Anda di halaman 1dari 25

NEUROTRANSMISI: SISTEM SARAF OTONOM DAN SOMAIIK

Sistem saraf otonom (SSO) merupakan regulator utama Sistem parasimpatik, yang terutama diatur untuk
dari tiap momen dalam lingkungan internal organisme, pengeluaran yang tersendiri dan terlokalisasi, memper-
pengatur fungsi spesifik yang muncul tanpa kendali lambat denyut jantung, menurunkan tekanan darah,
sadar, sebagai contoh, pernapasan, sirkulasi, pencerna- menstimulasi pergerakan dan seklesi saluran cerna,
an, suhu tubuh, metabolisme, berkeringat, dan sekresi membantu absorpsi nutrien, melindungi retina dari
dari beberapa kelenjar endokrin. Sebaliknya, sistem cahaya berlebih, dan mengosongkan kandung kemih
endokrin menyediakan pengaturan yang lebih lambat, dan rektum. Banyak respons parasimpatik bersifat cepat
lebih tergeneralisasi dengan mensekresikan hormon- dan refleksif. Meskipun cabang parasimpatk dari SSO
hormon ke dalam sirkulasi sistemik untuk bekeria pada berkaitan terutama dengan penyimpanan enelgi dan
bagian-bagian yang terletak di tempat yang jauh dan pemeliharaan fungsi organ selama periode lambung
telsebar luas dalarn periode menit hingga jam hingga terisi dan aktivitas minimum, penghiiangan bagian ini
hari. tidak sesuai dengan kehidupan.
Pada bagian perifer, SSO terdiri dari serabut-serabut
SERABUT AFEREN VISERAL
saraf, ganglion, dan pleksus yang mempe rsarafi jantung,
pernbuluh darah, kelenjar, organ viseral lain, dan orot Serabut aferen dari struktur viseral merupakan mata
polos pada berbagai jaringan. Berdasarkan pertimbang- rantar peftama dari lengkung refleks darislsfem ofonom.
an anaromi dan neurotransmiter, SSO dibagi menjadi Dengan pengecualian teftentu, sepefti refleks akson
cabang simpatik dan parasimpatik. Cabang simpatik, lokal, kebanyakan refleks viseral dimediasl mela/ulslstem
termasuk medula adrenai, tidak begitu penting terhadap saraf pusat (SSP). lnformasi tentang status organ viseral
hidup di dalam lingkungan yang terkendali, tetapi ditransmisikan ke SSP melalui sisfem sensorl vlsera/
kurangnya fungsi simpatoadrenal menjadi nyata pada saraf kranial (parasimpatik) dan slslem aferen viseral
keadaan stres (misalnyar respons kompensasi kardio- spinail (simpatik), Sisfem senso ri viseral kranial umumnya

vaskular untuk perubahan postur dan latihan tidak membawa informasi mekanoreseptor dan kemosensoi;
munculi jatuh pingsan). Sistem simpatik secara normal bagian aferen dari sistem viseral spinal terutama me-
aktif secara kontinu dan melakukan penyesuaian setiap nyampaikan sensasl yang berkaitan dengan suhu dan
saat terhadap perubahan lingkungan. Sistem simpato- cedera jaringan akibat pengaruh mekanik, kimia, atau
adrenal juga dapat dilepaskan sebagai unit, terutama termal. lnformasl sensorl viseral kranialmemasukl SSP
saat marah atau takut, dan memengaruhi struktur yang melalui empat saraf kranial: trigeminal (V), fasial (Vll),
dipersarafi secara simpatik pada seluruh tubuh secara glosofaringeal(X), dan vagus (X). Keempat saraf krantal
bersamaan, meningkatkan denyut jantung dan tekanan ini mentransmisikan informasl sensorik viseral dari wajah
darah, memindahkan aliran darah dari kulit dan bagian bagian dalam dan kepala (V), lidah (rasa, VII), langit-
splanknik ke otot rangka, meningkatkan gula darah, langit keras, bagian atas orofaring, dan badan karotid
mendilatasi bronkiolus dan pupil, dan secara umum (lX), serta bagian bawah dari orofaring, Iaring, trakea,
mempersiapkan organisme untuk "melawan atau lari." esofagus, dan organ toraks dan abdomen (X), dengan

77
78 secIAN II obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan sinaps dan Neuroefektor

pengecualian visera pelvis, yang dipersarafi oleh bagian sangat terintegrasi pada umumnya diatur pada tingkat
spinal sakrum kedua hingga keempat. Aferen viseral dari hipotalamik dan melibatkan komponen otonomik, endo-
keempat saraf kranial ini berakhir secara topografi pada krin, dan perilaku. Respons berpola yang lebih terbatas
n ukl e us traki s tu ngg al (solitary tract n ucleus, SIN). diatur pada tingkatan lain dai otak depan basal, batang
Aferen sensorik dari organ viseral juga memasuki otak, dan korda spinal.
SSP meialul saraf spinal. Aferen sensorik yang ber-
hubungan dengan kemosensasi otot dapat muncul pada PEMBAGIAN SISTEM OTONOM PERTFER: SARAF
semua tingkat spinal; aferen sensorlk viseral simpatik EFEREN Pada sisi efelen, SSO terbagi atas dua divisi
pada umumnya muncul pada tingkat toraks ketika ter- besar': (l) simpatik atau torakolumbar, dan, (2) para-
dapat saraf praganglion simpatik. Aferen sensorik pelvis simpatik atau kraniosakral (lihat Gambar 6-1).
dari bagian sprna/ S2-S4 masuk pada tingkatan tersebut Neurotransmiter dari seluruh serabut oronom pra-
dan berperan penting dalam regulasi aliran keluar para- ganglion, seluruh serabut parasimpatik pascaganglion,
simpatik sakrum. Secara umum, aferen viseral yang me- dan beberapa serabut simpatik pascaganglion adalah
masuki saraf spinal membawa informasi yang berkaitan asetilholin (ACh). Serabut adrenergik sebagian besar
dengan suhu dan juga masukan viseral nosiseptif. terdiri dari serabut simpatik pascaganglion; pada bagian
Neurotrasmiter yang memediasl fransmlsi dai sera- ini, transmiternya adaLh (NE, noradina,
but sensorik belum terkaraklerisasi dengan lelas. Sub- lin). Terminologi holinergih"irep;nif;i
dan adrenergih digunakan
sfansl P dan peptida terkait-gen kalsitonin merupakan untuk menjelaskan neuron yang masing-masing me-
kandidat utama untuk menyampaikan sfrmu/us nosisepilf lepaskan ACh atau NE.
dari perifer ke SSP Somatostatin, polipeptida intestinal
CABANG SSO SIMPATIK
vasoaktif (vasoactive intestinal polypeptide, VIP), dan
kolesistokinin mungkin berperan dalam. transmisi impuls Selse/ yang menyusun serabut praganglion pada divisi
aferen dari struldur otonom. ATP tampaknya menjadi ini terutama terletak pada kolom intermediolateral dari
neurotransmiter pada beberapa neuron sensoris, ter- korda spinaldan memanjang darisegmen toraks peftama

masuk bagian yang mempersarafi kanding kemih. Enke- hingga lumbar kedua atau ketiga. Akson dari sel-set ini
falin, yang terdapat pada interneuron dalam korda spinal dibawa di dalam akar saraf anteior (ventral) dan sinaps
dorsal (di dalam area yang dinamakan substantia gelati- dengan neuron berada dalam ganglion simpatik di luar
nosa), mempunyai efek antinosiseptif yang tampaknya poros serebrospinal. Ganglion simpatik dapat ditemukan
pada tiga tempat: paravertebral, praveftebral, dan terminal.
muncul dari kerja prasinaptik dan pascasinaptik untuk
menghambat pelepasan substansi P dan mengurangi Ke-22 pasang ganglion simpatik paraveftebral mem-
aktivitas sel yang terdapat pada korda spinal hingga pusat bentuk rantai lateral pada salah satu sisi dai kolom
yang lebih tinggi di SSP G/utamat dan aspaftat yang veftebral. Ganglion terhubung satu sama lain oleh trunkus
merupakan asam amino eksitatoi juga berperan penting saraf dan terhubung ke saraf spinal oleh rami communi-

dalamtransmisi respons sensonk ke korda spinal. cantes. Raml putih terbatas pada bagian alkan keluar
torakolumbar; rami putih ini membawa serabut termielinasi
HUBUNGAN OTONOMIK PUSAT praganglionik yang keluar dai korda spinal melalui akar
Pusat integrasi otonom atau somatik murni mungkin tidak spinal anteior. Rami abu-abu didapat dai ganglion dan
ada; teryadi tumpang tindih ekstensrf; respons somatik membawa serabut pascaganglion kembali ke saraf spinal
selalu disertai oleh respons viseral, dan sebaliknya. untuk distribusi ke kelenjar keringat dan otot pilomotor dan
Refleks otonom dapat diperoleh pada tingkat korda spinal ke pembuluh darah dari otot rangka dan kulit. Ganglion
dan dimanifestasi oleh keringat, perubahan tekanan preverlebral terdapat dalam di abdomen dan pelvis di
darah, respons vasomotorterhadap perubahan suhu, dan dekat permukaan ventral dari kolom veftebraltulang dan
refleks pengosongan kandung kemih, reldum, dan vesikel terutama terdiri dari seliak (solaf , mesenterik supeior,
seminalis. Hipotalamus dan SIN merupakan lokus utama aoftikorenal, dan ganglion mesenteik inferior. Ganglion
dalam integrasi fungsiSSO, termasuk pengaturan suhu terminal hanya terdapat dalam jumlah sedikit, terletak di
tubuh,,keseimbangan air, metabolisme karbohidrat dan dekat organ yang dipersarafinya, dan mencakup gangtion
lemak, tekanan darah, emosi, tidur, pernapasan, dan yang terhubung dengan kandung kemih dan rektum serta
reproduksi. Sinyal diterima melalui jalur spinobulbar yang ganglion serviks didaerah leher. Ganglion intermediet kecil
menaik, sistem limbik, neostriatum, kofteks, dan pada teletak di luar rantai vertebral konvensional, terutama di
tingkat yang lebih kecil pusat otak yang lebih tinggi daerah torakolumbar, biasanya terletak paling dekat de-
Iainnya, ngan rami penghubung dan akar saraf spinal anterior.
SSP dapal menghasilkan sejumlah besar respons Serabuf praganglion yang keluar dari korda spinal
otonom dan somatik yang berpola. Pola respons yang dapat bersinaps dengan neuron dari lebih dari satu
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 79

kelenlar subhngual

hal
saluran empedu
kandung empedu

lambung

kolon proksmal

GAMBAR 6-1 Sistem Saraf Ofonom (SSOJ. Tampilan skematik dari saratsaraf otonom dan organ efektor
berdasarkan mediasi kimia dari impuls saraf. Biru, kolinergik; abu-abu, adrenergik; biru titik{itik, aferen viseral;
garis tebal, praganglion; garis putus-putus, pascaganglion. Pada kotak kanan di atas ditampilkan perinclan
yang lebih baik dari ramifikasi serabut adrenergik pada suatu segmen kordata spinalis, jalur saraf aferen viseral,
sifat dasar kolinergik dari saraf motorik somatik hingga otot rangka, dan perkiraan sifat kolinergik dari serabut
vasodilator di akar dorsal pada saraf spinal. Tanda bintang (*) menunjukkan bahwa serabut vasodilator tersebut
belum dapat dipastikan apakah bersifat motorik atau sensorik atau belum diketahui di mana badan sel itu
terletak. Pada kotak kanan di bawah, saraf praganglion vagus (blru tebatl dari sinaps batang otak baik pada
neuron eksitatori maupun inhibitori terdapat dalam pleksus mienterik. Sinaps dengan neuron kolinergik
pascaganglion (biru dengan flfrk{iflk) menyebabkan eksitasi, sedangkan sinaps dengan purinergik, peptida
(VlP), atau neuron penghasil-NO (hrfam dengan titik-titik) menghasilkan relaksasi. Saraf-saraf sensorik (garls
buu putus-putus) yang terutama berasal dari lapisan mukosa mengirimkan sinyal aferen ke SSP tetapi sering
ke cabang dan persinaps dengan ganglion dalam pleksus. Transmiter saraf ini adalah substansi P atau takikinin
lain. lnterneuron lain (pufih) mengandung serotonin dan akan mengatur aktivitas intrinsik melalui sinaps dengan
neuron lain dan menghasilkan eksitasi atau relaksasi (hilam). Neuron kolinergik, adrenergik, dan sebagian
peptidergik melewati otot polos sirkular ke sinaps di dalam pleksus submukosa atau berakhir di lapisan mukosa,
tempat transmiternya dapat menstimulasi atau menginhibisi sekresi Gl.
80 necfeN II obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

ganglion simpatik. Ganglion terminasi utama bagian ini sefta kelenjar mukosa dari hidung, mulut, dan faring.
tidak selalu berhubungan dengan tingkat awal dai tempat Serabuf ini juga mencakup saraf vasodilator dai organ-
serabut praganglion keluar dari korda spinal. Banyak dari organ yang sama. Saraf kranial kesepuluh (vagus) ben
serabut praganglion dari segmen toraks kelima hingga mula dai medula dan mengandung serabut praganglion
terakhir melewati ganglion paraveriebral untuk mem- yang urnumnya tidak bersinaps sampal serabut-serabut
bentuk saraf splanknik. Sebagian besar serabut saraf ini mencapai sejumlah besar ganglion kecil yang teiletak
splanknik tidak bersinaps hingga mencapai ganglion tepat pada atau di dalam visera toraks dan abdomen,
seliak; yang lain mempersarafi medula adrenal secara Pada dinding intestin, serabut vagus berakhir di sekitar
Iangsung (ihalbawah). sel ganglion di p/eksus mienteik dan submukosa. Jadi,
Serabuf pascaganglion yang keluar dai ganglion serabut praganglion sangat panjang, sedangkan serabut
simpatik memepersarafi struktur viseral dari toraks, abdo- pascaganglion sangat pendek. Saraf vagus juga mem-
men, kepala, dan leher. Bagian trunkus dan tungkai di- bawa serabut aferen dalam jumlah yang jauh lebih besar
ersarafi oleh serabut simpatik di saraf spinal, sepefti (tetapi tampaknya tidak membawa serabut nyeri) dari
dijelaskan sebelumnya. Ganglion preveftebral mengan- visera ke dalam medula; badan-badan sel dari serabut ini
dung badan-badan sel yang aksonnya mempersarafi terutama terletak di ganglion berbuku.
kelenjar dan otot polos dari abdomen dan visera pelvik. Aliran keluar sakrum parasimpatikterdii atas akson-
Banyak dari serabut simpatik toraks bagian atas dari akson yang bermula dari se/-se/ pada segmen kedua,
ganglion veftebral membentuk pleksus terminal, seperli ketiga, dan keempat dari korda sakrum dan berlanjut se-
p/eksus kardiak, esofagus, dan pulmonari. Dlsfrbusl bagai serabut praganglion untuk membentuk saraf pelviks
simpatik ke kepala dan leher (vasomotor, pupilodilator, (nervi erigentesj, Saraf-saraf ini bersinaps di ganglion
sekretori, dan pilomotor) dilakukan melalui rantai simpatik terminal yang terletak di dekat atau di dalam kandung
serviks dan ketiga ganglionnya. Semua serabut pasca- kemih, rektum, atau organ seksua/. Aliran keluar vagus
ganglion pada rantai ini berasal dai badan-badan sel dan sakrum menyediakan serabut motorik dan sekretori
yang berlokasi di ketiga ganglion ini; semua serabut ke organ toraks, abdomen, dan pelviks (Gambar 6-1).
praganglion berasal dari segmen loraks afas dari korda
SISTEM SARAF ENTERIK
spinal, tidak ada serabut simpatik yang keluar dari SSF di
atas tingkat toraks peftama.
Aktivitas saluran Gl diatur secara lokal melalui bagian
Medula adrenal dan jaringan kromafin lain mirip se- terbatas dari sistem saraf perifer yang disebut sistem
cara embriologik dan anatomik dengan ganglion simpatik. saraf enterik (SSE). SSE ferltb at di dalam kendali sensoi-

