TENTANG:
TRANSPORTASI ZAT MELINTASI
MEMBRAN SEL (DIFUSI AIR)
DOSEN PEMBIMBING:
DWI RINI KURNIA FITRI, M.Si
OLEH:
KELOMPOK 1
AFRITA WAHYUNI (1830106001)
AYUNI PUSPITA SARI (1830106009)
DELLA WIDYA FEBRY (1830106011)
HUSNAL FADILLAH (1830106022)
T. BIOLOGI 5A
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, sel merupakan organ yang sangat kompleks yang
menyusun tubuhorganisme. Tak dapat dipungkiri bahwa tubuh organisme yang
terdiri atas sel-sel yang menyusun tersebut secara sinergis selalu dikendalikan
teratur oleh sang Maha Pencipta.Setiap sel pada organisme terdiri dari beberapa
bagian yang tidak dapat dipisahkan satu samalain, artinya tetap saling untuk
mengorganisir antara sel yang satu dengan sel yang lainnya,terutama yang
sangat berpengaruh terhadap kontak masuk keluarnya zat (membran sel). Jadi
dalam proses ini sel melakukan salah satunya yaitu proses osmosis untuk
menjagakestabilannya. Untuk mengetahui bagaimana proses osmosis yang
dilakukan oleh selorganisme, maka akan saya bahas pada laporan ini.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan kepada suatu larutan
untuk mencegah mengalirnya molekul air dari suatu pelarut ke dalam larutan.
Peristiwa osmosis merupakan difusi air yaitu migrasi molekul air (dari
konsentrasi lebih rendah, yaitu pelarut) menuju suatu larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi. Suatu sel bisa mengalami kondisi hipertonik
ataupun hipotonik sehingga menghasilkan sel yang krenasi atau plasmolisis
karena adanya osmosis tadi (Tjahjadarmawan, 2013).
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan
konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor
(Faisal, 2010).
Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai
penghasil protein hewani, telur menjadi sarapan wajib bagi mereka yang bekerja
seharian terutama anak-anak usia pertumbuhan. Telur yang lazim dikonsumsi
oleh masyarakat merupakan telur yang dihasilkan dari kelompok aves atau
unggas. Telur dilindungi oleh cangkang yang keras dan padat.Bagian yang biasa
dikonsumsi dari telur adalah bagian dalam. Padahal cangkang telur pun bisa
diolah menjadi tepung yang bisa dikonsumsi.
Asam cuka atau asam asetat merupakan salah satu bahan pangan yang
memberikan rasa asam pada makanan. Asam asetat termasuk ke dalam golongan
asam lemah yang digunakan sebagai pelunak air dan pengatur keasaman dalam
industri makanan. Kita pasti pernah melihat iklan pasta gigi yang menayangkan
uji coba telur dan asam asetat atau asam cuka. Dalam iklan tersebut kita bisa
melihat telur yang direndam dengan asam cuka menjadi lembek dan cangkang
menjadi retak.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui
proses difusi air atau osmosis melewati membrane pada telur yang direndam
dengan cuka, gula, pewarna makanan dan pengaruhnya terhadap bentuk, berat dan
kekerasan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Lapisan kutikula
Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan
kulit telur. Lapisan ini melapisi pori-pori pada kulit telur, tetapi sifatnya
masih dapat dilalui gas sehingga keluarnya uap air dan gas CO2masih dapat
terjadi.
2. Lapisan busa
Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur. Lapisan ini
terdiri dari protein dan lapisan kapur yang terdiri dari kalsium karbonat,
kalsium fosfat, magnesium karbonat dan magnesium fosfat. R. 2005).
3. Lapisan mamilary
Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang terdiri dari lapisan
yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. Lapisan ini
sangat tipis dan terdiri dari anyaman protein dan mineral.
4. Lapisan membrana
Merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua lapisan
selaput yang menyelubungi seluruh isi telur. Tebalnya lebih kurang 65
mikron.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari pelaksanaan praktikum “Transportasi Zat
Melintasi Membran (Difusi Air) ini adalah sebagai berikut:
1. Sediakan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan
praktikum ini
2. Lakukan pelaksanaan Pra Praktikum dengan cara Ambilah satu butit telur ayam
kampung atau ayam ras lalu masukan kedalam gelas dan tuangkan satu botol
cuka makan ukuran kecil kedalam gelas yang berisi telur tadi dan biarkan
selama 24 jam
3. Setelah 24 jam lalu angkatlah telur tadi dan dokumentasikan hasilnya serta
catat perubahan yang terjadi pada telur tersebut baik dari segi bentuk, berat dan
kekerasannya
4. Lalukan praktikum dengan mencuci telur yang telah direndam dengan cuka dan
dimasukan kedalam gelas lalu dituangkan air tebu pekat kedalam gelas yang
berisi telur tadi dan biarkan selama 24 jam, lalu setelah 24 jam angakt telur dari
larutan pekat gula tebu catatlah perubahanya (bentuk, berat,dan kekerasan) dan
jangan lupa dokumentasikan
5. Setelah itu masukan telur tersebut kedalam gelas baru lalu masukan larutan
pewarna makanan jangan terlalu pekat dan biarkan juga selamat 24 jam, setah
24 jam amati perubahan telur tersebut baik dari segi bentuk, berat, dan
kekrasan.
6. Buatlah laporan dari hasil praktikum yang telah di dapatkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan Perendaman dengan Perendaman dengan
larutan gula tebu larutan pewarna
makanan
Berat Telur Bertambah Bertambah
Kekerasan Telur Lunak ketika ditekan Lunak ketika ditekan
Bentuk Telur Menggelubung Mengelubung
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan telur
ayam ras diamana pada pra pratikum telur di rendam dengan larutan cuka selama
24 jam . berdasarkan awal pengamatan telur di dalam cuka diamana setelah
larutan cuka dimasukkan ke dalam gelas yang berisi telur hingga telut tertutu atau
tenggelam, maka akan muncul gelembung-gelembung gas di sekitar cangkang
telur. Gelembung yang menyelimuti telur seolah mengikis permukaan kulit telur,
gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan hasil dari
reaksi asam cuka dan cangkang telur, gelembung itu merupakan gas
karbondioksida. Setelah direndam selama 24 jam cangkang telur yang keras
menjadi lunak dan warna cangkang tergelupas reaksi pengelupasan cangkang telur
yang dilakukan oleh asam cuka. Hal ini karena kulit telur mengandung kalsium
karbonat (CaCO3 ). Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium
karbonat bereaksi dengan air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut
sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan
terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda
dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur
dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam
cuka akan melembek.
Berdasarkan hasil pengamatan pra praktikum yang mana perubahan yang
tampak pada telur dapat dilihat dari segi luruhnya warna kulit cangkang sehingga
warna cangkang menjadi putih, bentuknya menjadi mengembung, beratnya
bertambah dan kulitnya menjadi lunak seperti balon yang di isi air hal ini
disebabkan oleh adanya reaksi antara kulit telur dan asam cuka yang mana asam
cuka mampu melunakan kulit telur dan membuat kulit telur menjadi membrane
menjadi selektif permeable.
Berdasarkan literatur Kulit telur mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ).
telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah
vitellusnya. Jika diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah
sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar ditentukan. Sesuai dengan
fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada
umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi
enam, misalnya sel-sel epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian
kayu sel-selnya berbentuk serabut (sklerenkim) dan bulat (kolenkim).
Asam asetat berasal dari kata Latin yaitu asetum, “vinegar”. Asam asetat
memiliki nama lain yaitu asam etanoat atau memiliki nama yang lebih populer
pada masyarakat kita yaitu asam cuka. Asam cuka memiliki senyawa kimia asam
organik yang merupakan deretan dari asam karboksilat yang sangat penting
didalam dunia perdagangan, industri, dan laboraturium. Asam Cuma ini dikenal
karena berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan aroma asam dalam makanan.
Asam cuka ini memiliki rumus CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam
asetat, asam etanoal atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Larutan asam asetat dalam air merupakan
sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting.
Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi
dengan air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa
adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka,
seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah
ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan
melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam cuka
akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka
memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari
kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya
dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang
telur (CaCO3) yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki
persamaan reaksi :
B. PRA PRAKTIKUM
1. SETEAH 24 JAM DIRENDAM PADA LARUTAN CUKA
HASIL