Anda di halaman 1dari 39

Bismillah irr ah man irr ah iim

GANGGUAN HAID
ADENOMIOSIS

ANNISA NUR ILLAH HS, S.KED


APRIL
2018
TOPIK PEMBAHASAN

GANGGUAN
SIKLUS HAID ADENOMIOSIS
HAID
SIKLUS HAID
DEFINISI HAID

Berdasarkan konsensus HIFERI 2013 di Bogor :

Suatu proses fisiologis dimana terjadi pengeluaran darah, mukus


(lendir) dan seluler debris dari uterus secara periodik dengan
interval waktu tertentu yang terjadi sejak menars sampai
menopause dengan pengecualian pada masa kehamilan dan
menyusui, yang merupakan hasil regulasi harmonik dari organ-
organ hormonal.
BATASAN PARAMETER MENSTRUASI
NORMAL PADA USIA REPRODUKSI

 Siklus haid yaitu jarak antara hari


pertama haid dengan hari pertama haid
berikutnya 28 + 7 hari.
 Lama haid, jarak dari hari pertama haid
sampai perdarahan berhenti 3-7 hari.
 Jumlah darah yang keluar selama satu
kali haid tidak melebihi 80 ml, ganti
pembalut 2-6 kali per hari.
FISIOLOGI HAID
GANGGUAN
HAID
DEFINISI

Perdarahan uterus abnormal meliputi semua kelainan haid baik


dalam hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat
berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid yang
memanjang atau tidak beraturan. Terminologi menoragia saat
ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy
menstrual bleeding (HMB) sedangkan perdarahan uterus
abnormal yang disebabkan faktor koagulopati, gangguan
hemostasis lokal endometrium dan gangguan ovulasi
merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam
perdarahan uterus disfungsional (PUD).
GANGGUAN HAID PADA MASA REPRODUKSI

Gangguan Lama • Hipermenorea (menoragia)


dan Jumlah Darah • Hipomenorea
Haid

• Polimenorea
Gangguan Siklus • Oligomenorea
Haid • Amenorea

Gangguan Lain • Dismenorea


yang Berhubungan • Sindroma Prahaid
dengan Haid
KLASIFIKASI
Panduan Investigasi
Perdarahan Uterus
Abnormal Akut Dan
Banyak
Panduan Investigasi
Perdarahan Uterus
Abnormal Kronik
PEMILIHAN OBAT-OBATAN PADA PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL (NON-HORMONAL)

 ASAM TRANEXAMAT
PEMILIHAN OBAT-OBATAN PADA PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL (NON-HORMONAL)

 OAINS
PEMILIHAN OBAT-OBATAN PADA PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL (HORMONAL)

A. Estrogen
B. Pkk
C. Progestin
D. Agonis Gonadotropine Releasing Hormone (Gnrh)
ADENOMIOSIS
IDENTITAS

 Nama : Ny. PP
 Usia : 48 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Pendidikan terakhir : SMP
 Agama : Kristen
 Suku : Toraja
 Alamat : Jl. Lompoloang Siwa
 MRS : 26 Februari 2018
ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Keluar darah yang sangat banyak dari jalan