Perbedaan medula adrenal dai ganglion simpatik adalah motorik dan terdiri atas neuron sensorlk aferen dan se-
jumlah saraf motoik serta intemeuron yang diatur ter-
katekolamin utamanya, yakni epinefrin (Epi, adrenalin),
bukan NE. Sel kromafin di medula adrenal dipersarafi utama ke dalam dua p/eksus saraf: p/eksus mienterik
(Auerbach) dan pleksus submukosa (Meissne/s). PIek-
oleh serabut praganglion khas yang melepaskan ACh.
sus mienteik, yang terdapat di antara lapisan otot longitu-
CABANG SSO PARASIMPATIK dinal dan sirkular, memiliki peranan penting dalam kon-
Cabang parasimpatik dari SSO terdii dari serabut pra- traksi dan rc/aksasl ofot polos G/. Pleksus submukosa/
ganglion yang bermula di SSP dan penghubung pasca- berkaitan dengan fungsi sekretoi dan absortif dari epitel
ganglion keduanya. Daerah asal pusatnya ialah otak Gt, atiran darah lokat, dan at<tivitas neurolmun. SSE
tengah, medula oblongata, dan bagian sakrum dari korda terdiri atas komponen-komponen cabang simpatik dan
spinal. Aliran keluar otak tengah, atau tektal, terdiri atas parasimpatik dan SS0 dan memiliki hubungan dengan
serabut yang berasal dari nukleus EdingenWestphal dai saraf sensonk melalui ganglion spinal dan berbuku (lihat
saraf kranial ketiga dan menuju ke ganglion bersilia di Bab 37).
dalam orbit. Aliran keluar medular terdiri atas komponen Masukan parasimpatik ke saluran GI bersifat eksita-
parasimpatik dari saraf kranial ketujuh, kesembilan, dan toi; neuron praganglion pada vagus mempersarafi gang-
kesepuluh. Serabut pada saraf kranial ketujuh (fasial) lion parasimpatik dari p/eksus enterik. Saraf simpatik
membentuk korda timpani, yang mempersarafi ganglion pascaganglion juga bersinaps dengan ganglion para-
yang terletak pada kelenjar submaksilari dan sublingual. simpatik enterik intramural. Aktivitas saraf simpatik meng-
Serabut ini juga membentuk saraf petrosal superfisla/ in d uksi rel aksasi te rutam a d e ng an me ngh amb at pele p as-
besar, yang mempersarafi ganglion sfenopalatin. Kompo- an ACh dari serabut praganglion.
nen otonom dari saraf kranial kesembilan (glosofaring) Neuron aferen utama intinsik terdapat baik pada
g angli o n oti k. Se rab ut p ara si mp atik p a sca-
me m pe rs arafi p/eksus mienterik maupun pieksus submukosa. Neuron-
ganglion dari ganglion ini mempersarafi sfinkter iris (otot neuron ini merespons sflmu/us kimiawi luminal, deformasi
konstriktor pupil), otot bersilia, kelenjar sliva dan lakrimal, mekanik mukosa, dan peregangan. Ujung saraf dari
BAB 6 Neurotiansmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 8I
neuron aferen utama dapat diaktivasi oleh subsfansi endo- dan membentuk struktur percabangan ujung yang ter'-
gen (misalnya, serotonin) yang berasal dari sel enterokro- letak sebagai tambahan pada permukaan khusus dari
masin lokal atau mungkin d ari saraf serotonergik. membran otot, yaitu ujung saraf motorik (lihat Gambar
Lapisan otot dari saluran Gl dipersarafi ganda oleh c)-?\
neuron eksitatori dan inhibitori yang badan selnya ter-
RESPONS ORGAN EFEKTOR TERHADAP IMPULS
dapat di dinding usus. ACh, selain menjadi transmiter
SARAF OTONOM Dari respons berbagai organ efektor
saraf parasimpatik untuk SSE, merupakan transmiter
terhadap impuls saraf otonom dan pengetahuan renrang
eksitatori utama yang bekerja pada reseptor asetilkolin
tonus otonom intrinsik, kita dapat memperkirakan efek
nikotinik (nAChR) dijalur intramural menaik, Akan tetapi,
obat akan bekerja dengan menyerupai atau menghambat
perintangan farmakologis p ada neurotransmisi kolinergik
kerja saraf-salaf ini. Dalam beberapa hal, neurotrans-
tidak sepenuhnya menghilangkan transmisi eksitatari ini
miter simpatik dan parasimpatik dapat dianggap seL'agai
karena kotransmiter, sepefti subsfansi P dan neurokinin
antagonis fisiologis amu fungsional. Sebagian besar
A, juga dilepaskan bersama ACh dan berkontribusi pada
visera dipersalafi oleh kedua divisi SSO, dan tingkat
respons eksitatori; serupa dengan hal ini, ATP bekerja
aktivitas pada tiap kejadian memperlihatkan gabungan
sebagai neurotransmiter eksitatori melalui reseptor P2X.
efek dari kedua komponen. Efek dari stimulasi simpatik
Neuron inhibitori dari SSE melepaskan berbagai
dan palasimpatik terhadap jantung dan iris menunjuk-
transmiter dan kotransmiter, termasuk nitrogen monoksid a
kan suatu pola antagonisme fungsional dalam pengatur-
(NO), ATP (bekerja pada reseptor P2Y), VlP, dan peptida
pengaktivasi adenilil pituitari siklase (PACAP); NO me-
an denyut jantung dan bukaan pupii. Semenrara itu,
pada organ seksual pria, kedua stimulasi ini bekerja se-
rupakan transmiter inhibitori utama. Sel interstisial Cajal
cara komplementer dan terintegrasi untuk mendukung
(ICC) menyampaikan sinyal dari saraf kepada se/ olol
polos tempatnya terkopel secara elektrik. ICC mem-
fungsi seksual. Kendali terhadap resistensi vaskular
punyai reseptor untuk transmiter inhibitori NO perifer terutama disebabkan, tetapi tidak hanya, oleh
dan
kendali simpatik terhadap konuaksi otot polos arteriol.
takikinin eksitatori. Gangguan pada ICC mengacaukan
Efek dari stimulasi saraf simpatik dan parasimpatik ter.-
neurotransmisi eksitatori dan inhibitori.
hadap berbagai organ, struktur viseral, dan sel efektor
PERBEDAAN ANTARA SARAF SIMPATIK, PARA.
terangkum dalam Thbel 6-1.
SIMPATIK, DAN MOTORIK Serabut simpatik pragang-
lion dapat melintasi jarak yang jauh pada rantai simpatik NEUROTRANSMISI
dan melewati beberapa ganglion sebeium akhirnya ber- Impuls saraf menghasilkan respons dengan membebas-
sinaps dengan neuron pascaganglion; selain itu, ujung kan neurotransmiter kimiawi spesifik. Pemahaman me-
serabut ini berhubungan dengan sejumlah besar neuron ngenai mediasi kimiawi pada impuls saraf merupakan
pascaganglion, dan satu sel ganglion dapat dipersarafi kerangka untuk pengetahuan renrang mekanisme kerja
oleh beberapa serabut praganglion. Rasio antara akson obat pada suaru rempat. lJrutan kejadian yang terlibat
praganglion dan sel ganglion dapat mencapai lebih dari dalam neurotransmisi secara khusus menjadi penting
l:20. Pengaturan ini memungkinkan penyebaran sistem karena zat yang aktif secara farmakologis mengatur
simpatik. masing-masing langkahnya.
Sebaliknya, sistem parasimpatik mempunyai gang-
lion terminal sangat dekat atau di dalam organ-organ KONDUKSI AKSON
yang dipersarafi sehingga pengaruhnya lebih terbatas. Konduksi mengacu pada penyampaian sebuah impuls di
Pada beberapa organ, terdapat serat praganglion dan sepanjang akson atau serabut otot; transmisi merupakan
pascaganglion dengan perbandingan jumlah sebesar 1:1 penyampaian sebuah impuls melewati suatu sinaps atau
(kekhususan ini tidak terjadi pada seluruh rempat; tautan neuroefektor, Konduksi akson berawal dari gradien
pada pleksus mienterik, rasio antara keduanya adalah ionik transmembran dan dai saluran membran yang
- l:8000). permeabel selektif. Saat istirahat, bagian dalam akson
Badan sel neuron motorik somatik terletak di dalam mamalia biasa bersifat negatif -70mV terhadap bagian
tanduk ventral korda spinal (lihat GambaL 6-1); akson- Iuarnya. Potensial istirahat pada dasarnya merupakan
nya terbagi menjadi banyak cabang, tiap-tiap cabang potensial Nemsf K berdasarkan pada konsentrasi K
mempersarafi satu serabut otot sehingga lebih dari 100 dalan aksoplasma yang lebiti tinggi [-40x] dibandingkan
serabut otot dapat dipersarafi oleh satu neuron motorik dalam cairan ekstraselular dan permeabilitas membran
dan membentuk sebuah unit motorik. Pada tiap tautan aksonal istirahat yang relatif tinggi terhadap K, Nar, dan
neuromuskular, ujung akson kehilangan selubung mielin Cf terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi dalam
82 sacIAN II obat-obat yang Bekerja pada Teirrpat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

Tabel 6-1

Respons Organ Efektorterhadap lmpuls Saraf Otonom

Jenis Reseptor Jenis Reseptor


Sistem 0rgan Efek Simpatik' Adrenergikb Efek Parasimpatik, Kolinergikb

Mata
iris
Otot radial, Kontraksi (midriasis)++ at
iris
Otot sfinkter, Kontraksi (miosis)+++ M,, M,
Otot bersilia Relaksasi untuk penglihatan jauh+ B, Kontraksi untuk penglihatan {s(sl++"r M,, M,
Kelenjar lakrimal Sekresi+ a Sgkrssir--l-+ M' M,
Jantung'
Nodus sinoatrial Peningkatan denyut jantung-r+ F,, B, Penurunan denyut jantung-r++ M, rt M,
Atrium Peningkatan konlraktilitas dan laju F,, B, Penurunan kontraktililas+rdan Mrtt M.
konduksi++ pemendekan durasi Ap
Nodus atrioventrikular Peningkatan otomatisitas dan laju 9,, F, Penurunan laju konduksl; blokAV+++ Mr rr M,
konduksi+-+
Sistem His-Purkinje Peningkatan otomatisitas dan laju F,, B, Sedikit efek M, r, M,
kondu ksi
Ventrikel Peningkatan kontraktilitas, laju 9,, F, Sedikit penurunan kontraktilitas M, r, M,
konduksi, otomatisitas dan
kecepatan pacu idioventrikular-+
Pembuluh darah
(Arteri dan arteriol)d
Koroner Konstriksi+; dilatasi"-r+ a,, a2, F2 Tidak ada persarafanh
Kulit dan mukosa Konstriksi+-+-+ a1, a2 Tidak ada persarafanr
Otot rangka Konstriksi; dilatasi*r++ o,, B, Dilatasih (?)
Serebral Konstriksi (sedikit) a, Tidak ada persarafanh
Pulmoner Konstriksi+; dilatasi o, F, Tidak ada persarafanh
Visera abdominal Kensfpiksl+++; dilatasi+ o, B, Tidak ada persarafanh
Kelenjar saliva Konstriksi+++ at, tz Dilatasih-r+ l\43

Renal Konstriksi++; dilatasi+ at,o, Fr g, Tidak ada persarafanh


(Vena)d Konstriksi; dilatasi a,, G2, F2

Endotelium Aktivasl NO sintaseh M


r
Paru-paru
Otol polos trakea dan bronkus Relaksasi B, Kontraksi M, = M.
Kelenjar bronkus Penurunan sekresi, &t Stimulasi Mu, M,
peningkatan sekresi p,

"Respons ditandai dengan + flinggs l+ unfuk memberikan perkiraan indikasi akan pentingnya aktivitas saraf simpatik dan parasimpatik dalam pengendali berbagai
organ dan fungsi yang terdaftar.
bReseptor
adrenergik a,, ardan subtipenya; P,, B, P, Reseptor kolinergik: nikotinik (N); muskarinik (M), dengan subtipe 1-4. Subtipe reseptor dijelaskan dengan lebih
lengkap dalam Bab 7 dan 10 dan dalam Tabel 6-2, 6-3, dan 6-6. Jika penandaan subtipe tidak tersedia, sifat dasar subtipe belum dapat dipastikan, Hanya subtipe
reseptor utama yang ditunjukkan. Transmiter selajn asetilkolin dan norepinefrin berkontribusi pada banyak respons,
'Pada jantung manusia, rasio B, dan B, adalah sekitar 3:2 di akium dan 4:1 di ventrikel. Jika reseptor M, mendominasi, reseptor M, juga ada,
dSubtipe reseptor a, utama di sebagian besar pembuluh
darah (arteri dan vena) adalah a,o (/lhat Tabel 6-8), meskipun subtipe a, lain ierdapat di pembuluh spesifik. a,o
merupakan subtipe utama di aorta.
"Dilatasi mendominasi in sllu karena mekanisme otoregulasi metabolik,
rPada rentang
konsenkasi lazim dari epinefrin bersirkulasi yang dilepaskan secara fisiologis, respons reseptor-B (vasodilatasi) mendominasi di pembuluh darah otot
rangka dan hati; respons reseptor-d (vasokonstriksi) di visera abdominal lain. Pembuluh renal dan mesenterikjuga mengandung reseptor dopaminergik spesifik yang
aktivasinya menyebabkan dilatasi.
hEndotelium pada sebagian besar pembuluh darah melepaskan
NO, yang menyebabkan vasodilatasi sebagai respons terhadap stimulus muskarinik. Namun, tidak
seperti reseptor yang dipersarafi oleh serabut kolinergik simpatik di pembuluh darah otot rangka, reseptor muskarinik ini tidak dipersarafi dan hanya merespons kepada
agonis muskarinik eksogen dalam sirkulasi.

(Berlanjut)
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 83

Tabel 6-1

Respons Organ Efektor terhadap fmpuls Saraf Otonom (Laniutan)

Jenis Reseptor Jenis Reseptor

Sislem Organ E{ek Simpatik' Adrenergikb Efek Parasimpatik' Kolinergikb

Lambung
Motilitas dan tonus Menurun (biasanya)'+ o,, o, F,, F, Meningkati+++ Mr=M,
Sfinkter Kontraksi (biasanya)+ a1 Relaksasi (biasanya)+ M,,M,
Sekresi inhibisi a2 Stimulasi++ M,,M,
lntestin
Motilitas dan tonus Menurunh+ o,, a, Fu F, Meningkat'+--r-+ M,,M,
Sfinkter Kontraksi+ Gl Relaksasi (biasanya)+ M,,M,
Sekresi inhibisi az Stimulasi+-r M,,M,
Kandung dan saluran empedu Relaksasi+ P, Kontraksi+ M

Ginjal
Sekresi renin Menurun +; Meningkat + o, F, Tidak ada persarafan
Kandung kemih
Detrusor Relaksasi+ B, Kontraksi+ M,tM,
sfinkter
Trigonum dan Kontraksi++ at Relaksasi++ M,tM,
Ureter
Motilltas dan tonus Meningkat at Meningkat (?) M

Ulerus Kontraksi saat hamil; al


Relaksasi B, Bervariasl M

Relaksasi bukan hamil p,


0rgan seksual, pria Ejakulasi-r+-+ Gt Ereksi+-++ M3

Kulit
Otot pilomotor Kontraksi+ a1

Kelenjar keringat Sekresi terlokalisasik++ at


SekreSl umumi+-+
Kapsul limpa Kontraksir-.++ Qt Y.'*,
Relaksasi+ B,
Medula adrenal
Sekresi Epi dan NE N(a,),ffir),;M
(sekunder)

)tot rangka Peningkatan kontraktilitas; B,


glikogenolisis; ambilan K'
Hati Glikogenolisis dan o, Fz
gl u koneogenesis+++

Pankreas
Asinus Penurunan sekresi+ a Sekresr* M,,M,
lslet (self) Penurunan sekresir+-+ az
Peningkatan sekresi+ B,

,Semenara serabut adrenergik berakhir pada reseptor


B inhibitori pada serabut otot polos dan pada reseptor a inhibitori pada sel ganglion eksitatori parasimpatik
(kolinergik) dari pleksus mienterik, respons penghambatan utama diperantarai oleh neuron enterik melalui NO, reseptor P2Y, dan reseptor peptida.
Respons uterin bergantung pada fase siklus menstruasi, jumlah estrogen dan progesteron yang bersirkulasi, dan faktor lain.
klelapak tangan dan beberapa tempat lain ("keringat adrenergik").

(Berlanjut)
84 McIAN II obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

Tabel 6-1

Respons Organ Efektor terhadap lmpuls Saraf Otonom (Lanjutan)

Jenis Reseptor Jenis Reseptor


Sistem Organ Efek Simpatik, Adrenergikb Efek Parasimpatik" Kolinergikb
Sel lema4 Lipolisisr+; (lermogenesis) a,, p1,82, h
lnhibisi lipolisis az
Kelenjar saliva Sekresi K- dan air+ at Sekresi K-dan air+ M,,M,
Kelenjar nasofaringeal Sekresi++ M,,M,
Pineal
Pituitari posterior
Sintesis melatonin B_
Sekresi vasopresin p,
Ujung saraf otonom
Ujung simpatik
Autoreseplor Penghambatan pelepasan NE aro> ar"(a2s)
Heteroreseptor Penghambatan pelepasan NE M2 Mo
Ujung parasimpatik
Autoreseptor Penghambatan pelepasan ACh M2 Mo
Heteroreseptor Penghambatan pelepasan ACh dro) ar"
Terdapat variasi yang signifikan antarspesies dalam tipe reseptor yang memediasi respons metabolik tertentu, Ketiga
reseptor adrenergik B ditemukan dalam sel lemak
manusia Aktivasi reseptor adrenergik f. menghasilkan respons termogenik kuat serta lipolisis, Signifikansinya belum jelas. Aktivasi reseptor adrenergik juga
B
menghambat pelepasan leptin dari jaringan adiposa.
ADH, hormon antidiuretik, arginin vasopresin;AV atrioventrikular, Ap, potensial aksi

cairan ekstraselular dibandingkan dalam aksoplasma, menyebabkan jenis lompatan, lonjakan, atau konduksi
tetapi membran akson saat istirahat sangat kurang per- yang berkembang cepat. Racun ikan kembung tetrodok-
meabel terhadap ion-ion ini; jadi, kontribusinya pada sin dan turunannya yang ditemukan dalam kerang, sakgi-
potensial istirahat hanya sedikit. Gradien ionik ini dijaga toksin, mennfangi konduksi akson dengan cara me-
oleh Nat. K'-ATPase. rintangi saluran Na- peka-tegangan secara selektif dan
Dalam merespons depolarisasi untuk mencapai nilai mencegah peningkatan permeabilitas Na, yang berka'tt-
ambang, potensial aksl (action potential, AP) diinisiasi an dengan fase peningkatan potensial aksi. Sebaliknya,
secara lokaldidalam membran. Potensial aksiterdiri dari batrakotoksin, alkaloid steroid kuat yang disekresi oleh
dua fase, Sete/ah arus gating kecil yang dihasilkan dari katak Amerika Selatan, menyebabkan paratisis metatui
depolarisasi menginduksi konformasi terbuka dai salur- peningkatan selektif permeabilitas saluran Na,, yang
an, fase awal tersebut disebabkan oleh peningkatan per- menginduksi depolarisasi terus-menerus. Racun kala-
meabilitas Na* secara cepat melalui saluran Nar peka- jengking merupakan peptida yang menyebabkan depo-
tegangan, Hasilnya adalah pergerakan masuk Nar dan Iari sasi te ru s-m ene ru s d e n gan me ngh amb at proses lnak-
depolarisasi cepat dari potensial istirahat, yang berlanjut tivasi. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang saluran Na,
hingga melampaui batas positif. Fase kedua dihasilkan dan Ca2r , lihat Bab 14, 31 , dan 34.
dari inaktivasi cepat saluran Nar dan pembukaan tertunda
saluran K, yang memungkinkan pergerakan K ke luar TRANSMISI PERTAUTAN SampainyaAP padaujung
u ntuk me nghenti kan dep ol a ri sasi. akson menginisiasi serangkaian kejadian yantrmencerus-
Arus ionik transmembran menghasilkan arus s'irkuit kan transmisi impuls eksitatori atau inhibitori melewati
lokal di sekitar akson. Akibatnya, saluran istirahat yang sinaps atau rautan neuroefektor (lihat Gambar 6-2):
berdekatan dalam akson teraktivasi sehingga mem-
bangkitkan bagian membran akson yang berdekatan dan 1. Pelepasan simpanan neurotransmiter; regulasi pra-
menyebabkan propagasi potensial aksi tanpa pengu- taut/ln. Neurotransmiter nonpeptida (molekul kecil)
rangan sepanjang akson. Daerah yang telah mengalami banyak disintesis di ujung akson dan disimpan di
depolarisasi tetap berada dalam keadaan refraktori untuk vesikel sinaptik di tempat yang sama. Neurorrans-
sementara. Dalam serabut termielinasi, perubahan per- miter peptida (atau peptida prekursor) ditemukan
meabilitas hanya muncul pada nodus Ranvier, kemudian dalam vesikel besar berinti padat yang ditranspor ke
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 85

+ ] 1.AP 2, EPSP 3,AP


.9;
HE?
ide
of_4-+-+--A-
I I \
I

I \
KOMPLEKS PENGAIT

neureksin ----;l
LE -)J L_ _,/----r\ J \_ sintaksin-------]j{ I vI
Rab s-----
sinaptobr€vin
---Fl
srnaproragmrn --t-
transporter 1]1rnnAf
neurolrans- [lllllllu
miter llllilillln
rvuv ua
saluran Ca2*
sensitif- [n
tesansan dil
saluran ion
berpintu X t!
reseptor F*tl
pascasinaps s e

VESIKEL SINAPTIK
transmiter
+
EE 1 l.AP 2. lPsP 3. lnhibisi
eksitatori AJ
E;e.F+-4
oE-
rE -lJ \.'- L \ X transmiter
inhibitori qP
\_=/-

GAMBAR 6-2 Tahap-tahap neurotransmisi eksitatori dan inhibitori. 1. Potensial aksi (AP) saraf terdiri
atas pembalikan muatan sementara yang tersebar sendiri pada membran aksonal. (Potensial internal E.
bergerak dari nilai negatif, melalui potensial nol, menuju nilai yang sedikit positif terutama melalui peningkatan
permeabilitas Na- dan kemudian kembali ke nilai istirahat melalui peningkatan permeabilitas K-,) Ketika AP
mencapai ujung prasinaptik, AP menginisiasi pelepasan transmiter eksitatori atau inhibitori. Depolarisasi pada
ujung saraf dan masuknya Ca2- menginisiasi pengaitan dan kemudian penggabungan vesikel sinaps dengan
membran dari ujung saraf. Vesikel lerkait dan tergabung diperlihatkan. 2, Kombinasi transmiter eksitatori
dengan reseptor pascasinaps menghasilkan depolarisasi terlokalisasi, yaitu potensial pascasinaptik eksitatori
(EPSP), melalui peningkatan permeabilitas terhadap kation, terutama Na*. Transmiter inhibitori menyebabkan
peningkatan selektif pada permeabilitas terhadap K. atau Cl- sehingga menghasilkan hiperpolarisasi ter-
lokalisasi, yaitu potensial pascasinaps inhibitori {IPSP). 3 EPSP menginisiasi AP terkonduksi pada neuron
pascasinaps; namun, ini dapat dicegah dengan hiperpolarisasi yang diinduksi oleh IPSP yang bersamaan.
Kerja lransmiter dihentikan oleh destruksi enzimatik, oleh pengambilan kembali ke dalam ujung prasinaps atau
sel giial yang berdekatan, atau oleh difusi,

akson dari rempat sintesisnya di dalam badan sel. vankosit; jika diaktivas| reseptor ini mengubah fungsi
Sampainya AP dan depolarisasi membran ujung seperfi sinfesls dan pelepasan transmiter. Dua kelas
akson menyebabkan pelepasan serentak beberapa utama reseptor prasinaptik telah teridentifikasi pada
latus kuantum neurotransmiter; tahap penting sebagian besar neuron, termasuk ujung simpatik dan
dalam sebagian besar (tapi tidak semua) ujung saraf parasimpatik. Heteroreseptor merupakan reseptor pra-
adalah influks Ca2- yang memasuki sitoplasma sinaptik yang membeikan respons kepada neurotrans-
alaon dan meningkatkan fusi antara membran akso- miter, neuromodulator, atau neurohormon yang dllepas-
plasma dan vesikel-vesikel yang sangat berdekatan kan dari neuron atau sel yang berdekatan. Sebagal
dengannya. Isi vesikel, termasuk enzim, plotein contoh, NE dapat memengaruhi pelepasan ACh dari
lain, dan kotransmiter (misalnya, ATq NPY) kemu- neuron parasimpatik dengan bekerja pada reseptor G2t\,,
dian dikeluarkan ke bagian luar dengan cara ekso- d2B, dan a2c, sedangkan ACh dapat memengaruhi
sitosis (lihat Gambar 6-2). petepasan NE dai neuron simpatik dengan bekerja pada

Resepfor pada soma, dendrit, dan akson dari neuron reseptor M


2
dan M o (ihal bawah). Kelas lain dari reseptor
rnerespons neurotransmiier atau modulator yang dilepas- prasinaptik adalah autorcseptor, berlokasi pada ujung
kan dari neuron yang sama atau dari neuron atau sel yang akson dari neuron dan diaktivasi oleh transmiter dari
berdekatan. Reseplor soma -dendritik berlokasi pada atau neuron itu sendiri untuk mengubah slnfesis da n pelepasan
di dekat badan sel dan dendrit; jika diaktivasi, reseptor ini neuron berikutnya. Sebagai contoh, NE dapat berinteraksi
terutama mengubah fungsi dari daerah soma-denditik dengan reseptor a2Adan a* untuk menginhibisi NE yang
seperll sinfesis protein dan pembangkitah potensial aksi. dilepaskan secara neural. Dengan cara yang serupa, ACh
Resepfor prasinaptik berlokasi pada ujung akson atau dapat berinteraksi dengan reseptor M, dan Mo untuk
86 nacreN II obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

menginhibisiACh yang dilepaskan secara neural, Adeno- ngaruhl sinfesls second messanger infra selular (misalnya,
sin, dopamin (DA), glutamat, asam y-aminobuluat(GABA), AMP siklik, GMP siklik, lP) dan tidak setatu menyebabkan
prostaglandin, dan enkefalin memengaruhi pelepasan perub ah an poten si al membran.
neurotransmiter yang dimediasl secara neural, sebagian
dengan mengubah fungsi saluran ion pratautan. 3. [nisiasi ahtiuitas pasctfiaut. Jika melewati nilai
ambang rerrentu, EPSP menginisiasi potensial
2. Kombinasi transmiter dengan rcseptnr pasc/ttaut d.an
'
"kan
aksi pada membran pascasinaps dengan mengakti-
pembanghitan potensial pascataut. Tlansmirer yang vasi saluran peka-tegangan di daerah sekitarnya.
dilepaskan berdifusi melintasi celah sinaps atau Pada jenis otot polos rertenru, yang perambatan
tautan dan bergabung dengan reseptor terspesialisasi impulsnya minimal, EPSP dapat meningkatkan
pada membran pascataut; ini sering kali menghasil- laju depolarisasi spontan, menyebabkan pelepasan
kan peningkatan permeabilitas, atau konduktansi, Ca2., dan meningkatkan tonus otot; di dalam sel-
ionik yang terlokalisasi pada membran. Dengan sel kelenjar, EPSP mengawali sekresi melalui
beberapa pengecualian (tercatat di bawah), saru dari mobilisasi Ca2.. IPSP yang ditemukan di dalam
tiga perubahan permeabilitas dapat muncul: (a) neuron dan otot polos tapi tidak ditemukan pada
peningkatan umum dalam permeabilitas terhadap otot rangka, akan cenderung melawan potensial
kation (terutama Na*, tapi terkadang Ca2.), menye- eksitasi yang diawali secara simultan oleh sumber-
babkan depolarisasi membran serempar, yaitu sumber neuron lain. Respons akhir bergantung
potensial pascasinaps eksitatori (excitato ry p o s tslnap - pada gabungan semua potensial.
tic potential,EPsP); (b) peningkatan selektifpermea-
bilitas terhadap anion, biasanya Cl-, menyebabkan
4. Penghancuran atau penghilangan transmiter dan
p engh entian herj a. IJ ntuk mempertahankan trans-
stabilisasi atau hiperpolarisasi membran, yang me-
misi frekuensi tinggi dan pengaturan fungsi, waktu
rupakan suatu potensial pascasinap s inhibirori (i n hi -
tinggal sinaptik dari neurotransmiter utama harus
bitory postsynaptic potential IPSP); atau (c) pening-
relatif pendek. Pada sinaps kolinergik yang terlibat
katan permeabilitas terhadap K.; karena gradien K-
dalam neurotransmisi cepat, konsentrasi tinggi dan
mengarah ke luar sel, terjadi hiperpolarisasi, yakni
terlokalisasi dari as e ti lk o li n e s te ros e (AChE) terlokali-
suatu IPSP.
. sasi untuk menghidrolisis ACh. Jika AChE di-
Perubahan potensial elektrik terkait EPSP atau IPSP hambat, penghilangan rransmiter terjadi rerurama
umumnya disebabkan oleh aliran pasif ion menuruni melalui difusi sehingga efek dari ACh diperkuat
gradie n konsentrasi. Perubahan pada perme abilrtas salur- dan diperpanjang (lihat Bab 8).
an yang menyebabkan perubahan potensial ini diatur
secara spes/'flk oleh reseptor neurotransmiter pascataut Penghentian kerja katekolamin terjadi karena kombi-
terspeslailsasl(lihat Bab 12 dan bawah). Dengan adanya nasi dari difusisederhana dan pengambilan kembali oleh
neurotransmiter yang tepat, saluran cepat membuka ujung akson dari transmiter yang dilepaskan oleh trans,
hingga mencapai keadaan konduksi tinggi, tetap terbuka porter famili SLC6 menggunakan energi yang disfunpan
selama sekftar s4fu milidetik, dan kemudian mentutup. di gradien transmembran Na* (lihatTabel2-2 dan 6-5).
Arus pulsa pendek telihat sebagai hasil dari pembukaan Penghentian kerja 5-HT dan GABA serta rransmirer
an sal u ran. Kesel u ru h an pei stiw a mikroskopik
d an pe n utup asam amino lain juga dihasilkan dari perpindahannya ke
ini menghasilkan EPSP. Saluran ion berpintu-ligan ber- dalam neuron dan glia sekitar oleh anggota famili SLCl
konduktans tinggi biasanya memungkinkan lewatnya Nat dan SLC5. Neurorransmiter peptida dihidrolisis oleh
atau Ct; sedangkan K dan Caz. lebih jarang terlibat. berbagai pepddase dan dihilangkan melalui difusi; meka-
Saluran berpintu-ligan di atas termasuk ke dalam super- nisme ambilan spesifik belum dibuktikan untuk subs,
famili besar protein reseptor ionotropik yang meliputi tansi-substansi ini.
reseptor nikotinik, glutamat, serotonin (1-HT), dan regep-
tor P2X tertentu, yang terutama menghantarkan Na', 5. Fungsi nonelektrogenlh. Selama keadaan istirahat,
menyeb abkan depotari sa si, d an be rsifat eksitatori, se rla terdapat pelepasan lambat sejumlah rransmirer ter-
resepfor GABA dan glisin, yang menghantarkan Ct, isolasi secara kontinu yang menghasilkan respons
menyebabkan hiperpolarisasi, dan berkaitan dengan elektrik pada membran pascaraut lminiature end-
inhibisi. Neurotransmiter juga dapat memodulasi permea- plate potentiak (mepps)l yang berhubungan dengan
bilitas saluran K dan Ca2' secara tidak langsung, sering pemeliharaan keadaan responsif fisiologis organ
kali melalui interaksi protein G+esepfor (lihat Bab 1). efektor. Aktivitas spontan tingkat rendah dalam
Reseplor neurotransmiter lain bekerja dengan meme- unit motorik otot rangka secara khusus penring
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 87

