READING
The Impact of Premature Rupture of Membranes
(PROM) and Low Birth Weight (LBW) Infant Outcomes
to the Survival Rate
Preceptor : dr. Nurul Islamy, M.Kes,
SpOG
Dokter Muda :
Fachri Naufal 2118012156
Dandy Fahsy Algifary 2118012099
Devista Beki Srianuris 2118012129
Ardila Putri Maharani 2118012137
Febriyani Dyah KD 2118012141
Rana Salsabila PL 2118012151
03. 04.
Hasil dan Diskusi Simpulan
05.
Critical Appraisal
01.
ABSTRAK
TUJUAN HASIL
Untuk mengetahui pengaruh ketuban pecah Ketuban pecah dini dan berat badan lahir rendah
dini dan kejadian berat badan lahir rendah berpengaruh terhadap survival rate bayi setelah
(BBLR) terhadap kelangsungan hidup satu minggu (p<0,000). Survival rate neonatal
(survival rate) neonatal satu minggu setelah terendah terdapat pada kelompok BB di bawah
dilahirkan 1000 gram (0%.), kelompok BB 1000-1.499
gram (55%) dan kelompok BB 1.500-2.499
gram (95%).
METODE
Penelitian ini menggunakan studi analitik
observasional dengan desain penelitian DISKUSI
kohort prospektif.
Menggunakan 84 sampel yang memenuhi Ketuban pecah dini dan BBLR berdampak
kriteria inklusi dan eksklusi dengan terhadap survival rate satu minggu setelah
sumber data primer dengan penimbangan bayi dilahirkan di RSUDZA Banda Aceh
bayi saat baru lahir dan ketika kunjungan.
02.
PENDAHULU
AN
PENDAHULU
AN
• Ketuban pecah dini (KPD) atau Premature Rupture Of Membran
(PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum adanya tanda-tanda
inpartu, yakni sebelum 37 minggu kehamilan (Laura, 2018).
• Prevalensi kejadian KPD berbeda setiap negara. Data KEMENKES 2013
menunjukkan bahwa kejadian ketuban pecah dini berkisar antara 6-10%
KOMPLIKA KPD,
BB LAHIR KEMATIAN BAYI PRETERM,
SIhidup tahun
Kelangsungan
• Kematian bayi tidak
Neonatus dengan berat
berhubungan dengan jenis pertama adalah 15,5% BBLR
KPD dapat menyebabkan
badan < 1000 gram
kelamin bayi (Stuti, 2017). untuk bayi dengan berat kelahiran preterm, dimana
memiliki 95% risiko
• Tingkat kematian bayi 24 kurang dari 500 gram. Bayi bayi prematur akan lahir
kematian dan menurut
kali lebih tinggi untuk bayi dengan berat lahir sangat dengan berat badan lahir
ACOG, risiko kematian
dengan BBLR (<2500 gram) rendah (ELBW) lebih rendah. Faktor pada bayi
meningkat pada bayi
dan 100 kali lebih tinggi pada rentan terhadap semua prematur dan berat badan
dengan berat lahir kurang
bayi dengan kelahiran sangat komplikasi kelahiran lahir rendah ditemukan
dari 750 gram.
rendah BB(<1500 gram) prematur, baik pada pada usia kehamilan rata-
dibandingkan dengan bayi neonatus langsung periode rata
yang baru lahir BB 2500 dan setelah keluar dari 27 minggu
gram atau lebih. perawatan intensif.
● Tingkat kelangsungan hidup (survival rate) untuk kelompok ● Kelompok dengan berat 1000 gram
bayi dengan berat lahir <1000 gram adalah 0% hingga di bawah 1500 gram memiliki
● Semakin rendah BB bayi, semakin rendah survival rate. tingkat kelangsungan hidup 55%
● Sampel dengan berat lahir <1000 gram mengalami ● Kelompok dengan BB 1500 - <2500 gram
kematian dalam 7 hari pertama / kematian neonatus dini. memiliki tingkat kelangsungan hidup 95%.
SURVIVAL SURVIVAL
RATE RATE
1 2
DASAR
TEORI
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dan didukung oleh penelitian lain di mana WHO
memperkirakan bahwa dari sekitar 130 juta bayi lahir di seluruh dunia, 4 juta
meninggal di usia neonatus, sebagian besar (98%) terjadi di negara berkembang
negara. Faktor risiko yang bukan hanya menjadi penyebab langsung kematian tapi juga
merupakan faktor utama yang mengancam bayi baru lahir untuk kematian neonatus
adalah BBLR. WHO juga mengatakan bahwa 60-80% angka kematian bayi (AKB)
disebabkan oleh BBLR
Terdapat hubungan signifikan antara berat
lahir, usia kehamilan, dan tingkat kelangsungan
hidup (Survival rate) (Hartiningrum, 2018)
• Paparan korioamnionitis pada antenatal meningkatkan kemungkinan gangguan kognitif serta kematian /
gangguan perkembangan saraf dan dapat dikurangi dengan penggunaan surfaktan (Liu, 2021).
• Proporsi bayi dengan pemberian surfaktan yang masih hidup dengan gejala sisa yang parah, seperti: penyakit
paru-paru kronis, keterlambatan kognitif, serebral kelumpuhan, dan defisit neurosensori, tidak meningkat secara
signifikan dengan pemberian surfaktan, namun belum terlihat hasilnya dalam skala global (Zhang, 2017)
04.
SIMPULAN
1. ADA
PENGARUH
berat badan bayi baru lahir dan ketuban pecah dini
terhadap tingkat kelangsungan hidup bayi setelah satu
minggu dilahirkan di RSUDZA Banda Aceh
2. SURVIVAL RATE
Pada bayi BBLR dengan ketuban pecah dini satu
minggu setelah lahir adalah 81%.
05.
CRITICAL
APPRAISAL
“Case
Report”
ANALISIS PICO
Problem : Intervention :
Pengaruh ketuban pecah dini
dan bayi berat badan lahir Diberikan paparan waktu,
I
rendah (BBLR) terhadap yakni 1 minggu setelah lahir
tingkat kelangsungan hidup P di rumah sakit
(survival rate) bayi 1 minggu
setelah lahir di RS Umum dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh
O C Comparation :
Outcome :
Terdapat pengaruh KPD dan BBLR terhadap Bayi BBLR dan kejadian
tingkat kelangsungan hidup bayi baru lahir KPD pada bayi 1 minggu
setelah 1 minggu dilahirkan di RS Umum dr. setelah lahir
Zainoel Abidin Banda Aceh
ANALISIS VIA
ANALISIS
Validity
VIA
1. Apakah 2 kelompok penelitian diambil dari populasi yang sama?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Kedua kelompok penelitian diambil dari populasi yang sama yakni ibu hamil dengan kriteria
usia, paritas, usia kehamilan, metode kelahiran, dan berat bayi lahir yang sama antara kelompok
BBLR dan KPD
Validity
2. Apakah paparan yang diberikan sama pada kedua kelompok?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Kedua kelompok sama-sama diberikan paparan waktu, yakni 1 minggu setelah lahir di rumah
sakit.
Validity
3. Apakah paparan diukur dengan cara yang valid dan reliabel?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Untuk mengatasi faktor pengganggu, dibuat suatu kriteria inklusi dan eksklusi, dimana
Bayi Intrauterine Growth Restriction (IUGR), bayi baru lahir dengan kelainan kongenital, ibu
dengan preeklamsia berat, hipertiroidisme, penyakit jantung, dan tidak menjalani
pemeriksaan lebih lanjut tidak dijadikan sampel penelitian. Kemudian, pasien yang tidak
terfollow up langsung dikeluarkan dari sampel penelitian
Validity
6. Apakah sampel terbebas dari hasil penelitian ketika awal dimulai peneltian?
Ya Tidak Ragu-ragu
Tidak. Sampel tidak terbebas dari hasil penelitian karena meskipun sudah dieksklusikan dari kriteria
yang dapat menurunkan survival rate, namun, sampel menggunakan ibu hamil dengan usia
kehamilan preterm dan usia kehamilan berisiko seperti usia muda dan usia tua, serta bayi dengan
berat lahir <1000 gram, dimana hal-hal berisiko ini mungkin dapat mempengaruhi survival rate
Validity
7. Apakah hasil penelitian diukur secara valid dan reliabel?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Hasil penelitian diukur secara valid dan reliabel menggunakan uji analisis statistik
univariat, bivariat, dan regresi
Validity
8. Apakah waktu follow up dilaporkan dan memadai untuk hasil jangka panjang?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Waktu follow up dilaporkan dari Januari-September 2022, yakni selama 8 bulan,
dimana cukup memadai untuk hasil jangka panjang
Validity
9. Apakah follow up selesai dan apabila tidak, apakah dijelaskan alasannya?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Follow up selesai pada 84 dari 97 sampel, namun 13 sampel loss to follow up dan tidak
dijelaskan alasannya
Validity
10. Apakah digunakan strategi untuk mengatasi follow up yang tidak selesai?
Ya Tidak Ragu-ragu
Tidak. Tidak ada strategi untuk mengatasi sampel yang loss to follow up. Sampel yang loss to
follow up dikeluarkan dari sampel penelitian.
Validity
11. Apakah digunakan analisis statistik yang sesuai?
Ya Tidak Ragu-ragu
Ya. Digunakan analisis statistik yang sesuai untuk mengetahui Pengaruh ketuban pecah dini dan bayi berat
badan lahir rendah (BBLR) terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) bayi 1 minggu setelah lahir di
RS Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yakni univariat, bivariat, dan regresi kaplan meier.
Importancy
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh kejadian
KPD dan bayi BBLR terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate)
karena dapat menjadi salah satu bukti ilmiah terkait tingginya mortalitas
bayi baru lahir akibat kejadian KPD dan BBLR, sehingga, tenaga
kesehatan dan pemerintah dapat menekan angka kematian bayi dengan
menigkatkan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, seperti menggalakkan
program Antenatal Care dan mengedukasi keluarga dan para ibu hamil
untuk lebih meningkatkan perhatian akan kesehatan ibu dan janin.
Applicability
Informasi yang disampaikan dalam penelitian ini dapat diterapkan karena
1. Penelitian ini menjelaskan pengaruh KPD dan BBLR terhadap survival rate
bayi baru lahir secara jelas, sehingga mudah dipahami.
2. Menurut WHO, 17% dari 25 juta kelahiran di dunia mengalami BBLR dan
insidensi BBLR di Indonesia mencapai 11,1%, sehingga masyarakat, tenaga
kesehatan, dan pemerintah dapat segera mengevaluasi program Kesehatan
Ibu dan Anak untuk menekan angka kejadian BBLR.
References
Terima
Kasih