EPILEPSI
PEMBIMBING : DR. SAMADI TULUS MAKMUD, SP.S
DISUSUN OLEH : CESSY CHRISTY/406182082
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 11 MARET – 14 APRIL 2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Kusmiatun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 12 Juli 1981
Usia : 37 tahun
Alamat : Kampung Duri Barat RT 001 RW 008 No. 34
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan swasta
Status Perkawinan : Kawin
Tanggal Pemeriksaan : 21 Maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama Dalam perjalanan ke rumah sakit pasien
Pasien datang dengan keluhan tensi mengalami kejang.
rendah dan kejang dalam perjalanan Kejang kemudian terjadi lagi saat di
Keluhan Tambahan instalasi gawat darurat. Pasien
kemudian mengalami 3x kejang lagi
Demam, lemas, dan penurunan kesadaran selama dirawat.
Riwayat Penyakit Sekarang Sebelum kejang, pasien mengeluh sakit
Pasien mengeluh demam dan lemas saat kepala. Tidak terdapat aura dan faktor
datang ke klinik. pemicu sebelum terjadinya kejang.
Pasien tidak sadar selama kejang yang
Pasien dari klinik ke RS Sumber waras
setelah dilakukan pemeriksaan dan berlangsung 2-3 menit. Jenis kejang
didapatkan tensi rendah. yang terjadi adalah generalisata tonik
klonik.
Pasien mengalami kejang sebanyak 5x.
Sesudah kejang pasien langsung
tertidur.
Pasien tidak pernah mengalami hal seperti
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat maag
Riwayat HT, DM, trauma, infeksi disangkal
Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal
Riwayat Pengobatan
-
Riwayat Keluarga
-
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran :
Somnolen lalu menjadi compos mentis pada tanggal
22 Maret 2019
E4V4M6 (GCS 13) lalu menjadi E4V5M6 (GCS 15) pada
tanggal 22 Maret 2019
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit, regular, isi cukup
Pernapasan : 20 x/menit, regular, abdomino-thorakal
Suhu : 37°C lalu menjadi 36°C pada tanggal 22
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala Bentuk normal, tidak ada deviasi
Bentuk bulat, tidak teraba benjolan, septum, sekret (-/-)
deformitas (-), tidak ada kelainan kulit Mulut
kepala Tidak ada sianosis perioral, gigi geligi
Mata tidak ada karies, mukosa tidak
Palpebra tidak tampak hiperemis, tidak ada lesi di rongga
edema/cekung, bentuk simetris, mulut, lidah kotor (-), uvula di tengah,
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1
(-/-), pupil ODS bulat, isokor, diameter 3 tenang, mukosa lidah tidak tampak
mm, reflek cahaya (+/+), kornea jernih kering
Telinga Leher
Bentuk normal, nyeri tekan tragus Trakea di tengah, KGB submandibular,
(-/-), nyeri tarik aurikula (-/-), KGB supra-infra clavicula dan cervical tidak
pre/retro/infraaurikular tidak teraba teraba membesar
membesar, liang telinga lapang,
sekret (-/-), serumen (-/-), membran
Paru Jantung
Inspeksi : bentuk dada normal, Inspeksi : pulsasi ictus cordis
statis dan dinamis kanan-kiri, tidak tampak
simetris, pelebaran sela iga (-), Palpasi : pulsasi ictus cordis
retraksi sela iga (-), sternum teraba pada linea axillaris anterior
ditengah, sifat pernapasan sinistra ICS V, thrill (-), heave (-), lift
abdomino-thorakal, (-)
Palpasi : stem fremitus Perkusi : redup, batas atas
kanan-kiri dan depan-belakang jantung di ICS II parasternal line