karena otot rangka kekurangan tonus tetap. Aktivitas punyai kekuatan pengonsentrasi yang besar, bersifat
dan pergantian enzim terlibat dalam sintesis dan jenuh dan begantung pada AIP Proses ini dihambat oleh
inaktivasi neurotransmiter, kerapatan reseptor pra- vesamikol (Gambar 6-3). Inhibisio/eh vesamikol bersifat
sinaps dan pascasinaps, serta sifat lain dari sinaps nonkompetitif dan reversibel sefta tidak memengaruhi
kemungkinan diatur oleh kerja tropik neurotrans- ATPase vesikular. Jumlah kandungan ACh di vesikel
miter atau faktor tropik lain yang dilepaskan oleh slnaps berkisar antara 1000 hingga 50.000 molekul tiap
neuron atau sel target. vesikel; satu ujung saraf motorik mengandung 300.000
atau lebih vesikel.
Thansmisi Kolinergik
PELEPASAN ASETiLKOLIN DAN PENGATURANNYA
Sintesis, penyimpanan, dan pelepasan ACh (Gambar
OLEH TOKSIN
6-3) mengikuti siklus hidup yang serupa pada semua
sinaps kolinergik, termasuk siklus pada tautan neuro- Pelepasan ACh dan neurotransmiter lain melalui ekso-
muskular rangka, ujung simpatik dan parasimpatik pra- sifosls dlnhlblsi oleh toksin botulinum dan tetanus dari
ganglion, varikositas parasimpatik pascaganglion, vari- Clostridium. Toksin botulinum bekerja pada ujung saraf
kositas simpatik pascaganglion yang mempersarafi untuk mengurangi pelepasan ACh vesikular (lihat Bab 9
kelenjar keringat di kulit, dan di SSP. dan 63 untuk kegunaan terapeutik dari toksin botulinum).
Sebaliknya, toksin tetanus terutama memiliki kerja
KOLIN ASETILTRANSFERASE
sentral: toksin ini ditranspor balik dari neuron motorik ke
Ch-proses
Kolin asetiltransferase me ng atalisis slnfesls A bagian soma di korda spinal. Dari sana, toksin berpindah
asefl/asl kolin dengan asetil koenzim A (KoA). Kolin ke neuron inhibitori yang bersinaps dengan neuron
asefl/fransferase, sepefti komponen protein neuron lain, motoik dan menghambat eksosllosrs di neuron inhibitori.
dislnfesls di dalam perikaryon kemudian ditranspor di Perintang an pelepasan transmiter inhibitori menimbulkan
sepanjang akson hingga ujungnya. Ujung akson mengan- tetanus atas paralisis spastik. Toksin dari bisa laba-laba
dung sejumlah besar mitokondria, tempat asetil KoA black widow (a-latrotoksin) berikatan dengan neureksin
dlsinfesis. Kolin diambil dari cairan ekstraselular ke d al am (protein transmembran yang terletak pada membran
aksoplasma menggunakan transpor aktif . Proses slnlesls ujung saraf) menghasilkan eksosifosis vesikel sinaptik
terjadi disifosof sebagian besar ACh kemudian dipisah- yang kuat.
kan di dalam vesikel sinaptik. Inhibitor kolin asetiltrans-
ferase yang tidak memiliki kegunaan terapeutik memper- ASETTLKOLTN ESTERASE (AChE)
lambat laju biosinfeslsACh, sebagian karena pengambiL ACh harus dihilangkan atau diinaktivasi dalam batas
an kolin, bukan karena aktivitas asetiltransferase. waktu yang ditentukan oleh karakterisfrk respons slnaps.
Pada tautan neuromuskular, penghilangan segera di-
TRANSPOR KOLIN tanspor kolin dari plasma ke perlukan untuk mencegah difusi lateral dan aldivasi ber-
dalam neuron merupakan pembatas kecepatan dalam turut-turut dari reseptor yang berdekatan. Penghilangan
sintesis ACh dan diselesaikan dengan sistem transpor ini dicapai dalam <1 ms dengan hidrolisis ACh oleh AC\E.
afinitas tinggi dan rendah yang berbeda. Sistem afinitas- K^AC1E untuk ACh adalah -50-100 1tM. Kolin yang di-
tinggi (K = 1-5 pM) bersifat unik terhadap neuron hasilkan hanya memilikipolensl 103-1ts dariACh pada
kolinergik, bergantung pada Na. ekstraselular, dan di- tautan ne u ro mu sku I ar. ACh E te rd ap at d i ne u ro n koli n e rgi k
hambat oleh hemikolinium. Konsentrasi kolin dalam (dendrit, perikarya, dan akson) dan sangat terkonsen-
plasma ialah sekitar 10 pM. Sebagian besar kolin yang trasi di ujung saraf pascasinaps tautan neuromuskular.
dibentuk dari hidrolisis ACh terkatalisasi-AchE di- Eslerase yang serupa, butirilkolinesterase (BuChE; juga
kembalikan ke dalam ujung saraf. dikenal sebagai pseudokolinesterase), terdapat dalam
jumlah yang sedikit di sel glial atau satelit tetapi hampir
PENYIMPANAN ACh tidak terdapat dalam elemen neuronal dari sistem saraf
Sete/ah dislnfesis, ACh diambil oleh vesikel penyimpanan pusat dan perifer. BUChE terutama disinfesis di hati dan
terutama pada ujung-ujung saraf. Vesikel tersebut me- ditemukan dalam hati dan plasma. AC\E dan BUC\E
ngandung ACh dan ATP, dengan perkiraan rasio 10:1, khususnya dibedakan oleh laju relatif hidrolisis ACh dan
dalam fase cair dengan Ca2' dan Mg2*, dan vesikulin, butirilkolin sefta oleh efek inhibitor yang selektif (ihafBab
suatu proteoglikan berarus negatif yang diperkirakan 8). Hampir seluruh efek farmakologis senyawa anti-ChE
mengrso/asl Ca2' atau ACh. Pada beberapa vesikel koli- disebabkan oleh penghambatan AC\E, dengan konse-
nergik terdapat peptida (misalnya, PIV) yang bekerja kuansi akumulasi ACh endogen pada daerah sekeliling
sebagal katransmiter. Transporter vesikular ACh, mem- ujung saraf.
88 necreN II obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

Hemikollnum

/fi] AcCoa + Kolin

K/ T,---
W
Mitokondrion
l@l
Y-
cnnr 1

Vesamikol

P*-\ mAChR
VAMPS .g

,^"t\'
@+ -{
nAChR
(Nru-Nu)
mAChR
(Mr-M.)

GAMBAR 6-3 Tautan neuroefektor kolinergik. Sintesis ACh di varikosit bergantung pada ambilan kolin melaiui sebuah
pembawa bergantung-natrium. Pengambilan ini dapat dihambaloleh hemikolinium, Kolin dan gugus asetil dari asetil.koenzim
A (berasal dari mitokondria) membentuk ACh, suatu proses yang dikatalisis oleh enzim kolin asetiltransferase (ChAT). ACh
ditranspor ke vesikel penyimpanan oleh karieryang dapat dirintangi oleh yesamrko/, ACh disimpan di dalam vesikel bersama
dengan kotransmiter (Co-T) potensial lainnya seperti ATP dan VIP Pelepasan ACh dan Co-T terjadi setelah depolarisasi
membran, yang memungkinkan masuknya Ca2- melalui saluran Ca?" bergantung-tegangan, Peningkatan [Ca,-]," memicu fusi
membran vesikular dengan mebran sel dan eksositosis dari kandungan vesikel. Proses fusi ini melibatkan interaksi antara
protein terspesialisasi dari membran vesikel (VAMP, protein membran terasosiasi-vesikel) dan membran varikosit (SNAP,
protein terasosiasi-sinaptosom). Pelepasan eksositotik dari ACh dapat dihambat oleh loksln botulinum. Setelah dilepaskan,
ACh dapat berinteraksi dengan reseptor muskarinik (mAChR), yang merupakan GPCR, atau reseptor nikotinik (nAChR) yang
merupakan saluran ion berpintu-ligan, untuk menghasilkan respons khas efektor. ACh luga dapat bekerja pada mAChR atau
nAChR prasinaps untuk mengubah pelepasannya sendiri. Kerja ACh dihentikan dengan hidrolisis menjadi kolin dan asetat
oleh asetilkolinesterase (AChE) yang berkaiian dengan membran sel efektor.

KARAKTERISTIK TRANSMISI KOLINERGIK PADA rangka. Depolarisasi awal dihasilkan dari aldivasi resep-
BERBAGAI TEMPAT tor ACh nikotinik, yang merupakan saluran kation ber-
pintu ligan dengan sifat yang mirip dengan yang terdapat
Otot rangka
pada tautan neuromuskular. Beberapa transmiter atau
Pada tautan neuromuskular (Gambar 9-2), ACh berinter- modulator sekunder dapat memperbesar atau mengu-
aksi dengan reseptor ACh nikotinik dan menginduksi rangi sensitivitas se/ pascaga nglion terhadap ACh. Trans-
peningkatan permeabititas kation secara cepat dan nyata. misi ganglion dijelaskan lebih rinci dalam Bab g.
Saat aktivasi oleh ACh, saluran intrinsik dari reseptor
Efektor Otonom
nikotinik membuka selama 1 ms dan memasukkan
-50.000 ion Na*. Prosespembukaan saluran merupakan Sflmu/asl atau inhibisi sel efektor otonom oleh ACh di-
dasar bagi EPP pendepolarisasi terlokalisasi di dalam sebabkan oleh interaksi ACh dengan reseptor ACh mus-
ujung saraf, ybng memicu potensia! aksi otot dan meng- karinik. Dalam hal ini, efektor terkopel dengan reseptor
hasilkan kontraksi. oleh protein G (lihat Bab 1). Berlawanan dengan otot
rangka dan neuron, otot polos dan sislem konduksi
Ganglion Otonom jantung (nodus sinoatrial [SA], atrium, nodup atrioven-
Jalur utama transmisi kolinergik pada ganglion otonom trikular [AV], dan sisfern His-Purkinje) normalnya menun-
mirip dengan jalur utama padatautan neuromuskular otot jukkan aktivitas intrinsik, baik elektris maupun mekanis,
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 89
yang diatur namun tidak diinisiasi oieh impuls s araf . Pada SISTEM KOLINERGIK EKSTRANEURONAL ACh ter-
beberapa otot polos, ACh menyebabkan penurunan dapat pada sebagian besar sel dan organ manusia, teL-
potensial istirahat (potensial membran menjadi kurang masuk sel epitel (saluran napas, saiuran cerna, epidermis,
negatrf) dan peningkatan frekuensi produksi puncak, di- jaringan kelenjar), sel mesotelial dan endotelial, sel ber-
seftai dengan peningkatan tensi. Kerja utama ACh dalam sirkulasi (piatelet), dan sel imun (sel mononuklear,
menginisiasi efek-efek ini melalui reseptor muskainik makrofag). Fungsi eksak dari ACh nonneuronal tidak
mungkin merupakan depolarlsasl parsial membran sel diketahui; senyawa diduga berperan antara lain pada
yang diakibatkan oleh peningkatan Na- dan juga, dalam pengaturan mitosis, lokomosi, otomatisitas, aktivitas
beberapa kasus, konduktansi Ca2*; aktivasi reseptor siiier, hubungan sel-sel, fungsi sawar, pernapasan dan
muskarinik juga dapat mengaktifkan jalur G.-PLC-IP, sekresi, serta pengaturan fungsi limfosit.
yang menyebabkan pergerakan'simpanan C'ab. OIeh
sebab itu, ACh menstimulasi aliran ion melerivatimembran
KLASIFIKASI RESEPTOR KOLINERGIK
dan/atau memindahkan Ca2* intraselular untuk men- ACh memberikan respons yang serupa dengan respons
cetuskan kontraksi. nikotin afau muskarin, bergantung pada persiapan fisio-
Di dalam jantung, de polarisasl sponfan umumnya di- logis. OIeh sebab itu, reseptor untuk ACh diklasifikasikan
sebabkan oleh nodus SA. Pada sistem konduksi jantung, alas nikoiinik afau muskarinik. Tubokurarin dan atropin
terutama di nodus SA dan AV, stimulasi persarafan koli- masing-masing merintangi efek nikotinik dan muskarinik
nergik atau penggunaan langsung ACh menyebabkan dari ACh sehingga memberikan bukti farmakologis akan
penghambatan, diseftai hiperpolarisasi membran dan adanya dua tipe reseptor ACh.
penurunan laju depolarisasi yang nyata. Efek ini, di
antaranya, disebabkan oleh peningkatan selektif pada Subtipe Reseptor Asetilkolin Nikotinik
permeabilitas terhadap K, dan dimediasi oleh reseptor
Reseptor ACh nikotinik (nAChR) merupakan anggota
kolinergik muskarinik.
superfamili saluran ion berpintu ligan. Reseptor ini
TEMPAT PRATAUT berada pada tautan neuromuskular skelet, ganglion oto-
Varikosit ujung saraf baik kolinergik maupun adrenergik
nom, medula adrenal dan di SSP Reseptor-reseptor ini
mengandung otoreseptor dan heteroreseptor. )leh sebab
merupakan target alami untuk ACh serta obat-obatan
itu, pelepasan ACh bergantung pada pengaturan kom- yang diberikan secara farmakologis, termasuk nikotin.
pleks oleh mediator, termasuk ACh itu sendiri yang Reseptor ini membentuk struktur pentametrik yang
bekerja pada otoreseptor
terdiri atas subunit homomerik a dan p. Pada manusia,
M
rdan M
o, serta transmiter lain
(misalnya, NE yang bekerja pada reseptor adrenergik o'ro 8 subunit a (cxrhingga a-, ar, dan a,,,) dan tiga subunit
dan ar) alau subsfansi yang diproduksi secara lokal f (f ,htngg^ f o) rclah diklon. Baik nAChR otot maupun
(misalnya, NO). lnhibisi pelepasan ACh yang dimediasi neuron memiliki ciri struktural dan fungsional yang
sama dengan salulan berpintu ligan lain seperti resepror
oleh ACH sesudah aktivasi otoreseptor M, dan Mo di-
anggap menunjukkan mekanisme kontrol umpan balik GABAA, 5-HT3, dan glisin. nAChR otot merupakan
negatif fisiologis. Pada beberapa tautan neuroefektor bentuk yang terkarakterisasi paling baik. Reseptor niko-
(misalnya, p/eksus mienterik pada saluran Gl atau nodus tinik otot mempunyai empar subunit berbeda dalam
SA di jantung), ujung saraf simpatik danparasimpatik
bentuk kompleks pentamer ("rf|y atau ar\de; lihat
sering berdekatan. Oleh karena itu, efek berlawanan dari
Tabel 6-2). Subunit otot dan neuron memiliki berbagi
NE dan ACh dihasilkan tidak hanya dari efek berlawanan
topografi dasar berupa dornain terminal-N ekstraselular
kedua transmiter pada otot polos dan sel jantung, tetapi
besar yang berkontribusi pada pengikatan agonis, empar
juga dari inhibisi timbal balik terhadap pelepasan masing- domain transmembran hidrofobik (TMr hingga TM4),
masing melalui kerja pada heteroreseptor. Autoreseptor lengkung sitoplasmik besar antara TM. dan TMn, serta
dan heteroreseptor muskarinik merupakan target baik batas C ekstraselular pendek. 'W'ilayah rransmembran
untuk agonis maupun antagonis. Agonis muskarinik dg- M, diduga membentuk pori ion dari nAChR (lihatBab
pat menghambat pelepasan ACh yang diinduksi secara 9). Ganglion otonorn membentuk homomerik a, dan
elektris; antagonis akan memperbesar terladinya pe- heteromerik arlB n, dengan (ar) r(f a) rsebagai yang paling
/epasan transmiter. Se/ain reseplor adrenergik arodan umum.
ar, heterore$eptor inhibitori lain pada ujung parasimp atik Struktur pentametrik dari nAChR neuronal dan perbedaan
mencakup reseptorA,, H, dan opioid. Terdapat juga bukti molekular yang besar pada subunitnya memberikan ke-
adanya reseptor fasilitator adrenergik B, mungki n a n b any aknya ju ml ah n AChR d eng an ci ri fisiologis
90 SACII{N II Obat-Obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

