Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS KIMIA ANALISA PERTEMUAN 12 Kelas C

Nama : NISSA PIFIA APRILA

No Bp: 1604088

Kelas: C

1. Buatlah resume dari bahan ajar yang telah saya berikan mengenai tentang bahan ajar
pertemuan 12 tentang titrasi permanganometri.!
2. Jelaskan secara singkat reaksi-reaksi ion permanganat dari berbagai kondisi!
3. Jelaskan mekanisme perubahan warna titik akhir titrasi dari Titrasi permanganometri!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autokatalis dan autoindikator, coba jelaskan dan
kaitan pengertian istilah tersebut dengan titrasi permanganometri!
5. Jelaskan jenis-jenis tirasi apa saja yang bisa digunakan terhadap tirasi yang mengunakan
larutan KMnO4 sebagai standar, dan jelaskan zat-zat apa saja yang bisa dianalisa dengan
tirasi tersebut!

LEMBAR JAWABAN :

SOAL 1

Titrasi Redoks  metode analisis titrimetri yang berdasarkan pada reaksi pksidasi dan reduksi antara zat
yang akan di reduksikan dengan larutan pentitier

Reaksi Oksidasi Reduksi 

1. Oksidasi : Pembuangan elektron (Penurunan biloks)

2. Reduksi : Pengambilan elektron (Kenaikan biloks)

3. Redoks : Serah terima elektron

4. Oksidator : Penerima elektron

5. Reduktor : Pemberi elektron

Perbandingan dengan reaksi asam basa

Jika asam basa  netralisasi

Jika rekasi redoks  Serah terima elektron

Titrasi redoks

1. Titrasi permanganometri menggunakan larutan standar kalium permanganate


2. Titrasi iodometri/iodimetri menggunakan larutan standar iodium
3. Titrasi bromatometri menggunakan larutan standar kalium bromat
4. Titrasi iodatometri menggunakan larutan standar kalium iodat
5. Titrasi serimetri menggunakan larutan standar serium (IV) sulfat Ce(SO4)2
6. Titrasi bikromatometri menggunakan larutan standar k2cr2o7
 Permanganometri
 Metode analisis titrimetri yang berdasarkan reaksi oksidasi-reduksi antara analit dengan
larutan standar KMno4 sebagai pentiter
 Reaksi ini menggunakan analisis kuantitatif dengan buret
 Cth : 5Fe2+ + Mno4- + 8H+  5fe3+ + Mn+2 + 4H2O
 Syarat titrasi permanganometri :
 harus dalam keadaan panas lebih kurang 70 derjat celcius
 Dalam suasana asam
 Hcl dihindari dalam permanganometri karen CL- mengalami oksidasi
 HF dihindari karenga HF dapat melarutkan kaca
 Reaksi ion permanganate
- Terjadi pada suasana asam , sangat basa , basa sedang
- Titrasi permanganometri ini akan mengubah warna biru Mno4- menjadi tidak berwaran
MN2+
- Mno4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2O
Dimana 1 mol KMno4 Ini memiliki 5ekuivalen
Atau 1 ekivalen KMno4 = 1/5
Jadi BE KMno4 = 1/5.BM = 1/5. 158,03 => 31,606 g/ek
- Titrasi permanganometri yang dapat memakai HCl sebagai asam :
*Penentuan kadar As2o3
*Penentuan kadar Sb3+
*Penentuan kadar H2O2
- Reaksi permanganate dalam larutan sangan basa
Jika Mno4 + e  Mno42- ( brx Cepat)
Jika Mno42- + 2H2O + 2e  Mno2 + 4OH- (menghasilkan Mnp2 yangtidak diharapkan
pada permanganometri karna dia akan berupa endapan yang harus disaring ) makanya
digunakan asam .
- Begitu juga reaksi permangant dalam larutan basa sedang dia akan menghasilkan Mno2
yang tidak diharapkan dalam titrasi ini karena akan berupa endapan
- Indikator titrasi permanganometri  menggunakan KmNO4 sebagai larutan standar dan
indicator karna KMno4 memiliki warna ungu yang pekat bisa bertindak sebagai auto
indicator /tidak memerlukan indicator lain
- Pada saat mentitrasi akan menghasilkan Mn2+ yang tidak berwarna
- Yang dimana jika mendekati batas akhir titrasi dia kana membentuk Mno2 berwarna
merah
- Jika kelebihan Mn04 pada batas akhir titrasi  warna merah muda
- Kemudian jika larutan standar KMno4 sangat encer bisa melakukan pemekatan dengan
penambahan  Natrium difenilamina sulfonat , asam 2N-Fenilantranilat dan Feroin
- Kelemahan :
 KMnp4 Cenderung mengoksidan ion Cl- sehingga titrasi tidak bisa dilakukan
dalam suasana asam klorida
 Hasil reaksi redoks KMno4 bervariasi dengan Ph larutan sehingga akan
menimbukna ketidakpastian stiokiometri reaksinya
 Larutan KMno4 mempunyai kestabilan terbatas
Larutan standar KMno4 Tidak stabil dalam penyimpanan karena kotoran yang
ada dalam air dapat bereaksi dengan KMno4 menghasilkan Mno2 dimana Mno2
akan mempercepat penguraian KMno4
- Pembuatan larutan standar KMno4
Larutan KMno4 tidak stabil , karena dapat bereaksi dengan iar.
Reaksi ini dipercepat oleh cahaya , panas , asam atau Mno2 yang merupakan kotoran dari
kritasal KMno4. Karena itu Mno2 harus dibuang dari larutan yang sudah dibuat
Setelah dilarutaa, kemudian larutan dididihkan dan dibiarkan selama 24 jam sehingga
Mno2 dmengendap , selanjutnya di saring dengan saringan kaca dan simpan dalam botol
berwaran pada tempat yang tidak kena cahaya matahari.
- Standarisasi KMn04 KMno4 tidak memenuhi standar standar primer karna itu harus
distandarisai dengan standar reduktor standar primer yang biasa digunakan adalah
natrium oksalat dimana reaksi oksalat dengan permanganate berlangsung lmbat  maka
harus dipercepat dgn :
*sebelum titrasi , panaskan larutan sampai hamper mendidih ((90 derjat celciu). Lakukan
titrasi dalam keadaan panas
*Mn2+ hasil dari reaksi tetesan pertama akan berfungsi sebagai autokatalis yang
mempercepat reaksi pada tetesan berikutnya
 Standarisasi larutan KMno4 bisam neggunakan baku primer arsen trioksida ,
natrium oksalat
 Stndarisasi dengan besi logan fe
 Standarisasi dengan etilendiamina besi 2 sulfat
- Larutan kalium permangant yang telah distandarkan dapat dipergunaak dalam 3 jenis
titrasi :
dalam suasana asam untuk titrasi kation kation atau ion yang dapat dioksidasi cthnya :
Fe2+ , Sn2+ , Vo2+ , SO3+
dalam suasana asam untuk titrasi tidak langsung zat yang dapat direduksi (oksidator)
Didalam tiap tiap penentuan , sejumlah tertentu redukoro ditambahkan dengan larutan
oksidator yang akan dianalisa , setelah reduksi sempurna , kelebihan reduktoe dititrasi
dengan larutan kalium permangant standar, beberapa zat yang dapat digunakan dgn cara
ini : Mno4 , Ce2o7 , Mno2 , PbO2
dalam suasana netral atau basa untuk menitrasi beberapa zat dalam hai ini
permanganate direduksi menjadi Mno2 yang berbentuk endapan . beberapa zat yang
dapat ditentukan dengan cara ini adalah Mn2+ , HCOOH.
- Penggunaan titrasi permanganometri
1. Penentuan besi Fe2+. Bila besi ada yang terdapat dalam bentuk Fe3+, direduksi dulu
dgn SnCl2 dan kelebihan SnCl2 dihilanhkan dengan penambahan HgCl2 ,
selanjutnya Fe2+ dititrasi dengan larutan standar Kmno4
2. Penentuan Ca2+. Ca2+ diendapkan dengan oksalat. Setelah dipisahkan dengan
penyaringan, CaC2O4 dilarutkan dengan H2S04 hingga membentuk H2C2O4 yang
larut, selanjutnya dititrasi dengan larutan KMno4
3. Penentuan zat organic dalam air. Sampel air direaksikan dengan KMno4 berelebih.
Kelebihn KMno4 direaksikan dengan asam oksalat berlebih . selanjutnya kelebihan
asam oksalat dititrasi dengan standar KMno4.

SOAL 2

 Reaksi ion permanganate


- Terjadi pada suasana asam , sangat basa , basa sedang
- Titrasi permanganometri ini akan mengubah warna biru Mno4- menjadi tidak berwaran
MN2+
- Mno4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4H2O
Dimana 1 mol KMno4 Ini memiliki 5ekuivalen
Atau 1 ekivalen KMno4 = 1/5
Jadi BE KMno4 = 1/5.BM = 1/5. 158,03 => 31,606 g/ek
- Titrasi permanganometri yang dapat memakai HCl sebagai asam :
*Penentuan kadar As2o3
*Penentuan kadar Sb3+
*Penentuan kadar H2O2
- Reaksi permanganate dalam larutan sangan basa
Jika Mno4 + e  Mno42- ( brx Cepat)
Jika Mno42- + 2H2O + 2e  Mno2 + 4OH- (menghasilkan Mnp2 yangtidak diharapkan
pada permanganometri karna dia akan berupa endapan yang harus disaring ) makanya
digunakan asam .
- Begitu juga reaksi permangant dalam larutan basa sedang dia akan menghasilkan Mno2
yang tidak diharapkan dalam titrasi ini karena akan berupa endapan
SOAL 3

- Indikator titrasi permanganometri  menggunakan KmNO4 sebagai larutan standar dan


indicator karna KMno4 memiliki warna ungu yang pekat bisa bertindak sebagai auto
indicator /tidak memerlukan indicator lain
- Awalnya akan berwarna bening kemudian pada saar meneteskan KMno4 makan Mn04-
akan bereaksi dgn analit sehingga tidak berwarna kemudian lama kelamaan akan
berwaran merah anggur dimana terbentuk MNO2+ yang terjadi sesaat kemudian jika
dikocok kemabli dan semua analit sudah bereaksi dgn Mn2+ dan terjadi kelebihan
Mno4- makan akan menghasilkan warna merah muda
- Pada saat mentitrasi akan menghasilkan Mn2+ yang tidak berwarna
- Yang dimana jika mendekati batas akhir titrasi dia akan membentuk Mno2 berwarna
merah
- Jika kelebihan Mn04 pada batas akhir titrasi  warna merah muda
- Kemudian jika larutan standar KMno4 sangat encer bisa melakukan pemekatan dengan
penambahan  Natrium difenilamina sulfonat , asam 2N-Fenilantranilat dan Feroin
SOAL 4

1. Autokatalis  merupakan senyawa MnSO4 yang dihasilkan oleh


reaksi kalium permangant dengan asam oksalat menjadi katalis
dalam reaksi itu sendiri. Misalnya pada standarisasi KMno4 ,
Mn2+ hasil reaksi dari tetesan pertama akan berfungsi sebagai
katalis (autokatalis ) yang memperceapt reaksi pada tetesan
berikutnya.
2. Autoindikator  merupakan zat pentiter dimana bisa sebagai
larutan standar sekaligus bisa menjadi indicator . misalnya KMn04
ini berwara ungu pekat bisa menjadi indicator sekaligus sebagai
larutan standar pada titrasi permanganometri.

SOAL 5

1. Penentuan besi Fe2+. Bila besi ada yang terdapat dalam bentuk Fe3+, direduksi dulu
dgn SnCl2 dan kelebihan SnCl2 dihilanhkan dengan penambahan HgCl2 ,
selanjutnya Fe2+ dititrasi dengan larutan standar Kmno4
2. Penentuan Ca2+. Ca2+ diendapkan dengan oksalat. Setelah dipisahkan dengan
penyaringan, CaC2O4 dilarutkan dengan H2S04 hingga membentuk H2C2O4 yang
larut, selanjutnya dititrasi dengan larutan KMno4
3. Penentuan zat organic dalam air. Sampel air direaksikan dengan KMno4 berelebih.
Kelebihn KMno4 direaksikan dengan asam oksalat berlebih . selanjutnya kelebihan
asam oksalat dititrasi dengan standar KMno4.

Anda mungkin juga menyukai