Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN MAGANG EARLY EXPOSURE 2022

DI APOTEK MEULABOH

DISUSUN OLEH:

NAMA:

NIM :

KELAS:

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat
dan hidayah-Nya proses penulisan Laporan Magang Early Exposure yang
merupakan salah satu rangkaian dari proses Bina Bakat Minat Kepemimpinan
(BBMK) Fakultas Farmasi Universitas Andalas ini dapat diselesaikan dengan
lancar dan tepat pada waktunya.
Kegiatan Early Exposure ini sudah saya laksanakan selama 5 hari berturut
turut yaitu pada tanggal 24 Januari 2022 – 28 Januari 2022 di Apotek Meulaboh
yang beralamat di Jalan Gajah Mada, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten
Aceh Barat.
Kegiatan Magang Early Exposure ini merupakan suatu hal yang membuka
wawasan serta pengalaman di bidang farmasi karena dapat merasakan dunia kerja
secara nyata. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran serta dukungan dan kerja
sama pihak. Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak dr. Ilum Anam, Sp.PD. Ka. Geh selaku Pemilik klinik dan Sarana Apotek,
dan bapak Apt. Anshar, S. Farm, selaku Apoteker Pengelola Apotek di Apotek
Meulaboh yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan
magang.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan dan perbaikan selanjutnya.

Meulaboh, 30 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Hari Pertama (Pengenalan Struktur Apotek)....................................


2.1 Hari Kedua (Alur Peracikan Obat dan Pelayanan Obat)................... 3
3.1 Hari Ketiga (Gudang Farmasi) ........................................................ 4
4.1 Hari Keempat (KIO/Visite/PIO) ..................................................... 4

BAB II ISI

2.1 Kegiatan Hari Pertama ..................................................................... 27


2.2 Kegiatan Hari Kedua........................................................................
2.3 Kegiatan Hari Ketiga........................................................................
2.4 Kegiatan HariKeempat......................................................................
2.5 Kegiatan Hari Kelima........................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................

3.1 Kesimpulan.......................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Hari Pertama (Pengenalan Struktur Apotek)

a. Sejarah Apotek

Apotek Meulaboh merupakan salah satu apotek yang beralamat di


Jalan Gajah Mada, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat.
Apotek Meulaboh berdiri pada tahun 2010 dan diberi nama Apotek
Meulaboh karena apotek tersebut berada di kota Meulaboh.

b. Identititas Apotek
Nama Apotek : Apotek Meulaboh

Alamat Apotek : Jalan Gajah Mada, Kecamatan Johan Pahlawan,


Kabupaten Aceh Barat

No Telepon : 0823 8749 2964


Hari dan Jam Praktek : Setiap Hari pukul
08.00-22.00

c. Struktur Kepengurusan Apotek


 Apoteker Pengelola Apotek (APA) : Apt. Anshar, S. Farm
 Pemilik Sarana Apotek (PSA) : dr. Ilum Anam, Sp.PD. Ka.
Geh
 Asisten Apoteker (AA) : Rizka Rahmah, AMd. Farm

d. Tugas dan Fungsi Apotek

 Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah


mengucapkan sumpah jabatan.
 Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
 Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyebarkan
obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.

e. Fungsi dan Tugas Apoteker
 Memberi pelayanan kepada pasien, memberi informasi obat
kepada masyarakat, dan kepada tenaga kesehatan lainnya.
 Dapat mengambil keputusan terbaik terkait pelayanan kepada
pasien.
 Mampu berkomunikasi dengan baik kepada pihak pasien ataupun
tenaga kesehatan lainnya.
 Mampu bertanggung jawab dalam pengelolaan apotek,
mulai dari manajemen pengadaan, pelayanan, administrasi,
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), serta bertanggung
jawab penuh atas kelangsungan hidup apotek. Mengelola apotek
dengan baik dalam hal pelayanan, pengelolaan manajemen
apotek, pengelolaan tenaga kerja, dan administrasi keuangan.
 Dapat menjadi pembimbing bagi staff dan mampu
meningkatkan kompetensi serta melaksanakan profesi dengan baik
f. Fasilitas Apotek
 Bangunan
 Lemari obat
 Etalase obat
 Parkiran
 Ruang racik
 Ruang kerja Apoteker
 Ruang tunggu
 Toilet
 Washtafel
 Ruang penyerahan resep
 Ruang konseling
 Mushalla

1.2 Hari Kedua (Alur Peracikan Obat dan Pelayanan Obat)


Peracikan obat adalah penyediaan obat yang dibutuhkan oleh pasien
secara individu yang dibuat di apotek karena terbatasnya sediaan obat yang
ada. Peracikan obat dilakukan harus sesuai dengan dosis yang telah
ditentukan
Pelayanan obat di apotek Meulaboh dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
pelayanan dengan resep dan pelayanan tanpa resep. Apoteker memberikan
tindakan yang berbeda terhadap 2 cara pelayanan obat tersebut.
Pelayanan dengan Resep
Alur pelayanan obat dengan resep adalah sebagai berikut :
1. Skrining Resep
a. Persyaratan Administratif
Pada resep harus tertulis :
-Nama, SIP, dan Alamat Dokter

-Tanggal penulisan resep

-Tanda tangan atau paraf dokter yang menulis resep

-Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien

-Cara pemakaian obat yang jelas

-Informasi lainnya

b. Kesesuaian Farmasetik
Berupa bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas,
cara, dan lama pemberian obat
c. Pertimbangan Klinis
Berupa adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian dosisobat,
kesesuaian jumlah obat, kesesuaian durasi obat, ataupun informasi
lainnya.

2. Penyiapan obat
Penyiapan obat meliputi:
 Peracikan obat
 Pemberian etiket
 Kemasan obat yang diserahkan
 Penyerahan obat
 Informasi obat
 Konseling
 Monitoring Penggunaan Obat

Pelayanan Tanpa Resep

Alur pelayanan obat tanpa resep adalah sebagai berikut :


a. Pasien datang dengan permintaan obat tertentu atau dengan keluhan
tertentu selanjutnya berkonsultasi dengan apoteker untuk menentukan
obat yang sesuai.
b. Pemeriksaan stock obat dan harga obat.
c. Jika pasien sepakat dengan harga yang ditentukan, dilakukan
pembayaran.
d. Penyerahan obat dalam jenis dan jumlah dengan wadah ataupun plastik.
e. Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi aturan pakai,
indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan hal lain yang perlu
diperhatikan pasien.

Selain peracikan dan pelayanan obat pada hari kedua ini juga
membahas mengenai pembentukan dosis, membuat copy resep, jenis obat
yang terdapat di Apotek Meulaboh, Daftar Obat Wajib Apotek
(DOWA), serta Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN).

Copy resep atau salinan resep merupakan salinan tertulis dari suatu
resep yang dibuat oleh apotek. Pembuatan copy resep bertujuan untuk
memudahkan pasien agar dapat membeli obat yang sebelumnya sudah
pernah di beli di apotek tanpa bertemu dengan dokter kembali. Salinan
resep memuat :
a. Semua keterangan yang terdapat dalam resep asli.
b. Tanda tangan atau para Apoteker Pengelola Apotek (APA)
c. Nama dan alamat apotek
d. Nama dan Nomor Surat Izin Pengelolaan Apotek
e. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan atau tanda
nedet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan.
f. Nomor resep dan tanggal penulisan resep.

Salinan resep harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek


(APA) bila tidak ada boleh digantikan oleh Apoteker Pendamping, Asisten
Apoteker, atau Apoteker Pengganti dengan mencanumkan nama terang dan
status yang bersangkutan.

Resep dan Copy resep harus di rahasiakan. Selain itu Resep dan Copy
resep hanya boleh diperlihatkan kepada Dokter penulis resep atau dokter
yang merawat pasien dan petugas kesehatan yang berwenang.

Obat Wajib Apotek (DOWA) adalah beberapa obat keras yang dapat
diserahkan tanpa resep dokter, namun harus diserahkan oleh apoteker di
apotek. Sedangkan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) adalah daftar
obat terpilih yang paling dibutuhkan dan yang harus tersedia di Unit
Pelayanan Kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
1.3. Hari Ketiga (Gudang Farmasi)
Pada hari ketiga, mencakup pembahasan mengenai metode penyimpanan
obat berjenis Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Keras, Narkotika,
Psikotropika, maupun Vaksin. Semua jenis obat tersebut memiliki cara atau
metode penyimpanan yang juga berbeda.

Metode penyimpanan obat dapat dilakukan berdasarkan abjad,


berdasarkan obat generik atau non generik, berdasarkan golongan obat,
berdasarkan bentuk sediaan, maupun berdasarkan stabilitas obat (suhu,
cahaya, kelembaban).

Berbeda dengan psikotropika dan narkotika, metode penyimpanannya


sudah diatur dalam undang undang. Obat psikotropika dan narkotika harus
disimpan secara terpisah di dalam lemari yang terbuat dari kayu dengan
ukuran 40x80x120. Lemari obat psikotropika dan narkotika juga harus
diberi kunci ganda serta penempatan lemarinya harus menempel pada lantai
Selain penyimpanan obat, pada gudang farmasi juga membahas standar
ruangan penyimpanan obat, alur distribusi obat, maupun perlakuan
terhadap obat yang sudah kadaluarsa.
Golongan obat yang terdapat di Apotek Meulaboh, antara lain :
1. Obat bebas

Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep
dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat, atau toko biasa. Contoh
obat bebas yang terdapat di Apotek Meulaboh, antara lain yaitu: Bioralit,
Dexanta, Neurobion, Paracetamol, Polysilane.

2. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang diberi batas pada setiap takaran dan
kemasan yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat
dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas dapat dibeli tanpa
resep dokter. Contoh golongan obat bebas terbatas di apotek Meulaboh
antara lain: Antimo, Betadine, Forte, Ibuprofen, dan Zenirex. Berikut
tanda peringatan pada kemasan obat bebas terbatas :
3. Obat keras

Obat keras adalah obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya


harus menggunakan resep dokter. Beberapa golongan obat keras yang
terdapat di Apotek Meuolaboh, antara lain: Amoxicillin, Captopril,
Metvormin, dan Simvastatin.
4. Obat Narkotika dan Psikotropika

Beberapa golongan obat narkotika dan psikotropika yang terdapat di


Apotek Meuolaboh, antara lain: Zypraz, Codein.

Penyimpanan obat dapat dilakukan dengan beberapa metode,


diantaranya, yaitu:
1. Berdasarkan abjad
Penyimpanan obat berdasarkan abjad bertujuan untuk mempermudah
pengambilan obat, tetapi juga harus sesuai dengan bentuk sediaan obat.
2. Berdasarkan generik dan non generik
Penyimpanan obat juga bisa dilakukan dengan menggolongkan obat
generik dengan generik serta obat golongan non generik dengan non
generik. Hal ini memiiki tujuan yang sama, yaitu untuk mempermudah
pengambilan obat.
3. Berdasarkan kelas terapi obat
Obat juga dapat disimpan berdasarkan khasiat atau indikasi obat
tersebut, misalnya golongan antibiotika, golongan antihipertensi,
golongan anti diabet, golongan antikortikosteroid atau golongan
lainnya.
4. Berdasarkan bentuk sediaan
Agar terlihat lebih rapi, obat disusun berdasarkan bentuk sediaan,
metode penyimpanan ini juga banyak di temukan pada apotek apotek.
5. Berdasarkan stabilitas obat
Penyimpanan obat berdasarkan stabilitasnya dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti suhu, cahaya, ataupun kelembaban.

Di Apotek Meulaboh, obat disimpan dan disusun menggunakan


metode berdasarkan bentuk sediaan dan bentuk abjad, sehingga sangat
terlihat rapi di lemari penyimpanan dan juga mudah dalam pengambilan
obat yang diperlukan.
Alur pemesanan obat di Apotek Meulaboh adalah:
a. Pengecekan Stok Obat di Apotek
b. Penulisan Surat Pesanan (SP) oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA)
c. Surat Pesanan (SP) dikirimkan ke PBF oleh Distributor atau Sales)
d. Obat datang sesuai Surat Pesanan (SP)

Alur penerimaan obat di Apotek Meulaboh adalah :


a. Obat diterima dari PBF beserta faktur.
b. Pengecekan antara pesanan (Surat Pesanan) dengan obat yang dating.
c. Pengecekan Expire Date, jumlah, jenis, dan kondisi fisik obat yang
dating.
d. Menuliskan di kartu stok.

