Perburuan liar terus dilakukan yang mengakibatkan jumlah Harimau Sumatra semakin kritis
(Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)
Liputan6.com, Bengkulu - Keberadaan harimau Sumatera atau Panthera tigris sumatrae di
hutan Bengkulu, semakin terancam. Data Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA)
Bengkulu mencatat, saat ini jumlahnya hanya 17 ekor, angka tersebut sudah mendekati ambang
kepunahan.
Kepala BKSDA Bengkulu Abu Bakar mengatakan, perburuan terhadap kucing besar itu terus
dilakukan. Jika tidak diantisipasi sejak sekarang, bukan tidak mungkin, harimau Sumatera hanya
tinggal nama saja di hutan Bengkulu.
"Perburuan liar terhadap harimau Sumatera terus dilakukan, angkanya sudah sangat
mengkhawatirkan," Abu Bakar menegaskan di Bengkulu, Rabu (24/1/2018).
BACA JUGA
Harimau Sumatera Nyaris Susul Nasib Harimau Jawa dan Harimau Bali
Harimau Sumatra Mendadak Berkunjung ke Areal Tambang Batu Bara
Selain perburuan liar, wilayah jelajah harimau Sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS) dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) juga terus mengalami pengikisan.
Perambahan hutan akibat aktivitas pembukaan ladang baru dan untuk permukiman terus terjadi.
Kondisi ini sering memicu konflik antara harimau dan manusia. Sebab, jumlah persediaan
makanan yang ada terus berkurang, perebutan hewan buruan harimau dan manusia juga sering
terjadi.
"Hewan buruan untuk makanan harimau Sumatera pun harus berebut dengan manusia," ujar
Abu.
1 dari 3 halaman
Kulit harimau sepanjang dua meter dimusnahkan bersama tulang belulang dan beberapa gading
gajah. Bahkan beberapa benda terbuat dari gading gajah tersebut diolah menjadi berbagai
perhiasan dan cendera mata.
Menurut Kepala BKSDA Bengkulu Abu Bakar, barang bukti yang dimusnahkan itu merupakan
tangkapan pihak kepolisian yang sudah selesai proses hukum di tingkat pengadilan. Para pelaku
yang sudah divonis hukuman pidana akibat perdagangan satwa dilindungi itu masih mendekam
di balik jeruji penjara.
Sesuai amanat undang-undang, barang bukti yang disita dan telah memenuhi ketetapan hukum
diserahkan kepada pihak BKSDA. Selain dimusnahkan, barang bukti itu juga bisa diserahkan
kepada lembaga pendidikan atau penelitian untuk kepentingan keilmuan.
"Karena tidak ada permintaan, barang bukti ini kita musnahkan saja," Abu Bakar
mengungkapkan.
Pemusnahan yang dilakukan dengan cara dibakar dan dihancurkan menggunakan martil
tersebut berlangsung di halaman Kantor BKSDA, Jalan Mahoni, Kota Bengkulu. Jika ditaksir
berdasarkan harga para pelaku, jumlahnya mencapai Rp 500 juta.
2 dari 3 halaman
Faktor Ekonomi Memicu Perburuan Liar
Faktor ekonomi dan permintaan pasar yang besar memicu perburuan Satwa DIlindungi terus
dilakukan masyarakat (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)
Perburuan harimau Sumatera, gajah, dan beberapa jenis satwa dilindungi lain dipicu faktor
ekonomi. Mahalnya harga kulit dan organ tubuh harimau, gading gajah, dan beberapa organ
tubuh satwa dilindungi itu diyakini menjadi daya tarik para pemburu.
Dari barang bukti yang dimusnahkan pihak BKSDA, terlihat kulit harimau Sumatera yang sudah
dikeringkan, tulang belulang utuh, dan beberapa cendera mata. Sedangkan barang bukti
berbahan gading gajah, sudah dibentuk menjadi pipa rokok hingga aksesori menyerupai tongkat
komando.
Menurut Abu Bakar, permintaan terhadap barang berbahan organ satwa dilindungi tersebut
sangat tinggi. Tidak hanya dari dalam negeri, permintaan untuk pasar internasional juga tidak
sedikit.
"Faktor kemiskinan dan permintaan pihak luar yang tinggi memicu perburuan liar terus
dilakukan," ia menegaskan.
Selain memasok ke berbagai kota di Indonesia, perdagangan organ satwa dilindungi juga
menyasar ke negara-negara Asia hingga Eropa. Tidak hanya untuk perhiasan, beberapa negara
seperti China mengincar organ satwa dilindungi ini untuk dijadikan obat-obatan.