berbeda. Resepfor-reseptor ini dapat membantu berbagai yang persarafan parasimpatiknya sedikit (misalnya, pada
macam fungsi berlainan dan aleh sebab itu meniadi sel endotelial dan otot polos dari sebagian besar pem-
sasaran obat baru bagi berbagai obat. Stoikiometri dari buluh darah). Pada SSB mAChR terlibat dalam peng-
kebanyakan nAChR di otak masih belum ielas. Perbeda- aturan sejumlah besar fungsi kognitif, perilaku, sensod(
an antar-nAChR ditampilkan pada Tabel &2. Struktur, motorik, dan otonomik. Fungsi dasar reseptor kolinergik
fungsi, distribusi, dan subtipe dari reseptor nikotinik di- muskarinik (Tabel 6-3) diperantarai oleh interaksi dengan
jelaskan lebih dalam pada Bab 9. protein G dan kemudian oleh perubahan terinduksi pro-
tein G dalam fungsi molekul efeldor terikat-anggota yang
SUBTIPE RESEPTOR MUSKARINIK berbeda. Subfrpe M, Mo dan Mu berpasangan melalui
Pada mamalia, lima subtipe berbeda dari reseptor ACh Gn, G.,,, dan G,r,rinsensltif foksln perlusls untuk mens-
muskarinik (mAChR) telah teridentifikasi, tiap subtipe timulasi lintasan PLC-IP r-Ca2* , dengan aktivasifenomena
menghasilkan gen yang berbeda. Seperti berbagai bergantung Caz' seperli kontraksi ofot polos dan sekresl
bentuk berbeda dari reseptor nikotinik, varian-varian ini (lihat Bab 1). Hasil lain dari aktivasi PLC, diasilgliserol,
memiliki lokasi anatomis berbeda di peifer dan SSP bersama dengan Ca2r, mengaldivasi PKC sehingga
serta memiliki speslflsltas kimiawi yang berbeda. mAChR menyeb abka n fo sfo ril asi b any ak p rotei n d an me ngh asilkan
merupakan GPCR flihat Tabel 6'3). AChR muskainik berbagairespons fislologls. Aktivasi reseptor M,, M, dan
terdapat pada hampir semua organ, iaringan, dan tipe Mu iuga dapat menyebabkan aktivasi fosfolipase A,
sel, meskipun subfrpe tertentu sering menoniol pada menyebabkan pelepasan asam arakidonaf dan sinfesls
tempat-tempat speslflk. Sebagal contoh, reseptor M, eikosanoid selanjutnya, menghasilkan sfrmu/asl otokrin/
merupakan subfrpe terbesar dalam iantung, sedangkan parakrin dari adenilil siklase.
reseptor M, merupakan subfrpe utama pada kandung Sfrmu/asl reseptor kolinergik M, dan Mo menyebab'
kemih. Pada perifer, mAChR memediasikeria muskainik kan interaksidengan protein G lain (misalnya, G,dan G)
ktasik ACh di organ dan iaingan yang dipersarafi oleh yang menghasilkan inhibisi adenilil stk/ase, penurunan
saraf parasimpatik; mAChR iuga terdapat pada tempat AMP siklik, aktivasi saluran K perarahan ke dalam, dan

Tabel 5-2

Karakteristik Subtipe Reseptor Asetilkolin Nikotinik (nAChR)

Reseptor (Subtipe
Reseptor Utama)* Lokasi Sinaps Utama Respons Membran Mekanisme Molekuler Agonis Antagonis

Otot rangka (Nr) Tautan neuromuskular Eksitatori; depolarlsasi ujung Peningkatan ACh Atrakurium

(a,)f,ed dewasa rangka (pascataut) saraf; kontraksi otot rangka permeabilltas kation Nikotin Vekuronium

(c,)rB,yd bayi (Nal K-) Suksinilkolin d-Tubokurarin


Pankuronium
a-Konotoksin
a-Bungarotoksin

Ganglion otonom; Eksitatori; depolarisasi; Peningkatan ACh Trimetapan


Neuron perifer (N*)
(a,),0J, medula adrenal perangsangan neur0n permeabilitas kation Nikotin Mekamilarnin
pascaganglion; depolarisasi (Nal K.) Epibatidin
dan sekresi katekolamin Dimetilfenil-
piperazinium

SSP; pra- dan Eksltasi pra- dan pascasinaPtik Peningkatan Sitisin, epibatidin Mekamilamin
Neuron pusat (SSP)
(ao)r(Fo), pascatautan Kendali prataut dari pelePasan permeabilitas kation Anatoksin A Dihidro-/-eritrodin
transmitbr (Na-; K-) Erisodin
(insensitif a-btoks)
Lopotoksin

(a,)^ (sensitif a-btoks) SSP; pra- dan Eksitasi pra. dan PascasinaPtik Peningkatan Anatoksin A Metilikakonitin

pascasinaptik Kendali prataut dari pelePasan permeabilitas kation a-Bungarotoksin

transmiter (ca'-) a-Konotoksin lMl

*sembilan subunit individu telah teridentifikasi dan diklon dalam oiak manusia, yang berkombinasi dalam berbagai konformasi untuk membentuk subtipe reseptor
konstruksi nAChR fungsional yang terdapat secara alami yang
tersendiri, Struktur reseptor individu dan komposisi subtipe tidak sepenuhnya dipahami. Hanya sejumlah
telah teridentifi kasi. a-btoks, c-bungarotoksin.
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf otonom dan
Somatik 91

Tabel 6-3
(mAChR)
Karakteristik Subtipe Reseptor Asetilkolin Muskarinik
Ukuran; Lokasi

ReseptorKromosomLokasiselulerdanJaringan*Responsseluleri-.-ReSponSFungsionalt kognitif (belajar dan ingatan)


ssp; paling berlimpah di Aktir,asplq llp, dunlDAG - l0al
Peningkatan fungsi
m
'' 1 460 aa
,|,qfl-13 korteks serebral, hipo- dan PKC
k'r*prr,danstriatumDepolarisasidaneksitasiPqningkatanaktivitaskeiang
Ganglion otonom (lsEPSP)
Aktivasi PLD, PLA'?; tAA Penurunan pelepasan dan pergerakan dopamin
Xele-niar (gastrik dan saliva)
Peningkatan depolarisasi ganglion otonom
Saraf enterik Bergandengan melalui Gorfi
Peningkatan sekresi

M
'"2 466 aa Tersebar luas di SSP, lnhibisi adenilil siklase' fcAMP Jantung:
pelambatan depolarisasi spontan;
,-q-35-ru jantung, otot polos, uiung Aktivasi saluran K- perarahan ke dalam Nodus SA:
hiperpolarisasi; JHR
saraf oionom lnhibisi saluran Ca2* berpintu voltase
Nodus AV: Penurunan laju konduksi
HiPerPolarisasi dan inhibisi
Bergandengan melalui G,/G" (sensitit Atrium: f periode refrakter, Jkontraksi
PTX) Ventrikel: sedikit f kontraksi
Ofol po/os;
I Kontraksi
Saraf pertfer:
lnhibisi neural melalui otoreseptor dan
heteroresePtor
t Transmisi ganglion
SSP;
lnhibisi neural
I Tremor; hiPotermia; analgesia
Otof polosr
u' 3 590 aa Tersebar luas di SSP Aktivasi PLC; flP, danfDAG - 'f Kontraksi (terutama pada beberapa tempat,
1q43-44 (< daripada mAChR lain) lca'?" dan PKc
misalnya, kandung kemih)
- Oepolarisasi dan eksitasi (lsEPSP)
dan Aktivasi PLD,' PLA'; tAA Keleniar:
Berlimpah di otot polos
fSekresi (terutama pada kelenjar saliva)
kelenjar Bergandengan melalui Gor,r
Peningkatan asupan makanan, berat badan,
Jantung
penyimPanan lemak
lnhibisi pelePasan doPamir
Sintesis NO

I0AMP lnhibisi termediasi autoreseptor dan heteroresep-


M4 47g aa Lebih terekspresi di ssp, lnhibisi adenilil slklase,

llpl2.ll,2terutamaotakdepanAktivasisaluranK-perarahankeda|amtorterhadappelepasantransmiterdiSSPdan
perifer

lnhibisi saluran ca2- berpintu voltase Analgesia; aktivitas kataleptik

Hiperpolarisasi dan inhibisi Fasilitasi pelepasan dopamin

Bergandengan melalui G,/G" (sensitif-


PTX)
kadarAktivasi PLC; 1lP3 dan]DAG + Mediator dilatasi di arteri dan arteriol serebral (?)
M5 532aa Terekspresi dalam
PKC
JCa2.
Memfasilitasi PelePasan doPamin
15q 26 rendah di SSP dan Perifer dan
eksitasi (fsEPSP) Peningkatan perilaku dan reward mencari obat
Merupakan mAChR utama Depolarisasi dan
PLD, PLA,; (misalnya, oPiat, kokain)
di neuron dopamin dalam Aktivasi 1AA
VTA dan substansia nigra Bergandengan melalui G

Gnagr*Gra, organ, jaringan, dan sel mengekspresikan bermacam-macam


mAChR
morqrr ri iarr rr vano serupa
meraruijarur Beoitu pura densan mAChR M' dan Mo
vans serLroa. Begitu
rmAChR M' M., dan M, tampa* u.'n..0.'n.i o;q;; e!.]1'lgli::,:::,:t *:i::;llr,
bil;iio.ild deigan protein G yang serupa dan mengirim sinyal
melaluijalur yangserupa
vr.g menghasill' (an tungsi tertentu; di tempat lain,
mAChR, satu sublipe dapat mendominasi dalam
rMeskipun di banyak Jaringan, rrg;., d'.; ;.1 t.rdapat berbagai subtipe
bisa terdapat beberapa subtipe utama

area tegmentum ventral'


HR, denyut jantung; PTX, ioksin pertusis; VTA,
sA, nodus sinoatrial; nodus AV, noJus atrioventrir<ular;
92 secIAN u obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

inhibisi saluran Ca2r berpintu voltase, dengan konsekuensi farmakologis ditampilkan di sini. Hampir setiap langkah
fungsional berupa hiperpolaisasi dan inhibisi eksitabili- dalam sintesis, penyimpanan, pelepasan, pengambilan
tas. Halini paling jelas pada miokardium, dengan inhibisi kembali/metabolisme, dan kerja dari katekolamin dapat
adenilil siklase dan aktivasi konduktansi K mengakibal dimanfaatkan oleh senyawa farmakologis.
kan efek ACh kronotropik dan inotropik negatif .
SINTESIS, PENYIMPANAN, DAN PELEPASAN KATE.
Sete/ah aktivasi oleh agonis, mAChR dapat difos-
K0LAMIN Sintesis-Lanskah-langkah dalam sintesis
forilasi oleh berbagai kinase reseptor dan kinase teregu-
/asl second messenger; subtipe mAChR terfosforilasi
DA, NE (dikenal juga sebagai noradrenalin), dan Epi
(dikenal juga sebagai adrenalin) ditampilkan pada
kemudian dapat berinteraksi dengan B-arestin dan
Gambar 6-4. Tirosin membentuk DA melalui proses
mungkin protein adaptor lain. Akibatnya, berbagai Iintasan
pensinyalan mAChR dapat diubah secara berlainan, 3-hidroksilasi dan dekarboksilasi. DA mengalami
p-hidroksilasi menjadi NE (transmiter pada saraf pasca-
mengakibatkan desensdisasija ngka pendek atau panjang
ganglion dari cabang simpatik SSO), yang diubah men-
dari lintasan pen;sinyalan teftentu, aktivasi jalur MAP
jadi Epi melalui N-metilasi pada jaringan kromafin.
kinase termediasr'-reseplor setelah fosforilasi mAChR,
Enzim-enzim yang terlibat tidak seluruhnya spesifik;
dan potensiasi jangka panjang dari stimulasi PLC ter-
akibatnya, substansi endogen lain dan beberapa obat
mediasi-mAChR. Aktivasi agonis mAChR juga dapat
juga dapat berfungsi sebagai substrat. 5-hidroksitripta-
menginduksi internalisasi dan penurunan jumlah reseptor.
min (5-HT, serotonin) dapat dihasilkan dari 5-hidroksi-
l-triptofan oleh asam r-amino aromatik dekarboksilase
Transmisi Adrenergik (AAD atau dopa dekarboksilase). AAD juga mengubah
Norepinefrin (NE), doparnin (DA), dan epinefrin (Epi) dopa menjadi DA, dan metildopa menjadi cr-metil-DA,
merupakan katekolamin. NE adalah transmiter utama yang diubah menjadi a-metil-NE oleh dopamin
pada kebanyakan serabut pascaganglion simpatik dan /i-hidroksilase (D/H ; Tab el 6 - 4) .
pada beberapa jalur di SSP DA adalah transmiter utama Tirosin hidroksilase, enzim pambatas-laju, merupa-
pada sistem ekstrapiramidal mamalia dan pada beberapa kan substrat untuk PKA, PKC, dan CaM kinase; fosfo-
jalur neuronal mesokortikal dan mesolimbik. Epi adalah rilasi dapat meningkatkan aktivitas hidroksilase, suatu
hormon utama dari medula adrenal. Grdapat interaksi mekanisme akut penting dengan NE dan Epi (bekerja
penting antara katekolamin endogen dan banyak obat pada otoreseptor) meningkatkan sintesis katekolamin
yang digunakan pada penanganan hipertensi, gangguan sebagai respons terhadap meningkatnya stimulasi saraf
mental, serta berbagai kondisi lain yang dijelaskan dalam Selain itu, terdapat peningkatan tertunda pada ekspresi
bab-bab berikutnya. Sifat dasar fisiologis, biokimia, dan gen tirosin hidroksilase setelah stimulasi saraf; ini terjadi

