Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISOLOGI HEWAN

TENTANG:
TRANSPORTASI ZAT MELINTASI
MEMBRAN SEL (DIFUSI AIR)

DOSEN PEMBIMBING:
DWI RINI KURNIA FITRI, M.Si

OLEH:
KELOMPOK 1
AFRITA WAHYUNI (1830106001)
AYUNI PUSPITA SARI (1830106009)
DELLA WIDYA FEBRY (1830106011)
HUSNAL FADILLAH (1830106022)

T. BIOLOGI 5A

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR
BATUSANGKAR
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, sel merupakan organ yang sangat kompleks yang
menyusun tubuhorganisme. Tak dapat dipungkiri bahwa tubuh organisme yang
terdiri atas sel-sel yang menyusun tersebut secara sinergis selalu dikendalikan
teratur oleh sang Maha Pencipta.Setiap sel pada organisme terdiri dari beberapa
bagian yang tidak dapat dipisahkan satu samalain, artinya tetap saling untuk
mengorganisir antara sel yang satu dengan sel yang lainnya,terutama yang
sangat berpengaruh terhadap kontak masuk keluarnya zat (membran sel). Jadi
dalam proses ini sel melakukan salah satunya yaitu proses osmosis untuk
menjagakestabilannya. Untuk mengetahui bagaimana proses osmosis yang
dilakukan oleh selorganisme, maka akan saya bahas pada laporan ini.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan kepada suatu larutan
untuk mencegah mengalirnya molekul air dari suatu pelarut ke dalam larutan. 
Peristiwa osmosis merupakan difusi air yaitu migrasi molekul air (dari
konsentrasi lebih rendah, yaitu pelarut) menuju suatu larutan yang
konsentrasinya lebih tinggi.  Suatu sel bisa mengalami kondisi hipertonik
ataupun hipotonik sehingga menghasilkan sel yang krenasi atau plasmolisis
karena adanya osmosis tadi (Tjahjadarmawan, 2013).
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan
tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan
konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk
mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk
ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor
(Faisal, 2010).
Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Sebagai
penghasil protein hewani, telur menjadi sarapan wajib bagi mereka yang bekerja
seharian terutama anak-anak usia pertumbuhan. Telur yang lazim dikonsumsi
oleh masyarakat merupakan telur yang dihasilkan dari kelompok aves atau
unggas. Telur dilindungi oleh cangkang yang keras dan padat.Bagian yang biasa
dikonsumsi dari telur adalah bagian dalam. Padahal cangkang telur pun bisa
diolah menjadi tepung yang bisa dikonsumsi.
Asam cuka atau asam asetat merupakan salah satu bahan pangan yang
memberikan rasa asam pada makanan. Asam asetat termasuk ke dalam golongan
asam lemah yang digunakan sebagai pelunak air dan pengatur keasaman dalam
industri makanan. Kita pasti pernah melihat iklan pasta gigi yang menayangkan
uji coba telur dan asam asetat atau asam cuka. Dalam iklan tersebut kita bisa
melihat telur yang direndam dengan asam cuka menjadi lembek dan cangkang
menjadi retak.

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui
proses difusi air atau osmosis melewati membrane pada telur yang direndam
dengan cuka, gula, pewarna makanan dan pengaruhnya terhadap bentuk, berat dan
kekerasan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Lalu lintas yang melintasi Membran


