Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu nyeri yang disebabkan


oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis
(diskogenik). Herniasi diskus intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat
trauma atau stress fisik. Herniasi ke arah superioratau inferior melalui lempeng
kartilago masuk ke dalam korpus vertebre dinamakan sebagai nodul schmorl yang
biasanya dijumpai secara insidentil pada radiologik atau otopsi.
Kebanyakan herniasi terjadi pada arah posterolateral sehubungan dengan
faktor-faktor nukleus pulposus yang cenderung terletak di posterior dan adanya
ligamentum longitudinalis posterior yang cenderung memperkuat anulus fibrosus
di posterior tengah.
Berdasarkan prevalensinya HNP lumbalis (90%) memang lebih banyak
terjadi pada usia sekitar 40 tahun dan menyerang lebih banyak pada wanita
dibandingkan pria. Kelainan ini banyak terjadi pada individu dengan pekerjaan
yang banyak membungkuk dan mengangkat berat.
HNP servikal sering terjadi pada usia 20-40 tahun dan berkisar antara 20%
saja. HNP servikal paling sering terjadi pada diskus C6-C7, C5-C6,C4-C5. Selain
pada daerah servikal dan lumbal, HNP juga dapat terjadi pada daerah torakal
namun sangat jarang.
Nukleus pulposus tidak mempunyai persarafan, sehingga tidak
menimbulkan rasa nyeri, tetapi bila ia mendorong ke belakang, ia meregangkan
anulus fibrosus dan menimbulkan rasa nyeri. Karena ikat-ikat posterior
longitudinal menutupi anulus fibrosus di bagian tengah, herniasi lebih sering
mendorong ke arah posterolateral. Peristiwa ini dikenal juga sebagai rupture
annulus fibrosis, herniasi diskus dan saraf terjepit.

BAB II
LAPORAN KASUS

1
2.1 Identitas Pasien
Nama : Rukaiyah Ismail
Usia : 69 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kopelma Darusssalam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Pensiunan
No RM : 0-86-21-41
Tanggal Periksa : 23 Februari 2016

2.2 Anamnesis
Keluhan Utama:
Nyeri pinggang.

Keluhan Tambahan :
Tidak ada.

Riwayat Penyakit Sekarang:


Nyeri pinggang kurang lebih 9 tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan
merasakan nyeri pinggang secara tiba-tiba saat pasien baru bangun tidur. Keluhan
dirasakan semakin lama semakin memberat. Pasien juga merasakan nyeri bila
sudah duduk terlalu lama. Pasien sering mengkonsumsi obat penghilang nyeri
ketika nyeri mulai kambuh. Tidak didapatkan adanya penjalaran dari nyeri dan
juga nyeri tekan.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat
hipertensi tidak ada. Riwayat penyakit Diabetes Melitus tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama
dengan pasien.

2
Riwayat Kebiasaan Sosial:
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga.

2.3 Pemeriksaan Fisik


Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : E4 M6 V5
Tekanan Darah : 120/60 mmHg
Nadi : 80 kali/ menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 0
C

Kulit
Warna : sawo matang
Turgor : cepat kembali
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Oedema : tidak ada
Anemia : tidak

Kepala
Bentuk : normocephali
Wajah : simetris
Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-), pupil bulat isokor 3
mm / 3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), dan refleks
cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga : Normotia, otorhoe (-/-), serumen (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-),sekret (-/-)
Mulut : Bibir : Simetris, bibir pucat (-), mukosa basah (+), sianosis (-)
Lidah : Tremor (-), hiperemis (-), parestesia (-)
Tonsil : Hiperemis (-/-), T2 – T2
Faring : Hiperemis (-)

3
Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran KGB
Palpasi : TVJ (N) R-2 cm H2O

Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, bentuk dada normal, jejas (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sulit dinilai, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra.
Perkusi : Atas : ICS III sinistra linea midklavikula sinistra
Kiri : ICS V satu jari di dalam linea midklavikula
sinistra.
Kanan : ICS IV di linea parasternal dekstra
Auskultasi : BJ I > BJ II normal, reguler, murmur tidak dijumpai

Abdomen
Inspeksi : Distensi (-), vena kolateral (-), kaput medusa (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), defans muscular (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Perkusi : Timpani (+), Ascites (-)

Tulang Belakang : Simetris, nyeri tekan (-)


Kelenjar Limfe : Pembesaran KGB tidak dijumpai

4
Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianosis negatif negatif negatif negatif

Oedema negatif negatif negatif negatif

2.4 Status Neurologis


GCS : E4 M6V5
Pupil : Isokor (3 mm/3 mm)
Reflek Cahaya Langsung : (+/+)
Reflek Cahaya Tidak Langsung : (+/+)
Tanda Rangsang Meningeal
- Kaku kuduk : (-)
- Laseque : (-)
- Kernig : (-)
- Babinski : (-/-)
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)

Nervus Kranialis
Kelompok Optik Kiri
Kanan
Nervus II (visual)
- Visus Kesan normal Kesan normal
- Lapangan pandang Kesan normal Kesan normal
- Melihat warna Kesan normal Kesan normal
- Pemeriksaan fundus Tidak dilakukan
Nervus III (otonom)
- Ukuran pupil 3 mm 3 mm
- Bentuk pupil bulat bulat
- RCL positif positif

5
- RCTL positif positif
- Nistagmus negatif negatif
- Strabismus negatif negatif
- Ptosis negatif negatif

Nervus III, IV, VI (gerakan okuler)


- Lateral positif positif
- Atas positif positif
- Bawah positif positif
- Medial positif positif
- Diplopia negatif negatif
Kelompok Motorik
Nervus V (fungsi motorik)

- Membuka Mulut : tidak ada kelainan


- Menggigit dan mengunyah : tidak mengalami gangguan

Nervus VII (fungsi motorik)

- Mengerutkan dahi : simetris


- Menutup mata : simetris, tertutup sempurna
- Menggembungkan pipi : simetris
- Memperlihatkan gigi : simetris
- Sudut bibir : simetris

Nervus IX (fungsi motorik)

- Bicara : normal
- Refleks menelan : dalam batas normal

Nervus XI (fungsi motorik)

- Mengangkat bahu : dalam batas normal


- Memutar kepala : dalam batas normal

Nervus XII (fungsi motorik)

6
- Artikulasi lingualis : normal
- Menjulurkan lidah : dalam batas normal

Kelompok Sensoris

Nervus I (fungsi penciuman) : kesan normal

Nervus V (fungsi sensasi wilayah) : kesan normal

Nervus VII (fungsi pengecapan) : kesan normal

Nervus VIII (fungsi pendengaran) : kesan normal

Badan

Motorik

- Gerakan Respirasi : Thorako Abdominal


- Gerakan Columna Vertebralis : Simetris
- Bentuk Columna Vertebralis : Kesan simetris
Sensibilitas

- Rasa Suhu : dalam batas normal


- Rasa nyeri : tidak nyeri
- Rasa Raba : dalam batas normal

Anggota Gerak Atas

Motorik Kiri Kanan

- Pergerakan positif positif


- Kekuatan 5555 5555
- Tonus positif positif
Reflek Kanan Kiri

- Bisceps positif positif


- Trisceps positif positif

7
Anggota Gerak Bawah

Motorik Kiri Kanan

- Pergerakan positif positif


- Kekuatan 5555 5555
- Tonus positif positif

Refleks Kiri Kanan

- Patella positif positif


- Achilles positif positif
- Babinski negatif negatif
- Chaddok negatif negatif
- Gordon negatif negatif
- Oppenheim negatif negatif

Sensibilitas

- Rasa suhu : dalam batas normal


- Rasa nyeri : dalam batas normal
- Rasa raba : dalam batas normal

Gerakan Abnormal : negatif

Fungsi Vegetatif

- Miksi : dalam batas normal


- Defekasi : dalam batas normal

2.5 Pemeriksaan Penunjang

8
Hasil Pemeriksaan CT-Scan

9
10
11
2.6 Diagnosis
Diagnosis klinis : Radiculopati lumbalis
Diagnosis Tropis : a.r . L1-L2
Diagnosis Etiologi : Hernia Nucleous Pulposus

12
2.7 Terapi
Non farmakologi

- Tidak mengankat benda-benda berat terlebih dahulu


- Fisioterapi
Farmakologi.
- Mecobalamin 2 x 500 mg tab
- Gabapentin 2 x 300 mg

2.8 Prognosis

Qou ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanactionam : bonam

13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) lumbalis adalah keluarnya nukleus


pulposus dari disk antar-vertebral pada tingkat lumbal, yang dapat mengakibatkan
kompresi langsung medula spinalis atau menekan akar saraf spinalis yang sering
mengakibatkan radiculopathy.
HNP lumbalis secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis:
disc tonjolan, tonjolan, ekstrusi, dan penyerapan.

Gambar 1. Herniasi Disk

HNP adalah suatu keadaan :

 Diskus protrusio     : Penonjolan diskus intervertebralis ke dalam kanalis


vertebralis
 Diskus prolaps    : Nukleus pulposus yang menonjol ke dalam kanalis
vertebralis

Diskus ruptur    : Nukleus pulposus terlepas sebagai bagian tersendiri di


dalam kanalis vertebralis

14
3.2 Epidemiologi
HNP sering terjadi pada daerah lumbal L4-L5, dan L5-L1 (90%) dan untuk
HNP servikal banyak terjadi di C5-C6 (15-20%). HNP servical pasling sering
terjadi pada anak-anak, remaja, namun kejadian HNP servikal meningkat setelah
usia 20 tahun keatas. Hampir 80 % dari HNP terjadi di daerah lumbal. Sebagian
besar HNP terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1.

3.3 Anatomi dan Fisiologi

Vertebrata lumbalis ada 5 ruas dan merupakan bagian paling tegap


kontruksinya dan menannggung beban terberat dari lainnya. Bagian ini
memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh dan beberapa gerakan rotasi
dengan derajat yang kecil.
Diskus intervertebralis terdiri dari 3 bagian: anulus fibrosus, nukleus
pulposus, dan lempeng kartilago. Annulus fibrosus merupakan cincin yang liat
dan tersusun atas 10-20 lapisan jaringan ikat yang konsentrik dan fibrokartilago.
Di bagian angterior diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan
poterior oleh ligamentum longitudinalis posterior.
Nukleus pulposus terletak didalamnya pada posisi yang sedikit eksentrik
pada arah posterior. Ia merupakan sisa notchard yang tersusun oleh bentuk
kartilago yang lunak. Pad anak-anak konsistensinya semi liquid dan kemudian
bertambah padat seiring dengan bertambahnya usia.
Nukleus pulposus adalah gel viskus yang terdiri dari proteoglikan yang
mengandung kadar air yang tinggi. Nukleus pulposus memiliki fungsi menahan
beban sekaligus sebagai bantalan. Dengan bertambahnya usia kemampuan
nukleus pulposus menahan air sangat berkurang sehingga diskus mengerut, terjadi
penurunan vaskularisasi sehingga diskus menjadi kurang elastis. Pada diskus yang
sehat, nukleus pulposus akan mendistribusikan beban secara merata ke segala
arah, namun nukleus pulposus yang mengerut akan mendistribusikan beban secara
asimetris, akibatnya dapat terjadi cedera atau robekan pada anulus.

15
Gambar 4. Anatomi Muskuloskeletal

3.5 Etiologi

1. Trauma, hiperfleksia, injuri pada vertebra.


2. Spinal stenosis.
3. Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi, mengangkat, dll.
4. Pembentukan osteophyte.
5. Degenerasi dan degadrasi dari kandungan tulang rawan annulus dan
nucleus mengakibatkan berkurangnya elastisitas sehingga mengakibatkan
herniasi dari nucleus hingga annulus.

3.6 Patofisiologi
Awalnya nukleus pulposus mengalami herniasi melalui cincin konsentrik
annulus fibrosus yang robek dan menyebabkan cincin lain dibagian lain yang
masih intak menonjol setempat (fokal). Keadaan ini terus berlanjut sehingga
sebagian materi nukleus kemudian akan menyusup keluar diskus (diskus
ekstruksi) ke anterior ligamen longitudinalis posterior (herniasi diskus
subligamen) atau terus masuk ke dalam kanalis spinalis (herniasi diskus fragmen
bebas).

Protusio atau ekstruksi diskus posterolateral akan menekan (menjepit) akar


saraf ipsilateral pada tempat keluarnya saraf (contoh pada C5-C6). Jepitan saraf
akan menimbulkan gejala dan tanda radikuler ssesuai dengan distribusi
persarafannya. Herniasi diskus disentral yang signifikan dapat melibatkan
beberapa elemen kauda ekuina pada kedua sisi menampilkan radikulopati bilateral
atau bahkan gangguan sfingter seperti retensio urin (contoh pada lumbal L4-L5).

16
3.7 Diagnosis
Anamnesis
Adanya nyeri di pinggang bagian belakang yang menjalar ke kaki
dikarenakan mengikuti jalannya nervus yang mempersarafi bagian tersebut. pasien
akan mengeluhkan adanya nyeri di lumbalis. 
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan keterbatasan pergerakan motorik
dan berkurangnya sesnasi rasa sesuai dengan persarafan yang terkena. Biasanya
akan didapatkan parasthesi, atrofi otot daerah patella dan achilles serta didapatkan
otot-otot yang spastik.

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : Darah
2. Gambaran Radiologik:
Foto rontgen biasa sering terlihat normal atau terkadang-kadang
dijumpai penyempitan ruang intervertebral, perubahan degeneratif dan
tumor.
Ct-Scan adalah sarana diagnostik yang efektif bila vertebra dan
level neurologis terlihat jelasdan kemungkinan karena kelanan tulang.
MRI dengan akurasi yang tinggi sangat sensitif pada HNP dan
akan menunjukkan prolaps. MRI sangat berguna pada vertebra dan level
neurologis yang belum jelas, kecurigaan pada medula spinalis, untuk
menentukan kemungkinan herniasi diskus post operasi dan kecurigaan
karena infeksi atau neoplasma.
3.8 Tatalaksana
Pada kasus HNP, terapi dibagi berdasarkan terapi konservatif dan bedah.
1. Terapi Konservatif
Pengobatan dalam stadium dini penting, yaitu istirahat dan
fisioterapi. Pasien harus mengurangi aktivitas yang berat seperti
mengangkat beban yang berat karena dapat memberikan tekanan pada
saraf yang terkena, setidaknya selama 3 bulan.

17
Bila nyeri dan keluhan subyektif menghilang, maka mobilisasi
dapat dilakukan lambat laun untuk kemudian dibantu dengan ‘braces’,
‘corset’ atau ‘belt’ untuk mengurangi keluhan yang sama di kejadian
berikutnya.
Pengobatan dengan medikamentosa diberikan analgetik dan
NSAID untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami. Pada HNP servikalis,
dapat dilakukan traksi leher dengan kalung Glisson, berat beban mulai dari
2 kg berangsur-angsur dinaikkan sampai 5 kg. tempat tidur di bagian
kepala harus ditinggikan supaya traksi lebih efektif karena tertahan oleh
badan.

2. Terapi Operatif
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi
pada saraf sehingga nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan
operatif pada HNP harus berdasarkan alasan yang kuat yaitu seperti defisit
neurologik yang berat.

3.9 Prognosis

Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi


konservatif Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.
Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5%. Dan bila berlanjut dengan adanya keluhan
bowel dan bladder maka perlu dipikirkan kembali untuk dilakukan tindakan
bedah.

18
BAB 4
PEMBAHASAN

Nyeri Pinggang merupakan salah satu keluhan yang sering dijumpai di


masyarakat. Banyak sekali penyebab nyeri pinggang pada manusia. Salah satu
penyebab tersering adalah Herniasi Nucleus Pulposus (HNP). Insidens puncak
pada umur 40 tahun sampai 50 tahun. Tetapi bisa juga dijumpai pada remaja atau
dewasa muda berkaitan dengan trauma atau karena salah menggerakkan pinggang,
gerakan mendadak, tekanan kuat dan kasar, gerakan mendadak seperti bersin dan
menyentak dapat menimbulkan keluarnya nucleus pulposus. Tempat herniasi
nukleus pulposus bervariasi karena itu radiks posterior dapat tertekan dari
samping, dari medial atau dari posterior. Manifestasi klinisnya bervariasi juga
antara nyeri radikular serta parestesia dan nyeri radikular serta hipestesia.
Diagnosis ini ditegakkan beerdasarkan anamnesisadanya nyeri pinggang
bawah dan kaki pasien terasa kaku untuk digerakkan. Nyeri bertambah jika pasien
duduk lama atau beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran pasien compos
mentis dan vital sign dalam batas normal. Untuk penatalaksanaannya tidak
dibutuhkan penatalaksanaan emergensi dikarenakan secara klinis pasien dalam
keadaan cukup baik.
Medulla spinalis berakhir setentang corpus vertebra LI-L2 (conus
terminalis). Di bawah conus ada sekumpulan radiks yang saling berdekatan yang
berjalan ke ventrokaudal, untuk selanjutnya melewati kanalis spinalis menuju
ganglion spinalis melewati kantung duramater pada pintu keluar foramen. Karena
arahnya ventrokaudal, maka jika ada protrusi atau prolapse dorsolateral dari
diskus akan lebih menekan segmen berikutnya, daripada segmen tingkatnya
sendiri.

19
BAB 5
KESIMPULAN

Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan suatu nyeri yang disebabkan


oleh proses patologik dikolumna vertebralis pada diskus intervertebralis
(diskogenik). Herniasi diskus intervertebralis ke segala arah dapat terjadi akibat
trauma atau stress fisik. HNP sering terjadi pada daerah lumbal L4-L5, dan L5-L1
(90%) dan untuk HNP servikal banyak terjadi di C5-C6 (15-20%). HNP cervical
paling sering terjadi pada anak-anak, remaja, namun kejadian HNP servikal
meningkat setelah usia 20 tahun keatas. Hampir 80 % dari HNP terjadi di daerah
lumbal. Sebagian besar HNP terjadi pada diskus L4-L5 dan L5-S1. Sebagian
besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif Sebagian
kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Reinhard Rohkamm. 2004. Color Atlas of Neurology. Times new York


Aveneu
2. Price and Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta : EGC
2. Yeung et all. 2012. Case report: cervical disc herniation presenting with neck
pain nd conralateral symptoms. Jmedicalcasereport 6:166-170
3. Dewanto, G., Sunono, W.J., dan Riyanto, B. 2007. Diagnosis dan Tatalaksana
Penyakit Saraf. Departemen Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran unika
atmajaya. Jakarta, EGC.
4. Yeung et all. 2012. Case report: cervical disc herniation presenting with neck
pain nd conralateral symptoms. Jmedicalcasereport 6:166-170
5. Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar, edisi IV, cetakan kelima .
Jakarta : PT. Dian Rakyat. 87-95. 1999
6. Mark R Foster, MD, PhD, FACS. 2012. Herniated Nucleus Pulposus
http://emedicine.medscape.com/article/1263961-overview [diakses pada
tanggal: 01 Mei 2014]
7. Nuarta, Bagus. Ilmu Penyakit Saraf. In: Kapita Selekta Kedokteran,
edisi III, jilid kedua, cetakan keenam. Jakarta : Media Aesculapius. 54-59.
2004
8. Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes, Neurologi Edisi Kedelapan. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama

21

Anda mungkin juga menyukai