DISUSUN OLEH
DIBACH KHOIRUN NISA KUSUMA
11200960000090
Istilah like dissolves like merupakan azas umum dari kelarutan , dimana senyawa ion
dan polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Air
adalah pelarut polar. Air melarutkan senyawa ion seperti garam dapur, NaCl, dan senyawa
polar seperti gula, C12H22O11. Karbon tetra klorida adalah pelarut nonpolar dan
melarutkan senyawa non polar. Pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan senyawa ion atau
senyawa polar. Zat cair yang larut satu sama lain disebut saling bercampur. Bila kedua zat
cair mempunyai ikatan polar akan saling melarut.Dua zat cair yang nonpolar juga larut satu
sama lain. Tetapi zat cair polar dengan zat cair nonpolar saling tidak bercampur, terjadadi
tolakmenolak satu sama lain dan akan terpisah jadi dua lapisan. Proses pelarutan hanyalah
merupakan aksi antara pelarut dengan partikel zat terlarut. Molekul-molekul pelarut
menyerang partikel zat terlarut dan menyeretnya ke dal;am larutan. Kecepatan pelarutan
tergantung pada kecepatan pelarut menyerang zatb terlarut..
Kelarutan atau solubility dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang
akan larut dalam sejumlah pelarut tertentu pada suhu tertentu. Dalam konteks kualitatif, ahli
kimia membagi zat-zat sebagai dapat larut, sedikit larut atau tak dapat larut. Zat dapat
dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika
tidak, zat tersebut dapat digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua
senyawa ionic merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam jumlah tertentu
pelerut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada
sifat zan itu, molekul pelarut, temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat
mengandung banyak komponen, tetapi pada kesempatan ini hanya dibahas larutan yang
mengandung dua komponen yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu zat
terlarut dan pelarut.
1.1. Alat
Tabung reaksi 12 buah
Rak tabung reaksi 1 buah
Gelas ukur 10 ml 4 buah
1.2. Bahan
Natrium asetat trihidrat (CH3COONa)
Kalium permanganat (KMnO₄)
Kristal iod (I2)
Metanol (CH3OH)
Heksana (C6H14)
Aseton (C3H6O)
Sukrosa (C6H12O6)
1.3.1 Kelarutan
Pada percobaan pertama ini menggunakan kristal permanganat untuk menentukan
kelarutannya di dalam pelarut tertentu, hal pertama yang kita lakukan dalam percobaan ini
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Dalam tabung reaksi ke-1, dimasukkan
sebanyak 2 ml aquades dan dimasukkan sedikit kristal permanganat, dikocok tabung
tersebut, kemudian diamati apakah kristal tersebut larut, sedikit larut, atau tidak larut.
Dalam tabung reaksi ke-2, dimasukkan sebanyak 2 ml aseton dan dimasukkan sedikit
kristal permanganat, dikocok tabung tersebut, kemudian diamati apakah kristal tersebut
larut, sedikit larut, atau tidak larut. Dalam tabung reaksi ke-3, dimasukkan sebanyak 2 ml
metanol dan dimasukkan sedikit kristal permanganat, dikocok tabung tersebut, kemudian
diamati apakah kristal tersebut larut, sedikit larut, atau tidak larut. Dalam tabung reaksi ke-
4, dimasukkan sebanyak 2 ml heksana dan dimasukkan sedikit kristal permanganat,
dikocok tabung tersebut, kemudian diamati apakah kristal tersebut larut, sedikit larut, atau
tidak larut. Dalam tabung reaksi ke-5, dimasukkan sebanyak 2 ml aquades dan dimasukkan
sedikit kristal permanganat, dikocok tabung tersebut, kemudian diamati apakah kristal
tersebut larut, sedikit larut, atau tidak larut.
Pada percobaan kedua yaitu dengan menggunakan kristal iod untuk menentukan
kelarutannya di dalam pelarut tertentu, hal pertama yang kita lakukan dalam percobaan ini
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Dalam tabung reaksi ke-1, dimasukkan
sebanyak 2 ml aquades dan dimasukkan sedikit kristal iod, dikocok tabung tersebut,
kemudian diamati apakah kristal tersebut larut, sedikit larut, atau tidak larut. Dalam tabung
reaksi ke-2, dimasukkan sebanyak 2 ml aseton dan dimasukkan sedikit kristal iod, dikocok
tabung tersebut, kemudian diamati apakah kristal tersebut larut, sedikit larut, atau tidak
larut. Dalam tabung reaksi ke-3, dimasukkan sebanyak 2 ml heksana dan dimasukkan
sedikit kristal iod, dikocok tabung tersebut, kemudian diamati apakah kristal tersebut larut,
sedikit larut, atau tidak larut. Dalam tabung reaksi ke-4, dimasukkan sebanyak 2 ml
metanol dan dimasukkan sedikit kristal iod, dikocok tabung tersebut, kemudian diamati
apakah kristal tersebut larut, sedikit larut, atau tidak larut.
1.3.2 Pencampuran
Pada percobaan selanjutnya yaitu pencampuran, hal pertama yang kita lakukan
dalam percobaan ini adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Dalam tabung
1.1 HASIL
1. Data Hasil Pengamatan
No. Reaksi Hasil Pengamatan Kesimpulan
a. Kelarutan
KMnO4
1. Air -Terjadi perubahan warna Larut
menjadi ungu pekat
-Tidak terdapat endapan
2. Metanol -Terjadi perubahan warna Larut
menjadi ungu muda
-Tidak terdapat endapan
3. Aseton -Terjadi perubahan warna Sedikit larut
menjadi ungu muda
-Terdapat sedikit endapan
4. Heksana -Tidak terjadi perubahan Tidak larut
warna
2. Terangkan istilah like dissolve like dan jelaskan apakah prinsip like dissolve like tejadi
pada semua jenis campuran?
Jawab : Menurut prinsip like dissolves like, suatu pelarut akan cenderung melarutkan
senyawa yang mempunyai tingkat kepolaran yang sama. Pelarut polar akan melarutkan
senyawa polar dan sebaliknya, pelarut nonpolar akan melarutkan senyawa nonpolar. Prinsip
like dissolve like terjadi pada semua campuran dengan ikatan kovalen yang sejenis.
3. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen!
Berikut faktor yang mempengaruhi kelarutan senyawa ion dan senyawa kovalen.
a)Temperature
Temperatur dapat meningkatkan kelarutan zat padat terutarna kelarutan garam dalam air,
sedangkan kelarutan senyawa nonpolar hanya sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur.
c) pH
Kelarutan senyawa yang terionisasi dalam air sangat dipengaruhi oleh pH, sedangkan
kelarutan senyawa non elektrolit yang tidak terionisasi dalam air hanya sedikit
dipengaruhi olch pH. Untuk senyawa yang terionisasi (elektrolit) seperti asam karboksilat
(HA) kelarutan merupakan fungsi dari pH. Peningkatan pH dapat meningkatkan kelarutan
senyawa asam lemah, dan penurunan pH dapat meningkatkan kelarutan senyawa basa
lemah.
d) Polaritas Pelarut
Molekut zat terlarut polar akan terlarut pada pelarut polar dan molekul zat terlarut
nonpolar akan terlarut dalam pelarut nonpolar.
4. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kecepatan pelarutan suatu senyawa dalam pelarut!
a.) Suhu
Tingkat suhu larutan mempengaruhi proses pelarutan zat terlarut. Pada suhu yang lebih
tinggi, zat terlarut akan mudah melarut dalam pelarut. Hal tersebut terjadi karena partikel-
partikel zat padat pada suhu yang lebih tinggi akan bergerak lebih cepat, sehingga
memungkinkan terjadinya tumbukan yang lebih sering dan efektif.
c.) Volume pelarut
Besarnya jumlah volume pelarut mempengaruhi proses pelarutan zat. Hal ini karena
d.) Kecepatan pengadukan
Proses pelarutan akan semakin cepat jika ditambahkan dengan faktor pengadukan.
Dengan mengaduk, maka partikel zat terlarut semakin bercampur dengan pelarut sehingga
reaksi pelarutan semakin cepat dibandingkan dengan pelarutan tanpa pengadukan.
5. Jelaskan ciri larutan bersifat tak jenuh, tepat jenuh dan lewat jenuh!
a.) Ciri-ciri larutan tak jenuh
-Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh.
-larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat).
-Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan
belum jenuh ( masih dapat larut).
1.2 PEMBAHASAN
1.1 Kelarutan
Istilah like dissolve like merupakan azaz umum dari kelarutan, dimana senyawa ion dan
polar larut dalam pelarut polar dan senyawa nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Dalam
percobaan ini kita menggunakan Kristal Permanganat dan Kristal Iod untuk dilarutkan
dalam suatu pelarut.
Pada percobaan pertama yaitu KMnO4 dicampurkan dengan 2 ml air. Dari hasil
percobaan tersebut diperoleh perubahan warna menjadi ungu gelap, tidak terdapat endapan,
dan KMnO4 larut dalam air. Karena air merupakan senyawa polar dan KMnO4 termasuk
senyawa ion maka ketika kedua zat tersebut larut.
Pada percobaan kedua yaitu KMnO 4 dicampurkan dengan 2 ml Metanol. Dari hasil
percobaan tersebut diperoleh perubahan warna menjadi ungu muda, tidak terdapat endapan,
dan KMnO4 larut dalam Metanol. Karena metanol merupakan senyawa polar dan KMnO4
1.2 Pencampuran
Sama dengan kelarutan, pada pencampuran yang membedakan hanya bentuk fisiknya
saja. Percobaan pertama air dengan etanol bercampur disebabkan karena air termasuk
senyawa polar dan etanol termasuk senyawa polar juga. Maka dari itu, senyawa polar akan
bercampur dengan senyawa polar juga. Percobaan yang kedua yaitu air dengan aseton
bercampur disebabkan karena air termasuk senyawa polar dan aseton termasuk senyawa
semipolar yang mana bisa bertindak sebagai senyawa polar maupun nonpolar. Pada
percobaan yang ketiga yaitu air dengan heksana, menghasilkan larutan yang tidak
bercampur sehingga terbentuknya dua fase. Hal ini disebabkan karena heksana merupakan
senyawa nonpolar dan air merupakan senyawa polar. Maka dari itu senyawa nonpolar tidak
dapat bercampur dengan pelarut polar.
Pada ketiga campuran tersebut terjadi gaya tarik-menarik antara molekul zat terlarut
dan pelarut. Selain itu juga terdapat gaya tarik menarik antar atom-atom di dalam molekul
itu sendiri yang menyebabkan molekul atau ionnya masih tetap bersatu. Dua senyawa yang
dapat bercampur lebih mudah bila gaya tarik antar molekul dan pelarut semakin besar.
Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada masing-masing molekul.
Pada campuran air dan etanol; dan campuran air dan aseton memiliki gaya tarik
menarik antar molekul yang sangat kuat, sehingga dapat bercampur. Sedangkan pada
campuran air dan heksana memiliki gaya tarik menarik antar molekul yang lemah yang
disebabkan karena berbeda jenis ikatan sehingga campuran zat tersebut tidak dapat
bercampur.
BAB V KESIMPULAN
Nurhasni, dkk. 2017. Modul Praktikum Kimia Dasar. Universitas Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Achmad, Hiskia dan Tupamahu. 2001. Stoikiometri Energi Kimia. Citra Aditya Bakti,
Bandung
Oxtoby, David W, dkk. 2001. Prinsip-pronsip kimia modern. Citra Aditya Bakti, Bandung
https://www.slideshare.net/mobile/ilmanafial3/laporan-praktikum-kimia-dasar-81509922
(diakses pada 3 november 2019)