Anda di halaman 1dari 5

Dalam praktikum tentang difusi osmosis ini digunakan 5 konsentrasi, dimana

konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi yang terbuat dari tepung kanji dengan
penambahan air 100 ml. larutan gula 25%, larutan garam / NaCl 25%, dan adalah air biasa
yang di ambil dari kran.Setelah diberi perlakuan dengan cara di diamkan selama 3 kali per 5
menit dan ditimbang setiap 5 menit, maka di dapatkan data seperti pada tabel diatas,dengan
nilai kooefisien osmotik yang sudah dihitung dan di rata-ratakan tiap perlakuan untuk ke 3
jenis bahan dan dengan membran yang berbeda.Usus digunakan sebagai membran
semipermeabel sedangkan plastik digunakan sebagai pembanding karena kerapatan plastik
tinggi .

Hasil yang di dapat menunjukkan adanya perbedaan kemampuan bahan dalam melakukan
proses osmosis. Pada bahan usus segar ayam yang dilakukan kelompok 1,dengan perlakuan
garam NaCl menunjukkan hasil pada setiap pertambahan waktu per 5 menit berat dari usus
terus bertambah meskipun tingkat pertambahannya hanya sedikit .hal ini dikarenakan berat
dari usus ayam per 5 menitnya akan bertambah akibat adanya proses osmosis yang
menyebabkan air dari lingkungan sampel akan masuk kedalam membran. Percobaan ini dapat
dikatakan berhasil,karena berat setelah waktu tertentu akan lebih besar di banding berat
awal, sehingga nilai KO tidak akan bernilai minus.Namun pada kelompok 2,dengan
perlakuan yang sama pada setiap pertambahan waktu 5 menit justru beratnya
berkurang.Ketidaksesuaian ini,mungkin dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam
melakukan prosedur percobaan.Misalnya saja mungkin karet pengikatnya kendur sehingga
larutan garam didalam usus keluar kelingkungan.

Sedangkan pada percobaan dengan perlakuan pemberian air kran seharusnya tidak terjadi
penambhan berat atau masa dari berat awal meskipun setelah 3 kali 5 menit pengambilan
sampel untuk ditimbang,karena konsentrasi diluar dan didalam membran sama jadi
seharusnya tidak terjadi pertambahan berat,namun pada hasil percobaan kelompok 1
mengalami kenaikan berat walaupun sedikit,sedangkan pada kelompok 2 pada menit ke 10
dan 15 justru mengalami penurunan berat.
Pada percobaan usus ayam yang dilakukan kelompok 1, yang di beri perlakuan glukosa
25% akan nampak pertambhan berat pada setiap 5 menit pertambahan waktu,namun pada
percobaan kelompok 2 justru pada menit ke 10 terjadi penurunan berat pada usus.
Setelah diperoleh data maka dicari nilai koefisien osmosisnya.Berdasarkan data yang ada
diperoleh nilai koefisien osmosisi sebagai berikut,pada kelompok 1 usus ayam yang diisi dgn
aquades/air kran nilai konya adalah sebagai berikut ko1 sebesar 0 g/s,ko2 sebesar 0,00067
g/s,dan ko3 sebesar 0,0005 g/s.Sedangkan pada usus yang diisi dengan gula 25% nilai konya
sebagai berikut,pada ko1 nilainya sebesar0,0013g/s,ko2 sebesar 0,00067g/s,dan ko3nya
sebesar 0,00016g/s.Selanjutnya pada usus yang diisi dengan garam nilai ko1 sebesar 0,0013
g/s,ko 2 nilainy sebesar 0,00067 g/s,dan ko3 sebesar 0,005 g/s.
Sedangkan pada kelompok 2 diperoleh hasil sebagai berikut: usus ayam yang diisi dgn
aquades/air kran nilai konya adalah sebagai berikut ko1 sebesar 0,0067g/s,ko2 sebesar
- 0,00026 g/s,dan ko3 sebesar 0,00033 g/s.Sedangkan pada usus yang diisi dengan gula 25%
nilai konya sebagai berikut,pada ko1 nilainya sebesar0,0043g/s,ko2 sebesar - 0,001g/s,dan
ko3nya sebesar 0,000676g/s.Selanjutnya pada usus yang diisi dengan garam nilai ko1 sebesar
-0,0023 g/s,ko 2 nilainy sebesar - 0,00023 g/s,dan ko3 sebesar 0,001 g/s.
Pada data kelompok 2 ada beberapa data yang menunjukan nilai minus pada koefisien
osmosisnya.Hal ini dikarenakan pada saat percobaan hasil usus yang ditimbang per 5
menitnya mengalami penurunan berat.Pengurangan berat usus dikarenakan kesalahan
praktikan,karena ketidaktelitian dalam melaksanakan prosedur kerja yang ada.Bisa jadi ikatan
karet pada ujung – ujung usus tidak kuat sehinnga larutan yang ada didalam usus keluar
munuju ligkungan,atau bisajadi ketidaktelitian praktikan dalam melakukan
penimbangan.Juga ketika mengangkat usus untu ditimbang usus diletakkan diatas tisuue
shingga kemungkinan larutan yang ada didalam usus menyerap kedalam tisue maka
berkuranglah berat dari usus tersebut.

