor kondisi 7. Menilai kondisi
DS :
mobilisasi pasien umum selama pasien selama
 Pasien
meningkat melakukan mobilisasi dan
mngatakan
dengan kriteria mobilisasi mencegah
nyeri saat
hasil : timbulnya masalah
terlalu banyak
 Mobilisasi lain saat mobilisasi
gerakan
pasien 8. Libatkan keluarga 8. Keluarga
 Pasien
meningkat untuk membantu membantu
mengatakan
pasien dalam meningkatkan
hanya dapat
meningkatkan mobilisasi pasien
terbaring
pergerakan
ditempat tidur,
9. Jelaskan tujuan 9. Pasien/keluarga
mobilisasi
dan prosedur menjadi mengerti
terbatas
mobilisasi sehingga
DO :
meningkatkan
 Pasien tampak
keinginan
meringis saat
mobilisasi pasien
terlalu banyak
10. Ajarkan 10. Mobilisasi
gerakan
mobilisasi meningkatkan
 Pasien tampak
sederhana yang kesembuhan
terbaring
harus dilakukan pasien dan adl
ditempat tidur
(mis. Miring pasien kembali
 Mobilisasi
kanan-kiri, duduk normal
pasien terbatas ditempat tidur,
duduk disamping
tempat tidur,
berdiri, berjalan)
IV. PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI FORMATIF
No. Tanggal / Diag.Kep. Tindakan keperawatan Paraf
Jam
1 20-04-2020 DX.1 mengkaji tanda-tanda vital Musfirah
Nyeri akut Hasil :
TTV =
Tekanan darah = 110/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,5’C

DX.2 mengkaji tanda-tanda vital Musfirah


Risiko Hasil :
infeksi TTV =
Tekanan darah = 110/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,5’C

DX.3 mengkaji adanya nyeri atau keluhan fisik Musfirah


Gangguan lainnya
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Pasien mengatakan takut bergerak karena
nyeri pada luka post operasi
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
Tampak luka post op laparatomi pada
bagian perut pasien

DX.1 mengkaji dan catat lokasi, karakterisistik, Musfirah


Nyeri akut intensitas dan skala nyeri
Hasil :
DS :
Pasien mengatakan nyeri karena adanya
luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri terjadi didaerah jalan lahir, skala
nyeri 6 (1-10), nyeri hilang timbu
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan
Tampak luka post op laparatomi pada
bagian perut pasien

mengontrol lingkungan yang memperberat


DX.1 rasa nyeri mis: suhu ruangan, pencahyaan, Musfirah
Nyeri akut kebisingan
Hasil :
DS :
Pasien mengatakan suasana nyaman,
penerangan cukup, kebisingan tidak terlalu
DO :
Penerangan ruangan cukup, suhu 26’C,
tidak bising

mengajarkan teknik non farmakologi:


Dx.1 relaksasi nafas dalam Musfirah
Nyeri akut Hasil :
DS :
Pasien \ teknik relaksasi membantu
mengontrol dan mengurangi sedikit nyeri
DO :
Pasien tampak mengerti dan melakukan
teknik relaksasi napas dalam dengan baik

berkolaborasi pemberian analgesik : asam


mefenamat
DX.1 Hasil : Musfirah
Nyeri akut Obat toleransi pada pasien

mengkaji terhadap tanda-tanda gejala


infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor,
DX.2 fungsiolasea) Musfirah
Risiko Hasil :
infeksi DS :
Pasien mengatakan nyeri pada luka post
operasi
DO :
Tidak terdapat pus pada luka, luka tampak
bersih, tidak terdapat tanda-tanda infeksi

mengganti balutan (perawatan luka) dengan


teknik aseptik dan antiseptik setiap hari
DX.2 Hasil : Musfirah
Risiko DS :
infeksi DO :
Balutan pasien tampak bersih

membiasakan cucitangan sebelum dan


sesudah tindakan
DX.2 Hasil : Musfirah
Risiko Selalu mencuci tangan sebelum dan
infeksi sesudah tindakan

berkolaborasi: pemberian antibiotik


cefadroxil
DX.2 Hasil : Musfirah
Risiko Obat toleransi pada pasien
infeksi
menjelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Hasil : Musfirah
DX.3 DS :
Gangguan Pasien dan keluarga mengatakan mengerti
mobilitas penjelasan perawat tentang tujuan dan
fisik prosedur mobilisasi
DO :
Pasien dan keluarga tampak mengerti
penjelasan perawat tentang tujuan dan
prosedur mobilisasi

