Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

IDENTIFIKASI ALKOHOL

Dosen Pengampu :

Dewi Amrih, S.TP., M.Sc.

Nama : Ifan Adi Pratama

NPM : 23122300001

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2023
IDENTIFIKASI ALKOHOL

BAB 1

TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan alcohol


primer,sekunder dan tersier dengan melakukan uji identifikasi alcohol ini
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hampir Lebih dari 20 juta senyawa organik telah diketahui dan dipublikasikan di
berbagai publikasi internasional. Jika setiap senyawa harus dipelajari sebagai bagian
yang tersendiri, maka studia kimia organik hampir tak mungkin dilakukan. Untungnya,
ilmu kimia organik telah membagi-bagi senyawa organik berdasarkan konsep gugus
fungsi. Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang terikat bersama
dengan suatu cara tertentu sebagai bagian dari suatu molekul, dan kemudian
mempengaruhi karakteristik sifat fisik dan kimia molekul secara keseluruhan.
Kelompok gugus fungsi yang akan dipelajari pada percobaan ini adalah gugus fungsi
hidroksi (atau hidroksil), -OH. Gugus fungsi ini menunjukkan dominasinya di antara
senyawa-senyawa organik, karena begitu banyak dan beragam senyawa yang memiliki
gugus fungsi ini.
Gugus fungsi yang akan dipelajari dalam percobaan ini adalah alkohol dan fenol.
Pada alkohol, gugus –OH terikat pada atom karbon tetrahedral. Jika gugus –OH terikat
pada satu atom karbon yang mengikat 3 atom hidrogen maka alkohol tersebut adalah
metanol. Jika karbon yang mengikat –OH terikat pada satu atom karbon Lain dan 2
atom hidrogen, alkohol ini disebut alkohol primer (1°). Jika atom karbon yang
mengikat gugus –OH terikat pada 2 atom karbon lain, disebut alkohol sekunder (2°)
dan alkohol yang mengikat 3 atom karbon lain di samping gugus –OH disebut alkohol
tersier (3°). Semua jenis alkohol ini memiliki beberapa karakteristik yang sama di
samping beberapa karakteristik lain yang berbeda akibat perbedaan dalam strukturnya.
Dalam Fenol, gugus –OH terikat pada karbon yang menjadi bagian langsung dari cincin
aromatik. Alkohol dan fenol memiliki kemiripan dalam beberapa hal, tetapi terdapat
perbedaan yang cukup mendasar sehingga kedua kelompok senyawa ini dianggap
sebagai kelompok gugus fungsi yang berbeda.
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Alat Bahan

Pipet tetes Etanol (C2H5OH)


Tabung reaksi Isopropanol
Waterbath Kalium Iodida (KI)
dll Natrium Hidroksida (NaOH)

Cara Kerja

1. Sebanyak 1 ml sampel disiapkan dalam tabung reaksi.

2. Ditambahkan 1 ml larutan iodum.


3. Larutan NaOH ditambahkan tetes demi tetes, sembari tabung reaksi digoyangkan,
amati perubahan warna.

4. Kemudian, dipanaskan dalam waterbath, selama 5 menit, amati perubahan warna


setelah pemanasan.
Diagram Alir Identifikasi Alkohol

Asam asetat glasial 3ml

Tuang dalam tabung reaksi

Tambahkan 1 tetes sampel

Teteskan KMnO4 sampai berubah


warna menjadi pink

Ditambahkan 1 Tetes H2SO4

Ditambahkan 1 tetes KMnO4

Lakukan pengamatan,catat hasil


& amati perubahan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil

Sampel Hasil Pengamatan Warna


+ Asam asetat + KMnO4 +H2SO4 +KMnO4 (kedua)
glasial (pertama)
N Butanol Tidak berwarna Coklat teh Coklat teh Coklat +++
2 Propanol Tidak berwarna Coklat teh+ Coklat keruh Coklat ++++
T Butanol Tidak berwarna Pink kecoklatan Kuning terang Peach
keemasan
Isopropanol Tidak berwarna Coklat kekuningan+ Coklat kekuningan Coklat ++
Metanol Tidak berwarna Coklat kekuningan Coklat terang Coklat +

Keterangan :
Kelompok kami mengambil komparasi 4+ sebagai parameter dikarenakan ada 4
perlakuan berbeda
+ :Pekat
++ :Agak pekat
+++ :Cukup pekat
++++ :Sangat pekat
Primer = Pekat