Selanjutnya,berdasarkan data yang ada dicari jumlah dari setiap koefisiennya untuk kedua
kelompok.Jumlah pada ko1,ko 2 dan ko 3 pada usus ayam yang diisi dengan air biasa
berturut-turut sebagai berikut 0,0067 g/s,-0,0019g/s,0,00083g/s.Sedangkan pada larutan gula
jumlah pada ko 1, ko 2, dan ko 3 berturut-turut sebagai berikut 0,0056g/s,-0,00033
g/s,0,00083 g/s.Selanjutnya pada usus yang diisi larutan garam jumlah ko nya berturut – turut
sebagai berikut ,- 0.001 g/s,- 0,0016 g/s,dan 0,006 g/s.Kemudian setelah didapatkan jumlah
perkoefisiennya maka selanjutnya dicari rata-rata dari kedua kelompok yang ada ,hasil
perhitungan rata-rata sebgai berikut pada usus yang diisi air berturut-turut rata-ratanya sebgai
berikut0,00335 g/s,- 0,000965 g/s,dan 0,000415 g/s.Sedangkan pada usus yang diisi dengan
larutan gula hasi rata- ratanya sebagai berikut,0,0028 g/s,- 0,00016g/s,dan 0,000415 g/s.Dan
teakhir pada laruta garam yaitu – 0,0005g/s,-0,0016 g/s,dan 0,00003.
Pada kegiatan kedua digunakan plastik sebagai pengganti membran.Berdasarkan data yang
ada dihitung nilai koefisien dari setiap perlakuannya. Berdasarkan data yang ada diperoleh
nilai koefisien osmosisi sebagai berikut,pada kelompok 1 plastik yang diisi dgn aquades/air
kran nilai konya adalah sebagai berikut ko1 sebesar 0 g/s,ko2 sebesar 0 g/s,dan ko3 sebesar
0 g/s.Sedangkan pada plastik yang diisi dengan gula 25% nilai konya sebagai berikut,pada
ko1 nilainya sebesar0,00016g/s,ko2 sebesar 0,0013g/s,dan ko3nya sebesar 0 g/s.Selanjutnya
pada plastik yang diisi dengan garam nilai ko1 sebesar 0,00058 g/s,ko 2 nilainy sebesar -
0,0026 g/s,dan ko3 sebesar 0,0025 g/s.
Sedangkan pada kelompok 2 diperoleh hasil sebagai berikut: plastik yang diisi dgn
aquades/air kran nilai konya adalah sebagai berikut ko1 sebesar 0,0003g/s,ko2 sebesar
- 0,0036 g/s,dan ko3 sebesar -0,0023 g/s.Sedangkan pada plastik yang diisi dengan gula 25%
nilai konya sebagai berikut,pada ko1 nilainya sebesar0,0003g/s,ko2 sebesar 0,0073g/s,dan
ko3nya sebesar 0,000676g/s.Selanjutnya pada plastik yang diisi dengan garam nilai ko1
sebesar 0,0006 g/s,ko 2 nilainy sebesar - 0,0033 g/s,dan ko3 sebesar - 0,0033 g/s.
Selanjutnya,berdasarkan data yang ada dicari jumlah dari setiap koefisiennya untuk kedua
kelompok.Jumlah pada ko1,ko 2 dan ko 3 pada plastik yang diisi dengan air biasa berturut-
turut sebagai berikut 0,0003 g/s,-0,0036g/s,-0,0023g/s.Sedangkan pada larutan gula jumlah
pada ko 1, ko 2, dan ko 3 berturut-turut sebagai berikut 0,00046g/s,0,0086 g/s,0,00067
g/s.Selanjutnya pada plastik yang diisi larutan garam jumlah ko nya berturut – turut sebagai
berikut ,0.0052 g/s, - 0,0059 g/s,dan 0,0008 g/s.Kemudian setelah didapatkan jumlah
perkoefisiennya maka selanjutnya dicari rata-rata dari kedua kelompok yang ada ,hasil
perhitungan rata-rata sebgai berikut pada plastik yang diisi air berturut-turut rata-ratanya
sebgai berikut0,000015 g/s,- 0,0018 g/s,dan - 0,00115 g/s.Sedangkan pada plastik yang diisi
dengan larutan gula hasi rata- ratanya sebagai berikut,0,00025 g/s,0,0043g/s,dan 0,000335
g/s.Dan teakhir pada laruta garam yaitu 0,0026g/s,-0,00295 g/s,dan - 0,0004
Berdasarkan data yang ada diperoleh ketentuan bahwa pada usus yang menunjukkan jumlah
koefisien paling besar adalah pada usus yang diisi dengan larutan garam.Karena larutan
garam merupakan ikatan iotik sehungga ketika disubtitusi dengan air maka akan mudah
memutuskan ikatannya rata-rata koefisien terbesar juga ada pada usus yang berisi larutan
garam
Sedangkan pada plastik seharusnya semua koefisien dan rata- ratanya 0 karena plastik
memiliki kerapatan yang tinggi sehinnga kemungkinan larutan didalam keluar kelingkungan
atau sebaliknya sangat kecil.Terdapat ketidaksesuaian hasil dengan literatur yang ada.
Dari hasil tersebut, laju osmosis dalam larutan garam lebih tinggi dibanding larutan gula dan
air. laju osmosi larutan garam lebih tinggi, karena ion-ion dalam larutan garma, mengikat air
lebih kuat, sehingga jumlah air yang berdifusi semakin banyak dan laju osmosis nya tinggi.
Sedangkan pada plastik seharusnya tidak terjadi pengurangan atau penambahan berat
namun,berdasarkan data yang ada terdpat data yang naik turun.ketidaksesuaian laju osmosis
dalam percobaan ini kemungkinan karena kesalahan dalam penakaran atau pengukuran,
ataupun ukuran bahan yang digunakan oleh praktikan tidak sama. Untuk percobaan usus + air
berdasarakan teori seharusnya beratnya tetap karena keduanya mengandung jumlah solut,
memiliki tekanan osmotik yang sama.akan tetapi berdasarkan percobaaan bertanya
bertambah. Ketidaksesuaian laju osmosis dalam percobaan ini kemungkinan karena
kesalahan dalam penakaran atau pengukuran, ataupun ukuran bahan yang digunakan oleh
praktikan tidak sama
Pada masing – masing perlakuan pada usus terjadi proses transport dengan cara
osmosis,sedangkan pada plastik tidak terjadi perpindahan zat,karena plastik tidak memiliki
permeabilitas.

