Anda di halaman 1dari 7

C.

HASIL PERCOBAAN DAN PENGAMATAN


a. Tes Lucas

Sampel
Metanol
Etanol
2-propanol
Fenol

Sampel+Reagen Lucas

Hasil Uji (+)/(-)

sebelum

sesudah

Bening

Bening

Bening

Bening

Bening

Putih

Bening

Bening

b. Tes Ferri Klorida


Sampel
Metanol
Etanol
2-propanol
Fenol

D. PEMBAHASAN
1. UJI LUCAS

Sampel+Reagen Ferri Klorida

Hasil Uji (+)/(-)

Sebelum

sesudah

Bening

Kuning

Bening

Kuning

Bening

Kuning

Bening

Ungu

a. Prinsip Uji Lucas


Percobaan dan pengamatan uji Lucas bertujuan untuk mengetahui sifat fisik
alkohol dan fenol serta membedakan senyawa alkohol primer, skunder, tersier, dan
fenol (Partana, 2009).
Prinsip uji Lucas yaitu mengidentifikasi jenis alcohol (primer/ sekunder/ tersier)
yang terdapat pada sampel dengan penambahan reagen ZnCl 2 sebagai katalis asam
Lewis (donor hidrogen) dan HCl yang merupakan asam kuat yang melarutkan alkohol
serta menyumbangkan Cl-. Sehingga akan terjadi reaksi subtitusi antara gugus OH
pada alkohol dengan Cl- pada reagen. Kemudian terbentuk alkil klorida (kabut)
yang tidak larut dalam larutan. Pada alkohol primer ketika ditambahkan reagen tidak
akan terjadi reaksi, alkohol sekunder akan bereaksi namun membutuhkan waktu yang
cukup lama sehingga diperlukan pemanasan pada suhu 60 o, alkohol tersier akan
bereaksi dengan cepat.
b. Analisa Prosedur
Hal yang harus dilakukan lebih dahulu yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat
dan bahan yang digunakan yaitu, 4 tabung reaksi yang sudah diberi label nama
sampel, reagen Lucas ( HCl dan ZnCl 2 ), pipet tetes, pipet ukur, bulb, penjepit tabung,
beaker glass, waterbath, termometer , air / aqudes, sampel metanol, fenol, etanol dan
2-propanol. Kemudian sampel dimasukkan masing-masing sebanyak 0,5 ml ke dalam
4 tabung reaksi sesuai label yang telah tertempel. Sampel yang digunakan dalam
percobaan kali ini adalah jenis sampel yang mudah menguap, maka dari itu setelah
sampel dimasukkan ke tabung reaksi, segera tutup tabung dengan tutup karet yang
bewarna hitam agar tidak cepat menguap. Setelah itu tiap tabung diisi dengan reagen
lucas (HCl dan ZnCl2 ) sebanyak 3 ml dengan menggunakan pipet ukur dan bulb. HCl
selain berfungsi sebagai pelarut alkohol dan juga menyumbangkan ion Cl - pada
pembuatan alkil klorida yang tidak larut air. ZnCl 2 berfungsi sebagai katalis asam
lewis atau perannya seperti H+ pada saat reaksi terjadi. Cl2 di dalamnya sebagai
katalisator dalam reaksi lucas dan membantu pemekatan warna pada reagen Lucas itu
sendiri. Setelah dimasukkan reagen amati kenampakan larutan.
Kemudian larutan tersebut dikocok beberapa detik agar larutan dapat benar
benar homogen. Larutan didiamkan selama 15 menit dan diamati apakah pada sampel
terbentuk kabut atau tidak. Apabila belum, maka sampel harus dipanaskan terlebih
dahulu dalam waterbath untuk mempercepat reaksi. Sebelum dipanaskan, longgarkan
tutup tabung reaksi terlebih dahulu. Dalam pemanasan suhu air dalam waterbath
harus berkisar antara 600C. Apabila suhu terlalu tinggi, maka larutan dalam tabung
dapat muncrat keluar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan suhu dengan

