Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI

Disusun oleh:

FRISSO KENNETH SIMON KOLANUS


NIM 221011050251

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2023
1.Judul

Identifikasi gugus fungsi

2.Tujuan
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat
dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang
hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak
dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. ;
1.Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa
organik

2.Uji kimia untuk mengidentifikasi gugus fungsi senyawa organik

3.Dasar Teori
Identifikasi merupakan cara untuk membuktikan bahwa bahan yang diperiksa
memiliki identitas yang sesuai dengan etiket.
Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom dengan susunan tertentu yang
menentukan struktur dan sifat suatu senyawa. Senyawa- senyawa yang mempunyai gugus
fungsi yang sama dikelompokkan ke dalam golongan yang sama. Gugus fungsi
merupakan bagian yang paling reaktif jika senyawa tersebut bereaksi dengan zat lain.
Macam-macam gugus fungsi: alkohol, eter,aldehid, keton, asam karboksilat dan ester.

4.Alat dan Bahan


1.Tabung reaksi

2.Rak tabung reaksi


3.Pipet tetes

4.Gelas Ukur

5.Etanol
6.2-Propanol
7.Tertier Butanol

8.KMnO4
9.Pereaksi Lucas

10.H2SO4

5.Metode Praktikum/Cara Kerja


1.Alkohol
● Uji kalium permanganat
● Uji lucas

1.Uji kalium permanganat

Prosedur kerja dan Indentifikasi uji kalium Permanganat (KMnO4)


1. Larutan A (etanol) 12 tetes, ditambahkan dengan H2SO4 sebanyak 3 tetes
kemudian ditambahkan 5 tetes KMnO4. menunjukkan adanya reaksi antara etanol
dan KMnO4 dimana larutan yang awalnya berwarna ungu berubah menjadi warna
merah.

2. Larutan B (2-propanol) 12 tetes ditambahkan dengan asam sulfat (H2So4)


sebanyak 3 tetes dan 5 tetes KMnO4. Kemudian di kocok dan memperlihatkan
adanya reaksi dimana larutan yang awalnya berwarna ungu menjadi warna merah
seperti pada etanol.

3. Larutan C (tersier Butanol) 12 tetes ditambahkan dengan H2So4 (asam sulfat)


sebanyak 3 tetes kemudian di uji dengan 5 tetes KMnO4, sehingga tidak
menunjukkan adanya reaksi antara tersier dengan KMnO4 karena tidak adanya
perubahan warna dari larutan tersebu

2.Uji lucas
Prosedur kerja dan Indentifikasi uji lucas
1. Larutan A (etanol) 12 tetes ditambahkan dengan reagen lucas 12 tetes. Dikocok
hasil nya larutan tetap bening.
2. Larutan B (2-propanol) 12 tetes ditambahkan dengan reagen lucas 12 tetes.
Dikocok hasilnya larutan bening.

3. Larutan C (tersier Butanol) 12 tetes ditambahkan dengan reagen lucas 12 tetes.


Dikocok hasilnya larutan keruh

2.Aldehid dan Keton


● Uji Fehling
● Uji tollens

1.Uji Fehling
Prosedur kerja identifikasi aldehid&keton dengan metode uji fehling

Tujuan : untuk mengidentifikasi larutan aldehida dan keton dengan metode


fehling.

Alat dan bahan :

1. panangas air

2. pipet tetes
3. tabung reaksi

4. aseton

5. formalin

6. fehling A & B
7. tollens

yang pertama adalah dengan menguji sample dengan formalin dan aseton
menggunakan reagen fehling A dan B, selanjutnya siapkan masing masing sample
sebanyak 2ml ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan fehling A dan B
sebanyak 1ml ke masing masing sample, lalu di kocok. Kemudian kedua sample di
masukan kedalam penangas air yang sudah panas lalu kemudian amati perubahan
yang terjadi pada masing masing sample.

2.Uji tollens
Prosedur kerja Identifikasi Aldehid dan Keton dengan menggunakan uji tolen.

Pada percobaan berikutnya menguji sampel formalin dan aseton dengan pereaksi
tollens

Pertama, siapkan sebanyak 2ml reagen tollens formalin ke dalam dua tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan 2ml formalin dan di tabung yang lain 2 ml aseton.

Selanjutnya kita tambahkan 20ml atau 40 tetes pada masing-masing sample ke


dalam reaktan tolens

3.Asam karboksilat dan ester


● Uji Pengendapan FeCI3
● Uji KMnO4
● Uji AgNO3 dan Basa
● Reaksi substitusi (Esterifikasi)
Alat dan Bahan

1. Tabung reaks

2. Pipet tetes

3. Rak tabung reaksi


4. Gelas plala

5. Kaki tiga
6. Kawat kasa

7. Spatula
8. Asam Asetat (CH3COOH)

9. Asam Benzoat (C6H5COOH)


10. Asam Klorida (HCL)

11. Asam Oksalat ((COOH)2)

12. Asam salisilat(HOC6H4COOH)

13. Asam sulfat (H2SO4)


14. Barium Hiroksida (Ba(OH)2)

15. Besi (III) Klorida (FeCl3)


16. Etanol (C2H5OH)

17. Kallum Permanganat(KMnO4)


18. Natrium Karbonat (NaHCO3)

19. Natrium Hidroksida (NaOH)

20. Perak Nitrat (AgNO3)

1. Uji Pengendapan FeCI3

1.Asam benzoate sebanyak 5 mg dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan


dilarutkan dalam NaOH.
2. Kemudian ditambahkan HCI sampal netral dan dimasukkan FeCl3 5 tetes

3. lalu perubahan yang terjadi diamati

2.Uji KMnO4
1.Asam asetat, benzoate, dan salisilat sebanyak 0,1g/1mi dimasukkan ke dalam
masing-masing tabung reaksi yang berbeda.

2. Kemudian ditambahkan 2 tetes larutan KMnO4 dan diamati perubahan yang


terjadi.
3.Uji AgNO3 dan Basa

1. Asam asetat dan oksalat dimasukkan sebanyak 1 ml ke dalam 3 tabung reaksi.


2. Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan AgNO3, perubahan yang terjadi di amati

3. Selanjutnya, dipanaskan dan diamati perubahannya. Prosedur yang sama


dilakukan dengan penambahan Ba(OH)2.

4.Reaksi substitusi (Esterifikasi)

1. Senyawa yang mengandung gugus karboksilat dimasukkan sebanyak 1ml


kedalam tabung reaksi.
2. Kemudian tambahkan 2 mi etanol dan beberapa tetes asam sullat penat
Selanjutnya didinginkan oan ditambahkan NaHCO3 lalu diamati

3. Bau yang keluar menandakan terbentuknya ester

4.Eter
Alat dan bahan
1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet tetes
4. logam Na (padat)

5. Etanol

6. dietil Eter

1. Lakukan pengisian pada tabung I dengan +1 ml etanol dan tabung II dengan ± 1 ml


dietil eter.

2. Masukan sepotong logam Na (±1mm3) pada tabung II maupun I

3.Amati hasilnya.

6.Hasil Pengamatan
7.Pembahasan
•Hasil Pengamatan dan Pembahasan Alkohol

1. Oksidasi dengan Kalium Permanganat

Untuk mengidentifikasi larutan alkohol A, B, dan C dicampurkanlah masing-masing


larutan A, B, dan C dengan H2SO4 (asam sulfat) sehingga berwarna ungu kemudian
terjadi reaksi oksidasi dengan Kalium permanganat dan didapatkan bahwa larutan A dan
B bereaksi, sedangkan larutan C tidak bereaksi.

2. Pereaksi Lucas

Pada percobaan kedua berfungsi untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder dan
tersier. Alkohol tersier bereaksi dengan reagen Lucas untuk menghasilkan kekeruhan
walaupun tanpa pemanasan, sementara alkohol sekunder melakukannya dengan
pemanasan. Alkohol primer tidak bereaksi dengan reagen Lucas. Larutan C bereaksi
dengan reagen lucas sedangkan larutan A dan B tidak bereaksi.

•Hasil Pengamatan dan Pembahasan Aldehid dan Keton

1. Pereaksi Fehling
Berdasarkan Pengamatan Larutan D tidak bereaksi dengan pereaksi fehling karena dapat
dilihat dari warna larutannya tetap biru tua dan tidak berubah menjadi merah bata walau
dipanaskan. Sedangkan pada larutan E pereaksi fehling bereaksi dilihat dari pereaksi
fehling yang mengoksidasi larutan E sehingga warnanya berubah menjadi merah bata.

2. Pereaksi Tollens

Berdasarkan pengamatan larutan D tidak bereaksi dengan tollens dilihat dari tidak adanya
endapan cermin perak, sedangkan larutan E bereaksi terhadap pereaksi Tollens dilihat
dari terbentuknya endapan cermin perak.