Larutan hipertonis adalah Larutan yang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan
dengan larutan di dalam sel.Larutan Hipertonis terjadi apabila sel darah merah terdapat di
dalam plasma hipertonis (lebih pekat daripada sitoplasma sel) maka akan melepaskan air ke
dalam plasma dan menjadi berkerut. Sel darah merah yang berkerut disebut krenasi. Larutan
Hipotonis adalah larutan yang memiliki osmolalitasnya lebih rendah dari
plasma. Sedangkan larutan hipotonis adalah larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel. Larutan Hipotonis terjadi bila cairan
disekeliling sel lebih rendah tekanan osmotiknya dan air cenderung melewati membran,
masuk ke dalam sel. Air yang masuk sel menyebabkan pembengkakan dan kemudian pecah,
keadaan ini disebut sel darah merah mengalami hemolisa. larutan hipertonis adalah larutan
yang memiliki osmolalitasnya lebih besar dari plasma. Larutan isotonik dengan larutan pada
sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak
sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan
dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Hal ini juga berbeda dengan larutan
hipertonik ataupun larutan hipotonik. Jadi isotonil adalah dua larutan disebut bersifat isotonik
ketika keduanya mengandung jumlah solut, atau zat terlarut, yang sama sehingga keduanya
memiliki tekanan osmotik yang sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah Ukuran molekul yang meresap: Molekul
yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih
mudah.Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih
cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid. Luas permukaan membran:
Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk
resapan adalah lebih besar. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar
songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal,
kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat. Suhu: Pergerakan molekul
dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi
dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Difusi adalah proses perpindahan molekul atau ion yang berbeda konsentrasinya, yaitu dari
tempat konsentrasi tinggi ke tempat konsentrasi rendah (ketempat yang kekurangan molekul).
Faktorfa.ktor yang mempengaruhi arah difusi adalah a) Konsentrasi air, air berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi air tinggi ke daerah dengan konsentrasi air rendah, b) Suhu,
tekanan difusi air meningkat dengan meningkatnya suhu, dan C) Tekanan, tekanan difusi air
meningkat dengan adanya tekanan mekanis. Osmosis merupakan proses difusi air
(perpindahan air) pada organisme dimana molekul yang berdifusi hams menerobos pori-puri
membran plasma. Pada umumnya membran plasma pada organisme hidup bersifat
semifermiabel/selektifpermiabel Membran semipermiabel adalah membran yang dapat dilalui
oleh molekul air dengan mudah dan molekul terlarut dalam air dengan Sukar (hanya molekul-
molekul tertentu yang dapat melewatínya). Contoh membran semípermiabel adalah kertas
selofan kulit hewan, dan sel tumbuhan (Kustiyah, 2007).

Anda mungkin juga menyukai