sama kuat, gerakan dinding dada sinistra, batas kanan jantung sejajar
simetris, benjolan (-) ICS IV sternal line dextra, batas kiri
Perkusi : sonor pada kedua jantung di ICS V anterior axillaris
lapang paru, batas paru kanan dan line sinistra
hepar di ICS V Auskultasi : bunyi jantung I-II
Abdomen
Inspeksi : tampak datar, tidak tampak adanya bekas luka dan dilatasi vena,
umbilicus normal, peristalsis tidak terlihat
Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), benjolan/massa (-), defans muscular (-), hepatomegali
(-), splenomegali (-)
Perkusi : timpani, pekak hepar (+), shifting dullness (-) nyeri ketok CVA (-)
Ekstremitas
Akral hangat, pitting edema (-), petekie (-), CRT < 2 detik
Kulit
Turgor kulit baik, sianosis (-), ikterik (-)
Kelenjar Getah Bening
Tidak ada pembesaran KGB
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Fungsi Luhur Trofi otot : eutrofi Achilles : + / +
Orientasi : Tonus otot : normotoni Refleks Patologis
disorientasi Kekuatan : Hoffman-Tromner : - / -
Gangguan bicara dan
Pemeriksaan Sensorik Babinski :-/-
bahasa : tidak ada
Taktil : baik Chaddock :-/-
Daya ingat : tidak dapat
dinilai Nyeri : tidak dilakukan Oppenheim : - / -
Rangsang Meningeal pemeriksaan Gordon :-/-
Suhu : tidak dilakukan
Kaku kuduk : (-) Schaefer :-/-
pemeriksaan
Brudzinsky I : (-) Klonus paha : - / -
Refleks Fisiologis
Brudzinsky II : (-) Klonus kaki :-/-
Biceps :+/+
Brudzinsky III : (-) Triceps :+/+
Brudzinsky IV : (-) Patella :+/+
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Dextra Sinistra
N. Olfaktorius (N I)
Daya penghidu Tidak dilakukan pemeriksaan
N. Opticus
Visus 6/6
Lapang Baik
pandang
Funduskopi Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus Occulomotorius (N. III, IV, VI)
Kedudukan Simetris, letak di tengah
bola mata
Gerakan bola Dapat dan baik
mata
Nistagmus Tidak ada
Ptosis Tidak ada
Pupil Isokor, letak ditengah
Lebar 2 mm 2 mm
Bentuk Bulat
Refleks cahaya (+) (+)
langsung
Refleks cahaya (+) (+)
tak langsung
Doll’s eye Tidak ada
Nervus Trigeminus (N. V)
Motorik (membuka
mulut, menggerakan Baik dan simetris
rahang, menggigit)
Sensorik (cabang
Hipestesi pada tanggal 22 Maret 2019, tetapi
ophtalmicus, maxillaris,
kembali normal pada pada tanggal 23 Maret 2019
mandibularis)
Nervus Fascialis (N. VII)
Raut wajah Simetris
Fissura palpebra Simetris
Mengerutkan dahi Dapat dan simetris
Mengangkat alis Dapat dan simetris
Menutup mata Dapat dan simetris
Mencucukan bibir Dapat dan simetris
Menggembungkan pipi Dapat dan simetris
Menyeringai Dapat dan simetris
Chvostek sign Tidak ada
Nervus Vestibulo-Cochlearis (N. VIII)
Test romberg Tidak dilakukan pemeriksaan
Test romberg dipertajam Tidak dilakukan pemeriksaan
Nervus Glossopharyngeus (N. IX)
Palatum molle Tidak ada deviasi
Arkus faring Tidak ada deviasi
Uvula Tidak ada deviasi
Disfagia Tidak ada
Disfonia Tidak ada
Nervus Vagus (N. X)
Arkus faring Tidak ada deviasi
Bersuara Dapat dan tidak sengau
Menelan Dapat
Nervus Accesorius (N. XI)
Menoleh kanan- Dapat dan simetris
kiri
Mengangkat Dapat dan simetris
bahu
Nervus Hipoglossus (N. XII)
Sikap lidah Simetris
PEMERIKSAAN LAB
Nilai
Hematologi Hasil
Normal
Hemoglobin 12,1 – 15, 1 12,6
(g/dL) 40 - 52 40,2
Hematrokrit (%) 3,8 - 10,6 16,5
Leukosit 4.50 – 5.90 4,82
(ribu/µL) 150 - 400 273
Eritrosit 80 - 100 83,4
(juta/µL) 26 - 34 26,1
Trombosit 32 - 35 31,3
(ribu/µL)
MCV (fl)
MCH (pg/ml)
MCHC (g/dl)
Kimia Klinik Nilai Hasil
PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
Foto Thorax PA
Cor : Tak membesar
Pulmo : Corakan bronkovaskuler normal
Tak tampak bercak kesuraman pada kedua
paru
Diafragma dan sinus kostrofrenikus kanan
dan kiri baik
KESAN : Cor dan pulmo dalam batas normal
CT SCAN
RESUME
Seorang perempuan berumur 37 tahun datang ke RS Sumber Waras
dengan tensi rendah. Pasien mengeluh demam dan lemas saat di
klinik. Pasien kemudian mengalami kejang sebanyak 5x dari
perjalanan ke rumah sakit hingga saat perawatan. Jenis kejang
adalah tonik klonik generalisata dengan durasi setiap kali kejang 2-3
menit. Tidak ada aura sebelum terjadinya kejang. Pasien tertidur
setelah kejang berakhir. Tidak terdapat faktor pemicu terjadinya
kejang. Pasien mengalami pernbaikan selama masa perawatan.
Pada pemeriksaan fisik tanggal 21 Maret 2019, didapatkan
kesadaran somnolen, GCS 13 E4V4M6 yang kemudian membaik
menjadi GCS 15 dan compos mentis keesokan harinya. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan hipestesi pada N V (trigeminus),
akan tetapi kembali normal keesokan harinya. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan peningkatan leukosit dan penurunan
DIAGNOSIS
Sembuh jika:
bebas dari kejang selama 10 tahun dengan minimal 5 tahun
berhenti dari pengobatan anti kejang atau telah melewati batas
umur untuk age dependent epilepsy syndrome.
FISIOLOGI
ETIOLOGI
Etiologi epilepsi dibagi menjadi: Epilepsy dengan dugaan
Idiopatik simptomatik tetapi penyebab
pastinya belum diketahui.
tidak ada kelainan neuroanatomik
Pada seseorang yang sudah kejang,
atau neuropatologis,
kemungkinan dari genetik. ada beberapa faktor yang dapat
memicu kejang berikutnya:
Simtomatik
Stress
Epilepsi simtomatik bisa dari
Kelelahan atau kurang tidur
genetik maupun didapat. Terkait
dengan kelainan anatomi atau Insufficient food intake
patologi (ada kondisi lain yang Penyalahgunaan alcohol dan
mendasari). narkoba
Epilepsi yang diprovokasi
Terapi antikonvulsan yang tidak
lingkungan tertentu menjadi teratur
penyebab utama sementara tidak
PATOFISIOLOGI
https://www.slideshare.net/tarunprudvi/epilepsy-classification-and-types-in-children
https://pedsinreview.aappublications.org/content/19/10/342
KLASIFIKASI
Tonic seizure
Fisher, Robert S, Carlos Acevedo, Alexis Arzimanoglou, Alicia Bogacz. A practical clinical definition of
epilepsy. ILAE; 2014 hal. 475–82.
Moore KL, Arthur FD, Anne MRA. Moore Clinically Oriented Anatomy. 7th ed. Lippincolt Williams and Wilkins;
2014.
Sherwood Laurale. Human Physiology, From Cells to System. 7th ed. Brooks/Cole, Cengage Learning; 2010.
Aninditha Tiara. Buku Ajar Neurologi. Vol. 1. Departemen Neurologi FKUI.
The American Association of Neurological Surgeons. Epilepsy. [cited 7 April 2019]; Tersedia pada:
https://www.aans.org/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Epilepsy
Shorvon Simon D. The etiologic classification of epilepsy. Epilepsia. 2011;52(6)
Ropper AH, Martin AS, Joshua PK. Adams and Victor’s Principles of Neurology. 10 ed. McGraw-Hill education;
2014. 320-324 hal.
Neligan Aidan, JW Sander. The prognosis of epilepsy. 2015
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION