Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

SEROLOGI IMUNOLOGI

OBJEK I

PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

OLEH

NAMA : RAHMAWATI ELDA

NIM : 1911012052

HARI/TANGGAL : SENIN / 26 OKTOBER 2020

SHIFT/KELOMPOK : 1/1

REKAN KERJA : 1. HAFIZHATUL AKRAMI 1911011018


2. ZHYA PERMATA INTANI 1911011037
3. HARI FERDIAN 1911013008
4. FINA FARDANI 1911013039

LABORATORIUM SEROLOGI IMUNOLOGI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

I. TUJUAN
A. Mengetahui cara pemisahan antigen dan antisera
B. Mengetahui cara mendapatkan serum plasma dari darah
C. Mengetahui prinsip utama dan cara pemisahan antisera dan antigen

II. TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan jaringan cair yang meliputi kira – kira 8% dari


keseluruhan berat badan. Komposisinya terdiri atas dua yaitu plasma dan sel-sel
darah. Unsur-unsur padat atau sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit(sel
darah merah), leukosit(sel darah putih), dan trombosit(butir prmbekuan).[1]

Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan
atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya
terdiri dari sel darah Darah kita mengandung beberapa jenis sel yangterangkut
didalam cairan kuning yang disebut plasma darah. Plasma darah tersusun
atas90%air yang mengandung sari makanan, protein, hormon, dan endapan
kotoran selainsel-sel darah.[2]

Serum adalah bagian cair darah yang tidak mengandung sel-sel darah dan
faktor-faktor pembekuan darah. Protein-protein koagulasi lainnya dan protein
yang tidak terkait dengan hemostasis, tetap berada dalam serum dengan kadar
serupa dalam plasma. Apabila proses koagulasi berlangsung secara abnormal,
serum mungkin mengandung sisa fibrinogen dan produk pemecahan fibrinogen
atau protrombin yang belum di konevensi[3]

Secara spesifik imunogen adalah bahan yang dapat merangsang sel B atau
sel T atau keduanya. Antigen adalah bahan yang berinteraksi dengan produk
respons imun yang dirangsang oleh imunogen spesifik seperti antibody oleh TCR.
Antigen lengkap adalah antigen yang menginduksi baik respon imun maupun
bereaksi dengan produknya, yang disebut antigen inkomplit atau hapten, tidak
dapat dengan sendiri menginduksi respons imun, tetapi dapat bereaksi dengan
produknya seperti antibody. Hapten dapat dijadikan imunogen melalui ikatan
dengan molekul besar yang disebut molekul pembawa[4]

Antigen adalah molekul asing yang dapat meginduksi adanya respons


imun dan bereaksi secara spesifik dengan produk yang dibentuk dari induksi
respons imun yang terjadi. Defenisi lama dari antigen agak kurang tepat karena
yang dimaksud sebenarnya dalah immunogen. Defenisi antigen yang sebenarnya
adalah senyawa asing yang dapat memicu pembentukan senyawa antibody dan
bereaksi secara spesifik dengan antibody yang telah dipicu pembentukannya.
Antigen dan immunogen merupakan senyawa asing yang masuk ke dalam tubuh
dan keduanya akan di proses oleh siste pertahanan tubuh. Perbedaan utama dari
antigen dan imunogen terdapat pada respon imun yang terjadi dalam tubuh.
Imunogen yang masuk ke dalam tubuh akan memicu respon imun di dalam tubuh,
sedangkan antigen yang masuk dalam tubuh belum tentu memicu terjadinya
respon imun oleh tubuh[5]

Pengetahuan bahwa serum hewan yang diimunisasi mampu mengandung


molekul protein untuk mengikat secara khusus ke antigen menyebabkan
penyelidikan mendalam tentang karakteristik dan konsekuensi dari reaksi antigen-
antibodi. Pada tingkat morfologi, dua jenis reaksi didefinisikan:

 Jika antigen larut, reaksi dengan antibodi spesifik dalam kondisi


yang sesuai menghasilkan pengendapan agregat antigen-antibodi
yang besar[6]
 Jika antigen diekspresikan pada membran sel, sel akan
dihubungkan silang oleh antibodi dan membentuk gumpalan yang
terlihat (aglutinasi)[6]

Berdasarkan epitopnya, antigen dibedakan menjadi:

 Unideterminan, univalent : hanya satu jenis determinan/epitope


pada satu molekul[4]
 Unideterminan, multivalent : hanya satu jenis determinan tetapi
dua atau lebih determinan pada satu molekul[4]
 Multideterminan, univalent : banyak epitope yang bermacam –
macam tetapi hanya satu dari setiap macamnya[4]
 Multideterminan, multivalent : banyak macam determinan dan
banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat
molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi)[4]

Kemampuan antigen untuk dapat bereaksi dengan suatu antibody


dipengaruhi oleh struktur dari antigen yang masuk ke dalam tubuh. Berdasarkan
analisis dari struktur protein suatu antigen, diketahui ada beberapa factor yang
mempengaruhi struktur suatu antigen. Factor – factor yang menentukan struktur
dari suatu antigen antara lain urutan asam amino dlam rantai polipeptida penyusun
proteinnnya, pelipatan rantai polipeptida dalam membentuk struktur tiga dimensi
suatu protein, dan konfigurasi dari molekul protein punyusun suatu antigen.
Konfigurasi protein berperan dalam ppenyusunan senyawa sampingan yang khas
dengan ikatan disulfide. Senyawa sampingan yang terdapat dalam antigen akan
sangat mempengaruhi keantigenan suatu antigen[3]

Reagen antisera merupakan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan


golongan darah ABO. Diperoleh dari biakan supernatan secara in vitro yang
berasal dari hibridisasi immunoglobulin sel tikus, dan hasil pemeriksaanya akan
terbentuk aglutinasi. Misalnya pada golongan darah A ketika ditambahkan reagen
antisera A, reagen antisera B, dan reagen antisera AB, maka terjadi aglutinasi
pada darah yangdi tetesi reagen antisera B dan AB, sedangkan pada reagen
antisera AB tidak terbentuk aglutinasi. Dari segi reagen metode ini kurang
ekonomis, maka serum dapat dijadikan sebagai reagen pada pemeriksaan
golongan darah ABO[7]

Pemeriksaan golongan darah ABO dilakukan untuk menentukan jenis


golongan darah pada manusia. Penentuan golongan darah ABO pada umumnya
dengan menggunakan metode Slide. Metode ini didasarkan pada prinsip reaksi
antara aglutinogen (antigen) pada permukaan eritrosit dengan aglutinin yang
terdapat dalam serum/plasma yang membentuk aglutinasi atau gumpalan. Metode
slide merupakan salah satu metode yang sederhana, cepat dan mudah untuk
pemeriksaan golongan darah[8]

Pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen


dipermukaan membran sel darah merah dengan cara mereaksikan darah manusia
dengan antisera A dan antisera B[9]
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
a.Jarum suntik 5 ml
b. Tabung reaksi 10 ml
c.Rak tabung reaksi
d. Tabung sentrifus
e.Sentrifus
f. Pipet tetes
B. Bahan
a.Golongan darah A,B,O,AB
b. Larutan NaCl fisiologi
c.Kalsium klorida (CaCl2)
d. Natrium azida

