Anda di halaman 1dari 30

Referat

Endometriosis
Oleh : Muhammad Andrean Syahridho
NIM : 226100802022
Pembimbing : dr. Rully Prasetyo Adhie, Sp.OG M.Si Med

KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU KESEHATAN PEREMPUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA
2023
PENDAHULUAN
Pendahuluan

Endometriosis  kelainan ginekologik jinak yang


sering diderita oleh perempuan usia reproduksi
yang ditandai dengan adanya glandula dan stroma
endometrium di luar letaknya yang normal.

Etiologi bersifat multifaktorial melibatkan


komponen hormon, sistem imun dan genetik

sering ditemukan pada perempuan yang melahirkan pada usia >30 tahun disertai dengan
gejala menoragia dan dismenorea yang progresif.
Tinjauan Pustaka
Definisi dan Klasifikasi Endometriosis

Endon Didalam

metra Uterus

Osis Abnormal

Endometriosiskelainan ginekologi jinak dan


kompleks, yang ditandai dengan adanya kelenjar
dan stroma endometrium diluar kavum uteri
● Samson membagi endometriosis menjadi 2 : Endometriosis internal yang
mempengaruhi otot uterus dan Endometriosis eksternal yang terjadi di luar otot
uterus.
● Kemudian Martius dan Kistner mengembangkan klasifikasi tersebut ke dalam
beberapa kelompok.
Klasifikasi

• Klasifikasi menurut
American Society For
Reproductive Medicine
Revised Classification of
Endometrioris.
• Sistem skor yang
digunakan adalah
minimal 1-5, ringan 6-
15, sedang 16-40, dan
berat >40.14
Klasifikasi

• Klasifikasi menurut ENZIAN.


• kompartemen A -> septum rektovaginal dan
vagina.
• Kompartemen B -> ligamentum uterosakral
dan dinding pelvis,
• Kompartemen C -> kolon sigmoid dan
rektum.
• Tingkat keparahan lesi diatur ke invasif <1
cm untuk tingkat 1, invasif 1 sampai 3 cm
untuk tingkat 2, dan invasif> 3 cm untuk
tingkat 3.14

Lee, S. Y, et, al. Classification of endometriosis. 2021


Etiologi Endometriosis

● Etiologi penyakit ini bersifat multifaktorial seperti komponen hormon, sistem imun, dan genetik.
Hubungan estrogen dengan endometriosis sangat erat berkaitan, dan 2 per 3 perempuan yang
didiagnosis dengan penyakit ini juga memiliki anggota keluarga yang mengalami endometriosis.
Beberapa teori bagaimana endometriosis dapat terjadi yang telah diterima secara luas adalah teori
menstruasi retrograde dan teori coelomic metaplasia.

● Teori menstruasi retrograde dan implantasi menjelaskan bahwa aliran darah menstruasi dapat
mengalir balik ke dalam rongga peritoneum, meskipun menstruasi retrograde terjadi pada 90%
wanita, apabila terdapat jaringan endometrium eutopik yang aktif, dan di dukung dengan kelainan
fungsi imun tubuh, serta kelebihan estrogen akan mengakibatkan sel bisa bertahan hidup dan
menempel pada dinding peritoneum sehingga berkembang menjadi implan endometriosis.
Epidemiologi Endometriasis

● Endometriosis terjadi pada 6-10% perempuan dalam masa subur, namun


angka kejadian secara pasti tidak diketahui karena diagnosis pada penyakit
ini harus melalui laparoskopi yang menyebabkan keterlambatan diagnosis
selama bertahun-tahun.

● Data literatur menunjukkan bahwa endometriosis ditemukan pada 0,1-53%


wanita yang dioperasi pada laparoskopi atau dengan laparotomi, dimana 12-
32% adalah wanita setelah laparoskopi diagnostik karena keterlambatan
nyeri panggul dan 10-60% pasien setelah laparoskopi diagnostik karena
kecacatan.
Faktor Risiko Endometriosis

Menurut Smolarz et al, faktor risiko endometriosis meliputi :


● Menarche dini
● Siklus menstruasi kurang dari 27 hari
● IMT rendah
● Jumlah kelahiran kecil
● Ras kaukasia
● Usia 25-29 tahun
● Alkohol
● Merokok
Diagnosis Endometriosis
● Gejala dan pertanda endometriosis :
a. Dismenorea
b. Dispareunia
c.Disuria
d. Dyschezia

● banyak perempuan yang menderita


endometriosis tanpa menunjukan gejala
seperti diatas (asymptomatic) dan ditemukan
lesi secara tidak sengaja saat operasi.

● Pemeriksaan dasar dalam diagnosis


endometriosis adalah pemeriksaan USG.
Pemeriksaan Fisik

• Pemeriksaan vagina dilakukan dengan perabaan


pembesaran ovarium/ endometrioma/kista di adneksa.

• Pemeriksaan rektal atau colok dubur mengevaluasi nodul


di daerah kavum douglasi dan sakrouterina yang sering
disertai rasa nyeri. Didapatkan uterus fixed dan retrofleksi
yang disebabkan karena perlekatan organ panggul dan
deeply infiltrating disease.
• Radiologi : mendeteksi massa endometriosis.
• USG Transvaginal.
• CT Scan -> jarang digunakan
Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan Laparoskopi -> metode utama
yang digunakan atau mendiagnosis
endometriosis.
• Patologi anatomi -> Pedoman saat ini tidak
memerlukan biopsi dan evaluasi histologis
atau diagnosis endometriosis.
USG Transvaginal

Tes pencitraan USG standar tidak akan secara


pasti memberi tahu apakah seseorang
menderita endometriosis, namun tes ini dapat
mengidentifikasi kista yang berhubungan
dengan endometriosis (endometrioma).
• Beberapa lesi
endometriotik merah
dan jelas terlihat pada
peritoneum panggul
dari posterior cul-de-
sac.