Selanjutnya perlakuan terhadap obat yang sudah kadaluarsa (Expire


Date) di Apotek Meulaboh :
a. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mendata jenis obat yang
sudah kadaluarsa.
b. APA mendata no BETS obat tersebut.
c. Melaporkan kepada PBF untuk dimusnahkan.

Obat kadaluarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan obat. Pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak yang

2
mengandung psikotropika atau narkotika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Sedangkan
pemusnahan obat kadaluarsa atau rusak selain Psikotropika dan Narkotika
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki Surat Izin Praktek
atau Surat Izin Kerja. Pemusnahan obat yang kadaluarsa atau rusak
tersebut dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan.
Selanjutnya Daftar Obat Wajib Apotek (DOWA) dan Daftar Obat Essensial
Nasional yang terdapat di Apotek Meulaboh :
1. Daftar Obat Wajib Apotek
Daftar Obat Wajib Apotek adalah Daftar Obat Keras yang boleh
diserahkan Apoteker tanpa resep dokter. Persayaratan yang harus
dilakukan dalam penyerahan Obat Wajib Apotek adalah sebagai
berikut:
a. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data
pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita
b. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh
diberikan kepada pasien
c. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar, mencakup:
indikasi, kontraindikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan, dan
efek samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang
disarankan bila efek yang tidak dikehendaki tersebut timbul.
Tujuan Obat Wajib Apotek adalah memperluas keterjangkauan obat
untuk masyarakat, sehingga obat obat yang tergolong dalam Obat Wajib
Apotek (OWA) adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit
yang diderita pasien.
Selanjutnya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), Obat Esensial
adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan Kesehatan.
Sedangkan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang
berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit
pelayanan Kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN merupakan
standar nasional minimal untuk pelayanan Kesehatan.

Tujuan Penerapan Daftar Obat Esensial Nasional, antara lain :

2
1. Meningkatkan ketepatan, keamanan, dan kerasionalan penggunaan
obat.
2. Memperluas, meratakan, dan meningkatkan mutu pelayanan
Kesehatan

Contoh beberapa jenis obat yang termasuk dalam Daftar Obat Esensial

Nasional adalah :

∙ Analgesik narkotik (fentanyl, kodein, morfin, petidin, sufentanil)

∙ Analgesik non Narkotik (ibuprofen, ketoprofen, natrium diklofenak,


paracetamol)
∙ Antipirai (alopurinol, kolkisin)

∙ Anestetik local (bupivakain, bupivakain heavy, etil klorida, lidokain)

∙ Anestetik umum dan Oksigen (halotan, isoflurane, ketamin, nitrogen


oksida, oksigen, propofol, thiopental)
∙ Antialergi (deksametason, difenhidramin, epinefrin,
klorfeniramin, loratadine, setrizin).

Pelayanan Informasi Obat (PIO) setiap hari kepada pasien yang datang ke
apotek.
Tujuan Pelayanan Informasi Obat, antara lain:
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien atau tenaga
kesehatan di lingkungan rumah sakit
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat atau sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai
c. Meningkatkan profesionalisme apoteker

d. Menunjang penggunaan obat yang rasional

2
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat, meliputi :
∙ Menjawab pertanyaan.
∙ Menerbitkan bulletin, leaflet, poster, atau newsletter.
∙ Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan
tenaga kesehatan lainnya.
∙ Melakukan penelitian.
1.5. Hari Kelima (Pendalaman Ilmu Kefarmasian)
Pada hari kelima, saya membahas mengenai pelayanan kefarmasian di
apotek, kedudukan kefarmasian di apotek, pemusnahan resep, melihat
contoh surat pemesanan obat, contoh surat pemesanan narkotika dan
psikotropika, contoh kartu stok, contoh kwitansi resep, contoh etiket,
contoh bungkus obat, serta mendokumentasikan lemari obat maupun
bangunan apotek.

Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan


bertanggung jawab pada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.

Pelayanan kefarmasian di apotek meliputi pengelolaan sediaan farmasi,


alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
a. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai: Perencanaan, Pengadaan, Penerimaan, Penyimpanan,
Pemusnahan, Pengendalian, Pencatatan dan Pelaporan.
b. Pelayanan farmasiklinik:
∙Pengkajian resep
(Skrinning R/)
∙Dispensing (penyiapan,
peracikan, pengemasan,
sesuai permintaan resep
∙Pelayanan Informasi Obat (PIO)
∙Konseling
c. Pelayanan kefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)

2
∙ Pemantauan terapi obat
∙ Monitoring efek samping obat

Standar pelayanan kefarmasian di Apotek bertujuan untuk:


1. Sebagai standar praktik Farmasis dalam menjalankan profesi

2. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak proffesional

3. Melindungi profesi dalam menjalankan praktik kefarmasian

Selanjutnya pemusnahan resep, resep yang telah disimpan melebihi


jangka waktu lima tahun dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan
oleh Apoteker dan disaksikan oleh sekurang kurangnya petugas lain di
apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan yang selanjutnya dilaporkan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.

2
BAB II
ISI
2.1. Kegaiatan Hari Pertama

Pada hari pertama di Apotek Meulaboh pada tanggal 24 Januari


2022, saya berusaha mengenali struktur dari apotek tersebut. Berawal dari
mewawancarai bapak dr. Ilum Anam, Sp.PD. Ka. Geh sebagai Pemilik
Sarana Apotek (PSA) di Apotek Meulaboh yang dimulai dengan
menanyakan sejarah berdirinya apotek Meulaboh. Kemudian, saya
dikenalkan dengan apoteker yang menanggulangi apotek Meulaboh
tersebut adalah bapak Apt. Anshar, S. Farm. Selanjutnya, saya juga
menanyakan struktur kepengurusan dari Apotek Meulaboh. Setelah
dijelaskan, Apotek Meulaboh memiliki, Asisten Apoteker, ataupun staff
yang membantu Ibu Anshar di Apotek. Selanjutnya, APA menjelaskan
identitas apotek dengan menunjukkan papan Izin Praktek Apoteker. Setelah
itu, saya juga melihat lihat fasilitas yang terdapat di Apotek Meulaboh,
mulai dari pintu masuk Apotek hingga tempat penyimpanan obat di Apotek
tersebut.

2.2. Kegiatan Hari Kedua

Pada hari kedua, yaitu bertepatan dengan tanggal 25 Januari 2022,


saya kembali menanyakan kepada APA dengan topik yang berbeda yaitu
Alur Peracikan Obat dan Pelayanan Obat. APA menjelaskan mulai dari
cara pengelolaan obat yang baik dan benar. APA mengungkapkan bahwa
salah satu cara mengelola obat yang baik dan benar adalah dengan
menyimpan obat pada suhu yang sesuai dengan jenis obat tersebut.

Selanjutnya APA juga menjelaskan mengenai salinan resep atau


copy resep. Copy resep dibuat oleh APA apabila pasien meminta untuk
melakukan pembelian kembali atau perpanjangan waktu pembelian obat.
Pembuatan copy resep juga harus memperhatikan syarat syarat yang ada,

2
seperti nama dan alamat apotek, nama APA dan Nomor SIA, tanda tangan
dan lainnya.

Setelah itu, apa juga berbicara mengenai cara pembentukan dosis


obat. Jika pasien membawa resep, APA hanya tinggal mengambil obat
sesuai dengan dosis yang diberikan dokter. Sedangkan jika pasien tidak
memiliki resep, APA berkonsultasi terlebih dahulu dengan pasien tentang
keluhannya selanjutnya pengambilan obat dimulai dari dosis terendah.

Pada magang ini saya diajarkan cara meracik obat yang baik dan
benar, obat racikan yang dibuat dalam bentuk kapsul.

Selanjutnya pada hari itu saya juga melihat jenis jenis obat yang
terdapat di Apotek Meulaboh, dari yang saya amati terdapat jenis obat
bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat narkotika serta psikotropika.
Selanjutnya obat tradisional yang bergolongan jamu,
fitofarmaka, ataupun Obat Herbal Terstandar (OHT).

Selanjutnya, saya diajarkan dan diberitahu mengenai obat fast


moving di apotek Meulaboh dan juga obat generic di Apotek Meulaboh.
Kemudian, diberitahukan tentang masing-masing dari kegunaan obat
tersebut.

2.3. Kegiatan Hari Ketiga

Pada hari ketiga tepatnya tanggal 26 Juli 2021, saya mengamati


gudang farmasi atau tempat penyimpanan obat. Disana saya mulai melihat
satu persatu jenis jenis obat yang di jual di Apotek Meulaboh karena pada
hari kedua belum seluruhnya saya amati.
Selanjutnya, saya memperhatikan tempat tempat penyimpanan obat.
Obat di Apotek Meulaboh ada yang disimpan didalam etalase obat seperti
obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras. Adapula yang disimpan
dalam rak obat seperti obat obat yang memiliki bentuk sediaan tablet.

2
Selain itu juga ada yang diletakkan di dalam lemari kaca yaitu obat yang
berbentuk sediaan salep dan krim. Selanjutnya juga ada fasilitas kukas
untuk menyimpan obat obat yang memerlukan suhu rendah. Selanjutnya,
obat narkotika dan psikotropika disimpan didalam lemari khusus.

Semua jenis obat obatan di apotek Meulaboh disimpan pada letak


seharusnya masing-masing dari obat tersebut. Seperti vaksin yang disimpan
dalam suhu 2-8 Celcius.
Selanjutnya, saya diberi penjelasan mengenai alur pendistribusian
obat. APA mengatakan bahwa dimuai dengan melakukan pengecekan stok
obat. Setelah itu menuliskannya ke dalam Surat Pesanan dan mengirimkan
kepada Pedagang Besar Farmasi melalui sales. Dan terakhir adalah
pengiriman obat.

Selanjutnya juga dijelaskan mengenai perlakuan terhadap obat yang


sudah kadaluarsa ataupun obat yang rusak. Langkah langkahnya yaitu obat
harus dimusnahkan sesuai jenis dan bentuk sediaan obat. Apabila obat yang
rusak atau sudah kadaluarsa berjenis Psikotropika dan Narkotika, Obat
dimusnahkan oleh APA yang disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
atau Kota. Sedangkan apabila obat yang rusak atau sudah kadaluarsa
berjenis selain Psikotropika dan Narkotika, pemusnahan obat dilakukan
oleh APA yang disaksikan oleh tenaga
kesehatan lain yang memiliki SIK selanjutnya melaporkan berita acara
pemusnahan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota. Selain itu juga
dapat dilakukan dengan cara membuat data jenis obat yang rusak dan sudah
kadaluarsa, selanjutnya daftarkan no bets obat tersebut, dan laporkan kepada
Pedagang Besar Farmasi (PBF).

2.4. Kegiatan Hari Keempat

Pada hari keempat tepatnya pada tanggal 27 Januari 2022, saya


menanyakan kepada APA apakah Kampanye Informasi Obat (KIO),
Visite, dan Pelayanan Informasi Obat terjalankan di Apotek Meulaboh.

2
APA menjelaskan yang terjalankan hanya PIO.

Karena masih kurangnya tenaga kefarmasian serta sarana maupun


prasarana yang masih kurang untuk memenuhi terjadinya KIO. Sedangkan
Pelayanan Informasi Obat (PIO) terlaksana setiap hari kepada pasien yang
datang ke apotek.

