Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN V

ANALISIS SENYAWA ALKALOID DAN BASA NITROGEN


A. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan analisis senyawa alkaloid dan basa nitrogen yaitu

sebagai berikut:

1. mahasiswa dapat mengetahui analisis organoleptis pada senyawa alkaloid

dan basa nitrogen

2. mahasiswa dapat menganalisis secara kualitatif senyawa alkaloid dan basa

nitrogen

B. Kajian Pustaka

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam.

Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai

jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan pahit,

biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa

alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu. Alkaloid adalah

senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan sifat basa ini

disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut

dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat

memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau

alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam

molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan

dalam dosiskecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

Sebagai contoh,morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang,
atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina

sebagai stimulan syaraf. Selain itu ada beberapa pengecualian, dimana termasuk

golongan alkaloid tapi atom N (Nitrogen) nya terdapat di dalam rantai lurus atau

alifatis. Meyers Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa alkaloid

terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering dibedakan

berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas karbon,

hidrogen, dan nitrogen.

Alkaloid tidak larut atau sukar larut didalam air, tetapi alkaloid yang berada

dalam bentuk garam biasanya mudah larut dalam air.Alkaloid bebas (yang bersifat

basa) biasanya larut dalam eter, CHCl3 atau pelarut organic lainnya, tapi garamnya

tidak larut. Sifat kelarutan ini digunakaan sebagai dasar untuk isolasi & pemurnian

alkaloid Kebanyakan alkaloid berbentuk kristal padat, beberapa berbentuk amorf

Alkaloid yang berbentuk cair tidak mempunyai atom O dalam molekulnya. Garam

alkaloid tidak sama bentuk kristalnya dan, bentuk kristal ini berguna untuk

identifikasi secara mikroskopik. Ikatan N dalam alkaloid biasanya berada dalam

bentuk amin primer, sekunder, tersier, kuartener, amonium hidroksida dan semua

ikatan N ini bersifat basa. Alkaloid umunya mempunyai sepasang elektron sunyi

yang dapat mengikat proton secara kovalen sehingga membentuk garamnya yang

umumnya larut dalam air.

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya

pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan

nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka

ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga
trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa

daripada etilamin Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat

menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron

berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau

bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida. Kebasaan

alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,

terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini sering

berupa Noksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat

menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang

lama. Pembentukan garam dengan senyawa oganik (tartarat, sitrat) atau anorganik

(asam hidroklorida atau sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya

dalam perdagangan alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

C. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

Alat Jumlah
Tabung reaksi 4/kelompok
Rak tabung reaksi 1/kelompok
Pipet tetes 1/kelompok
Pipet volume + Filler 1/kelas
Labu takar 3/kelas
Gelas ukur 10 mL 3/kelas
Gelas kimia 100 mL 1/kelompok
Mikroskop + kaca preparat
Batang pengaduk 1/kelompok
Spatula 2/kelas
Spiritus 1/kelompok
Kaki tiga 1/kelompok
Kasa kawat 1/kelompok
Pemantik api/korek api 1/kelas
Penjepit tabung 1/kelompok
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Papaverin HCl (C20H21NO4.HCl)

2. Efedrin (C10H15NO)

3. Anhidrid asam asetat

4. HgCl2

5. CuSO4

6. NaOH

7. Aquadest

8. Formalin

9. CH3COOH

10. Kloroform

11. Aquadest

D. Prosedur Kerja

1. Papaverin.HCl

Prosedur 1 (Reagen Liebermann)

➢ Siapkan 3 tabung reaksi, masukkan sampel secukupnya kedalam tabung

reaksi. Amati sampel secara organoleptis sebelum ditambah pereaksi

➢ Tambahkan reagensia lieberman. Amati perubahan warna yang terjadi

➢ Tabung kedua masukkan sampel secukupnya tambahkan reagensia

Marquis, Amati perubahan warna yang terjadi


➢ Tabung ke tiga masukkan sampel secukupnya tambahkan 1 ml Anhidrid

asam asetat (CH3CO)2O dan tiga tetes asam sulfat pekat, kemudian

dipanaskan. Amati perubahan warna yang terjadi.

Prosedur 2 (reaksi Kristal HgCl2)

➢ Masukan papaverin HCl ke dalam tabung reaksi

➢ Tambahkan 10tetes / 0,5ml HgCl2 kocok perlahan sampai homogen, maka

terbentuk endapan putih.

➢ Ambil sedikit endapannya lalu lihat menggunakan mikroskop, amati.

2. Ephedrin HCl

Prosedur 1(Reagen Liebermann)

➢ Siapkan 2 tabung reaksi, masukkan sampel secukupnya kedalam tabung

reaksi. Amati sampel secara organoleptis sebelum ditambah pereaksi

➢ Masukkan sampel secukupnya kedalam tabung reaksi tambahkan reagensia

liebermann. Amati perubahan yang terjadi

➢ Masukkan sampel secukupnya kedalam tabung reaksi tambahkan larutan

CuSO4 dan NaOH encer kocok hingga larut. Amati perubahan warna yang

terjadi

Prosedur 2 (reaksi Kristal HgCl2)

➢ Masukkan 1/2 sendok spatula ephedrine ke dalam tabung reaksi.

➢ Tambahkan 10tetes / 0,5 ml HgCl2 kocok perlahan sampai homogen, maka

terbentuk endapan putih.

➢ Ambil sedikit endapannya lalu lihat menggunakan mikroskop, amati.

Anda mungkin juga menyukai