menggunakan termometer. Pemanasan dilakukan selama 15 menit atau hingga


terbentuk kabut dalam tabung reaksi. Terakhir diamati dan dicatat perubahan yang
terjadi.
c. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.
Pada saat semua sampel ditambahkan dengan reagen Lucas warnanya adalah bening.
Setelah dikocok dan didiamkan selama 15 menit semua sampel tetap bewarna bening.
Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel tidak ada yang termasuk jenis alkohol
tersier karena alkohol tersier akan cepat bereaksi dengan uji lucas tanpa dilakukan
pemanasan lagi (Partana, 2009). Karena pada sampel belum terjadi reaksi atau
terbentuknya kabut maka, perlu dilakukan pemanasan pada suhu 600C. Setelah 15
menit dipanaskan maka hasil yang diperoleh adalah fenol tetap bewarna bening yang
menandakan hasil uji negatif. Etanol tetap bewarna bening tanpa kabut yang
menandakan hasil uji negatif. Metanol tetap bewarna bening tanpa kabut yang
menandakan hasil uji negatif. Sedangkan pada 2-propanol terdapat kabut dan keruh
sehingga menandakan hasil uji positif.
Fenol hasil uji Lucas negatif karena fenol bukan merupakan alkohol. Etanol dan
metanol hasil ujinya juga negatif karena tidak membentuk kabut dan 2 lapisan karena
etanol dan metanol merupakan alkohol primer. Untuk alkohol primer ketika
ditembahkan pereaksi Lucas tidak terjadi perubahan karena tidak terjadi reaksi kimia
(Suminar, 2008). Alkohol primer tidak dapat bereaksi dan membentuk kabut
dikarenakan adanya ikatan yang kuat antara atom C dan OH sehingga ikatan tersebut
tidak mudah dipisahkan oleh pereaksi (Sunarya, 2007). Untuk sampel 2-propanol,
hasil ujinya positif karena setelah dilkukan pemanasan, telah terjadi perubahan yaitu
warna menjadi keruh dan terbentuk kabut. Kabut yang terbentuk pada senyawa
sekuder merupakan hasil reaksi alkohol dengan HCl yaitu alkil klorida dan air
(Suminar, 2008).

Sehingga dapat digambarkan reaksi yang terjadi sebagai berikut: (Sunarya, 2007)
Reaksi metanol dengan HCl
ZnCL
CH2OH + HCl
Tidak Bereaksi

Reaksi etanol dengan HCl


CH3H2OH + HCl
Reaksi 2-propanol dengan HCl

ZnCL

Tidak Bereaksi

H
H3C

CH3

OH + HCl

ZnCl

CH3

H3C

Cl + H2O

CH3
Reaksi pada fenol dengan HCl

OH + HCl

ZnCL

Tidak Bereaksi

2. UJI FERRI KLORIDA


a. Prinsip Uji Ferri Klorida
Prinsip uji Ferri Klorida yaitu mendeteksi keberadaan fenol pada suatu senyawa
dengan penambahan larutan ferri klorida. Uji positif menghasilkan warna ungu atau
warna lain tergantung pada substituen yang terikat pada fenol sebagai akibat adanya
reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan reagen ferri klorida (Partana, 2009).
b. Analisa Prosedur
Hal pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang
digunakan dalam uji ferri klorida yaitu 4 tabung reaksi yang sudah diberi label nama

