Anda di halaman 1dari 13

HEMODIMAMIKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemodinamika atau tekanan darah adalah nilai tekanan darah pada berbagai macam
pembuluh darah tidak sama, tekana darag pada ateri lebih tinggi dari pada tekanan darah
pada vena.
Bunyi Korotkoff adalah bunyi bernada rendah yang berasal dari dalam pembuluh
darah yang berkaitan dengan turbulensi yang dihasilkan dengan menyumbat arteri secara
parsial dengan manset tekanan darah. Ada beberapa fase yang terjadi secara berurutan
ketika tekanan penyumbat turun. Fase pertama terjadi bila tekanan penyumbat turun
sampai tekanan darah sistolik. Suara mengetuknya jelas dan secara berangsur-angsur
intensitasnya meningkat ketika tekanan penyumbat turun. Fase kedua terjadi pada tekanan
kira-kira 10-15 mmhg dibawah fase pertama dan terdiri dari suara mengetuk yang diikuti
dengan bising.dimana bunyi bising ini adalah tanda auskultasi seperti meniup yang
dihasilkan oleh turbulensi di dalam aliran darah. Getaran ini dapat berasal dari dalam
jantung dan pembuluh darah sebagai akibat perubahan hemodinamik. Fase ketiga terjadi
bila tekanan penyumbat turun cukup banyak sehingga sejumlah besar volume darah dapat
mengalir melalui arteri yang tersumbat sebagian. Bunyinya serupa dengan bunyi fase
kedua kecuali hanya terdengar bunyi ketukan. Fase keempat terjadi bila intensitas suara
tiba-tiba melemah ketika tekanan mendekati tekanan darah diastolik. Fase kelima terjadi
bila bunyi sama sekali menghilang. Pembuluhan darah tidak tertekan lagi oleh manset
penyumbat. Sekarang tidak ada lagi aliran turbulensi.
Tinggi tekanan darah arteri pada orang dewasa sehat dalam kondisi istirahat dengan
posisi berbaring rata adalah 120mmHg untuk tekanan sistolik dan 70 mmHg untuk
tekanan diastolik. Tinggi tekanan darah ini bervariasi antara lain karena usia,jenis kelamin
dan posisi badan.
System kardiovaskular juga dipengaruhi oleh suhu. Vasokontriksi umum dapat
ditimbulkan secara reflex dengan memasukkan satu tangan di dalam air dingin.
Vasokontriksi menyeluruh akan menimbulkan peningkatan tekanan darah yang nilainya
dapat bervariasi. Menurut hine(1940) cit.Best and Taylor(1961) jika pada percobaan cold
pressure test tekanan darah diastole seseorang naik 20 mmHg atau lebih, maka ia termasuk
hipereaktor sedangkan kenaikan dibawah 10 mmHg termasuk hiporeaktor.

B. Tujuan
1. Mahasiswa memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri
2. Mahasiswa memahami pengaruh paparan gaya berat terhadap tekanan darah arteri
3. Mahasiswa mampu memahami respon fisiologi tubuh terhadap aktivitas fisik berat
4. Mahasiswa mampu mengatur tingkat kebugaran jasmani dengan metode harvard
step up test

BAB II
DASAR TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Pengaturan pusat vasomotor oleh pusat-pusat saraf yang lebih tinggi
Sejumlah besar neuron-neuron kecil terletak di seluruh substansia
retikularis,mesensefalon, dan diensefalon. Hipotalamus berperan khusus dalam
mengendalikan system vasokonstriktor karena dapat menghasilkan efek eksistasi atau inhibisi
yang kuat terhadap pusat vasomotor,Ibagiab posteriolateral hipotalamus terutama
menyebabkan eksitasi, sedangkan bagian anterior dapat menyebabkan eksitasi atau inhibisi
ringan. Bagian korteks serebral yang juga dapat merangsang atau menghambat vasomotor.
Perangsangan lobus temporalis anterior,orea orbita pada korteks frontis, bagian anterior girus
singulata,amigdala,septum dan hipokamus seluruhnya dapat juga mengeksitasi atau
menghambat pusat vasomotor, bergantung pada bagian dari area ini yang dirangsang dan
intensitas perangsangan.
(Guyton,2006;217)
System pengaturan tekanan arteri oleh Baroreseptor Refleks-Refleks Baroreseptor
Mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui adalah refleks
baroreseptor. Pada dasarnya, refleks ini dimulai oleh reseptor regang, yang disebut
baroreseptor atau presoreseptor, yang terletak pada titik-titik spesifik di dinding beberapa
arteri sistemik besar. Peningkatan tekanan arteri akan meregangkan baroreseptor dan
menyebabkan menjalarnya sinyal menuju sistem saraf pusat. Sinyal umpan balik kemudian
dikirim kembali melalui sistem saraf otonom ke sirkulasi untuk mengurangi tekanan arteri
kembali ke nilai normal.
(Guyton,2006;219)
Mekanisme kompensasi yang melawan efek gravitasi.
Penurunan tekanan arteri rerata yang terjadi ketika seseorang berpindah dari posisi
berbaring menjadi tegak memicu vasokontriksi vena melalui saraf simpatis yang mendorong
maju sebagian dari darah yang menumpuk.pompa otot rangka menginterupsi kolom darah
dengan mengosongkan secara total segmen-segmen tertentu vena tidak mengalami beban dari
seluruh kolom vena dari jantung ke bagian vena tersebut. Refleks vasokontriksi vena tidak
dapat mengompensasi secara lengkap efek gravitasi tanpa aktivitas otot rangka.
(Sherwood,2007:401)

Tekanan arteri rerata


Tekanan arteri rerata adalah tekanan darah yang dipantau dan diatur oleh tubuh, bukan
tekanan sistolik atau diastolik arteri atau tekanan nadi(patokan untuk menilai arteri rerata).
Nilai ambang terkini untuk tekanan darah normal yang ditentukan oleh national institutes of
health(NIH) adalah < 120/80 mmHg.
Tekanan arteri rerata merupakan gaya pendorong utama yang mengalirkan darah ke jaringan.
Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan ini harus cukup
tinggi untuk menjamin tekanan pendorong yang memadai; tanpa tekanan ini, otak dan organ
lain tidak akan menerima aliran yang memadai, apapun penyesuaian local yang dilakukan
dalam aspek resistensi arteriol yang mendarahi organ-organ tersebut. Kedua, tekanan harus
tidak terlalui tinggi sehingga menimbulkan risiko kerusakan pembuluh darah serta
kemungkingan pecahnya pembuluh darah halus.
(Sherwood,2007;403)

Peningkatan yang progresif pada tekanan seiring berjalannya usia adalah akibat dari pengaruh
penuaan terhadap mekanisme kontrol tekanan darag. Sedikit peningkatan tambahan dari
tekanan sistolik yang biasanya terjadi setelah usia 60 tahun adalah akibat dari kekakuan
arteri, yang hal itu sendiri merupakan akibat akhir dari stadium akhir arterosklerosis.
Baroreseptor, tekanan sensitif reseptor sensorik, yang berlokasi di aorta, arteri carotid dalam
(arteri yang berada di leher yang mensuplai darah ke otak) dan arteri besar lainnya yang
terdapat di dekat leher. Mereka akan mengirimkan impuls ke pusat kardiovaskular untuk
membantu regulasi tekanan darah. Dua refleks baroreseptor yang penting adalah reflek sinus
karotid dan relfek aortic. Baroreseptor pada dinding sinus karotid akan merangsang refleks
sinus karotid, yang mana akan membantu meregulasi tekanan darah diotak. Tekanan darah
akan merengangkan dinding sinus karotid yang akan menstimlasi baroreseptor.
(Tortora,2009)

BAB III
METODELOGI

A.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Alat dan Bahan


Alat:
Sphygmomanometer
Stetoskop
Tempat tidur
Kursi
Meja tinggi 40 cm untuk naik turun
Metronome
Stopwatch

Bahan:
1. Air es
B.

Cara Kerja
1) Pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah

berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar demgan sumbu


badan

duduk dengan kedua lengan tergantung lurus ke bawah

berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan


sumbu badan

berbaring seperti percobaan 1 kemudian tiba-tiba berdiri dan


segera diukur
Pengukuran dilakukan tiga kali pada tiap-tiap posisi badan dan hasil yang diambil adalah
hasil rata-ratanya.
2) Cold Pressure test
5

Naracoba duduk dengan nyaman di kursi dengan tinggi sesuai


meja. Pasang menset pada lengan kanan atas.

Ukur tekanan darah sisitolik dan


diastolik 3 kali, ambil tekanan
diastolik terendah untuk
perbandingan.

Masukkan tangan kiri ke dalam air es ( 10C) sampai


pergelangan tangan terendam seluruhnya.

setelah lewat 10 - 15 detik, ukuralah tekanan


darah tiap 20 detik selama 2 menit dan catatlah.
Waktu mengukur tangan tetap di dalam air es.

3) Harvard Step Up Test


6

Probandus duduk selama 5 menit, dihitung denyut nadi selama 30


detik.

Pasang metronome pada 120 pukulan per menit (30


langkah lengkap)

Latihan naik tuirun bangku dengan 4 hitungan (satu: kaki kiri/


kanan naik, dua: kaki kanan/ kiiri naik, lurus lurus, tiga: kaki kiri/
kaki kanan turun, empat: kaki kanan/ kiri turun)

Probandus disuruh duduk kembali,tunggu 1menit, hitung


denyut nadi selama 30 detik.

Setelah diperoleh denyut nadi istirahat dan jumlah


denyut nadi sesuai naik turun bangku dapat diperkirakan
nilai kebugaran jasmani (KJ/ physical fitness probandus
tersebut

BAB IV
7

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Tabel
1.
Hasil
Tabel hasil pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah
Data naracoba:

Usia
Jenis kelamin
Tinggi badan
Berat badan

: 17 tahun
: perempuan
: 155 cm
: 49 Kg

Hasil pengukuran tekanan darah cara auskultatoir


I.

Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan


Tekanan sistolik
Tekanan diastolik
Tekanan darah

II.

115
80
115/80 mmHg

120
80
120/80 mmHg

110
70
110/70 mmHg

110
90
110/90 mmHg

Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badan
Tekanan sistolik
Tekanan diastolik
Tekanan darah

IV.

110
83
110/83 mmHg

Duduk dengan kedua lengan tergantung lurus kebawah


Tekanan sistolik
Tekanan diastolik
Tekanan darah

III.

110
80
110/80 mmHg

120
90
120/90 mmHg

120
90
120/90 mmHg

120
90
120/90 mmHg

IBerbaring seperti percobaan pertama kemudian tiba-tiba berdiri dan segera diukur
Tekanan sistolik
Tekanan diastolik
Tekanan darah

Berbaring
110
90
110/90 mmHg

Berbaring
100
80
100/80 mmHg

Tabel hasil cold pressure test


Data naracoba

Usia
Jenis kelamin
Tinggi badan
Berat badan

: 19 tahun
: perempuan
: 176 cm
: 69 Kg
Sistole (mmHg)
110
110
112
120
120
120
120

Istitahat
20 detik
20 detik
20 detik
20 detik
20 detik
20 detik

Diastole (mmHg)
70
70
80
80
90
90
80

Perbedaan tekanan diastole 20 detik pertama naracoba adalah


1) < 10 mmHg
2) 10 mmHg-19 mmHg
3) 20 mmHg atau diatasnya
Kesimpulan:
Naracoba termasuk golongan
1) Hiporeaktor
2) Normoreaktor
3) Hipereaktor
Tabel hasil Harvard Step Up Test
Data naracoba

Usia
Jenis kelamin
Tinggi badan
Berat badan

: 18 tahun
: Laki - laki
: 165 cm
: 64 Kg

1) Lama naik turun bangku: 1 menit 42 detik


2) Jumlah denyut nadi
Sebelum naik turun bangku = 64x / menit

Sesudah naik turun bangku dan sesudah istirahat 1 menit =


108x/ menit
1) Perhitungan dengan rumus:
2) Hasil perhitungan
3) Tingkat kebugaran
4) Ulasan