.H
"a ,,1 o
Ho{,
' *\_,/
,}-lc-cH-NHz
r r
TIROSIN
H COOH
1 tirosin-3-monooksigenase
H
J {tiro"rn hidroksilase)
tetrahidrobiopterin
I

C- CH-NHz DOPA
lt
H COOH , asam L-amino
I

YI aromatikdekarboksilasi
H piridoksal fosfat
I

C- CHz - NHz DOPAMIN


I
dopamin$-hidroksilase
H
1
askorbat
H
I
I

C- CHz-NHz NOREPINEFRIN
I

OH 1 feniletanolamin-
I N-metittransferase GAMBAR 6-4 Eioslnfesis dopamin, norepinefrin, dan epinefrin. Enzim
\r' v
S-adenosilmetionin yang terlibat ditampilkan di sebelah tanda panah; kofaktor esensial tercetak

?-cHr-\CHs EPINEFRIN
OH
miring, Langkah akhir hanya terjadi pada medula adrenal dan pada sedikit
lintasan neuronal mengandung-epinefrin di batang otak.
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 93

Tabel 6-4

Enzim untuk Sintesis Katekolamin


Spesifisitas

Enzim Keberadaan Distribusisubseluler KebutuhanKofaktor Substrat Keterangan

Tirosin hidroksilase Tersebar luas; saraf Sitoplasmik Tetrahidrobiopterin, Spesifik untuk Tahap pembatas-laju
simpatik O, Fe2- L-tirosin lnhibisi dapat menyebabkan
habisnya NE
Asam L- amino Tersebar luas; saraf Sitoplasmlk Piridoksal fosfat Tidak spesifik lnhibisi iidak banyak mengubah NE
aromatik simpatik dan Epi jaringan
dekarboksilase
Dopamin Tersebar luas; sarai Vesikel sinaptik Asam askorbat, 0, Tidak spesifik lnhibisi dapat menurunkan kadar NE

B-hidroksilase simpatik (mengandung dan Epi


tembaga)
Feniletanolamin Sebagian besar di Sitoplasmik S-adenosil metlonin Tidak spesifik lnhibisi dapat menyebabkan
N-metiltransferase kelenjar adrenal (donor CH,) penurunan katekolamin adrenal; di
bawah kendali glukokortikoid

pada saat transkripsi, pengolahan RNA, pengaturan sekresl dari kortikotropin mernobilisasi hormon yang di-
stabilitas RNA, translasi, serta stabilitas enzim. Jadi, perlukan baik oleh kofteks adrenal (terutama kolisol pada
berbagai mekanisme ini
mempertahankan kandungan manusia) dan medula adrenal (Epi). Hubungan inihanya
katekolamin sebagai respons terhadap peningkatan terjadi pada beberapa mamalia, termasuk manusia, yang
pelepasan transmiter. Sebagai tambahan, tirosin hidrok- memiliki sel kromafin adrenal yang diselubungi oleh sel
silase dipengaruhi oleh inhibisi umPan baiik alosterik ko ftikal pen sekresl-sferoid. Te rd ap at petu nj uk d ari eksp re si

oleh katekolamin. PMNT dan jaringan kromafin ekstra-adrenal di iaringan


mamalia sepertiotak, jantung, dan paru-paru, yang meng'
Sifat utamadai mekanisme sinfes,s, penyimpanan, dan akibatkan slnlesls Epi ekstra-adrenal,
petepasan katekolamin serta modifikasinya oleh obat- Se/aln slnfesls transmiter baru, penyimpanan NE
obatan drangkum dalam Gambar 6-5. NE atau Epi di- juga dilengkapi oleh transpor NE yang sebelumnya di-
simpan dalam vesikel bersama ATP dan kotransmiter lain lepaskan ke cairan ektraselular oleh kombinasi keria dari
(misalnya, neuropeptida Y [NPY]), bergantung pada transpofter NE (NET, atau ambilan 1) yang menghentikan
tempatnya. Medula adrenal memilikidua tipe sel berkate- aksi sinaptik dai pelepasan NE dan mengembalikan NE
kolamin yang berbeda: satu dengan NE dan yang lain ke siloso/ neuronal, serta VMAT-2, transpofter vesikular
mengekspresikan enzim feniletanolamin-N-metiltrans-' monoamin, yang mengisi kembali vesikel penyimpanan
ferase (PNMI dan terutama mengandung Epi (pada sel- dari kolam sitoso/ NE (ihal bawah). Pada penghilangan
se/lni NE yang dibentuk di dalam granul meninggalkan NE daricelah sinaps, pengambilan oleh NET lebih penting
strutdur ini, dimetilasi di sitoplasma meniadi Epi, kemudian daripada pengambilan ekstraneuronal (ENf ambilan 2).
memasuki granul kramaiin kembali, tempat Epi disimpan Saraf slmpatlk sebagat satu kesatuan memindahkan -87%
sampai dilepaskan). Pada orang dewasa, Epi menyusun NE yang dilepaskan melalui NET dibandingkan oleh NET
-80% dari katekolamin medula adrenal. Faldor utama ekstraneuronal sebanyak 5% dan melalui difusi ke sirkulasi
yang mengatur /aju srnfeqs Epi, dan iuga ukuran tempat sebanyak 8%. Sebaliknya, bersihan katekolamin yang ber-
penyimpanan yang tersedia untuk pelepasan dari medula sirkulasi terjadi terutama melalui mekanisme nonneuronal;

adrenal, adalah kadar glukokotlikoid yang disekresi oleh sebanyak >60% bersihan teriadi melalui hati dan giniaL
- Karena VMAT-2 mempunyai afinitas yang iauh lebih tinggi
ko rleks ad re n a/. Slsf em v a skul a r p o ft al i ntr a ad re n al m e m
terhadap NE dibandingkan afinitas enzim metabolik, yakni
bawa koftikosteroid langsung ke se/ kromafin medula
PNMf (Gambar monoamin oksldase, lebih dari 70% NE yang terambil
adrenal, tempatnya menginduksi slstesis
kembali dipisahkan ke d alam vesikel penyimpanan.
6-4). Aktivitas dari baik tkosin hidroksilase maupun DBH
juga meningkat di medula adrenalketika sekresi glukokor- PENYIMPANAN KATEKOLAMIN Penyimpanankate-
tikoid distimulasl. O/eh karena itu, tekanan apapun yang kolamin dalam vesikel memastikan pelepasan katekola-
beftahan'cukup lama untuk mencetuskan peningkatan min secara teratur serta perlindungannya dari meta-
94 secIAN II obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

lY- xor"in

ATP

(__,"
\---NPY
\
\\s@
\o \o
MMII P2X.P2X7 PzY Y,-Yu
lo

a,p
W
GAMBAR 6-5 Tautan neuroefektor adrenergik. Tirosin ditranspor ke dalam varikosit dan diubah menjadi DOFA oleh
tirosin hidroksilase (TH) dan DOPA menjadi dopamin melalui kerja asam l-amino aromatik dekarboksilase (AMDC).
Dopamin diambil ke dalam vesikel penyimpanan oleh transporter yang dapat dirintanEi oleh reserpin; NE sitoplasmik juga
dapat diambil oleh transporter ini, Dopamin diubah menjadi NE di dalam vesikel melalui kerja dopamin-B-hidroksilaie
(DBH). NE disimpan di vesikel bersama kotransmiter (misalnya, NPY dan ATP), bergantung pada tautan neuroefektor
tertentu; populasi vesikel yang berbeda mempunyai kecenderungan meyimpan kotransmiter dalam perbandingan
berbeda pula. Pelepasan transmiter terjadi saat depolarisasi varikosit, yang memungkinkan pemasukan Car- melilui
saluran Ca2* bergantung-voltase. Peningkatan [Ca'?t]. meningkatkan penggabungan membran vesikular dengan
membran varikosit, dilanjutkan dengan eksositosis transmiter, Proses penggabungan ini melibatkan interaksi proiein
terspesialisasi yang berkaitan dengan membran vesikular (VAlr4P, protein membran terkailvesikel) dan membran
varikosit (SNAP, protein terkaitsinaptosom). Setelah berada di dalam sinaps, NE dapat berinteraksi dengan reseptor
o.
dan B-adrenergik untuk menghasilkan respons khas efektor. Reseptor adrenergik merupakan GpCR. Reieptor o dan
B
juga dapat berlokasi'di prasinaps tempat NE dapat mengurangi (ar), atau memfasilitasi (B) pelepasannya
sendiri dan
pelepasan kotransmiternya. Mekanisme utama untuk membersihkan NE dari sinaps adalah melalui
transporter
pengambilan kembali neuronal sensitif-kokain, Setelah ditranspor ke dalam sitosol, NE dapat disimpan
di dalam vesikel
atau dimetabolisme oleh monoamin oksidase (MAO). NPY menghasilkan efeknya dengan mengaktivasi reseptor Npt
yang setidaknya ada lima jenis (Y, hingga Yr). Reseptor NPY merupakan GPCR. NPY dapat memodifikasi pelepasannya
sendiri dan iuga kotransmiternya melalui reseptor prasinaps jenis Yr. NPY dikeluarkan dari sinaps melalui kerja peptidase.
ATP menghasilkan efeknya dengan mengaktivasi reseptor P2X (saluran ion berpintu ligan) dan reseptor p2V (bCpn)
Terdapat banyak subtipe reseptor untuk reseptor P2X maupun P2Y Seperti kolransmiter lain, ATp dapat bekerja pada
prataut untuk memodifikasi pelepasannya sendiri melalui reseptor unlukATP atau melalui dekomposisi metabolik
menjadi
adenosin yang bekerja pada reseptor P1 (adenosin). ATP dibersihkan dari sinaps terutama oleh nukleotidase ying
tersedia (rNTPase) dan oleh ektonukleotidase sel{etap,

bolisme intraneuronal melalui deaminasi oksidatif oleh Epi, dan 5-HT. Reserpin menghambat VMAT-2, mem-
monoamin oksidase (MAO) (lihatbawah dan Gambar buat katekolamin peka terhadap degradasi dan akhirnya
6-6). Tianspomer rnonoamin vesikular (VMAT-2) di- mengakibatkan kehabisan katekolamin dari ujung saiaf
gerakkan oleh gradien pH yang dihasilkan oleh pompa simpatik dan di otak.
proton bergantung-ATP Tiansporter monoamin relaiif Terdapat dua transporter membran neuronal untuk
tidak membeda-bedakan dan mentranspor DA, NE, katekolamin, rransporrer NE (NET) dan transporter
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 95
Ho'HH

*b-4-*.-*". rg +[,1AO h, r /

Norepinefrin
["b;u-l DOPGAL
Ho-<[=]-9-"",-\
OH CHS

GAMBAR 6-6 Metabolisme katekolamin.


,/ Atdeh'd ,/ \ Alde hid Norepinefrin dan epinefrin pertama{ama
cotr,y,/
/
teduklasg/
r'\ \ehidrogenase mengalami deaminasi oksidatif oleh mono-
amin oksidase (MAO) menjadi 3,4-dihidrok-
cH.o Ho, H oH HoaHo cHroa H sifenilglikoaldehld (D0PGAL) dan kemudian
*++-+-"
_H

AJ At/
Ho-\JF1-cH,-\
Ho-{s:}F9-cH,- NH, direduksi menjadi 3,4-dihidroksifeniletilen
OH OHH "o-@{-3-onOH OH GHS glikol (DOPEG) atau dioksidasi menjadi
asam 3,4-dihidroksimandelat (DOMA). Se-
Normetan6frin DOPEG DOMA Metanefrin
bagai kemungkinan lain, pada awalnya NE
I
coMr I
dan Epi masing-masing dimetilasi oleh kate-
+ f"o* kol-0-metiltransferase (COMT) menjadi nor-
metanefrin dan metanefrin. Sebagian besar
sH.\ H oH
*++-+-" produk dari tiap enzim kemudian dimeta-
bolisme oleh enzim lainnya untuk mem-
bentuk produk ekskretori utama di darah dan
urine, 3'metoksi-4-hidroksifeniletilen glikol
"o,ll"\ (MOPEG atau MHPG) dan asam 3-metoksi-
AlcJehid \
4-hidroksimandelat (asam vanililmandelat,
reduktase \
VMA). Sebagian besar MOPEG bebas di-
ubah menjadi VMA. Glikol dan amin ter-O-
metilasi serta katekolamin, hingga taraf ter-
tentu, dapat berkonjugasi dengan sulfat atau
glukoronlda yang sesuai.
MOPGAL

DA (DAT) (lihat Tabel 6-5). NET bergantung pada ob at-ab at in r me mbuat pe mb aw a te rsedi a p ad a pe rm uka-
Na. dan dirintangi secara selektif oleh sejumlah obat, an dalam membran untuk transpor NE keluar ("difusi per-
termasuk hohain dan antidepresan trisiklik seperti tukaran tefasilitasi"). Selain itu,
ob at-obat simpatomimetik

imipramin. tansporter ini memiliki afinitas tinggi rer- dengan kerjalidak-langsung ini memindahkan NE yang
hadap NE dan afinitas yang sedikit lebih rendah ter- disimpan di vesikel dengan berkompetisi pada proses
hadap Epi; agonis reseptor B adrenergik sintetik zia- ambilan vesikular. Sebaliknya, reserpin, yang mengo-
pretenol bukan merupakan substrat untuk sistem ini. songkan simpanan vesikel NE, menghambat VMAT-Z,
Sejumlah transporter neurotransmiter lain yang ber- tetapi memasuki ujung saraf adrenergik melalui difusi
afinitas tinggi dan sangat spesifik telah diidentifikasi, pasif .

termasuk transporter untuk 5-HT dan berbagai trans-


porter asam amino. Tiansporter membran plasma ini Tiga transporter ekstraneuronal menangani sejumlah
tampak memiliki spesifisitas terhadap substrat yang substrat endogen dan eksogen (lihatTabel5-4). ENT,
lebih tinggi daripada transporter vesikular dan dapat di- transporter amin ekstraneuronal (ambilan 2 atau
lihat sebagai target ("reseptor") untuk obat-obat spesifik OCT3), merupakan transporter kation organik. Di-
seperti kokain (NET, DAI) atau fluoksetin (SERT, bandingkan dengan NET, ENT mempunyai afinitas
transporter seroton in). yang lebih rendah terhadap katekolamin, lebih menyukai
Epi daripada NE atau DA, dan menunjukkan laju
Obat-obat simpatomimetik teftentu (misalnya, efedrin
maksimal yang lebih tinggi dalam ambilan katekolamin.
dan tiramin) menghasilkan beberapa efeknya secara ENT tidak bergantung-Na. dan menunjukkan profil
tidaklangsung dengan memindahkan NE dariujung saraf inhibisi farmakologis yang sangat berbeda. Anggota
ke cairan ekstraseluler melalui mekanisme noneksosifo- lain dari famili ini adalah OCT1 dan OCT2 (lihatBab
tik, dan kemudian NE yang dilepaskan bekerja pada 2). Selain katekolamin, OCT1-3 dapat mentranspor
tempat reseptor dari sel efelrtor. Mekanisme obat-obat ini kation organik lain, termasuk 5-HT, histamin, kolin,
untuk melepaskan NE dari ujung saraf merupakan spermin, guanidin, dan kreatinin.
mekanisme yang rumit. Semua obat tersebut merupakan
substrat untuk NEil Sebagal
dari transpor obat-obat
h asil PELEPASAN KATEKOLAMIN Perinciandari rangkai-
ini melalui membran neuronal ke dalam aksoplasma, an eksitasi-sekresi di neuron simpatik dan medula
96 necrnN It Obat-Obat yang Bekerja pada'Iempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

