Anda di halaman 1dari 3

INTEGRASI GINJAL DENGAN ORGAN LAIN DAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

TUBUH

 Integrasi ginjal dengan jantung


Jantung memompa darah segar beroksigen ke seluruh bagian tubuh untuk memastikan
setiap sel, organ, dan system di dalam tubuh dapat tetap berfungsi dengan baik.
Ginjal bekerja mengontrol tekanan darah, memproduksi hormone pembentuk sel
darah merah (eritropoietin), membersihkan darah, serta mengeluarkan produk limbah
dan kelebihan air dalam tubuh. Tanpa ginjal, darah akan terlalu banyak mengandung
limbah dan air. Tanpa jantung, ginjal tidak akan memiliki oksigen yang dibutuhkan
darah untuk melakukan banyak pekerjaan pentingnya.
Hubungan antara hipertensi dan ginjal
- Hipertensi menyebabkan kerusakan pada arteri, yang merupakan salah satu
komponen penting pada ginjal
- Kerusakan pada arteri nefron mengakibatkan darah tidak tersaring dengan baik
- Kerusakan pada ginjal mengakibatkan terganggunya pengaturan tekanan darah
 Integrasi ginjal dengan Hati
Ginjal dan hati sama-sama berfungsi mengolah darah,
- Hati bekerja untuk merombak darah, hasil dari perombakan darah tersebut berupa
empedu yang akan disalurkan menuju ginjal yang selanjutnya dibuang bersama
urin
- ginjal bekerja untuk menyaring darah dan membuang hasil penyaringan darah
tersebut.
- Hubungan antara fungsi hati dan ginjal apabila salah satunya mengalami
gangguan akan memberikan efek ke organ lainnya.
- Salah satunya adalah fungsi dalam menjaga peredaran darah yang masing-masing
dimiliki oleh kedua organ ini. Sindrom Hepatorenal yang biasa disebut untuk
mendeskripsikan sekumpulan gejala yang disebabkan gangguan pada kedua organ
yang saling berhubungan ini.

Ketika volume darah yang beredar tidak normal dan sel-sel tubuh kurang mendapat
pasokan darah, maka tubuh akan menerima sinyal bahwa volume darah dalam tubuh
turun dan mencoba untuk meningkatkan volumenya. Salah satu cara untuk
meningkatkan volume adalah dengan vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah
pada ginjal untuk mempertahankan darah supaya tidak disaring dan dikeluarkan
menjadi urin dan mempertahankan kadar garam yang dapat meningkatkan tekanan
darah.

 Integrasi ginjal dengan Kulit


- Suhu Lingkungan atau Suhu Tubuh yang Meningkat
- Suhu Lingkungan atau Suhu Tubuh yang Menurun
 Integrasi ginjal dengan Tulang
- Gangguan mineral dan tulang pada penyakit ginjal kronis, atau disebut juga
Chronic Kidney Disease-Mineral and Bone Disorder (CKD-MBD) terjadi ketika
ginjal gagal untuk mempertahankan tingkat kalsium dan fosfor yang tepat dalam
darah, menyebabkan kadar hormon tulang yang abnormal.
- Kondisi ini memperlambat pertumbuhan tulang dan menyebabkan cacat. Salah
satu kelainan tersebut terjadi ketika kaki menekuk ke arah satu sama lain atau
berlawanan satu sama lain; deformitas ini disebut sebagai “rakhitis ginjal.”
- Terganggunya fungsi ginjal mempengaruhi produksi vitamin D3. Hal ini
berdampak pula terhadap proses absorbsi kalsium dari makanan.
- Pada tingkat absorbsi tidak normal, lambat laun terjadi pengkeroposan tulang.
- 98% kalsium tubuh disimpan di dalam tulang. Kalsium bersifat dinamis, proses
pembongkaranya terus-menerus terjadi.
- Gejala yang dialami penderita ini yaitu, lemah saat berjalan, nyeri pinggang dan
sering nyeri pada sendi-sendi tulang. Seiring menurunnya kadar kalsium di tulang,
penderita mulai merasa pegal-pegal dan cepat lelah

 Keseimbangan elektrolit tubuh


Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar :
- Cairan Intraseluler
- Cairan Ekstraseluler

Fungsi cairan tubuh :


- pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, vitamin dan mineral
- pembawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh
- mengeluarkan produk samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO2)
dan juga senyawa nitrat
- pelembab jaringan-jaringan tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ
dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah dan
konsentrasi zat terlarut

Elektrolit Utama Tubuh Manusia :

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Sementara zat non elektrolit adalah zat terlarut yang
tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik. Elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), kalsium(Ca2+), magnesium (Mg2+), klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-),
fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-), sedangkan zat non elektrolit seperti protein, urea, glukosa,
oksigen, karbondioksida dan asam-asam organik

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh :


- fase 1 : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
- Fase 2 : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
- Fase 3 : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel.

Metode perpindahan cairan dan elektrolit tubuh :

- Difusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui


larutan atau gas
- Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan
konsentrasi.Difusi air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang
rendah ke daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang tinggi.
- Konsentrasi dan muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif
berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi dalam bentuk
adenosin trifosfat (ATP).Salah satu contonya adalah transportasi pompa kalium
dan natrium.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel
dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel
dengan mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan ini
dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk
mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit :

- Umur
- Iklim
- Diet
- Stress
- Kondisi sakit

Anda mungkin juga menyukai