102 x 100
5,5 x 108

= 17,7

:17,7
: < 50 jelek
: Naracoba memiliki kebugaran yang

jelek

B. Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah.
Pada saat berbaring tubuh tidak melawan gaya gravitasi, sehingga tidak memengaruhi
tekanan darah(normal). Hal ini bisa dilihat pada tabel berbaring(3x) yaitu
110/80,110/83 dan 115/80(naik). Terjadi peningkatan atau penurunan tekanan darah
yang tidak tertalu signifikan. Pada saat berdiri tubuh melawan gaya gravitasi,
sehingga akan terjadi vasokonstriksi. Maka akan terjadi peningkatan tekanan darah.
Hal ini bisa kita lihat pada tabel berdiri(3x) yaitu 120/90,110/70,110/90(turun naik).
Pada saat duduk tubuh akan melawan gaya gravitasi, sehingga akan terjadi
vasokontriksi, Maka akan terjadi peningkatan tekanan darah. Hal ini bisa kita lihat
pada tabel duduk(3x) yaitu 120/90,120/90,120/90(naik)
Pada percobaan kedua cold pressure test
Pada saat istirahat angka berkisar normal yaitu 110/70. Tetapi saat diberi perlakuan(air
dingin) lama kelamaan akan terjadi penurunan tekanan darah, karena bagian
posterolateral hipotalamus menghasilkan efek eksitasi yang berpengaruh pada
penggendalian system vasokontriktor( berhubungan vasokontriksi dengan vasomotor
yang dapat menurunkan pompa jantung). Hal ini dapat dilihat pada 20 detik 1-6 yaitu
110/70-122/80.

Pada percobaan ketiga aktivitas berat.


Pada saat berolahraga otot akan berkontaksi, menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen yang berlebihan maka akan terjadi vasodilatasi. Kebutuhan yang tinggi ini
membuat substansi aliran darah meningkat sehingga akan terjadi peningkatan tekanan
darah. Hal ini dapat dilihat pada hasil jumlah denyut nadi sebelum dan sesudah naikturun bangku yaitu 64x/detik dan 108x/menit. Tapi naracoba ini memiliki kebugaran
yang sangat buruk. Karena tingkat kebugaran <50.
Factor-fakor yang memengaruhi tekanan darah adalah:
10

Aktivitas fisik : aktivitas fisik membutuhan energi sehingga butuh aliran yang

lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi


Usia
: semakin bertambah usia semakin tinggi tekanan darah

(tergantung pola hidup)


Jenis kelamin : wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena
komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemah sehingga membutuhkan O2

lebih untuk pembakaran


Emosi
: respons kardiovaskular tertentu diperantarai melalui jalur
korteks serebri-hipotalamus, mencakup perubahan luas dalam aktivitas
kardiovaskular yang menyertai respon generalisata simpatis lawan-atau-lari,
peningkatan tekanan jantung dan tekanan darah saat ereksi.

120(sistolik) adalah tekanan(arteri) pada saat jantung memompa atau lagi


berkontraksi(tegang).
80(diastolik) adalah

tekanan(vena)

pada

saat

jantung

mengisi

atau

berelaksasi(regang).
Mekanisme saraf untuk mengatur tekanan arteri yang paling diketahui adalah
refleks baroreseptor. Pada dasarnya, refleks ini dimulai oleh reseptor regang, yang
disebut baroreseptor atau presoreseptor, yang terletak pada titik-titik spesifik di
dinding beberapa arteri sistemik besar. Peningkatan tekanan arteri akan meregangkan
baroreseptor dan menyebabkan menjalarnya sinyal menuju sistem saraf pusat. Sinyal
umpan balik kemudian dikirim kembali melalui sistem saraf otonom ke sirkulasi
untuk mengurangi tekanan arteri kembali ke nilai normal.
Pada saat tidak terjadi lagi vasokontriksi. Karena tidak terjadi perangsangan lagi pada
bagian posterolateral hipotalamus yang dapat menghasilkan efek ekstasi(berpengaruh
pada penggendalian system vasokonstriktor).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh beragam
penyebab yang tidak diketahui dan bukan suatu entitas yang tunggal. Hipotensi adalah
penurunan tekanan darah, terjadi ketidak seimbangan antara kapasitas vascular dan
volume darah(pada hakikatnya, darah terlalu sedikit untuk mengisi pembuluh) atau
ketika jantung terlalu lemah untuk mendorong darah.

11

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari pembahasan ini, dengan adanya hemodinamika kita dapat


mengetahui gaya berat terhadap tekanan yang ada di dalam arteri, respon fisiologi
tubuh terhadap aktivitas fisik berat dan kita juga dapat mengetahui tingkat kebugaran
jasmani naracoba dengan metode Harnard Step Up Test. Dengan begitu juga kita
dapat menghitung tingkat kebugaran kita masing masing.

12

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Hal 217 dan 219
Jakarta : EGC.
Sherwood. 2007. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 6. Hal 401 dan 403 Jakarta :
EGC.
Tortora, Gerard J., 2009, Principles of Anatomy and Physiology 12th Edition, Wiley, Asia.

13

Anda mungkin juga menyukai