 Membran biologis merupakan contoh sempurna dari struktur
supramolekul-banyakmolekul yang disusun ke dalam tingkat organisasi yang
lebih tinggi dengan sifat-sifat yang baru muncul melebihi sifat-sifat molekul
individunya. Kemampuanuntuk mengatur transport melintasi batas seluler, suatu
fungsi yang mendasar untukkeberadaan sel sebagai sistem terbuka. Model mosaik
fluida membantumenjelaskan bagaimana membran mengatur lalu-lintas molekul
sel.Suatu lalu lintas yang tunak dari molekul dan ion kecil bergerak
melintasimembran plasma dalam dua arah. Perhatikan pertukaran kimiawi antara
sel ototdan fluida ekstraseluler yang membasahinya, gula, asam amino, dan
nutrien lainmemasuki sel, dan produk limbah metabolisme meninggalkan sel. Sel
menyerapoksigen untuk respirasi seluler dan mengeluarkan karbondioksida
 Inti hidrofobik membran menghalangi transport ion dan molekul polar,
yangbersifat hidrofilik. Molekul hidrofibik, seperti hidrokarbon, karbondioksida,
danoksigen, dapat larut dalam membran dan melintasinya dengan mudah.
Molekulyang sangat kecil polar tetpi tidak bermuatan juga dapat lewat melalui
membrandengan cepat. Contoh-contohnya ialah air dan etanol, yang cukup kecil
untuk dapatlewat diantara lipid-lipid membran. Bilayer lipid tidak sangat
permeabel terhadapmolekul polar, tak bermuatan yang lebih besar, seperti glukosa
dan gula lain.Bilayer ini juga relatif tidak permeable terhadap semua ion,
sekalipun ion itu kecilseperti H+ dan Na+. Atom atau molekul bermuatan dan
lapisan airnya sulitmenembus lapisan hidrofobik membran. Akan tetapi, bilayer
lipid hanyalah salahsatu bagian cerita tentang permeabilitas selektif membran.
Protein yang ada didalam membran memainkan peran penting dalam pengaturan
transpor. ( Campbell.2002).
Membran plasma merupakan batas kehidupan, batas yang memisahkan sel
hidup dari sekelilingnya yang mati. Lapisan tipis yang luar biasanya ini tebalnya
kira-kira hanya 8 nm dibutuhkan lebih dari 8000 membran plasma mengontrol
lalu lintas ke dalam dan ke luar sel yang dikelilinginya. Seperti semua membran
biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif, yakni membran ini
memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengannya lebih mudah
dari pada substansi yang lainnya. Salah satu episode yang paling awal dalam
evolusi kehidupan mungkin berupa pembentukan membran yang membatasi suatu
larutan yang mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi
masih bisa melakukan penyerapan nutrien dan pembuangan produk limbahnya.
Kemampuan sel untuk membedakan pertukaran kimiawinya ini dengan
lingkungannya merupakan hal yang mendasar bagi kehidupan, dan membran
plasma inilah yang membuat keselektifan ini bisa terjadi.
Membran plasma juga dikenal dengan biomembran, adalah selaput tipis,
halus dan elastis yang menyelubungi permukaan sel hidup. Membran plasma
bersifat semipermeabel yang mampu melewatkan spesi tertentu dan menahan
spesi yang lain. Spesi yang memiliki ukuran lebih besar dari pori membran akan
tertahan dan spesi yang memiliki ukuran lebih kecil dari pori membran dapat
melewatinya. Dengan kata lain membran plasma memiliki sifat transpor yang
selektif (Sumardjo, 2009 : 296).
Sejumlah zat harus dimasukkan ke dalam sel dan sejumlah zat lainnya
harus dikeluarkan dari sel melalui membran plasma. Adanya perbedaan sifat
kimia penyusun membran plasma, menyebabkan membran plasma bersifat selektif
terhadap bahan-bahan yang akan masuk ke dalam dan ke luar sel. Membran
plasma permeabel terhadap air, gas-gas bermolekul kecil sperti oksigen, nitrogen
atau karbondioksida, dan molekul-molekul polar kecil yang tidak bermuatan
seperti urea dan etanol. Senyawa-senyawa tersebut mudah berdifusi melalui
bagian hidrofobik membran plasma sehingga bebas melewatinya. Membran
plasma impermeabel (tidak permeabel) terhadap zat-zat yang larut dalam air
seperti molekul-molekul polar yang besar dan tidak bermuatan, misalnya glukosa,
ion-ion K+, Mg++, Ca++, CL-, HCO3-, HPO4- dan molekul-molekul polar yang
bermuatan seperti asam amino, glukosa-6-fosfat dan adenosin trifosfat (ATP).
Hampir semua molekul yang larut dalam air, tetapi tidak larut dalam bagian
hidrofobik matrik membran plasma sehingga tidak dapat menembus membran
plasma (Sumardjo, 2009 : 300).
Lingkungan internal sel dijaga dengan hati-hati oleh permeabilitas selektif
membran sel. Banyak zat yang lewat menyebrangi membran sesuai dengan
gradient konsentrasinya. Dalam membran ada sejumlah mekanisme yang dapat
memulai atau mempercepat proses transportasi zat. Transpor disebut pasif jika
pergerakan molekul menyeberangi membran adalah sesuai gradien konsentrasi
tanpa menggunakan energi. Transpor disebut aktif jika alirannya melawan gradien
konsentrasi sehingga harus menggunakan energi. Sejumlah zat bukan lipid,
seperti Na+ dan K+ , kemungkinan melintasi membran melalui saluran-saluran
(channel) atau pori-pori khusus. Saluran-saluran tersebut bisa bersifat sementara
atau relatif permanen dan diduga memfasilitasi lalu-lintas molekul-molekul atau
ion ion tertentu berdasarkan diameter, muatan dan kemampuan zat kimia yang
berpindah untuk membentuk ikatan lemah dengan sejumlah komponen penyusun
saluran. Sejumlah komponen yang berada di dalam membran berfungsi sebagai
pembawa atau carrier. Dalam sistem transpor terfasilitasi, molekul-molekul
pembawa tersebut membentuk kompleks dengan molekul-molekul kecil atau ion-
ion banyak terdapat pada satu permukaan membran sel. Kompleks tersebut
kemudian bergerak sepanjang gradien konsentrasi menuju permukaan yang satu
lagi. Di permukaan itu lah molekul-molekul pembawa akan melepaskan molekul-
molekul yang akan diangkutnya. Dalam sistem transpor aktif, sistem pembawa
bisa berupa sejenis enzim yang mengalami perubahan konformasi ketika
bergabung dengan molekul penumpangnya dan kembali ke bentuk asalanya ketika
molekul yang menumpang itu sudah dilepaskan (Fried et all, 2005 : 44).
Zat-zat yang berukuran makromolekular umumnya tidak dapat melewati
membran. Akan tetapi, partikel-partikel besar dapat masuk ke dalam sel dalam
fenomena transpor besar-besaran yang disebut endositosis. Partikel-partikel besar
itu bisa berikatan dengan reseptor-reseptor khusus pada membran. Kompleks
membran parikel bertambah lebar dan kemudian melekuk ke dalam. Lekukan
kompleks itu lantas lepas dan membentuk vesikula di dalam sitoplasma. Dalam
eksositosis, zat-zat dibungkus dalam vesikula bermembran dan dibawa ke
permukaan membran. Terjadi fusi dengan permukaan membran, dan permukaan
vesikula pun pecah sehingga melepaskan zat-zat yang dibungkusnya ke bagian
luar zat (Friedet all, 2005 : 44).

