Stroke Hemoragik
Perdarahan Instraserebral
Perceptor:
dr. Fidha Rahmayani, M.Sc, Sp.S
Oleh:
Detty Novianty
Febriyani Dyah Kusuma Dewi
Nama : Tn. DA
Umur : 57 tahun
No. RM : 00.30.03.57
Tanggal Lahir : 07/07/1965
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Alamat : Kemiling, Kota Bandar Lampung
Suku Bangsa : Lampung
ANAMNESIS
Setelah muncul keluhan pasien berobat ke puskesmas saat diperiksa di puskesmas didapatkan
tekanan darah 220/110 kemudian pasien dirujuk ke RSAM. Pasien mengatakan memiliki
hipertensi namun tidak minum obat rutin. Keluhan demam dan kejang disangkal. Tidak ada
riwayat stroke sebelumnya. Tidak ada riwayat terjatuh.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat darah tinggi tidak terkontrol
Riwayat Pribadi
• Pasien memiliki riwayat merokok
• Riwayat konsumsi alkohol
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan maupun obat-obatan
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang Laju Nafas : 20 x/menit
Kesadaran : compos mentis Suhu : 36,8 0C
GCS : E4M5N6 Saturasi Oksigen : 99%
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 73 x/menit
EKSTREMITAS
ABDOMEN Superior dextra et sinistra : Oedema (-/-),
Inspeksi : Cekung, lesi (-) akral hangat, CRT <2s, kelemahan anggota gerak
Auskultasi : BU (+) 6x/menit (-/+)
Palpasi : nyeri tekan (-) Inferior dextra et sinistra : Oedema (-/-),
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen akral hangat, CRT <2s, kelemahan anggota gerak
(-/+)
Pemeriksaan Neurologis
Kelopak Mata
Ptosis : (-/-)
N II :N. Optikus Endofthalmus : (-/-)
Tajam penglihatan : normal Eksofthalmus : (-/-)
Lapang penglihatan : normal
Tes buta warna : Tidak dilakukan Pupil
Fundus okuli : Tidak dilakukan Bentuk : Bulat
Isokor/anisokor : Isokor
Posisi : Sentral
Gerakan bola mata : baik
Pemeriksaan Neurologis
Sensibilitas: Motorik
Ramus oftalmikus : normal Diam : Simetris
Ramus maksilaris : normal Tersenyum : Simetris
Ramus mandibularis : normal Meringis : Simetris
Menutup mata : Simetris
Motorik Menutup mata kuat kuat : Dalam batas normal
M. Maseter : normal Mengerutkan dahi : Simetris
M. temporalis : normal
M. Pterygoid : normal Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : Tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Neurologis
N. Vestibularis
Tes Vertigo
Test Romberg : Tidak dapat dinilai
Dix hallpixe : Tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Neurologis
Miksi Defekasi
BAB dalam batas normal
BAK dalam batas normal
Berkeringat
Dalam batas normal
Algoritma Gajah Mada
Penurunan Kesadaran -
Interpretasi:
Stroke
Hemoragik + Nyeri Kepala
Kesan :
• Corakan bronchovascular normal
• Sinus costofenicus lancip
• Diafragma regular
• Pulmo tak tampak kelainan
• Cardiomegaly tanpa bendungan
paru
EKG 16/9/22
• HR: 71 x/menit
• Normal sinus rhytm
• QT Prolongation
• R-R : 0,84 detik
• QRS : 0,92 detik
• Q-T : 0,464 detik
Kesan : Possible
inferior infarct
CT-Scan 16/9/22
Interpretasi :
• Tampak lesi hiperdens batas relatif tegas di daerah
mesencephalon dan pons
• Tampak lesi hipodens batas tegas di daerah thalamus
kiri
Kesan :
• Perdarahan di daerah mesencephalon kanan dan pons
• Infark cerebri di daerah thalamus kiri
Hematologi 16/9/22
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Lengkap
Hemoglobin 13,8 g/dL 13,2 – 17,3 g/dL
Leukosit 12.700/μL 3.800 – 10.600 /μL
Eritrosit 4,8 juta/μL 4,4 – 5,9 juta/μL
Hematokrit 41% 40 – 52 %
Trombosit 383.000/μL 150.000 – 440.000 /μL
MCV 85 fL 80 – 100 fL
MCH 29 pg 26 – 34 pg
MCHC 34 g/dL 32 – 36 g/dL
Hitung Jenis
Basofil 0% 0–1 %
Eosinofil 0% 2–4 %
Batang 0% 3–5 %
Segmen 68% 50 – 70 %
Limfosit 22% 25 – 40 %
Monosit 10% 2–8 %
Kimia Darah 20/04/22
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologi
• Stroke hemoragik ec perdarahan intraserebral
MEDIKAMENTOSA NON-MEDIKAMENTOSA
• Jenis kelamin dan penuaan, pria berusia 65 tahun memiliki resiko terkena stroke
iskemik ataupun perdarahan intraserebrum lebih tinggi sekitar 20 % daripada
wanita.