Visite atau kunjungan apoteker kepada pasien ke rumah sakit tidak


terjalankan, karena susahnya membagi waktu APA untuk di apotek dan
melaksanakan program-program. Dan apotek Meulaboh tersebut tidak
adanya rawat inap

2.5. Kegiatan Hari Kelima

Pada har.i terakhir magang tepatnya tanggal 28 Januari 2022, disini


saya hanya melakukan pendalaman ilmu kefarmasian. Artinya saya
menanyakan hal hal yang belum atau tidak saya pahami. Disini saya
menanyakan tentang pelayanan kefarmasian di apotek, kedudukan
kefarmasian di apotek, pemusnahan resep, melihat contoh surat
pemesanan obat, contoh surat pemesanan narkotika dan psikotropika,
contoh kartu stok, contoh kwitansi resep, contoh etiket, dan contoh
bungkus obat. Pelayanan kefarmasian di apotek sangatlah beragam
bentuknya, mulai dari konseling obat, peracikan obat, pengelolaan obat,
penyimpanan obat, pelayanan obat dan ain sebagainya.

Disini saya juga menanyakan tentang etiket. Etiket adalah identitas


suatu obat yang dicantumkan pada obat yang akan diserahkan dengan
tujuan untuk memberikan informasi tentang cara penggunaan obat yang
benar hingga tujuan pengobatan dapat tercapai. Pemilihan etiket juga
disesuaikan dengan penggunaan obat. Etiket berwarna biru digunakan
untuk obat luar, sedangkan etiket berwarna putih digunakan untuk obat
dalam.

Selanjutnya surat pesanan obat. Surat Pesanan (SP) obatterdiri dari

2
4 jenis, yaitu Surat Pesanan Obat Bebas dan obat obatan tertentu, Surat
Pesanan Obat Prekursor, Surat Pesanan Obat Narkotika, dan Surat Pesanan
Obat Psikotropika. Selanjutnya juga terdapat kartu stok. Kartu stok obat
adalah kartu yang berfungsi mencatat mutasi obat, berfungsi dalam
menyusun laporan, serta mengetahui pergerakan obat di Apotek.

2
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

∙ Pemilik Sarana Apotek (PSA) adalah bapak dr. Ilum Anam, Sp.PD.
Ka. Geh dan Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek
Meulaboh adalah Bapak Apt. Nelvi Anshar, S. Farm. Apotek
Meulaboh memiliki Asisten Apoteker (AA) yaitu Rizka Rahmah,
AMd. Farm.
∙ Pelayanan dan pengelolaan obat di Apotek Meulaboh sudah
dapat dikatakan baik
∙ Pelayanan obat di Apotek Meulaboh dapat berupa Pelayanan Obat
dengan

Resep dan Pelayanan Obat Tanpa Resep

∙ Salah satu cara pengelolaan obat di Apotek Meulaboh dengan


menyimpan obat sesuai suhu yang dibutuhkan jenis obat
∙ Penyimpanan obat di Apotek Meulaboh sudah benar, karena
penyimpanan masing-masing dari jenis obat diletakkan ditempat
yang seharusnya.
∙ Jenis jenis Obat yang dijual di Apotek Meulaboh, antara lain yaitu :
obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat narkotika dan
psikotropika, dan obat tradisional (golongan jamu, fitofarmaka,
ataupun Obat Herbal Terstandar)

∙ Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Apotek Meulaboh juga


terlaksana setiap hari dengan baik dan benar
∙ Visite tidak terlaksana oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA)
Apotek

Meulaboh

2
∙ Apotek Meulaboh juga melayani Salinan atau Copy Resep
∙ Etiket yang terdapat di Apotek Meulaboh adalah Etiket Putih untuk
obat dalam dan Etiket Biru untuk Obat Luar

∙ Bentuk sediaan obat yang dijual oleh Apotek Meulaboh, antara lain
yaitu

: Tablet, Kapsul, Syrup, Salep, Krim, Puyer, Suspensi, dan lain lain

3.2. Saran

● Sebaiknya Apotek Meulaboh memiliki Asisten Apoteker lebih dari satu


untuk membantu Apoteker Pengelola Apotek (APA) dalam menjalankan
tugasnya.
● Sebaiknya Apotek Meulaboh menciptakan adanya KIO dan
menjalankannya agar menjadi apotek yang lebih baik lagi.

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
.

Anda mungkin juga menyukai