•Hasil Pengamatan dan Pembahasan karboksilat

Pada larutan asam benzoat diamati adanya perubahan warna menjadi jingga kehitaman
dan ada endapan putih, yang berarti asam benzoat bereaksi terhadap reaksi pengendapan
FeC13

Pada larutan asam benzoat terjadi perubahan warna ungu dan tidak terjadi kelarutan. Pada
larutan asam asetat terjadi perubahan warna ungu muda dan kelarutan. Pada asam oksalat
tidak terjadi kelarutan dan perubahan warna bening dengan endapan hitam. Berarti
larutan asam masing-masing bereaksi terhadap KMnO4

Pada larutan asam asetat dihasilkan larutan bening dan tidak ada endapan. Sedangkan
pada asam oksalat dihasilkan larutan bening dengan sedikit endapan putih. Kemudian
dipanaskan dan diamati perubahannya: Kemudian prosedur yang sama dilakukan dengan
penambahan Ba(OH)2. Pada larutan asam asetat, dihasilkan larutan bening dan tidak ada
endapan. Sedangkan, pada larutan asom oksalat dihasilkan larutan bening dengan sedikit
endapan putih

•Hasil Pengamatan dan Pembahasan Ester


Bau yang dihasilkan pada percobaan ini seperti bau buah apel. Hasil yang diperoleh
menunjukkan reaksi negatif. Menurut literatur, seharusnya asam salisilat ketika bereaksi
dengan alkohol menghasilkan aroma seperti pisang (Rasyid, 2006). Hal ini terjadi karena
aroma yang dihasilkan tidak terlalu mencolok sehingga sulit untuk mengidentifikasikan
bau ester tersebut

•Hasil Pengamatan dan Pembahasan Eter

Alkohol dan Eter memiliki rumus molekul yang sama yaitu CnH₂O, oleh karena itu dari
keduanya perlu diuji. Untuk membedakan antara senyawa alkohol dan eter dapat
dibedakan dengan menambahkan masing-masing larutan dengan logam aktif. Pada
percobaan ini logam aktif yang digunakan adalah logam Na. Tabung 1 dan 2 direaksikan
dengan logam Na. Ternyata dari kedua larutan tersebut setelah diuji memiliki hasil yang
berbeda. Saat tabung 2 direaksikan dengan logam Na, cenderung lebih sukar untuk
bereaksi, namun pada tabung 1 setelah direaksikan dengan Na cenderung lebih cepat
bereaksi dengan ditandai munculnya gelembung-gelembung gas pada logam Na.

8.Kesimpulan
1.Larutan A merupakan alkohol primer. Selain karena larutan A adalah etanol yang
merupakan 1 salah satu contoh alkohol primer, larutan A bereaksi terhadap KMnO4
tetapi tidak bereaksi pada pereaksi lucas. Larutan A dapat teroksidasi menjadi aldehid
dan ataupun asam karboksilat.

2.arutan B merupakan alkohol sekunder. Selain karena larutan B adalah 2-Propanol yap
rupakan salah satu contoh alkohol sekunder, larutan B bereaksi terhadap Kmn04 tetapi
tidak berada

3.poroaksi lucas karena tidak dipanaskan. Larutan B tidak dapat teroksidasi menjadi
koton. Larutan C merupakan alkohol tersier. Selain karena larutan C adalah tersier
butanol yang merupakan alkohol tersier, larutan C tidak bereaksi terhadap Kmn04 tetapi
bereaksi pada pereaksi Lucas. Larutan C tidak dapat teroksidasi.

4.arutan D merupakan senyawa keton yang tidak dapat teroksidasi lebih lanjut
5.arutan E merupakan aldehid dan dapat teroksidasi menjadi asam karboksilat sehingga
lebih asam apabila dibandingkan dengan keton.

6.Uji pengendapan dengan FeCl3 menghasilkan larutan jingga kecoklatan dan banyak
endapan putih.
7.reaksi antara asam organik dan KMnO4 menghasilkan warna dan kelarutan yang
berbeda.
8.uji AgNO3 dan basa menghasilkan larutan bening yang tidak ada endapan dan banyak
endapan.

9.reaksi antara asam salisilat dan etanol dengan katalis asam sulfat pekat membentuk
ester yang dapat diidentifikasi dengan timbulnya bau.
10.Larutan tabung 1 adalah etanol yang termasuk alkohol primer yang bereaksi dengan
logam Na, sedangkan larutan pada tabung 2 adalah dietil eter karena tidak bereaksi
dengan logam Na.

Anda mungkin juga menyukai