Pemeriksaan
Laparoskopi
• Beberapa lesi coklat-
hitam pada permukaan
ovarium.15
Tata Laksana Endometriosis

● Pengobatan endometriosis adalah masalah medis yang besar karena penyakit ini sulit
diobati dan bersifat kronis. Farmakologis, bedah atau kombinasi pengobatan adalah
mungkin. Gejala yang terkait dengan adanya fokus endometriosis adalah faktor utama
menentukan kebutuhan untuk memulai pengobatan. Gejala ini merupakan keluhan
nyeri yang bervariasi tingkat keparahan dan lokasi, dan masalah kehamilan
● Terapi farmakologis : hormonal dan simtomatik.
● Banyak studi kasus dan epidemiologi yang mendapatkan bahwa peningkatan paritas
diasosiasikan dengan penurunan resiko endometriosis.
Algoritma
Penanganan
Endometriosis pada
Pasien Belum
Menikah/Remaja
Algoritma Penanganan
Endometriosis pada penderita
yang sudah menikah/belum
ingin punya anak dan usia
perimenopause
Algoritma
penanganan
infertilitas karena
endometriosis
Tatalaksana Farmakologis B. Pil Kontrasepsi kombinasi dosis rendah
1) Etinilestradiol 30-35 microgram selama 6-12
bulan
A. Simptomatik
Analgesik Mekanisme:
1) Paracetamol 3x500mg  Obat ini bekerja dengan cara menekan LH dan FSH
atau dan juga mengurangi aliran menstruasi, desidualisasi
2) Ibuprofen 4x400mg implant endometriosis, dan meningkatkan apoptosis
atau pada endometrium eutopik.
3) Asam Mefenamat 3x500mg
Tatalaksana Farmakologis

C. Progestin
1) Medroxyprogesteron acetate (MPA)
dimulai dari dosis 30 mg/hari
2) AKDR dengan progesterone
3) Didrogesteron 20-30mg/hari atau
Lynesterol 10mg/hari
Tatalaksana Farmakologis

D. Danazol E. Gestrinon
1) Dimulai dari dosis 2x200mg selama 6 1) Dimulai dari dosis 2,5-10mg 2-3x
bulan seminggu selama 6 bulan
Dosis permulaan 400-800mg

F. Gonadtropin releasing hormon agonist


G. GnRH
H. Aromatase Inhibitor
I. Anti Prostaglandin
Tatalaksana Pembedahan
a. Pembedahan konservatif f. Deep rectovaginal dan Rectosigmoidal
 Mengangkat sel endometriosis Endometriosis
b. Pembedahan radikal  Eksisi dan reseksi dengan
 Histerektomi laparotomy/laparoskopi/intracorporeal suturing dan
 Salfingo-oovorektomi estrogen laparoskopi dengan teknik vaginal
c. Pembedahan Simptomatik
 LUNA (Laser Uterosacral Nerve Ablation)
d. Peritoneal Endometriosis
 Laparoskopi
e. Ovarian Endometriosis
<3cm di aspirasi, irigasi,inspeksi dengan
cystoscopy
 >3cm aspirasi, insisi, membuang dinding kista
dari korteks ovarium
Kesimpulan
Kesimpulan

1. Endometriosis adalah penyebab paling umum dari nyeri panggul kronis pada wanita usia
reproduksi dan sangat terkait dengan episode ovulasi, menstruasi, dan siklus hormon steroid yang
persisten.

2. Patomekanisme pembentukan endometriasis belum secara pasti dijelaskan, namun teori yang paling
populer adalah menstruasi retrograde, bahwa endometriasis muncul dikarenakan perpindahan darah
menstruasi ke dalam rongga peritoneum melalui tuba falopi.

3. Pengobatan endometriosis adalah masalah medis yang besar karena penyakit ini sulit diobati dan
bersifat kronis. Farmakologis, bedah atau kombinasi pengobatan adalah yang paling mungkin.
Daftar Pustaka
1. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. 2011;
2. Tifani NU, Hendry D, Ilhamdi YR. Karakteristik Endometriosis di RSUP Dr. M. Djamil
Padang Periode 2017 - 2019. J Ilmu Kesehat Indones. 2021;1(3):289–95.
3. Putra Adnyana. Buku ajar Endometriosis. 2020;
4. Hendarto H. Buku Endometriosis aspek teori dan penanganan klinis. Airlangga University
Press. 2015.
5. Smolarz B, Szyłło K, Romanowicz H. Endometriosis: Epidemiology, classification,
pathogenesis, treatment and genetics (review of literature). Int J Mol Sci. 2021;22(19).
6. Gultom Abitmer, Simanjuntak Erica. Elagolix Pada Endometriosis. Vol. 1, Jurnal Ilmiah
Widya Kesehatan dan Lingkungan. 2020.
7. Endometriosis: Pathogenesis and Complications | Calgary Guide [Internet]. [cited 2023 Jun
21]. Available from: https://calgaryguide.ucalgary.ca/endometriosis-pathogenesis-and-
complications/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai