Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

FARMASI FISIKA
“SISTEM TIGA FASA/DIAGRAM TIGA FASA/DIAGRAM TERNER”

OLEH :
KELOMPOK VI/TRANSFER A 2020

NAMA PRAKTIKAN :
CHILVYA DWIJULIAN PADANG (20018005)
HIKMAH RAHMADIAH (20018031)
MAGHFIRAH PUTRI ARIFIN (20018014)
MELY TRESYA PAERENG (20018022)
VINI ATIKA ARUM S. BEDES (20018010)

ASISTEN :
EMANUEL JANUARIO MALLUN GELO

LABORATORIUM FARMASETIKA
PROGAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2020
Resume Kajian Percobaan 5

A. Konsep Dasar Sistem Tiga Fasa


Sistem tiga fase atau dapat juga disebut sistem terner. Sistem ini
terdiri atas tiga fase baik cairan maupun padatan dan sering
digambarkan dalam diagram segitiga atau diagram terner. Konstruksi
diagram terner dapat membantu dalam pekerjaan-pekerjaan formulasi
misalnya untuk menentukan proporsi fase dalam sebuah formula untuk
mendapatkan sistem yang homogeny (Sinko, 2011).
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga komponen tergantung pada
daya saling larut antar zat cair tersebut dan suhu percobaan, contohnya
ada tiga zat cair A,B dan C. Larutan B tidak larut dalam air karena B
bersifat nonpolar sedangkan untuk Latutan C sedikit larut dalam air.
Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau
memperkecil daya saling larut A dan B. Kelarutan cairan C dalam
berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap dapat
digambarkan pada suatu diagram terner (Putranto, 2009).
Campuran yang terdiri atas tiga komponen, komposisi
(perbandingan masing-masing komponen) dapat digambarkan di dalam
suatu diagram segitiga sama sisi yang disebut dengan Diagram Terner.
Cara terbaik untuk menggambarkan sistem tiga komponen adalah
dengan mendapatkan suatu kertas grafik segitiga (Dogra, 2009).
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan % berat atau fraksi mol.
Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C=3) sesuai dengan XA +
XB + XC = 1. Diagram fasa yang digambarkan segitiga sama sisi,
menjamin dipenuhinya sifat ini secara otomatis, sebab jumlah jarak ke
sebuah titik di dalam segitiga itu, yang dapat diambil sebagai satuan
panjang. Tiap sudut segitiga tersebut menggambarkan suatu komponen
murni. Prinsip kerja diagram terner yaitu pemisahan suatu campuran
yang terdiri dari dua komponen yang saling melarut sempurna,.
Campuran akan berubah menjadi keruh apabila zat telah terpisah dan
membentuk dua lapisan (Fessenden, 1999).
Kesetimbangan satu fasa untuk tiga komponen (terner) mempunyai
derajat kebebasan empat (F = 4), yaitu tekanan, suhu dan dua buah
komposisi. Keempat derajat kebebasan itu tidak dapat digambarkan
sekaligus, karena dalam ruang. Oleh sebab itu, dalam ruang dapat
digambarkan dua komposisi dengan tekanan pada suhu tetap, atau dua
komposisi dengan suhu pada tekanan tetap. Kesetimbangan dua fasa
tiga komponen ini banyak terpakai dalarn kesetimbangan padat-cair.
Sistem tiga komponen akan mempunyai banyak gambar dan tipe.
Penggolongan dapat didasarkan atas I keadaan komponen dalam fasa
padat dan kemudian fasa cairnya. Tetapi yang akan dibahas disini hanya
keadaan sistem pada suhu konstan, sehingga tidak menunjukkan
perubahan I fasanya. Yang tampak hanyalah keadaan sistem dalam
berbagai komposisi, yang dapat I digambarkan dalam segi tiga sama sisi
(Hardeli dan Syukri, 2013).
Prinsip menggambarkan komposisi dalam diagram terner dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Diagram Terner secara umum


(Dedi, 2011)

Titik A, B dan C menyatakan komponen murni. Titik-titik pada sisi


AB, BC dan AC menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik
didalam segitiga menyatakan fraksi dari tiga komponen. Fraksi mol tiga
komponen dari sistem terner (C = 3) sesuai dengan Xa + Xb + Xc = 1.
Titik pada sisi AB merupakan campuran biner A dan B, titik pada sisi BC
merupakan campuran biner B dan C, sedangkan titik pada sisi CA
merupakan campuran biner C dan A (Daniels, 2011). Kaidah Diagram
Terner dalah :

1. Masing-masing sudut atau puncak segitiga menunjukkan 100% berat


salah satu komponen.
2. Ketiga garis yang menghubungkan titik-titik sudut menunjukkan
campuran dua komponen dari tiga kemungkinan kombinasi.
3. Daerah didalam segitiga menunjukkan semua kombinasi seluruh
komponen yang mungkin untuk menghasilkan sistem tiga komponen.
4. Jika suatu garis digambarkan dari sudut tertentu menuju satu titik
pada sisi yang berlawanan, semua sistem yang ditunjukkan oleh titik-
titik pada garis tersebut mempunyai perbandingan dua komponen
yang konstan.
5. Setiap garis yang digambarkan sejajar dengan salah satu sisi segitiga
menunjukkan sistem terner dengan perbandingan satu komponen
bernilai konstan.
B. Cara Membuat Diagram Fasa dan Gambar Bagian-bagiannya
Diagram fase merupakan cara mudah menampilkan wujud zat sebagai
fungsi suhu dan tekanan. Cara membuat Sistem Tiga Fase dan diagram
terner (Sinko, 2011) :
1. Siapkan campuran sampel dan alkohol dalam berbagai seri konsentrasi
dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit lalu buret hingga diperoleh
larutan keruh. Catat jumlah air yang dibutuhkan untuk membuat
sistem menjadi keruh.
3. Hitung %b/b dari bahan dalam campuran dan plot pada diagram
terner. Tentukan daerah tercampurkan dan daerah tidak
tercampurkan dari sistem.
4. Buatlah diagram terner atau diagram tiga fasa. Berikut caranya :
a. Diagram terner adalah diagram segitiga sama sisi

b. Setiap sudut mewakili 100% dari jumlah masing-masing bahan


dan titik diseberangnya menunjukkan 0% dari jumlah bahan.
Komposisi dapat dinyatakan dalam fraksi massa (untuk cairan)
atau fraksi mol (untuk gas). Diagram tiga sudut atau diagram
segitiga berbentuk segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya
ditempati komponen zat. Sisi-sisinya itu terbagi dalam ukuran
yang menyatakan bagian 100% zat yang berada pada setiap
sudutnya (Dogra, 2008).
c. Jarak dari sudut ke tepi segitiga dibagi menjadi 100 titik. Jadi

garis-garis Aa, Bb, Cc merupakan konsentrasi komponen A, B,


dan C. Lebih lanjut segitiga adalah samasisi jumlah jarak-jarak
garis tegak lurus dari sembarang titik dengan segitiga ke sisi-sisi
adalah konstan dan sama dengan panjang garis tegak lurus
antara sudut dan pusat dari sisi yang berlawanan, yaitu 100%
atau satu (Dogra, 2008).
d. Daerah dalam segitiga mewakili kemungkinan kombinasi dari
ketiga bahan.
e. Diagram terner memiliki area tercampurkan dan area tidak
tercampurkan.

Titik A, B dan
C menyatakan komponen murni. Titik-titik pada sisi AB, BC dan
AC menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik
didalam segitiga menyatakan fraksi dari tiga komponen. Titik P
menyatakan suatu campuran dengan fraksi dari A, B dan C
masing-masing sebanyak x, y dan z (Martin, 2008).

C. Aplikasi Diagram Tiga Fasa dalam Farmasetika


Diagram tiga fase dalam farmasetika dapat dimanfaatkan sebagai
diagram untuk menentukan komposisi sebuah sistem mikroemulsi yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu fase air, fase minyak, dan fase campuran
surfaktan dan ko surfaktan.
Daftar Pustaka

Ashara KCea. Microemulgel: An Overwhelming Approach to Improve


Therapeutic Action of Drug Moiety. Saudi Pharmaceutical Journal.

Daniels. 2011. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.

Dedi. 2011. Kimia Fisika Terapan II. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Dogra, S.K.2009. Kimia Fisika dan Soal-soal.Jakarta: UI-Press.

Dogra. 2008. Kimia Fisik Dan Soal-Soal. Bandung: Erlangga.

Fessenden. 1999. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Hardeli dan Syukri, S. 2013. Buku Ajar Kesetimbangan Fasa. Padang:


Universitas Negeri Padang.

https://www.scribd.com/document/342094065/SISTEM-
MULTIKOMPONEN-pdf (Diakses 08 November 2020 pukul 19:29).

Martin, A., 2008. Farmasi Fisik : Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu
Farmasetik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Putranto, Dody. 2009. Unsur, Senyawa, Campuran, Larutan, Koloid dan


Suspensi.

Sinko PJ. Martin. 2011. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Edisi 5 .
Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai