Anda di halaman 1dari 21

PRAKTIKUM Tim dosen pengampu praktikum

FARMAKOLOGI 2 Farmakologi 2 Program Studi


Farmasi FMIPA Unpak, 2020
EKSKRESI
I. DASAR TEORI
I. DASAR TEORI
Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan
menjadi :
1. Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)
2. Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan
urine)
3. Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan
hormon)
EKSKRESI
Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk
metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.
Obat atau metabolit polar diekskresi lebih cepat daripada obat larut lemak.
Ekskresi merupakan tahap akhir proses eliminasi obat dan metabolitnya
dikeluarkan dari tubuh
Melalui organ ekskretori, yaitu:
1. Renal / Ginjal
merupakan organ ekskresi yang terpenting. Hampir semua obat ekskresi
melalui ginjal
2. Non Renal : Paru-paru, Kelenjar keringat, Kelenjar saliva, Kelenjar
empedu, Kelenjar air susu.
FUNGSI GINJAL
1. Menyaring darah sehingga menghasilkan urine
2. Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam urat)
3. Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar gula)
4. Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler
5. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa
EKSKRESI MELALUI GINJAL
Ekskresi di ginjal merupakan resultante dari 3 proses:
1. Filtrasi di Glomerulus
2. Sekresi aktif di Tubuli Proksimal
3. Reabsorbsi pasif di Tubuli Proksimal dan Distal
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI EKSKRESI
OBAT DI GINJAL
1. Fungsi ginjal  mempengaruhi eliminasi obat yg di ekskresikan tidak
berubah melalui ginjal.
Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal shg
dosis perlu diturunkan atau interval pemberian diperpanjang.
2. Afinitas ikatan obat-protein plasma.
Glomerulus  merupakan jaringan kapiler dapat melewatkan semua zat
yang lebih kecil dr albumin mll celah antarsel endotelnya, shg semua obat
yang tidak terikat protein plasma mengalami filtrasi di glomerulus.
3. Sistem transport asam dan basa organic.
Di tubuli proksimal :
asam organic (penisilin, probenesid, salisilat, konyugat glukuronid, dan
asam urat) disekresi aktif melalui system transport untuk asam organic
Basa organic (neostigmine, kolin, histamin) disekresi aktif melalui
system transport untuk basa organic
Kedua system transport tersebut relative tidak selektif shg terjadi
kompetisi antar-asam organic dan antar-basa organic dalam system
transport masing-masing  system transport dapat berlangsung dua arah,
artinya terjadi sekresi dan reabsorbsi.
CONTOH LAIN OBAT-OBAT YANG MENGALAMI
SEKRESI TUBULER

ASAM BASA
Ampisilin Dihidrokodein
Asam etakrinat Hexametonium
Asetazolamida Kuinin
Diuretika (Hg, tiazida) Mekamilamin
Fenil butazon Morfin
Indometasin Neostigmin
Kloksasilin prokain
probenesid
Sefaloridin
salisilat
4. pH pada lumen Tubulus proksimal dan Distal.
di tubuli proksimal dan distal tjd reabsorbsi pasif untuk obat bentuk non-
ion. o.k.i untuk obat-obat berupa elektrolit lemah proses reabsorbsi
bergantung pd pH lumen tubuli yang menentukan derajat ionisasinya.
Bila urin lebih basa, asam lemah terionisasi lebih banyak shg
reabsorbsinya berkurang, akibatnya ekskresinya meningkat.
Bila urin lebih asam, asam lemah terionisasi lebih sedikit shg
reabsorbsinya bertambah, akibatnya ekskresi asam lemah menurun.
Tubulus proksimal : tempat reabsorbsi urin primer (yg menyerap glukosa,
garam, air dan asam amino)  menghasilkan urin sekunder.
Tubulus distal : tempat melepaskan kembali zat-zat yg tdk berguna atau
berlebihan ke dalam urin sekunder  hasil dr tubulus distal merupakan urin
yg sesungguhnya.
Lengkung Henle : penghubung antara tubulus proksimal dgn tubulus distal
 menghasilkan urin sesungguhnya.
Derajat reabsorbsi dipengaruhi oleh:
1. Sifat fisikokimiawi obat : ukuran molekul, kelarutan obat dalam lipid.
2. Faktor fisiologik (kecepatan aliran urin)
3. Obat basa : semakin rendah pH urin, ekskresi semakin cepat
Obat asam : semakin tinggi pH urin, ekskresi semakin cepat

Obat polar (larut air) tanpa reabsorbsi, mengalami filtrasi glomerulus


ginjal
Obat non-polar (larut lemak), mudah direabsorbsi oleh tubuli ginjal,
melewati membrane sel, kembali ke sirkulasi darah
CONTOH OBAT YANG EKSKRESINYA
LEWAT GINJAL DIPENGARUHI PH URIN :

Ekskresi lebih cepat dalam urin


ASAM BASA
Amfetamin Asam amino
Klorokuin Barbiturat
Kodein Asam nalidiksat
Imipramin Nitrofurantoin
Mepakrin BASA Fenilbutazon ASAM
Morfin Probenesid
Nikotin Asam salisilat
Prokain Sulfonamida
kuinin
OBAT-OBAT YG MENYEBABKAN
PERUBAHAN PH URIN
Menyebabkan urin terekskresi
ASAM BASA
Amonium klorida Antasida
Arginin HCl Kalsium karbonat
Asam askorbat (Vit.C) Diuretika (Hg, tiazida)
Aspirin Natrium karbonat
Dimerkaprol Natrium glutamat
Lisin HCl
Fenformin HCl
Salisilat
DERAJAT KEASAMAN URIN
DIPENGARUHI OLEH
1. Obat

2. Makanan

3. Penyakit
EKSKRESI MELALUI EMPEDU
Dalam proses ekskresi lewat empedu
ada 3 sistem transport, yaitu untuk :
• obat yang bersifat asam organic Faktor penentu kecepatan ekskresi
(termasuk glukuronid) adalah ukuran molekul obat ber BM
• obat yang bersifat basa organic > 350 diekskresi secara intensif.
• molekul tak terionkan (zat netral)

Metabolit obat yang terbentuk di


Contoh obat yang mengalami hati, diekskresi ke dalam usus
ekskresi melalui empedu : melalui empedu, kemudian dibuang
Ampisilin, Rifampisin, Kolkhisin, melalui feses, tetapi lebih sering
Sulindak, Indometasin, Glikosida diserap kembali di saluran cerna dan
jantung dan sejumlah steroid. akhirnya diekskresi melalui ginjal
(sirkulasi enterohepatic).
EKSKRESI OBAT JUGA
TERJADI MELALUI
1.
Keringa
t
2. Liur, dapat digunakan sbg pengganti
darah untuk menentukan kadar obat tertentu
3.
Air
mata
4.
Air
susu,
5. Rambut, Rambut dapat digunakan
untuk menemukan logam toksik (mis:
arsen)
Click icon to add picture

Anda mungkin juga menyukai