sampel, reagen ferri klorida, pipet tetes, pipet ukur, bulb, aqudes, sampel metanol,
fenol, etanol dan 2-propanol. Kemudian dimasukkan aquades sebanyak 1 ml dengan
menggunakan pipet ukur dan bulb kedalam masing-masing 4 tabung reaksi. Aquades
diberikan agar sampel tidak menguap apabila diletakkan dalam tabung reaksi. Setelah
itu dimasukkan masing masing 5 tetes sampel metanol, etanol, fenol dan 2- Propanol
menggunakan pipet tetes kedalam tabung reaksi yang berisi aquades. Selanjutnya
diteteskan larutan ferri klorida 5% sebanyak 2 tetes. Fungsi reagen FeCl3 adalah
untuk beraksi dengan fenol membentuk FeO pada cincin benzena serta memberi
warna pada fenol. Larutan sampel dan reagen dikocok selama beberapa detik.
Kemudian dimati dan dicatat perubahan yang terjadi.
c. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, sampel etanol, methanol dan 2propanol berubah warna menjadi kuning. Hal ini menandakan bahwa ketiganya
memiliki hasil uji negatif terhadap uji Ferri Klorida. Ketiga sampel ini tidak bereaksi
dengan reagen FeCl3. Hal ini disebabkan pada metanol, etanol dan 2- propanol tidak
terdapat gugus fenol yang digunakan untuk bereaksi dengan reagen ferri klorida
(Suminar, 2008).
Sedangkan sampel fenol, saat ditambahkan dengan reagen ferri klorida, warna
berubah menjadi ungu. Hal ini menandakan hasil uji Ferri klorida positif. Hasil uji
positif disebabkan karena FeCl3 bereaksi dengan fenol, reaksi yang terjadi adalah
reaksi substitusi antara H+ dengan Fe3+ membentuk kompleks FeO pada cincin
benzene yang dapat mengubah warna dari kuning bening menjadi keunguan. Pada
fenol terdapat substituen OH yang melekat pada cincin benzene sehingga terjadi
perubahan warna. Warna larutan fenol dapat berubah menjadi warna lain
(merah,hijau,biru) tergantung substituen lain yang terikat pada benzene (Partana,
2009). Warna yang dihasilkan pada uji tergantung pada jenis dan jumlah subtituen
yang terikat pada fenol.
Reaksi pada uji ferri klorida dapat digambarkan sebagai berikut: (Sunarya, 2007)
Pada fenol

OH + FeCl3
Fe (O
)3 + 3HCl

Pada alkohol

Alkohol + FeCl3

Tidak Bereaksi

E. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum identifikasi gugus fungsi alkohol ini adalah mengetahui
sifat fisik alkohol dan fenol serta mampu membedakan senyawa alcohol primer, sekunder
dan tersier, dan fenol dengan menggunakan tes Lucas dan Ferri Klorida.
Prinsip dari uji Lucas adalah mengidentifikasi jenis alkohol dengan penambahan
reagen Lucas. Dalam uji ini akan terjadi reaksi substitusi gugus -OH pada alkohol
dengan Cl dari reagen sehingga terbentuk alkil klorida yang tidak larut dalam larutan.
Sedangkan prinsip dari Uji Ferri Klorida adalah untuk mendeteksi keberadaan fenol
dengan penambahan larutan ferri klorida. Uji positif menghasilkan warna ungu atau
warna lain tergantung pada substituen yang terikat pada fenol sebagai akibat adanya
reaksi gugus OH pada fenol bereaksi dengan reagen ferri klorida.

Sifat fisik dari alkohol dan fenol berbeda. alkohol tidak bereaksi dengan FeCl 3.
Sedangkan fenol tidak bereaksi dengan reagen Lucas. Sedangkan alkohol yang bereaksi
dengan reagen Lukas yaitu alkohol sekunder dan tersier.
Pada reagen Lucas reaksi berlangsung paling cepat pada alkohol tersier (tidak ada
sampel) , berlangsung lambat pada alkohol sekunder (2-propanol) dan tidak bereaksi pada
alkohol primer (etanol dan metanol). Fenol juga tidak bereaksi pada uji lucas karena fenol
bukanlah alkohol. Pada reagen Ferri Klorida hanya fenol yang dapat bereaksi dengan
reagen ferri klorida, sedangkan sampel etanol , metanol dan 2 propanol yang merupakan
alkohol tidak dapat bereaksi.

DAFTAR PUSTAKA
(TAMBAHAN)
Suminar. 2008. Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Sunarya, Y. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama.
Partana, Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai