PERCOBAAN 2
LARUTAN
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
3820177131879
Kelompok 2
LARUTAN
I. Tujuan
1. Mengamati kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
2. Mengamati pencampuran air dengan berbagai pelarut.
3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan
4. Memperlihatkan larutan lewat jenuh.
5. Menentukan persen masa dan konsentrasi molar larutan sampel.
6. Menjadi terampil dalam memipet dan menguapkan larutan sampai
kering.
Dalam ilmu kimia dikenal suatu istilah “like dissolves like” yaitu jika
molekul solute dan pelarut mirip, maka akan mudah bagi keduanya untuk
saling menggantikan sehingga mudah untuk bercampur. Secara umum,
terdapat kecendrungan dimana senyawa ion dan polar larutan dalam pelarut
polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar (Estein, 2015)
Air adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur,
NaCl dan senyawa polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetrakhlorida adalah
pelarut nonpolar dan melarutkan senyawa nonpolar. Karena itu Karbon
tetrakhlorida bukanlah pelarut garam atau gula. Pelarut nonpolar tidak dapat
melarutkan senyawa ion atau senyawa polar (Dewan, 2014)
Zat cair yang larut sama lain disebut saling bercampur. Asas umum like
dissolves like akan menentukan sifat saling bercampur. Bila kedua zat cair
mempunyai ikatan polar akan saling melarut. Dua zat cair yang nonpolar
juga larut satu sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar
saling tidak bercampur, tidak tola menolak satu sama lain dan akan terpisah
jadi dua lapisan (Raymond, 2004).
Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu
terbatas. Batas itu disebut kelarutan. Kelarutan adalah jumlah zat terlarut
yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai
membentuk larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang telah
mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat
ditambahkan lagi zat terlarut. Larutan tak jenuh (unsaturated), adalah suatu
larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan
jenuhnya (konsentrasi zat terlarut kurang dari maksimum yang dapat larut).
Sedangkan larutan lewat jenuh (supersaturated), mengandung solut lebih
banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang
sama (konsentrasi melebihi kelarutan maksimum pada suhu tertentu)
(Estein, 2015).
III. Alat
1. Bunsen 1 buah
2. Gelas beker 100 mL 1 buah
3. Gelas ukur 100 mL 1 buah
4. Gunting 1 buah
5. Kaki tiga 1 buah
6. Kertas perkamen 2 lembar
7. Pipet tetes 10 mL 1 buah
8. Pipet ukur 5 mL 1 buah
9. Rak tabung reaksi 1 buah
10. Spatula 3 buah
11. Spirtus 1 buah
12. Tabung reaksi 6 buah
13. Timbangan 1 buah
14. Tissue secukupnya
15. Wrapping secukupnya
IV. Bahan
1. Air secukupnya
2. Aseton, C3H6O 2 mL
3. Etanol, C2H5OH 2 mL
4. Garam dapur, NaCl 1,5 gr
5. Heksana 4 mL
6. Kalium permanganat 1,5 gr
7. Kloroform, CHCl 6 mL
8. Kristal iod 1,5 gr
V. Prosedur Kerja
1. Kelarutan
a. Kalium permanganat (KMnO4)
3. Kecepatan Larutan
Dalam percobaan ini dilakukan 3 perlakuan
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Larutan garam,NaCl
tidak larut
Diamati sampai Diaduk sampai
garam larut garam larut
2. Pencampuran
Larutan Waktu Perubahan
Air + Etanol 1,02 menit Larut
Air + Aseton 1,55 menit Larut
Air + kloroform 1 menit Tidak larut, pada detik
pertama bergelembung
3. Kecepatan Kelarutan
Larutan Perlakuan Hasil waktu
Air + Garam Diam Tidak larut 4 menit
Air + Garam Dipanaskan Larut (tetapi lama) 1 menit
Air + Garam Dipanaskan sambil Cepat larut 10 detik
diaduk
VII. Pembahasan
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat atau
lebih yang terdispers sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Disebut homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam
(satu fasa) sehingga tidak dapat diamati bagian-bagian komponen
penyusunnya meskipun dengan mikroskop ultra. Dalam campuran heterogen
permukaan-permukaan tertentu dapat diamati antara fase-fase yang
terpisah.
Suatu larutan terdiri dari dua komponen yang utama. Biasanya salah satu
komponen yang mengandung jumlah zat terbanyak disebut sebagai pelarut
(solven). Sedangkan komponen lainnya yang mengandung jumlah zat sedikit
disebut zat terlarut (solut). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai
pelarut atau zat terlarut tergantung posisinya.
Apabila zat padat atau cairan larut dalam cairan, maka dalam campuran
terjadi gaya tarik menarik antara molekul-molekul (intermolekul) zat terlarut
dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik antar atom-atom di dalam
molekul itu sendiri (intramolekul), yang menyebabkan molekul atau ionnya
masih tetap bersatu.
Dua senyawa dapat bercampur (miscible) lebih mudah bila gaya tarik
antara molekul solute dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini
ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul. Apabila gaya tarik
antara molekulnya termasuk dalam kelompok yang sama (misalnya seperti
data pengamatan diatas : air dan etanol), keduanya akan saling melarutkan.
Sedangkan apabila kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenis
(misalnya seperti data pengamatan diatas: air dan kloroform), maka
keduanya tidak saling melarutkan.
Suhu
Pada zat terlarut berbentuk serbuk, permukaan sentuh antara zat terlarut
dengan pelarut semakin banyak. Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk
lebih cepat larut daripada zat telarut berukuran besar.
Volume pelarut
Voleme pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
Pengadukan
VIII. Kesimpulan
Chang, Raymond, 2004, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga jilid 1,
Penerbit Erlangga : Jakarta.
Dewan, S.K, 2014, Kimia Organik Farmasi, EGC : Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati, 2004. Tangkas Kimia, Kartika : Surabaya
Harnanto, A. dan Ruminten, 2009. Kimia 1 untuk SMA/MA Kelas X, Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta
Moechtar, 1989. Farmasi Fisika, Gadjah Mada University press : Yogyakarta
Yazid, Estien, M.Si., 2015, KIMIA FISIKA Untuk Mahasiswa Kesehatan, Pustaka
pelajar : Yogyakarta.
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh
Dosen Pengampu,