Tabel 6-5

Karakteristik Transporter untuk Katekolamin Endogen

Tipe transporler Spesiflsitas Substrat jaringan Daerah/Tipe Sel

Neuronal DA>NE>Epi Semua jaringan yang Saraf simpatik Desipramin, kokain, nisoksetin
NET dipersarafi simpatik
Medula adrenal Sel kromafin
Hati Sel endotelial kapiler
Plasenta Sinsitiotrofoblas
DAT DA >> NE > tpi Ginjal Endotelium Kokain, imazindol
Lambung Sel parietal dan endotelial
Pankreas Saluran pankreatik
Nonneurona!:
OCT 1 DA = Epi >> NE Hati Hepatosit lsosianin, kortikosteron
lntestinal Sel epitelial
Ginjai (bukan manusia) Tubulus distal
OCT 2 DA >> NE > Epi Ginial Tubulus proksimal medula dan distal lsosianin, kortikosteron
Otak Sel glial di daerah kaya DA, beberapa
neuron nonadrenergik
ENT (OCT 3) Epi >> NE > DA Hati Hepatosit lsosianin, kortikosteron,
oiak Sel glial, sel lain O-metil-isopreterenol
Jantung Miosit
Pembuluh darah Sel endotelial
Ginjal Korteks, tubulus proksimal dan distal
Plasenta Sinsitiotrofoblas (membran basal)
Retina Fotoreseptor, sel amakrin ganglion

SINGKATANT NET, transporter norepinefrin, awalnya dikenal sebagai ambilan 1; DAT, transporter dopamin, ENT (OCT 3), transporter ekskaneuronal, awalnya dikenal
sebagai ambilan 2; OCT 1, OCT2, transporterkation organik; Epi, epinefrin; NE, norepinefrin; DA, dopamin.

adrenai tidak sepenuhnya diketahui. Kejadian pemicu- menginhibisi pelepasan rransmirer di tempat-tempat
nya adalah masuknya Ca2*, yang berakibat pada ekso- tertentu. Antagonis resepror ini pada gilirannya dapat
sitosis kandungan granular, termasuk NE atau Epi, ATP, meningkatkan pelepasan neurorransmiter simpatik ter-
beberapa peptida neur:oaktif atau prekursornya, kromo- bangkitkan-elektrik. NPY, bekerja pada reseptor Yr, dan
granin, dan D/H. Sekresi yang dipicu oleh Ca2- melibat- adenosin derivat ATP, bekerja pada leseptoL Pl, juga
kan interaksi antara protein penyusun moiekul dan dapat menghambat pelepasan neurorransmiter simpatik.
protein fusi, menyebabkan penggabungan glanul pada Banyak heteroreseptor pada varikosit saraf simpatik
membran plasma dan kemudian ke sekresi (lihat juga menginhibisi pelepasan neurorransmirer simpatik;
Cambar 6-5). ini termasuk: reseptor muskalinik M, dan M., 5-HT,
-Peningkatan
PGE2, histamin, enkefalin, dan DA. pe-
Pengaturan Prataut Pelepasan Norepinefrin lepasan neurotransmiter simpatik dapat dihasilkan dari
aktivasi reseptor adrenergik /r, r.ueptor angiotensin II,
Pelepasan ketiga kotransmiter simpatik (katekolamin,
AIq NPY; lihat Gambar 6-5) dapat diatur olih oto- dan reseptor nACh. Semua-reseptor ini merupakan
sasaran untuk agonis maupun antagonis.
reseptor dan heteroresepror prataur. Setelah pelepasan-
nya dari ujung simpatik, ketiga kotransmiter*NE, NPY, PENGHENTIAN KERJA KATEKOLAMIN Kerja NE,
dan ATP-dapat memberikan umpan balik ke resepror dan Epi dihentikan oleh (1) pengambilan kembali ke
prataut untuk menghambat elaositosis berikutnya. dalam ujung saraf oleh NET; (2) pengenceran melalui
Reseptor adrenergik aro dan cr. merupakan t'esepror difusi keluar dari celah praraut serta ambilan pada organ
prataut utama yang menghambat pelepasan neurorrans- akhir dan rempar eksrraneuronal oleh EN l, OCTi, dan
miter simpatik; reseptor adrenergik aru juga dapat OCT2. Setelah pengambilan, katekolamin mengalami
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 97

transformasi metabolik oleh MAO dan katekol-O- kan bioavailabilitas tiramin yang terkandung dalam banyak
metiltransferase (COMT). Katekolamin juga dimeta- makanan dengan menghambat MAO-A; pelepasan NE
bolisme oleh sulfotransferase (lihatBab 3). Penghentian terinduksi-tiramin dari neurr:n simpatik dapat menyebab-
kerja oleh jalur enzimatik degradatif yang kuat, seperti kan peningkatan berafti pada tekanan darah (krisis hiper-
yang disediakan oleh AChE, pada transmisi kolinergik, tensi); inhibitor MAO-B seleldif (misalnya, selegilin) atau
tidak terjadi pada sistem adrenergik. Inhibitor peng- inhibitor MAa-A-selektif reversibel (misalnya, moklobemi-
ambilan kembali katekolamin (misalnya, kokain, da) tidak terlalu berperan dalam menyebabkan interaksi
imipramin) secara neuronal meningkatkan efek neuro- potensial ini. Inhibitor MAO berguna pada terapi penyakit
transmiter, sedangkan inhibitor MAO dan COMT Parkinson dan depresi mental (ihalBab 17 dan 20).
mempunyai efek yang relatif kecil; hal ini menunjukkan Sebagian besar Epi dan NE yang memasuki sir-
peranan besar dari ambilan dalam penghentian efek. kulasi-dari medula adrenal, pengeluaran simpatik atau
Akan tetapi, MAO memetabolisme transmiter yang pemberian eksogen-dimetilasi oleh COMT masing-
dilepaskan di dalam sitosol ujung saraf, COMT, teL- masing menjadi metanefrin dan normetanefrin (Gambar
utama di dalam hati, memainkan peranan besar dalam 6-6). NE yang dilepaskan secara intraneuronal oleh obal
metabolisme katekolamin endogen yang bersirkulasi obatan seperti reserpin pada awalnya dideaminasi oleh
dan yang diberikan. MAO dan aldehidnya direduksi oleh aldehid reduktase
Baik MAO maupun COMT didistribusikan luas di seluruh atau dioksidasi oleh aldehid dehidrogenase. Asam
tubuh, termasuk di otak; konsentrasiterlinggi dari masing- 3-metoksi-4-hidroksimandelat [pada umumnya, namun ini
masing senyawa ini adalah di hati dan di ginjal. Akan salah, disebut asam vanililmandelal (VMA)I merupakan
tetapi, hanya sedikit atau hampir tidak ada C)MT di- metabolit utama dari katekolamin yang diekskresikan di
temukan pada neuron simpatik. Di otak, COMT tidak urine, Produk degradasi metabolik DAterkait, yang tidak
banyakterdapat pada ujung prasinaps, tetapi ditenukan mengandung gugus hidroksil pada rantai samping, adalah
pada beberapa neuron pascas/naps dan sel-sel glial. asam homavanilat (HVA). Reaksi metabolik lain dijelas-
Pada ginjal, COMT terlokalisasl di sel epitel tubular kan pada Gambar 6-6. Pengukuran konsentrasi kate-
proksimal, tempat DAdisinfesis, dan diduga memiliki efek kolamin dan metabolitnya dalam darah dan urine berguna
diuretik dan natriuretik lokal, Substraf fislologls untuk dalam diagnosis feokromos'ttoma, suatu tumor penyek-
C)MT mencakup t-dopa, ketiga katekolamin endogen resi-katekolamin di medula adrenal/jaingan kromafin.
(DA, NE, dan Epi)beserfa metabolit terhidroksilasinya, lnhibitor MAO (misalnya, pargilin dan nialamida)
katekolestrogen, askorb at, d an inte rmediet dihidroksiin- dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi NE, DA,
dolik dari melanin. MAO dan COMT terletak pada lokasi dan S-HT di dalam otak dan jaringan lain diserlai berbagai
yang berbeda: MAO berada terutama pada permukaan efek farmakologis. Tidak ada kerja farmakolgis yang
luar mitokondria, C)MT lebih banyak dl sifoso/. Fakton istimewa pada perifer yang dapat berpengaruh pada inhi-
faktor ini membantu untuk menentukan jalur metabolik bisi COMT. Namun, inhibitor COMIentakapon dan toka-
utama yang digunakan oleh katekolamin dalam berbagai pon efeldif pada terapi penyakit Parkinson (tihal Bab 20).
kondisi dan untuk menjelaskan efek beberapa obat, Dua
KLASIFIKASI RESEPTOR ADRENERGIK Pemaham-
isoenzim MAO yangg berbeda (MAO-A dan MAO-B)
an terhadap sifat dari berbagai jenis reseptor adrenergik
ditemukan luas dalam berbagai proporsi pada selse/
dan distribusinya pada berbagai jaringan dan organ
berbeda dISSP dan dijaringan perifer. Di perifer, MAO-A (Tabel 6-1, 6-5, 6-5, 6-7, dan 10-6) diperlukan untuk
terdapat pada lapisan sinsitiotrofobtas pada term pla-
memahami berbagai efek senyawa katekolamin dan
senta dan hati, sedangkan MAO-B berlokasi di platelet,
simpatomimetik.
limfosit, dan hati. Di otak, MAO-A terdapat di seluruh
bagian yang mengandung katekolamin, dengan kelimpah- DASAR MOLEKULAR DARI FUNGSI RESEPTOR
an terbanyak di lokus seru/eus. Sebaliknya, MAO-B ten ADRENERGIK Reseptor adrenergik dibagi menjadi
utama terdapat pada bagian yang diketahui mensintesls dua kelas utama, a dan p, dan kemudian dibagi ke
dan menyimpan serotonin. MAO-B terdapat paling dalam sub-subkelas. Seluruh reseptor adrenergik me-
banyak di nukleus rafe dorsalis serta pada hipotalamus rupakan GPCR yang berkaitan dengan protein G
posterior dan di dalam sel glial pada bagian yang di- heterotrimer, setiap reseptor' menunjukkan kecende-
ketahui mengandung ujung saraf. MAO-B juga terdapat rungannya terhadap kelas tertentu dari protein G, yaitu,
pada osteosil di sekeliling pembuluh darah. rx, pada Go, o, pada G, dan seluruh B pada G. (Thbel
Tetdapat inhibitor selektif dari kedua isoenzim ini 6-6). Respbns akibat aktivasi reseptor adrenergik di-
(lihat Bab 17). Antagonis takreversibel MAO (misalnya, hasilkan oleh efek termediasi-protein G pada pem-
fenelzin, tranilsipromrn, dan isokarboksasid) meningkat- bangkitan second mestenger dan aktivitas saluran ion.
98 necnN u obat-obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

Tabel 6.6

Karakteristik Subtipe Reseptor Adrenergik*

Reseptor Agonis Antagonis Jaringan Respons

a,t lso
Epi > NE >> Prasozin Otot polos vaskular Kontraksi
Fenilefrin Otot polos GU Kontraksi
Hatit Glikogenolisis; glukoneogenesis
Otot polos intestin Hiperpolarisasi dan relaksasi
Jantung Peningkatan daya kontraktil; aritmia
or! Epl > NE >> lso Yohimbin lslet pankreas (sel B) Penurunan sekresi lnsulin
Klonidin Platelet Agregasi
. Ujung saraf penurunan pelepasan NE
Otot polos vaskular Kontraksi
B, lso > Epi = NE Metoprolol Sel jukstaglomerular Peningkatan sekresi renin
Dobutamin CGP 20712A Jantung Peningkatan daya dan kecepatan kontraksi
serta laju konduksi nodus AV
B, NE
lso > Epi >> lCl 118551 Otot polos (vaskular, bronkial, Gt, dan GU) Relaksasi
Terbutalin rangka
Otot Glikogenolisis; ambilan K.
Hatit Glikogenolisis; glukoneogenesis
Br$ lso = NE > Epi lcl 1'18551 Jaringan adiposa Lipolisis
8R137344 CGP20712A

STNGKATAN: Epi, epinefrin; NE, norepinefrin; lso, isoproterenol; Gl, gastrointestinal; GU, genitourinari.
*Tabel ini memberikan contoh obat yang bekerja pada reseptor adrenergik serta lokasi subtipe reseptor
adrenergik.
lSetidaknya diketahui ada tiga subtipe dari reseptor adrenergik a, dan a, tetapi perbedaan mekanisme kerjanya belum sepenuhnya dimengerti.
lPada beberapa spesies (misalnya, tikus), respons metabolik di dalam hati dimediasi oleh reseptor adrenergik o,, sedangkan pada spesies lain (misalnya, anjing)
reseptor adrenergik B, lebih terlibat. Kedua tipe reseptor ini berkontribusi pada respons dalam tubuh manusia.
sRespons metabolik di adiposit daq beberapa jaringan lain dengan karakteristik farmakologi yang tidak khas dapat dimediasi oleh subtipe reseptor ini.
Kebany-akan
antagonis reseptorB (termasuk propranolol) tidak menghambat respons ini.

Tabel 6-7

Reseptor Adrenergik dan Sistem Efektornya

ReseptorAdrenergik Protein G Contoh Beberapa Efektor Biokimia

P, G" I adenilil siklase, f saluran Ca2-tipe-L


P, G. I adenilil siklase

A G. J adenilil siklase
Subtipe a, Gq I fosfolipase C
Gq I fosfolipase D
Gq, Gi/Go f fosfolipaseA,
Gq ?fsaluranCa2-
Subtipe a, Gi r,:, s I adenilil siklase
G, (subunitfi)
"r",
f saluran K-
Go t saluran Ca2- (tipe-L dan -N)
? 1 PLC, PLA,
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf otonom dan somatik 99

RESEPTOR B ADRENERGIK Strmu/asl reseptor a, mengakibatkan regulasi ber-


b ag ai si ste m ef e ldo r, te rut a m a aktiv as i i al u r G P L C p-l P
Reseplor B mengatur berbagai respons fungsional, ter- q- 3-
Ca2' dan aktivasi jalur senslflf-Ca2- dan kalmodulin lain
masuk denyut dan kantraktilitas iantung, relaksasi otot
se ft a aktiv asi P KC. P KC memf o sf o ril a si b a n y ak subsf raf,
polos, dan berbagai kejadian metabolik (Tabel 6-1).
termasuk protein membran sepefti saluran, pompa, dan
Ketiga subtipe reseptor B $,, F, dan B) terkopeldengan
protein penukar-ion (misalnya, transponCa2r ATPase).
G"dan mengaktifkan adenilil siklase (Tabel 6-6). Kemu'
dian, stimulasi reseptor B adrenergik menyebabkan Efek ini diduga menyebabkan pengaturan berbagai
akumulasi AMP siklik, aktivasi PKA, dan perubahan
hantaran ion. Stimulasi fosfo/pase A, oleh reseptor a,
fungsi dari sejumlah protein seluler sebagai akibat dari menyebabkan pelepasan asam arakidonat bebas, yang
(l h a I B ab 1 ) . S e I ai n itu, G, d a p at me n i n g k atkan
fosforilasl i
kemudian dimetabolisme melalui jalur siklooksigenase
aktivasi saluran Ca2r sensitif-vo/tase secara langsung dan lipoksigenase befturut-turut menjadi prostaglandin
pada membran plasma otot rangka dan otot iantung. dan leukotrien bioaktif flihat 8ab 25). Stimulasi aktivitas
Katekolamin mendukung regulasi umpan balik reseptor fosfo/rpase A, oleh berbagai agonis (termasuk Epi yang