IV. PROSEDUR KERJA


A. Pemisahan plasma
1. Ambil darah 5ml, masukkan dalam tabung sentrifus.
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit.
3. Ambil plasma, dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera
golongan darah).
B. Pemurnian eritrosit (antigen)
1. Eritrosit pada tabung sentrifus ditambah dingan larutan
NaCl fisiologi sama banyak, aduk dengan cara memutar mutarkan
tabung sentrifus pada kedua telapak tangan.
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit.
3. Buang supernatannya, lalu ditambah lagi dengan larutan
NaCl fisiologi, sama banyak, aduk dengan cara memutar mutarkan
tabung sentrifus pada kedua telapak tangan.
4. Sentrifugasi 2000 rpm lagi selama 10 menit.
5. Lakukan prosedur ini sampai 3 kali, sehingga diperoleh
eritrosit bersih.(kadar eritrosit ini dianggap 100 %).
C. Pemurnian plasma ( antisera)
1. Cairan plasma ditambahkan dengan krital kalsium klorida
sebanyak 1mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan selama 10 menit.
2. Saring, dengan kapas, lalu tambahkan lagi kalsium klorida
sebanyak 1mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan selama 10 menit.
3. Lakukan pula pengerjaan ini sebanyak 3 kali.
4. Kemudia ditambahkan dengan krital ammonium oksalat
sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah, aduk, biarkan selama 10 menit,
kemudian disaring.
5. Pengerjaan ini sebanyak 3 kali.
6. Ditambahkan natrium azida sebanyak 1 mg untuk 1 ml
darah,
7. Antisera siap untuk digunakan.
V. HASIL & PEMBAHASAN
A. HASIL
Setelah disentrifuse, didapatkan darah yang tersuspense terdapat
tiga layer
 Bawah: Merah pekat merupakan eritrosit
 Tengah: berupa tombosit dan leukosit, dengan lapisan atas
adalah trombosit
 Atas: kuning-bening, merupkan plasma
B. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini akan akan melakukan pemisahan antigen(sel


darah) dengan antisera(plasama darah tanpa protein fibrinogen). Sampel yang
digunakan adalah 10 cc darah manusia. Pada dasarnya semua komponen darah
merupakan antigen bagi individu lainnya baik itu eritrosit, lekosit maupun
trombositnya.

Pemisahan dapat dilakukan dengan berbagai cara

1. Cara konvensinal, yaitu dengan cara mendiamkannya sampai


terbentuk layer layer pada darah, namun cara ini memakan waktu
yang cukup lama
2. Sentrifuse, yaitu dengan menggunakan alat. Prinsipnya adalah
memusingkan darah, sehingga molekul yang BM nya kebih besar
berada di dasar. Sentrifuse dilakukan dengan 2 cara berdasarkan
suhunya:
a. Suhu normal untuk mendapatkan eritrosit
b. Suhu dingin untuk mendapatkan trombosit. Digunakan
suhu dingin agar layer yang tengah dimana posisi trombosit
lebih lebar dan bisa di pipet.

Pada pengambilan darah harus, dilakukan oleh orang yang memiliki


sertisifikasi seperti dokter ataupun perawat dengan izin dokter atau tanggungan
dokter. Pada saat akan sentrifuse atau sebelum dilakukan sentrifuse, tambahkan
anti koangulan dulu bisa warfarin atau heparin ke dalam darah, kemudian
diamkan selama 30 menit, setelah itu baru sentrifuse dengan kecepatan 2000
Rpm. Kemudian akan terbentuk tiga lapisan, dimana bagian atas ada plasma yang
terdapat protein fibrin, dan bagian bawah merupakan sel sel darah, paling banyak
eritrosit sedangkan bagian tengah terdapat leukosit dan trombosit.
Hal lainnya yang harus di perhatikan adalah pada saat penggunaan alat
sentrifuse, dimana alatnya harus berada dalam keadaan yang seimbang yaitu diisi
dengan seimbang bagian kanan kiri, atas bawah. Kemudian berat/ jumlah isi dari
tabung yang sama banyak, jika tidak berimbang dapat diimbangi pada sisi
berlawanan dengan penambahan aquades. Kemudian botol sentrifuse juga tidak
boleh diisi melebihi kapasitas, seperti botol 10 ml diisi penuh hingga 13 ml.
kemudian saat sentrifuse, botol dalam keadaan tertutup.

Setelah disentrifuse, terbentuk layer – layer darah, kemudian ditarik keluar


atau dipipet sehingga terpisah. Proses ini dilakukan sebanyak tiga kali agar semua
eritrosit dan plasma dapat terpisah 100%. Sehingga hasilnya murni.

Kemudian dilanjutkan pada penanganan masing-masing, yaitu eritrosit dan


plasma. Untuk eritrosit dilakukan pencucian dengan penambahan NaCl2 fisiologis
dengan perbandingan sama banyak dengan darah, kemudian di sentrifuse 2000
rpm selama 10 menit, kemudian dibuang bagian surfaktannya. Proses ini
dilakukan sebanyak tiga kali agar eritrosit benar benar murni.

Kemudian penanganan plasma dilakukan defibrogenasi untuk


menghilangkan protein fibrinogen dan menghasilkan antisera. Namun jika tidak
digunakan untuk manusia, atau diinjeksikan kepada manusia kembali dapat
dilakukan dengan penambahan CaCl2 dengan perbandingan sama, kemudian
disentrifuse dan diamkan selama 10 menit, kemudian saring dengan kapas. Proses
ini diulangi sebanyak tiga kali, kemudian ditambahkan ammonium oksalat
dengan perbandingan 1:1 kemudian sentrifuse kembali dan saring, juga lakukan
tiga kali. Pada tahap akhir di tambahkan natrium azida dengan perbandingan 1:1
sehingga antisera siap digunakan. Antisera ini tidak dapat digunakan untuk
transfuse karena mengandung CaCl2 dan Natrium Azida yang beracun bagi tubuh.
Sedangkan untuk keperluan medis digunakan cara filtrasi atau pasteurisasi(tidak
disarankan, karena dapat merusak protein darah).
VI. KESIMPULAN & SARAN
A. KESIMPULAN
1. Sampel yang digunakan adalah darah yang masih dalam
masa simpan
2. Pemisahan dapat dillakukan secara konvensional dan
sentrifuse
3. Pemisahan secara sentrifuse bisa dilakukan dalam suhu
dingin atau normal
4. Suhu normal untuk pengambilan eritrosit dan suhu dingin
pengambilan trombosit
5. Antisera dengan penambahan CaCl2 tidak digunakan untuk
keperluan medis
6. Masing-masing proses pembersihan dilakukan tiga kali agar
hasil lebih murni.
7. Penambahan pembersih atau zat lain selalu dengan
perbandingan 1:1

B. SARAN
1. Darah diambil oleh orang yang disertifikasi atau dari PMI
2. Gunakan pakaian standar laboratorium(handscoon,
jaslab,dsb)
3. Hindari kontak langsung dengan darah / bersentuhan
langsung
4. Gunakan tabung sentrifuse yang sesuai atau tidak melebihi
kapasitas
5. Pada saat sentrifuse usahan posisi dari tabung seimbang
baik posis maupun isinya
6. Ketika mengaduk sampel, tidak diaduk kuat, tetapi
posisikan di antara dua telapak tangan, untuk menghindari
hemolysis
7. Gunakan antikoangulan sebelum di sentrifuse
8. Lakukan sesuai prosedur yang benar
DAFTAR PUSTAKA

[1] Syarifuddin. Imunologi Dasar Prinsip Dasar Sistem Kekebalan


Tubuh. Jakarta: Cendikia Publisher.2019
[2] Roosita S, subandriyo VU, ekayanti KR, & Nurdin NM.
fisiologi manusia. Bogor; IPB Press. 2016.
[3] Baratawidjaja KN, Rengganis I. Imunologi Dasar Ed.X. Jakarta
: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2012
[4] Anita O, Nida DS. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO
Metode Slide dengan Reagen Serum Golongan Darah A, B, O.
Jurnal Teknologi Labor. 2016;10(2). 49-54.
[5] Pearce C, Evelyn.. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Jakarta:Gramedia.1999
[6] Virella,Gabriel. Medical immunology.ed 6th . Medical
University of South Carolina Charleston, South Carolina,
U.S.A.2007
[7] Sacher, R. A. and McPherson, R. A. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11. Alih Bahasa: H.
Hartanto. Jakarta: EGC. 2012
[8] Sasmita,Chandra. (2008). Pengenalan Golongan Darah. FT UI.
[9] Yuniar H. , Muhiddin R. &Arif, M.,. Perbedaan Golongan
Darah ABO di Anemia Hemolitik Autoimun. (Discrepancy of
Blood Group ABO in Auto Immune Haemolytic). Indonesian
Journal Of Clinical Pathologi and Medical Laboratory. 2014 ;
20(3)

Anda mungkin juga menyukai