FENOL 15
OKTOBER 2014
FARAH FATHIATY
MARDIYAH 1113016200058
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul disebut gugus fungsi. Ikatan pi atau
suatu atom elekronegatif(atau elektropositif) dalam molekul organik dapat menuju ke
suatu reaksi kimia; salah satu dari ini dianggap sebagai gugus fungsi atau bagian dari
gugus fungsi.
Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia
yang sama. Sebagai contoh, masing-masing senyawa dalam deret berikut ini
1
mengandung gugus hidroksil (–OH). Semua senyawa ini termasuk dalam golongan
senyawa yang disebut alkohol, dan semua mengalami reaksi yang sama.
2
Berberapa alkohol:
Alkohol memiliki rumus umum R-OH dan dicirikan oleh hadirnya gugus
hidroksil
–OH. Strukturnya mirip dengan air, tetapi satu hydrogen digantikan dengan gugus alkil.
Adanya gugus –OH atau hidroksil adalah ciri khas alcohol dan fenol.
Berdasarkan atom karbon dimana gugus OH menempel, alcohol digolongkan menjadi
tiga kelas yaitu alkohol primer, sekunder dan tersier ( Petrucci, 1985: 268 ).
Semua alkohol mengandung gugus fungsi hidroksil, -OH. Etil, alkohol, atau
etanol, sejauh ini adalah yang paling dikenal. Etanol dihasilkan secara biologis
melalui fermentasi gula atau pati.
Etanol mempunyai penerapan tidak terbilang sebagai pelarut untuk bahan kimia
organik dan sebagai senyawa awal untuk pembuatan zat warna, obat-obatan sintetis,
kosmetik dan bahan peledak. Etanol juga merupakan bagian dari minuman
beralkohol. Etanol adalah satu-satunya jenis alkohol rantai lurus yang tidak
beracun(lebih tepatnya, paling sedikit beracun) (Chang, 2003: 350).
II. METODOLOGI
Hasil Pengamatan
Uji Reaksi Hasil Kesimpulan
Uji Lucas 5 tetes Sampel 1+1 Tidak ada endapan, Alkohol primer
ml reagen Lucas
5 tetes sampel 2+1 Tidak ada endapan, Alkohol primer
ml reagen Lucas + setelah pemanasan tidak
pemanasan ada perubahan
5 tetes sampel 3+1 Tidak ada endapan, Alkohol primer
ml reagen Lucas + setelah pemanasan tidak
pemanasan ada perubahan
Uji Asam 5 tetes sampel Langsung mengendap, Alkohol primer
Kromat 1+10 tetes berubah dengan cepat
Aseton+2 menjadi warna hiijau
tetes Asam toska,
kromat+pemanasan
5 tetes sampel Warna hijau toska, Alkohol sekunder
2+10 tetes perubahan agak lama,
Aseton+2 setelah pemanasan tidak
tetes Asam ada perubahan
kromat+pemanasan
5 tetes sampel Warna kuning, setelah Alkohol tersier
3+10 tetes pemanasan tidak ada
Aseton+3 perubahan
tetes Asam
kromat+pemanasan
Uji 5 tetes sampel 1+5 pH 7 alkohol
keasaman tetes air+masukan
kertas indikator
5 tetes sampel 2+5 pH 6 Fenol
tetes air+masukan
kertas indikator
Uji FeCl3 5 tetes sampel 1+3 Berubah warna menjadi alkohol
tetes FeCl3 kuning karat(warna asli
FeCl3)
5 tetes sampel 2+3 Berubah warna menjadi Fenol
tetes FeCl3 ungu kehitaman
Uji 10 tetes sampel 1+1 Terlarut dalam alkohol
kelarutan ml air penambahan air
10 tetes sampel 2+1 Tidak larut dalam Fenol
ml air penambahan air
10 tetes sampel 1+1 Tidak larut dalam Alkohol’
ml n-heksana penambahan air
10 tetes sampel 2+1 Tidak larut dalam Fenol
ml n-heksana penambahan air
Pembahasan
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah praktikan lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Pada uji Lucas sampel 1,2 dan 3 adalah alkohol primer.
Pada uji Asam kromat sampel 1 adalah alkohol primer, sampel 2 adalah
alkohol sekunder, dan sampel 3 adalah alkohol tersier.
pH fenol lebih kecil daripada alkohol, sehingga fenol lebih asam daripada
alkohol.
Pada uji FeCl3, fenol berubah warna jadi ungu kehitaman.
Alcohol larut dalam air sedangkan fenol tidak larut dalam air.
Alcohol dan Fenol tidak larut dalam n-hexana.
V. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta:
Erlangga. 2003.
Fessenden. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 1986.
Keenan, Dkk. 1992. Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralp. H. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat
jilid
3. Jakarta: Erlangga.
UNAND. Senyawa Hidrokarbon. (http://ffarmasi.unand.ac.id/RPKPS/8.senyawa_
hidrokarbon_eklektrofilik.pdf) diakses pada tanggal 16 Oktober 2014 pukul
17.00 WIB).
VI. LAMPIRAN
Foto langkah kerja
Foto langkah kerja
Pertanyaan
1. Gambar struktur alcohol primer, alcohol sekunder, alcohol tersier. Dan beri nama
pada setiap struktur yang telah digambar.
Jawab :
Primer
CH3CH2CH2CH2OH (1-butanol)
Sekunder
CH3CH(CH3)OH (1-propanol)
Tersier
CH3CH3C(CH3)2OH (2 –metil, 2-butanol)
2. Jelaskan mengapa kebanyakan alcohol dapat larut dalam air. Apa bagian dari
alcohol yang membatasi kelarutan alcohol dalam air? Apa bagian alcohol membuat
larut dalam air?
Jawab :
Sebagian kecil alkohol larut dalam air karena gugus hidroksi pada alkohol dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Namun ketika ukuran gugus alkil
bertambah besar , kelarutannya dalam air akan berkurang. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan gugus alkil yang dapat mengganggu pembentukan ikatan hidrogen antara
gugus hidroksi dengan air. Jika gangguan ini cukup besar, akibatnya molekul –
molekul air akan menolak molekul – molekul alkohol untuk menstabilkan kembali
ikatan hidrogen antarmolekul air. Jika gugus non polar seperti gugus alkil terikat pada
cincin aromatik, kelarutan fenol dalam air akan berkurang. Hal ini yang dianggap
menjadi alasan mengapa gugugs non polar disebut gugus hidrofob. Selain dipengaruhi
gugus hidroksi, kelarutam alkohol dalam air juga dipengaruhi oleh jumlah atom C-
nya. Pada umumnya alkohol yang mempunyai jumlah atom C 1-3 akan larut
sempurna dalam air, jumlah atom C 4-5 akan sedikit larut dalam air, dan jumlah atom
C >6 tidak akan larut dalam air. begitu juga dengan fenol yang rumusnya C6H5OH
tidak bisa larut dalam air karena jumlah atomnya yang 6 dan gugus alkil yang besar.