1
3.6k
Hiu yang membeku akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh fenomena Bom Siklon di Amerika
Serikat (sumber: The Atlantic White Shark Conservancy)
Liputan6.com, Miami - Temperatur dingin ekstrem tengah melanda kawasan pesisir
timur Amerika Serikat sepanjang pekan ini. Suhu dilaporkan anjlok hingga berkisar minus 0 - 50
derajat Celcius.
Hal itu dipicu oleh siklon musim dingin dahsyat yang populer disebut sebagai 'topan bom'.
Fenomena alam itu membawa badai salju dan kondisi berangin dingin nan beku, menyebabkan
kelumpuhan aktivitas hingga korban tewas di beberapa daerah di Amerika Serikat dan Kanada
kawasan timur laut.
BACA JUGA
Selain Jakarta, 5 Kota Besar di Dunia Ini Juga Dibayangi Ancaman Gempa
Namun, tak hanya manusia saja yang terkena dampak topan bom tersebut. Sejumlah hewan
yang berada di kawasan ikut merasakan temperatur dingin ekstrem yang dipicu oleh siklon
musim dingin tahunan itu.
Seperti dikutip dari News.com.au (5/1/2017), beberapa ekor hiu ditemukan terdampar dalam
kondisi membeku sepenuhnya di daratan timur Amerika Serikat.
The Atlantic White Shark Conservancy (AWSC) mengatakan bahwa mereka menemukan tiga
Hiu Rubah (Thresher Shark) yang tersapu dari Laut Atlantik dan terdampar di sebuah pantai di
Negara Bagian Massachusetts dalam tiga hari terakhir.
Dua yang pertama mati akibat 'serangan dingin (cold shock)'. Sedangkan yang terakhir
ditemukan dalam kondisi yang benar-benar beku. Bahkan AWSC menyebut predator laut yang
beku itu sebagai 'es hiu'.
Ketiganya kemudian diangkut keluar dari pantai untuk dicairkan, agar ilmuwan dari Dinas
Perikanan, National Oceanic and Atmospheric Administration Amerika Serikat (NOAA) mampu
melakukan bedah otopsi terhadap bangkai hewan tersebut.
1 dari 3 halaman
Sejumlah pengguna media sosial mengunggah beberapa foto yang menunjukkan beberapa ekor
Iguana hijau terlihat kaku membeku kedinginan di Florida selatan.
Iguana hijau, yang umum ditemukan di pinggiran kota Miami, Florida selatan, terlihat terbaring
kaku di lantai. Menurut sejumlah unggahan foto warganet.
Reptil berdarah dingin itu terlihat lesu, jatuh dari tempat bertenggernya dan terbujur kaku ketika
suhu di kawasan mencapai sekitar minus 10 derajat Celcius.
Dinas pengendali hewan setempat mengimbau agar warga tak menyentuh atau memindahkan
Iguana yang sejatinya masih hidup tersebut. Karena, mereka mungkin merasa terancam dan
bisa menggigit. Gigitan reptil tersebut diketahui mampu melukai manusia.
Hewan yang membeku bukanlah satu-satunya fenomena alam yang aneh yang muncul
akibat topan bom yang tengah melanda kawasan.
Cuaca ekstrem tersebut telah memicu fenomena aneh yang dijuluki sebagai 'Ombak Lautan
Slurpee', di mana air laut mengalami perubahan konsistensi serupa es serut yang menggulung-
gulung ke pantai.
Ombak unik itu dilaporkan oleh Jonathan Nimerfroh, penduduk asal Nantucket, AS, saat ia dan
teman-temannya menerjang laut dingin untuk berselancar di Pantai Nobadeer.
2 dari 3 halaman
Petugas membersihkan salju di Brooklyn, New York City, AS (9/2). Badai Salju ini diperkirakan
akan melanda bagian timur laut AS. (Scott Eisen / Getty Images / AFP)
Dari Maine hingga Florida, setiap negara bagian yang berada di pesisir Pantai Timur
mengeluarkan peringatan atas dampak badai musim dingin.
Di Tallahassee, Florida, seorang warga bernama Ernst Beliard mengatakan bahwa ia tidak
pernah melihat salju selama 21 tahun berada di sana. Hal tersebut dibenarkan oleh ahli
meteorologi Michael Guy, yang mengatakan bahwa tak ada hujan salju terukur sejak 1989.
Kondisi luar biasa dingin yang menerjang Florida membuat Florida State University dan Flordia
A&M University ditutup pada 3 Januari 2018.
Taman air Orlando juga terpaksa ditutup dan mendorong pihak berwenang untuk membuka
belasan tempat penampungan darurat.
Hutan Mangrove di Aceh Tamiang
Rusak, Begini Kondisinya
oleh Junaidi Hanafiah [Aceh] di 14 March 2018
Rusaknya mangrove, selain menimbulkan abrasi pantai dan sungai, juga akan
mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir. Walhi Aceh berharap, Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aceh segera melakukan penertiban dan
merehabilitasi kawasan yang rusak.
Pemerintah Aceh Tamiang dan Pemerintah Provinsi Aceh juga harus
memfasilitasi ekonomi alternatif kepada masyarakat, yang selama ini bergantung
hidup pada kegiatan ilegal tersebut. “Salah satu yang bisa dilakukan adalah
dengan memfasilitasi pembentukan perhutanan sosial,” ungkapnya.
Nelayan lokal di Aceh Tamiang yang menggantungkan hidupnya dengan mencari ikan dan
udang. Mereka resah dengan kondisi mangrove yang terus dirusak. Foto: Rahmadi
Rahmad/Mongabay Indonesia
Kepiting bakau, biasa masyarakat menyebut, merupakan andalan nelayan lokal Aceh
Tamiang. Kepiting berkurang seiring rusaknya mangrove. Foto: Rahmadi Rahmad/Mongabay
Indonesia
Perhatian serius
Husaini dari YayasanSheep Indonesia (YSI) Wilayah Aceh menyebutkan hal yang
sama. Menurut dia, kerusakan ini harus ada perhatian serius dari pemerintah.
“Dampak buruk dari rusaknya hutan mangrove adalah hilangnya biota mangrove
seperti kepiting dan udang serta ikan yang merupakan tangkapan nelayan
tradisional. Meningkatnya intrusi air laut ke daratan bakal membuat air sumur
masyarakat menjadi payau, tidak bisa digunakan sebagai air minum.”
Padahal, jika mangrove tidak dirusak, atau hutan dipertahankan, kondisi tersebut
akan menguntungkan masyarakat. Juga, mendatangkan pendapatan untuk
daerah. “Misalnya hutan mangrove ini dijadikan sebagai tempat wisata. Ini,
sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Kota Langsa, mengembangkan
ekowisata hutan mangrove, yang bertetangga dengan Kabupaten Aceh
Tamiang,” terangnya.
Ini momentum yang tepat bagi Pemerintah Aceh Tamiang untuk memasukkan
rencana pengelolaan hutan mangrove sebagai prioritas pembangunan.
Pemerintah Aceh Tamiang, saat ini tengah menyusun revisi qanun atau perda
tentang RPJM Daerah dan Qanun RTRW Daerah. “Kajian lingkungan hidup
strategis kedua qanun tersebut juga dalam penyusunan, jadi ini kondisi ideal,”
jelasnya.
Udang juga menjadi andalan mata pencaharian nelayan Aceh Tamiang, selain kepiting dan
ikan. Foto: Rahmadi Rahmad/Mongabay Indonesia
Mangrove yang berperan penting bagi kehidupan manusia harus dijaga dan dikelola dengan
bijak. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia
Quick memperingatkan, siapa pun yang memakan tanaman tersebut “akan mati
esok hari dan hari terakhirnya jadi yang paling buruk”.
“Akar hemlock mirip lobak dan baunya pun serupa. Pastikan tidak ada orang yang
memakannya. Termasuk anjing peliharaan Anda,” ujarnya.
Siapa pun yang memakannya akan meninggal. Porsi kecil daun tersebut bisa
membunuh seseorang atau anjing jika termakan. Bahayanya, tanaman ini mirip
dengan daun peterseli yang sering dikonsumsi.
Namun, akarnya lah yang paling beracun. Satu akarnya mampu membunuh sapi
besar.
Akar hemlock yang mirip lobak ini memiliki racun paling banyak. (Joshua Quick)
Quick mengatakan, tanaman ini biasanya tumbuh di sekitar air dan pinggir sungai –
bukan tebing.
“Akarnya memiliki lebih banyak racun, lalu batangnya, dan yang paling sedikit ada di
daun. Meskipun begitu, jika menyentuh daun hemlock, lalu makan roti lapis
setelahnya, kita juga bisa sakit,” papar Leif.