B, yaknidesenslfrsasi dan penurunan iumlah reseptor,


. bekerja pada reseptor a) ditemukan pada banyak jaring-
dan reseptor-reseptor B memiliki tingkatan berbed a ketika an, menunjukkan pentingnya efektor ini secara frslo/ogis,
mengalami pengaturan ini, dengan reseptor F, merupa- Fosfo/rpase D menghidrolisis fosfatidilkolin untuk meng-
kan yang paling rentan. Resepfor F,, F, dan F, dapat hasilkan asam fosfatidat (PA). Meskipun PA itu sendiri
berbeda dalam hal lintasan pensinyalan dan lokasi sub- dapat bekerja sebagal second messenger dengan me-
seluler pada sistem eksperimen, dan kopling dengan G, lepaskan Ca2r dari penyimpanan intraseluler, PA juga
dapat terjadi, mungkin karena hubungan selektif-subtipe dimetabolisme menjadi second messenger D AG. Fosfo-
dengan protein perancah dan pensinyal seluler, Aktivasi Iipase D merupakan efektor untukfaktor peribosilasi-ADP
PKA oleh AMP siklik dan pentingnya pembagian kompo- (ARF), menunjukkan bahwa fosfo/rpase D mungkin me-
nen jalur AMP siklik dibahas dalam Bab 1. milikiperanan dalam perpindahan di membran, Akhirnya,
beberapa bukti pada ofof polos muscular menunjukkan
RESEPTOR q ADRENERGIK
bahwa reseptor cl mampu mengatur saluran Ca2r melalui
Reseptor a, (a,0, a,r, dan a,,) dan reseptor a, (oro, oru protein G.
dan ar)merupakan GPCR. Reseptor a,bergandengan Pada sebagian besar otot polos, peningkatan konsen-
dengan berbagai efektor (Tabel 6-6), pada umumnya trasi Ca2* intraseluler pada akhirnya menyebabkan
menginhibisi adenilil siklase dan mengaktivasi saluran K kontraksi sebagal akibat dari aktivasi protein kinase
berpintu protein G, menyebabkan hiperpolarisasi mem- senslff-Ca2* seperli miosin rantai-ringan kinase yang ber-
bran (kemungkinan melalui proses bergantung-Ca2r atau gantung-kalmodulin; fosforilasi dai rantai ringan miosin
dari interaksi langsung antara subunit By yang dilepaskan be rh ubu ng a n d e ng an pe ni n gkatan teg ang an. Sebaliknya,
dan saluran Kt). Resepfor a, iuga dapat menghambat peningkatan konsentrasi Ca2' intraselular yang dihasilkan
saluran Ca2* berpintu-voltase, sebuah efek yang dimedi- dari stimulasi reseptor ct, pada otot polos Gl menyebabkan
asi oleh G,. Slslern second-messenger /atn yang ter' hiperpolaisasi d an relaksasi dengan peng al<tifan saluran
hubung dengan aktivasi reseptor-a2 mencakup percepat' K bergantung Ca2'. Reseptor ca merupakan reseptor
en peftukaran Na'/H', stimulasi al<tivitas fosfolipase Cu, utama yang menyebabkan vasokonsfnksl pada banyak
dan pergerakan asam arakidonat, peningkatan hidrolisls jaringan vaskular, termasuk artei mamae, mesenteik,
fosfoinositida, serta peningkatan ketersediaan Ca2r intra- splenik, hepatik, omental, renal, pulmoner, dan koroner
se/u/er Srsfem yang terakhir ini terlibat dalam efek epikardia. Resepfor ini juga merupakan subtipe utama
pengontraksi.otof polos dari agonis reseptor adrenergik pada vena kava serla vena safena dan paru-paru. Ber-
a, Reseptor aro memainkan peranan utama dalam sama dengan subfrpe reseptor a,n aktivasi reseptor ini
menghambat pelepasan NE dari uiung saraf simpatik menyebabkan peftumbuhan kardiak, Subfrpe reseptor a,,
dan menekan aliran keluar simpatik dari otak sehingga merupakan subtipe paling berlimpah dijantung, sementara
menyebabkan terjadinya hipotensi. Didalam SSf; resep- subfrpe reseptor a,o merupakan reseptor utama yang
tor a.2N yang merupakan reseptor adrenergik yang paling menyebabkan vasokonsfnksl di aofta. Beberapa buldi
dominan, mungkin menghasilkan efek antinosiseptif, menunjukkan bahwa reseptor a,, memediasi peilaku
sedasi, hipotermia, hipotensi, dan keria yang berhubungan seperti reaksi terhadap hal yang baru dan eksplorasi serta
dengan peilaku agonis a, Resepfor a* merupakan terlibat dalam senslflsasl perilaku dan dalam kerentanan
reseptor utama yang memediasl vasokonstn'ksi terinduksi terhadap ketagihan (ihal Bab 23).
-a, sedangkan reseptor ar" merupakan reseptor utama Penempatan Reseptor Adrenergik-Reseptor a, dan
yang menginhlblsi pelepasan katekolamin dai medula B, Wng terletak di prasinaps memiliki peranan penting
adrenal dan mengatur neurotransmisi DA di otak. dalam regulasi pelepasan neurotransmiter dari ujung
100 ntCreN II Obat-Obat yang Bekerja pada Tempat Pertautan Sinaps dan Neuroefektor

saraf simpatik (lihat afas), Resepfor cL2 prasinaps juga simpatik pada SSO dan kerja dari ACh dan NE mem-
dapat memediasl inhlbisi pelepasan neurotransmiter berikan kerangka kerja esensial untuk mempelajarifungsi
selain NE di slsfem saraf pusat dan perifer. Baik reseptor otonom, namun sejumlah besar messenger kimiawilain
a2maupun Brterletak pada berbagai tipe neuron di otak. (misalnya, purin, eikosanoid, N0, peptida) juga memodu-
Pada jaringan perifer, reseptor a2pascasinaps ditemukan lasi atau memedlaslrespons dl SSO. ATP dan ACh dapat
pada selvaskular dan otot polos lain (tempat reseptor ini muncul bersamaan dalam vesikel kolinergik; ATp, Npy,
memediasi kontraksi), adiposit, dan berbagailenis se/ dan katekolamin ditemukan didalam granul penyimpanan
epitelial sekretori (intestinal, renal, endokrin). Reseptor B, dari saraf simpatik dan medula adrenal. Banyak peptida
pascaslnaps ditemukan dalam miokardium (tempat ditemukan dalam medula adrenal, serabut saraf, atau
reseptor ini memediasi kontraksi) dan juga pada sel ganglion SS0 afau dalam struktur yang dipersarafi oleh
vaskular dan otot polos lain (tempatnya memediasi SSO, fermasuk enkefalin, subsfansl P dan takikinin tain,
relaksasi). Baik reseptor a2maupun Frmungkin terdapat somatostatin, hormon pelepas-gonadotropin, kolesrslo-
pada sifus yang relatif jauh dai ujung saraf yang kinin, peptida terkait-gen kalsitonin, galanin, peptida
mele paskan NE. Reseplor e kstrataut sepefti ini biasanya pengaktivasi-adenilil sikl ase hrpofisis, V P, kromogranin,
I

ditemukan di sel otot polos vaskular dan elemen darah dan NPY. Sebagian GPCR piatu yang ditemukan saat
(platelet dan leukosit) dan dapat diaktivasi khususnya proyek sekuens genom dapat menggambarkan reseptor
oleh katekolamin bersirkul asi, terutama Epi. Sebaliknya, untuk peptida yang belum drketahui atai kotransmiter
reseptor a, dan B, diperkirakan terletak terutama di Iain. Bukti dari fungsi transmiter yang tersebar luas di
sekeliling ujung saraf adrenergik simpatik pada organ SSO penllng bagi VIP dan NPY. ATP dan me.tabotitnya
target perifer, ditempatkan secara strategis untuk di- dapat bekerja pada pascasinaps dan menghasilkan efek
aktivasi selama stimulasi saraf-saraf ini. Reseptor ini juga modulast prasinaps pada pelepasan transmiter melatui
.terdistribusi secara luas pada otak mamalia. reseptor P2 dan reseptor untuk adenasin Se/arn bekerja
Distribusi seluler dari masing-masing tiga subtipe sebagai kotransmiter bersama NE, ATP dapat menjadi
reseptor a, ini dan a, belum sepenuhnya dipahami. kotransmiter bersama ACh pada saraf parasimpatik
Penemuan terbaru mengindikasikan bahwa subtipe aro pascaganglion teftentu, misalnya pada kandung kemih.
befungsi sebagai otoreseptor prasinaps pada neuron NPY terletak dan dilepaskan bersama dengan NE dan
noradrenergik pusat. ATP pada sebagian besar saraf simpatik perifer, terutama
yang mempersarafi pembuluh darah. Oleh karena itu,
REFRAKTORI TERHADAP KATEKOLAMIN Pemajan-
NPY, bersama dengan NE dan ATP, dapat menjadi
an sel dan jaringan yang sensitif-katekolamin terhadap kotransmiter simpatik ketiga. Fungsi NPY termasuk (1)
agonis adlenergik menyebabkan kemampuannya me- efek kontraktil langsung pada pascataut; (2) potensiasi
respons senyawa tersebut berkurang secara berangsur- efek kontraktil pada kotransmiter simpatik lain; dan (3)
angsur. Fenomena ini, terkadang disebut dengan isrilah modulasi inhibisi pelepasan terinduksi-stimulasi saraf
refiah to r i, de s e ns itis as i, penurunan j umiah (do wnre gu la- te rh ad a p keti g a kotra n smite r si m p ati k.
tion), atau takiflalests, dapat membatasi efikasi
tera- VIP dan ACh terdapat bersamaan di neuron oto.nom
peutik dan durasi kerja dari katekolamin dan senyawa perifer, dan tampaknya VIP merupakan kotransmiter
lain (lihat Bab 1). parasimpatik di tempat tertentu, seperli saraf yang meng-
atur sfinkter Gl.
PERTIMBANGAN FARMAKO LO GIS
TRANSMISI NANC OLEH PURIN Neurotransmisi
Setiap langkah dalam neurotransmisi (Gambar 6-2,6-3,
otonom dapat berupa nonadrenergik dan nonkolinergik
dan 6-5) merupakan titik penanganan terapeutik yang (NANC). Keberadaan neurorransmisi purinergik pada
potensial. Hal ini digambarkan pada diagram ujung
saluran GI, saluran genitourinari, dan pembuluh darah
adrenergik dan kolinergik beserta tempat pascataurnya
tertentu merupakan hal yang sangar menarik; ATP
(Gambar' 6-3 dan 6-5). Obat-obatan yang memengaruhi
memenuhi kriteria sebagai neurorransmiter. Adenosin,
proses yang terlibat dalam tiap langkah uansmisi baik
yang dihasilkan dari ATP yang terlepas oleh ektoenzim
pada tautan kolinergik maupun adrenergik dirtangkum
dan nukleotidase bebas, berrindak sebagai modulator,.
dalam Tabel 6-7.
menyebabkan inhibisi umpan balik terhadap pelepasan
transmiter. Reseptor purinergik dapat dibagi menjadi
NEUROTRANSMITER OTONOM I-A,IN reseptor adenosin (P1) dan reseptol AlP (reseptor P2X
Baik neuron pusat maupun perifer pada umumnya me- dan P2Y); baik leseptor Pl maupun P2 memiliki
ngandung lebih darisatu subsfansi transmiter (lihat Bab berbagai subtipe. Metilxantin seperti kafein dan teofilin
12). Pemisahan anatomis kompanen parasimpatik dan mempunyai kecenderungan menghalangi reseptor ade-
BAB 6 Neurotransmisi: Sistem Saraf Otonom dan Somatik 101

nosin (lihat Bab 27). Reseptor Pl dan P2Y memediasi dilepaskan dari sebagian saraf (ni*ergib) yangmemper-
responsnya melalui protein G; reseptor P2X merupakan salafi pembuluh darah dan otot polos dan saluran GI.
subfamili saluran ion berpintu ligan. NO mempunyai kerja inotropik negatif pada jantung.
Perubahan pada produksi atau kerja NO dapat meme-
FAKTOR.FAKTOR TURUNAN.ENDOTELIUM DAN NIT. ngaruhi beberapakondisi seperti aterosklerosis dan syok
ROGEN MONOKSIDA (NO) Endotelium utuh diperlu- septik.
kan unmk mencapai relaksasi vaskular sebagai respons NO disintesis dari l-arginin dan oksigen molekular
terhadap ACh. Lapisan sel bagian dalam dari pembuluh oleh nitrogen monohsida sintdse (NOS)-sensitif-Ca2.-
darah ini sekarang diketahui memodulasi efek otonom kalmodulin. Terdapat tiga bentuk yang diketahui dari
dan hormonal dari kontraktilitas pembuluh darah. enzim ini. Satu benruk (eNOS) merupakan konstituen,
Sebagai respons terhadap berbagai senyawa vasoaktif terletak di sel endotel, dan mensinresis NO dalam
dan bahkan stimulus fisik, sel endothelial melepaskan waktu singkat sebagai respons rerhadap peningkatan
vasodilator umur-pendek yang disebut fahtor perelak- Ca2* seluler termediasi reseptor. Bentuk kedua (nNOS)
sasi turunan-endotelium (endothelium-deriued relaxing bertanggung jawab atas sintesis NO bergantung-Ca2- di
factor, EDRF), yang sekalang diketahui adalah NO. neuron. Bentuk ketiga NOS (iNOS) diinduksi serelah
Produk inflamasi dan agregasi platelet (misalnya, 5-HT, aktivasi sel oleh sitokin dan endotoksin bakteri. Setelah
histamin, bradikinin, purin, trombin) mengerahkan diekspresikan, iNOS berikatan kuat dengan Ca2-, tidak
seluruh sebagian kerjanya dengan menstimulasi pro- bergantung pada fluktuasi [Ca2-] , dan mensintesis NO
duksi NO. Relaksasi bergantung-endotelium penting dalam waktu yang lama. Bentuk yang dapat diinduksi
dalam berbagai jaringan vaskular, termasuk sirkulasi dan memiliki keluaran tinggi ini bertanggung jawab
koroner. Aktivasi leseptor-reseptor yang terhubung de- atas efek toksik dari NO. Glukokortikoid menghambat
ngan jalur G"-PLC-IP3 pada sel-sel endotel memindah- ekspresi bentuk NOS yang dapat diinduksi, tapi tidak
kan simpanah Ca2., mengaktivasi NO sintase endotel, konstitutif, di sel endotel vaskular. Namun, faktor-
dan meningkatkan produksi NO. NO berdifusi ke otot faktor lain yang berasal dari endotel juga dapat terlibat
polos dasar dan menginduksi relaksasi otot polos vas- dalam vasodilatasi dan hiperpolarisasi sel otot polos.
kular dengan mengaktifkan guanilil siklase terlarut, Inhibitor NOS mungkin memiliki kegunaan terapeutik
yang meningkatkan konsentrasi GMP siklik. Vasodila- pada syok septik dan penyakit neurodegeneratif. Se-
tol nitrat yang digunakan untuk menurunkan tekanan baliknya, berkurangnya produksi NO oleh lapisan sel
darah atau untuk menangani penyakit iskemia jantung endotel di arteri koroner yang mengalami aterosk-lerosis
bekerja sebagai donor NO (lihat Bab 31). NO juga dapat menambah risiko infark miokardial.

Daftar Bibliografi lengkap dapat dilihat pada Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of
Therapeutics, 11th ed., atau Goodman & Gilman Online di www.accessmedicine.com.

Anda mungkin juga menyukai