B. Gerak Material Melintasi Membran Plasma


Mekanisme gerakan zat melintasi membran plasma merupakan peristiwa
pentinguntuk kehidupan sel. Misalnya zat tertentu harus masuk ke dalam sel
gunamendukung kehidupan sel. Membran plasma memperantarai gerakan zat-
zattersebut. Mekanisme gerakan dibedakan menjadi dua cara, yaitu proses pasif
danaktif. Proses pasif terjadi jika zat bergerak melintasi membran plasma
tanpabantuan dari sel. Gerakan ini searah dengan gradien konsentrasi zat. Proses
aktif,sel memerlukan energi (ATP) karena zat tersebut bergerak melawan
gradienkonsentrasi.Proses pasif lain dalam transpor zat melintasi membran adalah
osmosis. Padatanspor jenis ini, air bergerak melintasi membran selektif permeabel
dari daerahyang kadar airnya tinggi menuju ke daerah yang berkadar air rendah.
Molekul airmelalui saluran pada protein integral membran. (Trijalmo dan Arwin
Achmad.2002)
C. Penyerapan Aktif
Teori tentang pompa ion menganggap bahwa masuknya anion terjadi
karenamelewati pompa sitokrom dengan elektron yang berasal dai proses
dehidrogenasisebagai penukar. Di permukaan luar, elektron itu bergabung
kembali dengan H+dan O2 membentuk air. Sedangkan masuknya kation secara
pasif, hanya untukmengimbangkan anion yang masuk. ( Hasnunidah, 2011)
D. Osmosis
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air
berdifusimelewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem
osmosis,dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut
tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan
isotonik(dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua
larutanyang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran
sampaikedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik,
sebagianbesar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga
hanyasedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan
padalarutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak
terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati
membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto  molekul  air  adalah  dari 
larutan hipotonik ke hipertonik.Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam
Perubahan bentuk sel terjadi  jika  terdapat
pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volume
nya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang
sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan
kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika
sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan
banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas
tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan
hipertonik,maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil
dan dapatmenyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam
lingkungan yanghipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan
air, yaitu dalamproses osmoregulasi.
E. Transpor Aktif 
 Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari
bagianyang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel
harus dapatditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan
gradientekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami,
tapidapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian
dengankonsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih
encer.Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut
melaluimembran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi
yang lebihpekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan
sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat
terlarut, danbukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.Osmosis adalah suatu topik
yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapatmenjelaskan mengapa air
dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.Osmosis terbalik adalah sebuah
istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul
“solvent”(biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah
“solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran
“semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang
memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
“solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua
sisi membran.Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent
dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah
daerah“solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan
osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah
solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan
pendapatan“solvent” murni dari sisi satunya. Proses ini telah digunakan untuk
mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar,sejak awal 1970-an.

Faktor – faktor yang mempengaruhi osmosis


1.      Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat
lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2.      Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap
lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3.      Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas
permukaan membrsn yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4.      Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan
jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar
resapan memlaui satu membran yang nipis adalah lebih cepat.
5.      Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi
lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan yaitu:

1. Lapisan kutikula
Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan
kulit telur. Lapisan ini melapisi pori-pori pada kulit telur, tetapi sifatnya
masih dapat dilalui gas sehingga keluarnya uap air dan gas CO2masih dapat
terjadi.
2. Lapisan busa
Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur. Lapisan ini
terdiri dari protein dan lapisan kapur yang terdiri dari kalsium karbonat,
kalsium fosfat, magnesium karbonat dan magnesium fosfat. R. 2005).
3. Lapisan mamilary
Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang terdiri dari lapisan
yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. Lapisan ini
sangat tipis dan terdiri dari anyaman protein dan mineral.
4. Lapisan membrana
Merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua lapisan
selaput yang menyelubungi seluruh isi telur. Tebalnya lebih kurang 65
mikron.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun praktikum Fisiologi Hewan tentang “Transportasi Zat Melintasi
Membran (Difusi Air) ini dilaksanakan pada hari kamis, 8 oktober 2020 –
Minggu, 11 Oktober 2020 (3 hari). Bertempat di rumah praktikan sendiri tepatnya
di Jorong Pakan Akad, Nagari Sabu, Kecamatan Batipuh, Kanupaten Tanah Datar,
Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum ini yaitu
kamera, gelas, alat tulis, wadah air, sendok. Sedangkan bahan yang digunakan
dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu seperti; satu butir telur ayam ras atau ayam
kampong, air putih, satu botol kecil cuka makan, pewarna makanan, gula atau
larutan pekat gula tebu.

C. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja dari pelaksanaan praktikum “Transportasi Zat
Melintasi Membran (Difusi Air) ini adalah sebagai berikut:
1. Sediakan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan
praktikum ini
2. Lakukan pelaksanaan Pra Praktikum dengan cara Ambilah satu butit telur ayam
kampung atau ayam ras lalu masukan kedalam gelas dan tuangkan satu botol
cuka makan ukuran kecil kedalam gelas yang berisi telur tadi dan biarkan
selama 24 jam
3. Setelah 24 jam lalu angkatlah telur tadi dan dokumentasikan hasilnya serta
catat perubahan yang terjadi pada telur tersebut baik dari segi bentuk, berat dan
kekerasannya
4. Lalukan praktikum dengan mencuci telur yang telah direndam dengan cuka dan
dimasukan kedalam gelas lalu dituangkan air tebu pekat kedalam gelas yang
berisi telur tadi dan biarkan selama 24 jam, lalu setelah 24 jam angakt telur dari
larutan pekat gula tebu catatlah perubahanya (bentuk, berat,dan kekerasan) dan
jangan lupa dokumentasikan
5. Setelah itu masukan telur tersebut kedalam gelas baru lalu masukan larutan
pewarna makanan jangan terlalu pekat dan biarkan juga selamat 24 jam, setah
24 jam amati perubahan telur tersebut baik dari segi bentuk, berat, dan
kekrasan.
6. Buatlah laporan dari hasil praktikum yang telah di dapatkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pengamatan Perendaman dengan Perendaman dengan
larutan gula tebu larutan pewarna
makanan
Berat Telur Bertambah Bertambah
Kekerasan Telur Lunak ketika ditekan Lunak ketika ditekan
Bentuk Telur Menggelubung Mengelubung

B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan menggunakan telur
ayam ras diamana pada pra pratikum telur di rendam dengan larutan cuka selama
24 jam . berdasarkan awal pengamatan telur di dalam cuka diamana setelah
larutan cuka dimasukkan ke dalam gelas yang berisi telur hingga telut tertutu atau
tenggelam, maka akan muncul gelembung-gelembung gas di sekitar cangkang
telur. Gelembung yang menyelimuti telur seolah mengikis permukaan kulit telur,
gelembung gas yang muncul ketika reaksi berlangsung merupakan hasil dari
reaksi asam cuka dan cangkang telur, gelembung itu merupakan gas
karbondioksida. Setelah direndam selama 24 jam cangkang telur yang keras
menjadi lunak dan warna cangkang tergelupas reaksi pengelupasan cangkang telur
yang dilakukan oleh asam cuka. Hal ini karena kulit telur mengandung kalsium
karbonat (CaCO3 ). Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium
karbonat bereaksi dengan air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut
sehingga yang tersisa adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan
terhadap asam cuka, seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda
dan merubah ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur
dan melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam
cuka akan melembek.
Berdasarkan hasil pengamatan pra praktikum yang mana perubahan yang
tampak pada telur dapat dilihat dari segi luruhnya warna kulit cangkang sehingga
warna cangkang menjadi putih, bentuknya menjadi mengembung, beratnya
bertambah dan kulitnya menjadi lunak seperti balon yang di isi air hal ini
disebabkan oleh adanya reaksi antara kulit telur dan asam cuka yang mana asam
cuka mampu melunakan kulit telur dan membuat kulit telur menjadi membrane
menjadi selektif permeable.
Berdasarkan literatur Kulit telur mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ).
telur ayam atau telur burung adalah sebuah sel di mana yang disebut sel adalah
vitellusnya. Jika diperhatikan ini adalah ukuran sel yang sangat besar, itulah
sebabnya, ukuran rata-rata dari sel sangat sukar ditentukan. Sesuai dengan
fungsinya maka bentuk sel itu menunjukkan variasi yang bermacam-macam. Pada
umumnya bentuk sel pada tumbuhan adalah segi empat memanjang atau segi
enam, misalnya sel-sel epidermis, sel-sel parenkim. Di samping itu pada bagian
kayu sel-selnya berbentuk serabut (sklerenkim) dan bulat (kolenkim).
Asam asetat berasal dari kata Latin yaitu asetum, “vinegar”. Asam asetat
memiliki nama lain yaitu asam etanoat atau memiliki nama yang lebih populer
pada masyarakat kita yaitu asam cuka. Asam cuka memiliki senyawa kimia asam
organik yang merupakan deretan dari asam karboksilat yang sangat penting
didalam dunia perdagangan, industri, dan laboraturium. Asam Cuma ini dikenal
karena berfungsi sebagai pemberi rasa asam dan aroma asam dalam makanan.
Asam cuka ini memiliki rumus CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam
asetat, asam etanoal atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang
dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C2H4O2. Larutan asam asetat dalam air merupakan
sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting.
Saat cangkang telur direndam didalam air cuka, kalsium karbonat bereaksi
dengan air cuka membentuk garam kalsium karbonat larut sehingga yang tersisa
adalah protein pengikat yang elastis karena kulit telur rentan terhadap asam cuka,
seperti yang kita tahu jika asam dapat merusak suatu benda dan merubah
ketebalannya. Jadi asam cuka ini merombak kalsium dikulit telur dan
melunakkannya, sehingga bagian kulit telur yang cukup lama terkena asam cuka
akan melembek. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka
memiliki kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu
komponen utama penyusun kulit telur. Kulit telur sebagian besar terbuat dari
kalsium karbonat, dengan menggunakan asam maka kulit ini larut, tidak hanya
dengan asam cuka tetapi dengan HCL atau H2SO4 pun ini bisa terjadi. Cangkang
telur (CaCO3) yang bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) memiliki
persamaan reaksi :

CaCO3(s) + 2 CH3COOH(aq) ——> Ca(CH3COO)2(aq) + CO2(g) + H2O(l)

Cangkang telur yang bereaksi dengan asam asetat menimbulkan keretakan


pada cangkang telur dengan jangka waktu tertentu. Cepat atau lambatnya
pengelupasan sebenarnya tergantung pada kuat lemahnya suatu asam. CH3COOH
yang merupakan asam lemah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
mengelupasi kulit telur. Air cuka berpengaruh terhadap kelunakan serta
keringanan kulit telur. Semakin banyak air cuka yang diberikan pada kulit telur,
maka kulit telur tersebut akan cepat mengapung dan menjadi lunak, dan akhirnya
mengelupas. Karena cuka dikategorikan dalam zat-zat asam, berarti cuka memiliki
kemampuan untuk merusak beberapa zat seperti, kalsium yaitu komponen utama
penyusun kulit telur.

Setelah dilakukan perendaman selama 24 jam dengan larutan cuka, lalu


telur tersebut di cuci dengan air dan di dapatkan bahwa telur yang semulanya
keras menjadi lunak, beratnya bertambah karena cuka menembus dinding
cangkang, lalu telur tersebut dimasukan kedalam larutan gula yang pekat, dan
dilakukan perendaman selama 24 jam. Dimana gula yang direndam selama 24
menghasilkan perubahan yang tidak cukup jauh dari perlakuan cuka sebelumnya
Cuma beratnya yang bertamabha, kulitnya tetap seperti dimasukan kedalam cuka
yaitu lunak hal ini membuktikan bahwa sanya ada nya proses osmosis yang terjadi
pada pengamatan dengan gula ini yaitu telur tersebut menjadi lebih berat dimana
air yang ada di dalam telur masuk melalui membrane ke dalam telur sehingga
ukuran atau beratnya bertambahh.
LAMPIRAN

A. ALAT DAN BAHAN

B. PRA PRAKTIKUM
1. SETEAH 24 JAM DIRENDAM PADA LARUTAN CUKA

2. SETELAH 24 JAM DIRENDAM DALAM LARUTAN GULA TEBU


PEKAT
3. SETELAH 24 JAM DIRENDAM DALAM LARUTAN PEWARNA
MAKANAN

HASIL

Anda mungkin juga menyukai