Skunder = Bening

Tersier = Pudar
4.3 Pembahasan

Berdasarkan pada praktikum yang telah kelompok kami lakukan untuk


percobaan identifikasi alkohol, reaksi alkohol menunjukan perubahan-perubahan
sebagai berikut:
1. Tabung pertama yang berisi N Butanol ketika ditambahkan dengan CH3COOH
glasial warna yang terbentuk bening tanpa warna, namun setelah ditambahkan
KMnO4 pertama terjadi perubahan warna menjadi coklat teh, dan ketika
ditambahkan 1 tetes H2SO4 peka menjadi lebih terang dan 1 tetes KMnO4
kedua, warna larutan dari tabung pertama menjadi coklat +++
2. Tabung kedua percobaan pertama yang berisi 2-propanol ketika ditambahkan
dengan CH3COOH glasial, warna yang terbentuk bening, namun setelah
ditambahkan KMnO4 pertam terjadi perubahan warna menjadi coklat teh+ dan
ketika ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat menjadi coklat keruh dan 1 tetes
KMnO4 sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung kedua ini berubah menjadi
coklat ++++
3. Tabung ketiga yang berisi t-butanol yang ketika ditambahkan dengan
CH3COOH glasial, warna yang terbentuk adalah bening, namun setelah
ditambahkan KMnO4 sebesar 0,1 M terjadi perubahan warna menjadi pink
kecoklatan dan ketika ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat menjadi kuning terang
keemasan dan 1 tetes KMnO4 sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung sedikit
mengalami perubahan warna menjadi peach.
4. Pada tabung ke empat, isopropanol direaksikan dengan asam asetat glasial
kemudian ditambahkan KMnO4 hingga membentuk warna coklat kekuningan
+ Hasil dari reaksi ini terjadi perubahan warna menjadi coklat kekuningan dan
tidak ditemukan bau yang menyengat. Lalu ditambahkan H2SO4 & KMnO4
kedua, hasilnya terjadi perubahan warna menjadi coklat kekuningan &
coklat++
5. Pada tabung ke lima direaksikan antara metanol yang ada di tabung 5 dengan
larutan asam asetat glasial hasilnya tidak berwarna, kemudian direksikan
dengan larutan KMnO4 0,1M menghsilkan warna coklat kekuningan yang
semula tidak berwarna. Kemudian direaksikan larutan asam sulfat pekat
(H2SO4) menghasilkan warnacoklat terang yang semula berwarna coklat
kekuningan. Kemudian tabung pertama direaksikan larutan KMnO4 0,1M
mengalami perubahan warna coklat +

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon (Brady,1999).alkohol mempunyai titik didih yang tinggi
dibandingkan alkanaalkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara
molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R – OH, dengan
R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin banyak
cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol
mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer
dan mudah bercampur dengan air dalam segala perbandingan.
Sedangkan dari sumber lain,Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang
mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan
gugus alkil.Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi
berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon(Fessenden, 1997).
Ada tiga jenis alkohol yang ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada
rantai karbon utama karbon:

1. Alkohol Primer
Alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang
mengikat 1 atom C yang lain). Contoh: H3C-CH2-OH (etanol)
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi
lagi menjadi asam karboksilat.
[O] [O]
R-CH2-OH → R-C=O → R-C=O
Alkohol primer Aldehida Asam karboksilat

2. Alkohol Sekunder
Alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang
mengikat 2 atom C yang lain). Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metiletenol).

Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.


[O]
R-CH-R → R-C-R
Alkohol sekunder Keton

3. Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier
(atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh :
(CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol). Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Menurut dari kelompok kami alcohol dibedakan menjadi 3 primer,sekunder,tersier


yang membedakan yaitu semakin pekat warna yang dihasilkan oleh alcohol tersebut
Ketika direaksikan maka dapat diindikasikan alcohol tersebut adalah alcohol primer
dan jika semakin memudar warna yang dihasilkan maka dapat di indikasikan alcohol
tersebut adalah alcohol turunan 2 dan 3

5.2 Saran

Mahasiswa diharapkan agar bisa melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh dan


tidak bercanda di dalam laboratorium
5.3 Daftar Pustaka

Brady. James E.1999 Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.


Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina
Aksara: Jakarta
5.3 Lampiran

Anda mungkin juga menyukai