lahir.
 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk RS Tingkat II Pelamonia dengan rujukan dari
dr.Samrichard R,Sp.OG. Pasien datang dengan keluhan keluar
darah yang sangat banyak dari jalan lahir sejak 4 hari yang lalu
hingga sekarang. Awalnya pasien merasakan ada perubahan pada
siklus haid sejak 1 tahun terakhir. Darah haid jadi lebih banyak
dan kadang haid memanjang hingga 10 hari, padahal sebelumnya
5-7 hari. Pasien mengira bahwa kondisi yang dirasakan ini
merupakan gejala akan menopause. Empat hari yang lalu, pasien
bangun tidur dan sangat kaget dengan banyaknya darah yang
keluar dari jalan lahir hingga membasahi tempat tidur pasien.
Saat itu pasien mulai khawatir dan memeriksakan diri ke dokter di
RS Siwa, Sengkang. Pasien sempat dilakukan pemeriksaan USG
dan diberitahu bahwa hasilnya adalah tumor uterus sehingga
pasien kemudian dirujuk ke dr.Samrichard R,Sp.OG. Selain keluar
darah yang banyak dari jalan lahir, pasien juga mengeluh nyeri
panggul dan perut terutama ketika haid. Pasien tidak merasakan
nyeri saat berhubungan.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi yang terkontrol dan
konsumsi obat captopril secara teratur. Pasien tidak memiliki
riwayat penyakit diabetes, asma, maupun keganasan sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Menurut pasien di keluarga pasien tidak ada yang memiliki
keluhan seperti pasien. Riwayat penyakit jantung , asma, dan
keganasan disangkal.
 Riwayat Alergi :
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat -obatan
dan makanan.
 Riwayat Kontrasepsi :
Pasien menggunakan kontrasepsi jenis pil mulai tahun 2002
hingga 2017.
Riwayat Ginekologi :
 Pasien menikah pada umur 19 tahun, pernikahan yang pertama,
sudah menikah selama 2 9 tahun.
 Haid pertama Usia 14 tahun, teratur, saat haid nyeri, lama haid
7 hari. Siklus haid 28 hari, HPHT 21 Februari 2018.
 Riwayat persalinan:
 Lahir di rumah tahun 1987 secara normal ditolong oleh bidan jenis
kelamin perempuan berat lahir 2500 gr dan anak sehat.
 Lahir di rumah sakit tahun 1988 dengan cara seksio sesarea jenis
kelamin laki-laki dan anak meninggal (KJDR).
 Lahir di rumah tahun 1991 secara normal ditolong oleh bidan jenis
kelamin laki-laki berat lahir 3000 gr dan anak sehat.
 Lahir di rumah tahun 1997 secara normal ditolong oleh dukun jenis
kelamin laki-laki berat lahir 3000 gr dan anak sehat.
 Lahir di rumah tahun 2002 secara normal ditolong oleh bidan jenis
kelamin perempuan berat lahir 3000 gr dan anak sehat.
Status Ginekologi
 Abdomen :
Inspeksi : tampak sedikit membuncit .
Palpasi : Supel, nyeri tekan ( +), TFU 2 jari dibawah perut,
teraba massa padat di region suprapubik.
Perkusi : Tympani, shif ting dullnes (-).
Auskultasi : Bissing usus (+), kesan normal.
 Genitalia : Inspekulo : Vulva/uretra tenang, dinding vagina
dalam batas normal, portio utuh, OUE tertutup, fluksus darah
(+).
 VT : Portio licin, uterus teraba membesar, adnexa
kanan–kiri dalam batas normal, darah (+).
ULTRASONOGRAFI (USG) ABDOMEN :

Di tempat praktek dr.Samrichard R,Sp.OG tanggal 26/02/2018:


 Uterus retrofleksi ukuran 6,04x5,25 dengan tampak gambaran
massa hipoechoic intrauteri ukuran 4,18x4,44 cm.
 Adneksa kiri kanan dalam batas normal.
 Kesan : Mioma uteri intramural DD Adenomiosis

Di RS Pelamonia tanggal 26/02/2018 :


 Uterus tampak relatif membesar dengan nodul-nodul hipoechoic
pada miometrium.
 Adneksa kiri kanan tampak baik.
 Tidak tampak cairan bebas pada cavum douglasi.
 Kandung kemih baik.
 Kesan : Uteromegaly dengan gambaran adenomiosis.
PENATALAKSANAAN

 Infus RL 28 tpm
 Inj. Asam Traneksamat 500 mg/8 jam/iv
 Inj. Doksisiklin 100mg/8 jam/iv
 Asam mefenamat 500mg/8 jam/oral
 Nifedipin 3x10 mg/oral
 Transfusi PRC 2 bag
 Inj. Dexamethason 1 amp/iv/premedikasi
LAPARATOMI HISTEREKTOMI TOTAL
ADENOMIOSIS

DEFINISI
• Invasi jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang
menyebabkan pembesaran uterus difus dengan gambaran mikroskopis
kelenjar dan stroma endometrium ektopik non neoplastik dikelilingi oleh
jaringan miometrium hipertrofik dan hiperplastik

EPIDEMIOLOGI
• Diagnosis adenomiosis ditegakkan secara histologis sehingga angka
insidensi yang pasti tidaklah dapat ditentukan. Dalam berbagai penelitian,
prevalensinya berkisar antara 5 hingga 70%.
• Besarnya rentang ini mungkin dikarenakan oleh banyak faktor termasuk
klasifikasi diagnostik yang beragam, perbedaan jumlah jaringan yang
diambil sebagai sampel biopsi dan biasa yang mungkin timbul dari hal
patologinya sendiri karena mempertimbangkan perjalanan penyakit
pasien.
• Secara umum, rata-rata frekuensi kejadian adenomiosis pada
histerektomi adalah sekitar 20-30%.
KLASIFIKASI

Kedalaman penetrasi:
• Penyakit ringan - melibatkan sepertiga bagian dalam miometrium
• Penyakit sedang - melibatkan dua pertiga dari miometrium
• Adenomiosis berat - melibatkan lebih dari dua pertiga miometrium
Tingkat penyebaran:
• Grade I: 1-3 pulau
• Grade II: 4-10 pulau kecil
• Grade III:> 10 pulau kecil
Konfigurasi lesi:
• Difuse Adenomyosis
• Focal Adenomyosis
ADENOMIOIS

Faktor risiko
•Pembedahan rahim sebelumnya, seperti section caesaria
•Persalinan (childbirth)
•Usia paruh baya (middle age)
•Paparan estrogen
Etiologi
•Pertumbuhan jaringan invasif. Beberapa ahli percaya bahwa hasil adenomiosis dari langsung invasi
sel endometrium dari lapisan rahim ke dalam otot yang membentuk uterus dinding. Insisi uterus
dilakukan selama operasi seperti operasi caesar (seksio C) mempromosikan invasi langsung dari sel-
sel endometrium ke dinding rahim.
•Asal perkembangan Pakar lain berspekulasi bahwa adenomiosis berasal di dalam otot uterus dari
jaringan endometrium disimpan di sana ketika uterus pertama kali terbentuk di janin.
•Peradangan uterus terkait dengan persalinan. Teori lain menunjukkan hubungan antara adenomiosis
dan persalinan. Peradangan pada lapisan uterus selama periode postpartum dapat menyebabkan
istirahat di batas normal sel-sel yang melapisi rahim. Prosedur bedah rahim mungkin memiliki efek
yang sama.
•Asal sel induk. Sebuah teori baru-baru ini mengusulkan bahwa sel-sel induk sumsum tulang dapat
menyerang otot uterus, menyebabkan adenomiosis.
•Terlepas dari bagaimana adenomiosis berkembang, pertumbuhannya tergantung pada estrogen yang
bersirkulasi dalam tubuh wanita. Ketika produksi estrogen menurun saat menopause, adenomiosis
akhirnya tidak terjadi.
DIAGNOSIS

Tidak ada gejala yang patognomonis untuk adenomiosis


sehingga menyebabkan rendahnya tingkat akurasi diagnosisi
preoperatif. Dalam sebuah studi dimana telah ditegakkan
diagnosis patologis adenomiosis yang dibuat dari spesimen
histerektomi, 35% penderitanya tidak memiliki gejala yang
khas. Gejala adenomiosis yang umum yaitu menorragia,
dismenorea dan pembesaran uterus. Gejala seperti ini juga
umum terjadi pada kelainan ginekologis yang lain. Gejala lain
yang jarang terjadi yaitu dispareunia & nyeri pelvis yang kronis
atau terus-menerus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Selama lebih dari satu abad, alat diagnostik utama dan


pilihan pengobatan yang paling efektif adalah histerektomi
ULTRASOUND

Adenomiosis berat
dengan beberapa
tanda sonografi:
multiplanar dan
menunjukkan 3D dari
uterus anteverted
dengan multiple sign
sonografi: kista
myometrial (panah
putih), hyperechoic
pulau (yellowarrow),
striations linier (panah
hijau), dan tidak
teratur EMJ (panah
hitam).
MRI
BIOPSI

Microscopically benign
endometrial glands (arrows)
and stroma infiltrate deeply
into the myometrium.
(Cour tesy of Dr. Raheela
Ashfaq.)
PENATALAKSANAAN

 Terapi hormonal
 Operatif
ALHAMDULILLAH

TERIMA KASIH
DISKUSI

Anda mungkin juga menyukai