• Ras
2. Faktor resiko yang dapat di modifikasi yaitu :
• Hipertensi
• Penyakit jantung
• Diabetes Mellitus
.
Patofisiologi
Hipertensi Kronis
Aneurisma
PIS
Pecahnya Aneurisma
Afasia
Disartria
1 Ada
1 Somnolen
D Tekanan Diastolic (mmHg)
2 Koma
Ateroskeloris / Ateroma ( diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia,
M Muntah A
riwayat stroke sebelumnya, penyakit jantung, asam urat)
- Tanda vital
- Pemeriksaan Tanda Rangsang
Meningeal
- Adanya defisit neurologis - CT Scan / MRI (Stroke
- Pemeriksaan Nervus kranialis Hemorhage/Stroke infark)
(fokal/global) atau - Gangguan motorik (tonus otot,
penurunan kesadaran koordinas) keseimbangan) - Cereberal angiografi
- Onset tiba-tiba (Intracranial angiografi)
- Gangguan sensorik (Proptopatik,
- Faktor risiko pada pasien propioseptik, diksriminatif) - Echocardiografi (Kelainan
- Gangguan otonom
jantung;stroke emboli)
- serangan disertai nyeri
kepala, mual, dan muntah - Gangguan kognitif
- Pemeriksaan refleks fisiologis
- Pemeriksaan refelks patologis
Dr.Sri Budhi Rianawati, Sp.S (K) & dr.Badrul Munir, Sp.S, (2017). Buku Ajar Neurologi. Jakarta : Cv Santoso
Agung
Tatalaksana IGD
STABILISASI HEMODINAMIK
• Berikan cairan kristaloid atau koloid. Hindari
STABILISASI JALAN NAPAS pemberian cairan hipotonik seperti dekstrosa.
• Pemantauan terhadap status neurologis, tanda • Optimalisasi tekanan darah
vital, dan saturasi oksigen dalam 72 jam • Hipovolemia harus dikoreksi dengan larutan salin
pertama pada pasien dengan defisit neurologis normal.
yang nyata.
• Pemberian oksigen pada keadaan saturasi
oksigen < 95%. Oksigen diberikan 2 liter/menit. Penatalaksanaan untuk menurunkan peningkatan
• Perbaiki jalan nafas dengan pemasangan pipa TIK:
orofaring pada pasien yang tidak sadar. Berikan • Tinggikan posisi kepala 20-30o
bantuan ventilasi pada pasien yang mengalami • Osmoterapi atas indikasi sebagai berikut:
penurunan kesadaranyang berisiko terjadi • Manitol 0,25-0,50 gram/kgBB, selama > 20
aspirasi. menit, diulangi setiap 4-6 jam dengan target <
310 mOsm/L.
• Kalau perlu, furosemide dengan dosis inisial 1
mg/kgBB/iv
TATALAKSANA RAWAT INAP
1. Cairan isotonis seperti 0,9% salin menjaga euvolemi dengan kebutuhan cairan 30 ml/kgBB/hari.
2. Nutrisi
a. Nutrisi enteral paling lambat diberikan dalam 48 jam, nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan baik.
b. Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran, nutrisi diberikan melalui pipa nasogastrik.
3. Pencegahan dan Komplikasi
a. Mobilisasi untuk mencegah komplikasi subakut malnutrisi, pneumonia, trombosis vena dalam, emboli, dekubitus perlu
dilakukan
b. Pencegahan dekubitus dengan mobilisasi
4. Penatalaksanaan medis lain
a. Pemantauan kadar glukosa darah diperlukan. Hiperglikemia (KGD > 180 mg/dl) pada stroke akut harus diobati dengan
titrasi insulin. Hipoglikemia berat (<50mg/dL) harus diobati dengan dekstrosa 40% intravena atau infuse glukosa 10-20%.
b. Analgesik dan antimuntah sesuai indikasi
c. Penanganan Hipertensi
• TDS > 200 mmHg atau Mean Arterial Pressure (MAP) > 150 mmHg antihipertensi secara kontiniu dengan pemantauan
TD setiap 5 menit.
• TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg disertai dengan gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial
• TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa disertai gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial tekanan darah
diturunkan secara hati-hati pemantauan tekanan darah hingga MAP 110 mmHg atau tekanan darah 160/90 mmHg
03.
ANALISIS
KASUS
Nurmufthi, G. Y. (2014). Dysarthria Post Stroke Attack with Uncontrolled
Hypertension and Obesity on a Housewife. Jurnal Medula, 3(01), 28-35.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG (RPS)
Aninditha, T. dan Wiratman, W. (eds). (2017). Buku ajar neurologi. Edisi 1. Jakarta:
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia RSCM.
Tatalaksana
Teori