melibatkan keluarga untuk membantu Musfirah


pasien dalam meningkatkan pergerakan
DX.3 Hasil :
Gangguan DS :
mobilitas Keluarga mengatakn akan membantu
fisik pasien dalam meningkatkan pergerakannya
DO :
Keluarga tampak membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakannya
Musfirah
mengajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Miring kanan-kiri,
DX.3 duduk ditempat tidur, duduk disamping
Gangguan tempat tidur, berdiri, berjalan)
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Pasien mengatakan belum mampu
beraktivitas dengan normal karena nyeri
pada luka post operasi
Pasien mengatakan baru bisa terbaring
ditempat tidur karena masih takut untuk
bergerak karena nyerpasien mengatakan
akan belajar mobilisasi bertahap mulai dari
miring kanan-kiri
DO :
Pasien tampak terbaring diatas bed
Pasien tampak belajar mobilisasi miring
kanan-kiri
Pasien tampak meringis saat bergerak
belajar mobilisasi Musfirah

memonitor kondisi umum selama melakukan


mobilisasi
DX.3 Hasil :
Gangguan DS :
mobilitas Pasien mengatakan nyeri saat bergerak
fisik DO :
Pasien tampak meringis kesakitan saat
mobilisasi
TTV pasien normal
Kondisi umum baik
2 21-04-2020 DX.1 mengkaji tanda-tanda vital Musfirah
Nyeri akut Hasil :
TTV =
Tekanan darah = 120/70 mmHg
Nadi = 85 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C
Musfirah
DX.2 mengkaji tanda-tanda vital
Risiko Hasil :
infeksi TTV =
Tekanan darah = 120/70 mmHg
Nadi = 85 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C Musfirah

DX.3 mengkaji adanya nyeri atau keluhan fisik


Gangguan lainnya
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Pasien mengatakan masih nyeri saat
melakukan mobilisasi namun telah dapat
mengontrolnya
DO :
Pasien tampak lebih rileks
Tampak luka post op laparatomi pada Musfirah
bagian perut pasien

DX.1 mengkaji dan catat lokasi, karakterisistik,


Nyeri akut intensitas dan skala nyeri
Hasil :
DS :
Pasien mengatakan nyeri karena adanya
luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri terjadi didaerah jalan lahir, skala
nyeri 5 (1-10), nyeri hilang timbul
DO :
Pasien tampak lebih rileks Musfirah
Tampak luka post op laparatomi pada
bagian perut pasien

Dx.1 mengajarkan teknik non farmakologi:


Nyeri akut relaksasi nafas dalam
Hasil :
DS :
Pasien mengatakan teknik relaksasi
membantu mengontrol dan mengurangi
sedikit nyeri Musfirah
DO :
Pasien tampak mengerti dan melakukan
teknik relaksasi napas dalam dengan baik
Musfirah
DX.1 berkolaborasi pemberian analgesik : asam
Nyeri akut mefenamat
Hasil :
Obat toleransi pada pasien

DX.2 mengkaji terhadap tanda-tanda gejala


Risiko infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor,
infeksi fungsiolasea)
Hasil : Musfirah
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada luka post
operasi
DO :
Tidak tampak tanda-tanda infeksi pada luka

DX.2 mengganti balutan (perawatan luka) dengan


Risiko teknik aseptik dan antiseptik setiap hari Musfirah
infeksi Hasil :
DS :
Pasien mengatkan nyeri saat dilakukan
tindakan ganti balutan
DO : Musfirah
Balutan pasien tampak terganti dan bersih

DX.2 membiasakan cucitangan sebelum dan


Risiko sesudah tindakan Musfirah
infeksi Hasil :
Selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan

DX.2 berkolaborasi: pemberian antibiotik


Risiko cefadroxil
infeksi Hasil :
Obat toleransi pada pasien
Musfirah
DX.3 melibatkan keluarga untuk membantu
Gangguan pasien dalam meningkatkan pergerakan
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Keluarga mengatakn akan membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakannya
DO :
Keluarga tampak membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakannya

DX.3 mengajarkan mobilisasi sederhana yang Musfirah


Gangguan harus dilakukan (mis. Miring kanan-kiri,
mobilitas duduk ditempat tidur, duduk disamping
fisik tempat tidur, berdiri, berjalan)
Hasil : Musfirah
DS :
Pasien mengatakan belum mampu
beraktivitas dengan normal karena nyeri
pada luka post operasi
Pasien mengatakan baru bisa miring kanan-
kiri dan duduk ditempat tidur
DO :
Pasien tampak mampu miring kanan-kiri dan
duduk diatas tempat tidur
Pasien tampak meringis saat bergerak
belajar mobilisasi

DX.3 memonitor kondisi umum selama melakukan


Gangguan mobilisasi
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Pasien mengatakan nyeri saat bergerak
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan saat
mobilisasi
TTV pasien normal
Kondisi umum baik
3 22-04-2020 DX.1 mengkaji tanda-tanda vital Musfirah
Nyeri akut Hasil :
TTV =
Tekanan darah = 120/80 mmHg
Nadi = 79 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C
Musfirah
DX.2 mengkaji tanda-tanda vital
Risiko Hasil :
infeksi TTV =
Tekanan darah = 120/80 mmHg
Nadi = 79 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C Musfirah

DX.3 mengkaji adanya nyeri atau keluhan fisik


Gangguan lainnya
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Pasien mengatakan masih nyeri saat
melakukan mobilisasi namun telah dapat
mengontrolnya
DO :
Pasien tampak rileks
Tampak luka post op laparatomi pada Musfirah
bagian perut pasien

DX.1 mengkaji dan catat lokasi, karakterisistik,


Nyeri akut intensitas dan skala nyeri
Hasil :
DS :
Pasien mengatakan nyeri karena adanya
luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti ditusuk-
tusuk, nyeri terjadi didaerah jalan lahir, skala
nyeri 3 (1-10), nyeri hilang timbul
DO :
Pasien tampak lebih rileks Musfirah
Tampak luka post op laparatomi pada
bagian perut pasien

Dx.1 mengajarkan teknik non farmakologi:


Nyeri akut relaksasi nafas dalam
Hasil :
DS :
Pasien mengatakan teknik relaksasi
membantu mengontrol dan mengurangi
sedikit nyeri Musfirah
DO :
Pasien tampak mengerti dan melakukan
teknik relaksasi napas dalam dengan baik
Musfirah
DX.1 berkolaborasi pemberian analgesik : asam
Nyeri akut mefenamat
Hasil :
Obat toleransi pada pasien

DX.2 mengkaji terhadap tanda-tanda gejala


Risiko infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor,
infeksi fungsiolasea)
Hasil : Musfirah
DS :
Pasien mengatakan nyeri pada luka post
operasi
DO :
Tidak tampak tanda-tanda infeksi pada luka

DX.2 mengganti balutan (perawatan luka) dengan


Risiko teknik aseptik dan antiseptik setiap hari Musfirah
infeksi Hasil :
DS :
Pasien mengatkan nyeri saat dilakukan
tindakan ganti balutan
DO : Musfirah
Balutan pasien tampak terganti dan bersih

DX.2 membiasakan cucitangan sebelum dan


Risiko sesudah tindakan Musfirah
infeksi Hasil :
Selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan

DX.2 berkolaborasi: pemberian antibiotik


Risiko cefadroxil
infeksi Hasil :
Obat toleransi pada pasien
Musfirah
DX.3 melibatkan keluarga untuk membantu
Gangguan pasien dalam meningkatkan pergerakan
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Keluarga mengatakn akan membantu
pasien dalam meningkatkan pergerakannya
DO :
Keluarga tampak membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakannya

DX.3 mengajarkan mobilisasi sederhana yang


Gangguan harus dilakukan (mis. Miring kanan-kiri,
mobilitas duduk ditempat tidur, duduk disamping
fisik tempat tidur, berdiri, berjalan)
Hasil : Musfirah
DS :
Pasien mengatakan mampu untuk miring
kanan dan kiri, duduk diatas tempat tidur,
duduk disisi tempat tidur dan berjalan sedikit
demi sedikit
DO :
Pasien tampak mampu untuk miring kanan
dan kiri, duduk diatas tempat tidur, duduk
disisi tempat tidur dan berjalan sedikit demi
sedikit

DX.3 memonitor kondisi umum selama melakukan


Gangguan mobilisasi
mobilitas Hasil :
fisik DS :
Pasien mengatakan nyeri saat bergerak
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan saat
mobilisasi
TTV pasien normal
Kondisi umum baik
V. CATATAN PERKEMBANGAN DAN EVALUASI SUMATIF
Tanggal / Jam Diag.Kep. Evaluasi Paraf
20-04-2020 Nyeri akut S: Anicah
 Pasien mengatakan nyeri karena adanya
luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri terjadi didaerah jalan
lahir, skala nyeri 5 (1-10), nyeri hilang
timbul
 Pasien mengatkan teknik relaksasi napas
dalam membantu mengurangi sedikit
nyerinya
O:
 pasien tampak meringis kesakitan
 tedapat luka post operasi laparatomi
 obat toleransi pada pasien
 TTV
Tekanan darah = 110/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,5’C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
20-04-2020 Risiko S: Anicah
infeksi  Pasien mengatakan masih nyeri pada luka
post operasi
O:
 Luka post operasi laparatomi tertutup
perban dan dalam keadaan bersih
 Tidak ada peningkatan tekanan darah pada
pasien
Tekanan darah = 110/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,5’C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
20-04-2020 Gangguan S: Anicah
mobilitas  Pasien mengatakan masih nyeri pada luka
fisik operasi jai mobilisasinya masih sangat
terbatas
 Pasien mengatakan baru bisa sedikit
miring kanan dan kiri
O:
 Pasien tampak meringis kesakitan saat
bergerak
 Pasien tampak terbaring ditempat idur
 Pasien tampak baru mampu menggerakan
sedikit tubuhnya untuk miring kanan dan
kiri
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
21-04-2020 Nyeri akut S: Anicah
 Pasien mengatakan nyeri karena adanya
luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri terjadi didaerah jalan
lahir, skala nyeri 4 (1-10), nyeri hilang
timbul
 Pasien mengatakn sudah dapat
mengontrol nyeri
 Pasien mengatakan teknik relaksasi napas
dalam membantu mengurangi sedikit
nyerinya
O:
 pasien tampak lebih rileks
 tedapat luka post operasi laparatomi
 obat toleransi pada pasien
 TTV
Tekanan darah = 120/70 mmHg
Nadi = 85 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
21-04-2020 Risiko S: Anicah
infeksi  Pasien mengatakan masih nyeri pada luka
post operasi saat terlalu banyak gerak
O:
 Tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti
kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolasea
 Balutan dalam keadaan bersih
 Tidak ada peningkatan tekanan darah pada
pasien
Tekanan darah = 120/70 mmHg
Nadi = 85 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
21-04-2020 Gangguan S: Anicah
mobilitas  Pasien mengatakan masih nyeri pada luka
fisik operasi jai mobilisasinya masih sangat
terbatas
 Pasien mengatakan baru bisa miring kanan
dan kiri, serta duduk diatas tempat tidur
O:
 Pasien tampak meringis kesakitan saat
bergerak
 Pasien tampak terbaring ditempat idur
 Pasien tampak baru mampu menggerakan
sedikit tubuhnya untuk miring kanan dan
kiri, serta duduk diatas tempat tidur
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
22-04-2020 Nyeri akut S: Anicah
 Pasien mengatakan nyeri karena adanya
luka jahitan jalan lahir, nyeri seperti
ditusuk-tusuk, nyeri terjadi didaerah jalan
lahir, skala nyeri 3 (1-10), nyeri hilang
timbul
 Pasien mengatakn sudah dapat
mengontrol nyeri
 Pasien mengatakan teknik relaksasi napas
dalam membantu mengurangi sedikit
nyerinya
O:
 pasien tampak lebih rileks
 tedapat luka post operasi laparatomi
 obat toleransi pada pasien
 TTV
Tekanan darah = 120/80 mmHg
Nadi = 79 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
22-04-2020 Risiko S: Anicah
infeksi  Pasien mengatakan nyeri pada luka post
operasi saat terlalu banyak gerak
O:
 Tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti
kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolasea
 Balutan dalam keadaan bersih
 Tidak ada peningkatan tekanan darah pada
pasien
Tekanan darah = 120/80 mmHg
Nadi = 79 x/menit
Respirasi = 20 x/menit
Suhu = 36,8’C
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
22-04-2020 Gangguan S: Anicah
mobilitas  Pasien mengatakan mampu untuk miring
fisik kanan dan kiri, duduk diatas tempat tidur,
duduk disisi tempat tidur dan berjalan
sedikit demi sedikit
O:
 Pasien tampak mampu untuk miring kanan
dan kiri, duduk diatas tempat tidur, duduk
disisi tempat tidur dan berjalan sedikit demi
sedikit
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai