Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

1. Judul : Beberapa sifat Senyawa Organik Dan Anorganik


2. Tujuan : Untuk mempelajari perbedaan sifat senyawa organik dan anorganik
3. Dasar Teori

Senyawa organik dan anorganik merupakan dua kelompok senyawa yang tidak dipisahkan secara
tegas karena dalam molekul senyawa organik juga terdapat atom anorganik. Namun secara garis besar
dapat dipisahkan berdasarkan atom karbon dengan atom non karbon. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung lebih banyak atom
karbon. Selain atom karbon, juga mengandung atom hidrogen, oksigen, sulfur, nitrogen fosfor dan
halogen. Senyawa anorganik merupakan senyawa yang lebih banyak mengandung atom-atom bukan
karbon.

4. Data hasil lab

NO Langkah Kerja Data Pengamatan Reaksi Kimia


A Komposisi
dipanaskan
1. Panaskan sedikit gula pasir pada suhu Terjadi perubahan yaitu C12H22O11 CO2 +
tinggi dalam sebuah porselin -bentuknya berubah menjadi cair H20
-warnanya coklat bening
- berbau caramel
2. Percobaan di ulangi menggunakan
 Daun : Terjadi perubahan
yaitu terbakar
menjadi kering dan
kehitaman

- Sepotong pelastik : Terjadi


perubahan yaitu terbakar
Pelastik menyusut dan
meleleh

 Spotong aluminium : Tidak


terjadi perubahan yaitu tidak
terbakar
B Penguapan
1. Uapkan masing-masing 1 tetes Alkohol 27 detik menguap
alkohol dan air dalam kaca arloji
2. Catat waktu yang diperlukan Air 44 detik menguap
C Sifat bakar
1 Bakarlah sepotong lilin kecil pada Lilin lebih mudah terbakar
porselin
2 Percobaan diulangi dengan Garam tidak mudah terbakar 2Nacl + O2 Na2O2Cl2
menggunakan garam Nacl sebagai
pengganti lilin
D Daya hantar listrik
1 - Larutan gula TIDAK MENYALA
- Larutan Nacl MENYALA

[1]
- Larutan Hcl MENYALA
- Larutan NaOH MENYALA
E Kelarutan
1 - Tempatkan masing-masing 5 - Minyak 5 tetes + 2ml air (CH2(CH2))14COOH +
tetes minyak kelapa dan 1 tidak larut H2O CH3(CH2)
sendok kecil garam dapur 15COOH + O2
dalam dua tabung reaksi
- Tambahkan 2ml air ke dalam - Nacl 1 sendok kecil + 2ml Nacl + H2O NaOH
ke dua tabung reaksi air larut + Hcl

2 Percobaan diulangi dengan 5 tetes minyak + 2ml metanol tidak CH2 (CH2)14COOH +
menggunakan metanol sebagai pelarut larut sempurna namun diganti CH3OH CH3COOH
menggantikan air dengan n-butanol menjadi larut + CH2(CH2)14OH
Nacl 1sendok kecil + 2ml metanol Nacl + CH3OH NaOH
tidak larut + CH3CL
F Kecepatan reaksi
1 Dalam sebuah tabung reaksi + 5 tetes Warna merah kecoklatan
FeSo4 0,1M
2 Tambahkan 2 tetes CH3COOH 3M Warna yang di hasilkan kuning + FeSO4 + CH3COOH +
dan 0,1 M KMO4 perhatikan hasilnya bening + ungu putih keruh KMNO4
Fe(MNO4)2+ K2SO4
Di sini asam asetat
sebagai katalisator
3 Ulangi percobaan di atas dengan Bening + bening + ungu muda CH3OOH + KMNO4
menggunakan alkohol yang tidak Tetap berwarna
murni sebagai ganti FeSo4 ungu muda
4 Jika tidak ada reaksi panaskan

ANALISIS DATA

A. KOMPOSISI
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa gula dan daun merupakan senyawa organik
sedangkan potongan pelastik dan aluminium merupakan senyawa anorganik
B. PENGUAPAN
Dari hasil pengamatan bahwa pada pemanasan air, air menguap membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan alkohol sehingga air termasuk senyawa anorganik dan alkohol senyawa organik
C. SIFAT BAKAR
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa lilin merupakan senyawa organik karena mudah
terbakar dan garam Nacl merupakan senyawa anorganik
D. DAYA HANTAR LISTRIK
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa larutan gula merupakan larutan non elektrolit dan
tidak mudah terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan daya listrik, sedangkan larutan Hcl,
Nacl, NaOH merupakan elektrolit dan mudah terionisasi sehingga dapat menghantarkan daya
listrik.
E. KECEPATAN REAKSI
Dari hasil pengamatan dapat diketahui FeSO4 + CH3COH + KMNO4 kecepatan reaksinya lebih
cepat dibandingkan dengan reaksi antara CH3OH + CH3COOH + KMNO4

[2]
5. PEMBAHASAN
 Pada percobaan berdasarkan komposisi
 Gula pasir dapat meleleh membentuk caramel bila di panaskan itu membuktikan bahwa
gula pasir adalah senyawa organik dimana gula merupakan senyawa kimia yang molekul
nya mengandung karbon
 Begitupun pada daun setelah di panaskan berubah membentuk karbon oleh karena itu
dikatakan sebagai senyawa organik
 Sedangkan aluminium dan plastik tidak menghasilkan karbon setelah dipanaskan
merupakan senyawa anorganik

ALASAN

Gula daun setelah dipanaskan menghasilkan karbon mengingat bahwa bahan dasar
membangun senyawa organik adalah karbon jadi ke dua bahan tersebut dapat di golongkan
menjadi senyawa organik. Sedangkan aluminium dan plastik bukan senyawa organik

 Pada percobaan berdasarkan kelarutan


Minyak sayur tidak larut dalam air (senyawa organik) sedangkan garam dapur larut dalam air
(senyawa anorganik)

ALASAN

Karena minyak jika di campurkan dengan air tidak larut. Minyak merupakan senyawa organik dan garam
dapur dapat larut dalam air sehingga termasuk senyawa anorganik

 Pada percobaan berdasarka penguapan


Alkohol mengalami penguapan sempurna membutuhkan waktu yang singkat atau cepat (senyawa
organik) sedangkan air sebaliknya

ALASAN

Saat memanaskan air penguapan terjadi dalam waktu yang lebih lama oleh karena itu air termasuk
senyawa anorganik. Lain halnya dengan alkohol penguapan semprnanya dalam waktu yang singkat

 Percobaan berdasarkan daya hantar listrik


 Lampu tidak menyala dan tidak ada gelembung gas pada larutan gula
 Lampu menyala dan ada gelembung gas pada larutan Nacl, Hcl, NaoH

Dari percobaan tadi kita sempat berfikir adakah pengaruh daya hantar listrik dengan jenis zat tersebut.?

Seorang ahli kimia dari swedia (1887) Svanh August Arrhenius (1859-1927) menjelaskan bahwa larutan
elektrolit mengandung atom-atam bermuatan listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk
menghantarkan arus listrik melalui larutan.

Contohnya : Larutan Hcl

Larutan Hcl di dalam air mengurai menjadi katon (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada
larutan Hcl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen.
Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.

[3]
 Larutan dapat dibagi menjadi elektrolit dan non elektrolit. Sedangkan elektrolit dapat
dikelompokan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
 Senyawa reaksi ionisasi
Elektrolit kuat - terionisasi sempurna
1. Menghantarkan arus listrik
2. Lampu menyala terang
3. Terdapat gelembung gas Nacl, Hcl, NaOH
 Non elektrolit – tiadak terionisasi
1. Tidak menghantarkan arus listrik
2. Lampu tidak menyala
3. Tidak terdapat gelembung gas contohnya: C12H22O11
 Pada saat senyawa Nacl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik
oleh molekul-molekul air dan air akan menguap di sela-sela butir-butir ion tersebut ( proses
hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan Nacl (S) +
air Na+(aq) + Cl- aq
 Kalau kita perhatikan , bahwa Hcl merupakan senyawa kovalen di tom bersifat polar, pasangan
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif di banding dengan atom
H, sehingga pada HCl atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif .
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika di larutkan ke dalam air maka kelarutannya
dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas
HCl(g) + H2O (1)
HCl (g) + H3O+ aq + Cl - (a)
H3O+ + Cl - (a)
H+(aq) + Cl - (aq)
Jadi larutan Nacl, HCl dan larutan NaOH termasuk senyawa anorganik karena merupakan
elektrolit dan mudah terionisasi sedangkan larutan gula merupakan senyawa organik karena
merupakam non elektrolit dan tidak terionisasi.

 Percobaan berdasarkan kecepatan RX


Dari hasil pengamatan dapat di ketahui bahwa FeSO4 + CH3OOH + KMNO4 kecepatan
reaksinya lebih cepat dibandingkan dengan RX CHO3OH + CH3COOH + KMNO4. Untuk
mengetahui mana yang merupakan senyawa organik dan anorganik melalui kecepatan RX terlihat
bahwa RX antara besi sulfat, CH3COOH dan KMNO4 lebih cepat dibandingkan RX antara
metanol, CH3COOH dan KMNO4. Hal tersebut tampak dengan kecepatan perubahan warna yang
terjadi, dimana ketika FeSO4 dengan warna kuning, CH3COOH dengan warna bening dan
KMNO4 dengan warna ungu pekat di campur dalam sebuah tabung RX , dengan cepat warna
tersebut bercampur dan menjadi warna putih keruh. Sedangkan dengan metanol dengan warna
bening dan asam asetat warna bening dan kalium permanganat dengan warna ungu pekat
dicampur pada tabung reaksi, proses perubahan warna menjadi ungu muda sedikit lebih lambat
dibandingkan dengan campuran sebelumnya.sehingga dapat dikatakan bahwa senyawa organik
lebih mudah bereaksi atau memiliki kecepatan reaksi yang lebih besar sedangkan senyawa
anorganik tidak/memiliki kecepatan reaksi yang kurang/lambat.

 Percobaan berdasarkan sifat bakar


Untuk mengetahui mana senyawa organik dan anorganik melalui sifat bakaran digunakan lilin
dan garam NaCl. Kemudian lilin dan garam NaCl tersebut dibakar diatas nyala pembakar spiritus
pada sebuah porselin. Dan nampak bahwa lilin lebih mudah terbakar hingga lilin meleleh dan
berubah bentuk sedangkan garam NaCl sama sekali tidak terjadi perubahan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa lilin merupakan senyawa organik dan garam dapur merupakan senyawa

[4]
anorganik karena dilihat dari kecepatan pembakarannya. Sehingga dari pengamatan dan hasil
analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa senyawa organik menjadi unsur karbon, lebih mudah
menguap, cepat terbakar dan memiliki kecepatan reaksi yang baik dan tidak mudah mengantarkan
daya hantar listrik/non elektrolit.Sedangkan senyawa anorganik tidak mengandung unsur karbon,
sukar untuk menguap, tidak mudah terbakar dan kecepatan reaksinya yang lambat.

REAKSI KIMIA

1. Pada komposisi
C12H22O11 dipanaskan C02 + H20
2. Pada penguapan
2Nacl + O2 Na2O2Cl2
3. Daya hantar listrik
HCl (g) + H2Ol
HCl (g)
HCl(g) + H3O aq + Cl-(aq)
H+(aq) + Cl-aq
4. Kelarutan
 (CH2(CH2)14COOH + H2O tidak terjadi reaksi
 NaCl + H2O NaCl + HCl
 (CH2(CH2)14COOH + CH3OH menghasilkan CH3COOH + (CH2(CH2)14OH
 NaCl + CH3OH NaCl + CH3Cl
5. Kecepatan reaksi
 FeSO4 + CH3COOH + 2KMNO4 Fe(MNO4)2 + K2SO4 + CH3COOH.
 CH3OH + CH3COOH + KMNO4 CH2-CH3-COOH + KOH + HMNO4

PENJELASAN REAKSI KIMIA

1. C12H22O11 dipanaskan CO2+H2O


Ketika gula di panaskan akan menghasilkan karbon yaitu gugus C pada CO2 dan hasil samping
air sehingga pada reaksi ini yang menghasilkan gugus karbon C gula termasuk senyawa organik
2. 2NaCl + O2 Na2O2Cl2
Garam dapur bila dibakar akan menghasilkan dinatriumoksida klorida yang tidak mudah terbakar
sehingga garam dapur termasuk senyawa anorganik karena kecepatan pembakarannya lambat
3. Daya hantar listrik
HCl (g) + H2Ol
HCl (g)
HCl(g) + H3O aq + Cl-(aq)
H+(aq) + Cl-aq
HCl merupakan senyawa kovalen di atom bersifat polar, pasangan elektron ikatan tertarik ke
atom Cl yang lebih elektro negatif di banding dengan atom H sehingga pada HCl atom H lebih
positif dan atom Cl lebih negatif jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika dilarutkan
ke dalam air maka kelarutannya dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion
yang bergerak bebas.
4. Kecepatan reaksi
 FeSO4 + CH3COOH + 2KMNO4 Fe(MNO4)2 + K2SO4 + CH3COOH.
 CH3OH + CH3COOH + KMNO4 CH2-CH3-COOH + KOH + HMNO4

[5]
Dari reaksi pertama perubahan warna dimana ketika FeSO4 dengan warna kuning, CH3COOH
dengan warna bening dan KMNO4 dengan warna ungu pada tabung reaksi dengan cepat
warna tersebut bercampur dan menjadi warna putih keruh sedangkan pada reaksi ke dua
proses perubahan warna menjadi ungu muda sedikit lebih lambat sehingga reaksi pertama
memiliki kecepatan reaksi yang besar.

5. Kelarutan
 (CH2(CH2)14COOH + H2O tidak terjadi reaksi karena minyak kelapa tidak larut
dalam air
 NaCl + H2O NaCl + HCl
Geram dapat ditambahkan air karena akan menghasilkan natrium hidroksida dan asam
klorida yang larut dalam air
6. JAWAB PERTANYAAN
1) Yang tergolong senyawa organik adalah gula dan daun dan yang tergolong senyawa
anorganik adalah pelastik dan aluminium
2) Unsur yang umum dalam semua senyawa organkc adalah unsur karbon, selain itu juga
mengandung unsur hidrogen, oksigen, sulfur,nitrogen, fosfor dan halogen
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa senyawa organik dan
senyawa anorganik memiliki perbedaan sifat. Perbedaan sifat antara ke dua senyawa yaitu:
a. Senyawa organik
 Senyawa organik terdiri dari unsur-unsur karbon
 Senyawa organik lebih mudah menguap
 Senyawa organik mudah terbakar
 Senyawa organik memiliki kecepatan reaksi yang baik atau lebih cepat bereaksi
dengan senyawa lain
 Senyawa organik bukan elektrolit dan tidak berionisasi
b. Senyawa anorganik
 Senyawa anorganik tidak terdiri dari unsur-unsur karbon
 Senyawa anorganik tidak mudah menguap
 Senyawa anorganik tidak mudah terbakar
 Senyawa anorganik memiliki kecepatan reaksi yang tidak baik atau lebih lambat
bereaksi dengan senyawa lain
 Merupakan elektrolit dan mudah terionisasi

SARAN

Kedepan diharapkan praktikum kimia dasar lebih tenang dan disiplin sehingga praktikum lain
dapat lebih focus dalam bekerja, diharapkan juga tersedianya bahan-bahan / reagen dan alat
laboratorium lebih memadai sehingga mahasiswa dapat melakukan percobaan lebih banyak lagi.

[6]
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden.1982.Kimia organik.Jakarta:Erlangga

[7]
1. Judul : Analisis Unsur-Unsur Senyawa Organik
2. Tujuan : Untuk menganalisis unsure dalam senyawa organik
3. Dasar Teori

Senyawa organik selain unsur karbon, terdapat juga unsur-unsur hydrogen, oksigen, sulfur,
nitrogen, fosfor dan halogen. Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut yaitu dengan
cara zat organik ditambahkan tembaga oksida dan dipanaskan akan menghasilkan gas karbon
dioksida dan air.

Zat organik + CuO CO2 + H2O

CO2 + Ca(OH)2 CaCO3 + H2O

Untuk memudahkan menganalisa unsur-unsur yang lain, pertama harus mengetahui


bahwa unsur-unsur tersebut terdapat dalam suatu zat organik.

4. Data hasil lab

NO. Langkah Kerja Data Pengamatan Reaksi Kimia


A Penentuan C dan H dalam
senyawa organik
1 Isilah tabung dengan sedikit
campuran serbuk CuO dan gula
pasir.tutup tabung reaksi dengan
gabus yang sudah diberi pipa kaca

2 Kedalam tabung reaksi II


masukkan 10 ml larutan kalsium
hidroksida 0,1M dan hubungkan
pipa kaca bengkok pada tabung II
dengan tabung I
3 Tabung I panaskan beberapa
menit.amati dan catat perubahan
yang terjadi
4 Amati adanya gas Tidak dilakukan
Amati perubahan yang terjadi
Adanya unsur apa
5 Amati zat yang terdapat pada Tidak dilakukan
dinding pipa kaca
B Penentuan unsur N daam senyawa
organic
1 Kedalam tabung reaksi masukan 1
sendok urea
2 Tambahkan 2ml larutan NaOH
O,1ml
3 Panaskan perlahan-lahan dan cium Tercium bau amoniak ( tercium
bau gasnya gas berbau pesing)
4 Periksa gas dengan kertas lakmus Gas terbentuk berupa gas amoniak

[8]
merah basa
5 Perubahan kertas menunjukan gas Berubah warna biru menunjukan
apa yang dihasilkan adanya basa
6 Amati gas yang terbentuk Dari gas yang terbentuk
menunjukan unsur apa yang menunjukan adanya unsur N
terkandung di dalam nya
C Penentuan S dalam senyawa
organik
1 Masukan 2ml putih telur ke dalam
tabung reaksi
2 Tambahkan 5ml NaOH 0,1M
3 Panaskan tabung ad mendidih dan
dinginkan
4 Tambahkan 5tetes larutan timbal
Nitrat 0,1M
5 Amati perubahan yang terjadi
6 Perubahan tersebut menunjukan
unsur apa yang terdapat di
dalamnya

ANALISIS DATA

Penentuan unsur N dalam senyawa organic

CO(NH2)2 + 2NaOH 2NaNH2+ CO(OH)2

Urea direaksikan dengan basa akan menghasilkan Natrium Sianida sehingga menghasilkan gas yang
berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsur N

5. PEMBAHASAN

Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau
campuran persenyawaan didalam suatu sampel,analisa ini dilakukan karena umumnya suatu reaksi kimia
merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa/molekul menjadi senyawa/molekul lain.Pada percobaan
ini dianalisis dua unsur dalam suatu reaksi kimia.kedua unsur tersebut adalah nitrogen (N) dan belerang
(S).Dalam menganalisis unsur nitrogen pada suatu reaksi senyawa digunakan reaksi antara urea yang
memiliki rumus molekul CO(NH2)2 dengan Natrium Hidroksida yang memiliki rumus molekul NaOH.
Reaksi antara ke dua senyawa ini menghasilkan atau mengeluarkan gas yang berbau dan ketika kertas
lakmus merah diletakan di atas mulut tabung reaksi untuk di uji ternyata kertas lakmus merah berubah
menjadi biru. Hal tersebut disebabkan karena pada reaksi antara urea dan natrium hidroksida
menghasilkan natrium sianida (NaNH2) sehingga mengeluarkan gas yang berbau dan gas tersebut
menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa.

[9]
REAKSI KIMIA

CO(NH2)2 + 2 NaOH 2NaNH2 + CO(OH)2

Urea na hidroksida natrium bau gas

Sianida

Penjelasan Reaksi Kimia

Pada reaksi antara urea dan natrium hidroksida menghasilkan Natrium sianida (NaNH2) sehinnga
mengeluarkan gas yang berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa.

6. JAWAB PERTANYAAN

7. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada senyawa organik selain terdapat unsur
karbon (C) juga terdapat unsur (N) dan belerang (S). Hal ini dibuktikan dengan reaksi antara urea
dengan NaOH yang mengeluarkan gas yang berbau (menandakan adanya unsure N ).

SARAN
Pihak kampus hendaknya lebih melengkapi bahan-bahan reasen yang diperlukan agar semua
percobaan bisa di lakukan

[10]
DAFTAR PUSTAKA
Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga

[11]
1. Judul : Penentuan Titik Lebur/Leleh
2. Tujuan : Untuk menentukan kemurnian suatu zat dan identitas zat murni
3. Dasar Teori

Titik lebur suatu zat padat adalah titik atau suhu, dimana terjadi kesetimbangan antara fasa
padat dan fasa cair, maka titik leleh suatu senyawa padat sama dengan titik beku senyawa berbentuk
cairan dari senyawa tersebut. Dalam kimia organik, sifat fisika titik leleh suatu senyawa digunakan
untuk menentukan kemurnian senyawa tersebut. Jika zat tidak murni, zat akan meleleh pada suatu
jangkauan (range) suhu. Oleh karena zat murni mempunyai titik leleh tertentu, maka pada tabel titik
leleh, dapat dicari identitas zat tersebut.

Titik leleh (lebur) adalah suhu dimana gaya ternal dari molekul cukup untuk menguraikan
susunan kisi dan kristal. Suhu ini selalu tepat untuk satu kristal tertentu. Suatu senyawa organik
berbentuk hablur yang murni mempunyai titik lebur yang tepat yaitu suhu dimana fase cair dan fase
padat berada dalam kesetimbangan satu sama lain pada suatu tekanan udara. Ketika suatu zat murni
dipanaskan secara pelan-pelan, zat itu mulai meleleh (tanpa penguraian), dan suhu dari zat tersebut
akan tetap sampai semua zat padat tersebut meleleh. Jika pemanasan dihentikan, zat tadi akan
membeku (memadat); jika di panaskan lagi maka zat tersebut kembali meleleh. Jadi titik leleh (lebur)
dan titik beku dari zat kristal murni adalah sama.

Suatu senyawa organik murni mempunyai perbedaan antara suhu dimana zat kristal ambruk
(callapses) dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya (tidak lebih daro 0,5°C) disebut jangkauan
titik leleh (melting point range). Bila zatnya tidak murni atau terdapat pengotor, maka dapat
meningkatkan jangkauan titik leleh. Titik leleh dari zat tidak murni biasanya lebih rendah dari pada
zat murni. Dengan demikian akan menyebabkan jangkauan titik leleh menjadi bertambah lebar.
Karena itu titik leleh menjadi lebih rendah jika zat tidak murni yang dapat larut ada. Hal ini
disebabkan karena lemahnya gaya antar molekul.

Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan menunjukan titik leleh yang rendah. Jenis gaya
antar molekul dalam molekul-molekul kovalen adalah yang dihasilkan dari H dan gaya van der waals.
Zat-zat kovalen yang terikat mempunyai titik leleh yang lebih rendah dari zat-zat elektrovalen yang
terikat. Dalam senyawa kovalen titik leleh tidak mengurangi jarak antara atom, tetapi memisahkan
molekul-molekul.

Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukan titik leleh yang
tinggi. Senyawa polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa non polar. Hal ini
disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguraikan ikatan yang terikat oleh
gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan senyawa polar tersebut.

[12]
4. Data Hasil Lab

Pengamatan Percobaan
Kamfer Urea Fruktosa Gliserol Asam sitrat
Suhu ketika kristal 55°c 55°c 55°c 35°c 55°c
mulai meleleh
Suhu ketika seluruh zat 80°c 91°c 102°c 100°c 100°c
mencair/meleleh
Jangkauan titik leleh 25°c 36°c 47°c 65°c 45°c
= (T2-T1)
Titik leleh T1 + T2
2
Rata-rata titik leleh 67,5°c 73°c 78,5°c 67,5°c 77,5°c
:percobaan (1+2)
2

ANALISIS DATA

Penyelesaian :

Diketahui :

 Kamfer : T1 = 55°c
T2 = 80°c

Ditanya : jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh

T2 –T1 = 80°c - 55°c

= 25°c

Rata-rata titik leleh

T1+T2 = 80°c + 55°c

2 2

= 67,5°c

 Urea : T1 = 55°c
T2 = 91°c

T2 –T1 = 91°c - 55°c


= 36°c

Rata-rata titik leleh

T2 + T1 = 55°c + 102°c

2 2

[13]
= 73°c

 Fruktosa : T1 = 55°c
T2 = 102°c

T2-T1 = 102°c -55°c

= 36°c

Rata-rata titik leleh

T1+T2 = 55°c + 102°c

2 2

= 78,5°c

 Glisero : T1 = 35°c
T2 = 100°c

T2-T1 = 100°c-35°c
= 65°c

Rata-rata titik leleh

T1+T2 = 35°c+100°c

2 2

= 67,5°c

 Asam saitrat : T1 = 55°c


T2 = 100°c

T2-T1 = 100°c – 55°c


= 45°c

Rata-rata titik leleh

T1+T2 = 55°c+ 100°c

2 2

= 77,5°c

[14]
5. PEMBAHASAN
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi
keseimbangan antara fase padat dan fase cair pada tekanan satu atmosfir atau merupakan suhu
dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kristalnya. Pada umumnya
titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperature dimana pelelehan mulai terjadi
hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Pada percobaan digunakan
zat berupa kamfer, urea, frukosa, gliserol, dan asam sitrat, lalu di panaskan dan di ukur
temperaturnya pada saat kristal mulai meleleh sebagai T 1dan di ukur suhunya pada saat seluruh
zat mencair sebagai T2. Lalu diukur jangkauan titik leleh dan rata-rata titik lelehnya dengan
menggunakan rumus jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh.
Dari percobaan yang dilakukan pada 5 zat ini ternyata gliserol yang memiliki jangkauan titik
leleh tertinggi yaitu 65oc.hal ini disebabkan gliserol merupakan zat yang murni/zat yang tidak
terdapat zat pengotor.

6. MENJAWAB PERTANYAAN PADA MODUL


 Titik leleh adalah titik dimana terjadi keseimbangan antara fase padat dan fase cair pada
tekanan satu atmosfer/merupakan suhu dimana gaya termal dari molekul cukup untuk
menguraikan susunan kristal
 Pengaruh dari sejumlah kecil zat tidak murni pada titik-titik leleh adalah dapat
meningkatkan jangkauan titik leleh dan digunakan untuk menentukan identitas zat murni
dari suatu senyawa
 Definisi jangkauan titik leleh adalah perbedaan suhu dimana zat kristal mulai melebur
dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya pada suatu senyawa organik murni
 Pengaruh dari ketidak murnian pada jangkauan titik leleh adalah jangkauan titik lelehnya
menjadi rendah
 Penentuan titik leleh sangat penting yaitu untuk menentukan kemurnian zat. Suatu
senyawa organik murni mempunyai perbedaan antara suhu dimana zat kristal mulai
melebur dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya.
 Dalam sistem keperiodikan, atom-atom unsur alkali terikat oleh ikatan logam yang lemah
karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-
jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu
golongan sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal
terikat oleh gaya van der waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah
besar. Oleh karena itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik
leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom dimana jika semakin besar
nomor atom, maka titik lelehnya makin tinggi itu berarti ikatan van der waals sangat
lemah. Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan menunjukan titik leleh yang rendah.
Jenis gaya antar molekul dalam molekul-molekul kovalen yang terikat mempunyai titik
leleh yang lebih rendah dari zat-zat elektrovalensi yang terikat. Kristal-kristal yang terikat
oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukan titik leleh yang tinggi. Dan senyawa
polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa nonpolar. Hal ini
disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguraikan ikatan yang
terikat oleh gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan senyawa polar.

[15]
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dari 5 zat yang di uji
ternyata gliserol memiliki jangkauan titik leleh tertinggi yaitu 65°c hal ini disebabkan gliserol
merupakan zat yang murni/zat yang tidak terdapat zat pengotor

SARAN
Sebaiknya zat yang digunakan dalam praktikum pada percobaan ini adalah zat murni yang bebas
dari pengotor zat lain, agar mendapatkan hasil yang baik.

[16]
DAFTAR PUSTAKA
Fredi, 2009, Titik Leleh Dan Titik Didih, http://fredi-36-al.blogspot.com/2009/11/titik-leleh-dan-
titik-didih.html.

[17]
1. Judul : Penentuan Titik Didih
2. Tujuan : Untuk mempelajari besarnya energi yang butuhkan untuk memisahkan ikatan H dan
van der walls antar molekul dalam senyawa.
3. Dasar Teori

Titik didih dari suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk
mengatasi gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair. Titik
didih senyawa ionik dan senyawa polar dalam fase cair lebih tinggi dari titik didih dari senyawa
kovalen.

Untuk memutuskan ikatan antar molekul dalam senyawa atau ikatan atom antar molekul
diperlukan energy tinggi. Oleh karena itu untuk memisahkan molekul yang dibentuk oleh ikatan H
dan van der walls membutuhkan energi lebih kecil dibandingkan dengan energi yang diperlukan
untuk memutuskan ikatan ion pada beberapa senyawa ion. Untuk itu titik didih senyawa logam dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan kemurnian suatu zat cair.

Pada umumnya zat-zat polar mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada zat –zat non polar.
Dalam senyawa zat cair polar yang memiliki berat molekul yang lebih tinggi akan memiliki titik didih
normal lebih tinggi. Pada daerah ketinggian, tekanan udara rendah, titik didih zat cair lebih rendah
dari pada titik didih zat cair pada daerah ketinggian normal. Jangkauan titik didih zat cair adalah
perbedaan antar T1, ketika gelembung-gelembung berhenti, dan T2 ketika gelembung-gelembung
keluar dari tabung kapiler.

4. Data Hasil Lab

Pengamatan Percobaan
Gliserol Minyak kelapa
Suhu ketika gelembung berhenti dan zat cair masuk kedalam 48°c 43°c
tabung kapiler ( T1)
Suhu ketika gelembung keluar dari tabung kapiler (T2) 100°c 100°c
Jangkauan titik didih (T2-T1) 52°c 57°c
Titik didih T1+T2
2
Rata-rata titik didih = percobaan (1+2) 74°c 71,5°c
2

ANALISIS DATA

Penyelesaian :

Diketahui:

 Gliserol : T1 = 48°c
T2 =100°c

Ditanya : jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih

Jangkauan titik didih

T2-T1 =100°c-48°c

= 52°c

[18]
Rat-rata titik didih

T1+T2 = 48°c + 100°c

2 2

=74°c

 Minyak kelapa : T1 = 43°c


T2 =100°c
Jangkauan titik didih

T2-T1 =100°c-43°c

= 57°c

Rata-rata titik didih

T1+T2 = 43°c + 100°c

2 2

=71,5°c

5. PEMBAHASAN
Titik didih suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk mengatasi
gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair atau
merupakan temperatur pada tekanan uap yang meninggalkan cairan yang sama dengan tekanan
luas.
Pada percobaan ini ternyata gliserol dan minyak kelapa memiliki titik didih yang tinggi yaitu
100°c. Sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih dari dua zat ini besar.

6. JAWAB PERTANYAAN
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari percobaan zat yang dilakukan ternyata gliserol dan minyak kelapa memiliki titik didih yang
tinggi yaitu 100°c sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih dari dua zat ini besar.

SARAN
Sebaiknya minyak kelapa yang digunakan minyak kelapa murni

[19]
DAFTAR PUSTAKA

Fredi, 2009, Titik Leleh Dan Titik Didih, http://fredi-36-al.blogspot.com/2009/11/titik-leleh-dan-


titik-didih.html.

[20]
1. Judul : Sifat-Sifat Alkohol
2. Tujuan : Untuk mempelajari sifat fisika dan kimia beberapa alkohol
3. Dasar Teori

Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatil/mudah menguap, berfungsi
sebagai antioksidan dalam tubuh manusia.

4. Data Hasil Lab

NO Langkah kerja Data pengamatan Reaksi kimia


I Sifat Fisika
1 Teteskan masing-masing 3 tetes - Metanol = cepat menguap,
alkohol pada kaca arloji dan catat cairan tidak berwarna, bau
sifat-sifat fisika, warna, voklitas, khas, lebih ringan dari
bau dan sifat fisik lainnya etanel,mudah terbakar.
- Propanol = cairan bening, bau
khas, mudah menguap.
- Butanol = cairan tidak
berwarna, bau khas, tidak
mudah menguap.
- Gliserol= cairan kental ening,
tidak mudah menguap.
- Isoamyl alkohol = cairan
bening, mudah menguap, bau
khas.
- Aseton = cairan bening,
mudah menguap, bsu khas,
terkena kulit terasa dingin.

2 Kelarutan dalam air teteskan Kelarutan dengan air


masing-masing satu tetes alkohol- - Metanol = larut
alkohol dalam tabung reaksi - Propanol = larut
sedang yang sudah di isi dengan - Butanol =tidak larut
1ml air, kocok dan catat - Gliserol = larut
kelarutannya. - Isoamyl alkohol = tidak larut
- Aseton = tidak larut
Kelarutan dengan aseton
- Propanol = larut
- Butanol = larut
- Aseton = larut
- Isoamyl alkohol = larut
- Gliserol = tidak larut

II Sifat kimia
1 Dengan logam Na
- Ukur 2ml metanol dan

[21]
masukan ke dalam tabung
besar tambahkan 1butir
kecil logam Na.
- Ulangi percobaan dengan
menggunakan propanol
dan butanol.
III Esterifikasi
1 Ukur 2ml etanol absolute masukan Percobaan gagal (tidak tercium bau
dalam gelas kimia 50ml ester)
2 Tambahkan 10 tetes asam asitrat
glacial dan 5 tetes H2SO4 pekat
3 Panaskan
4 Tuangkan campuran ke dalam
gelas kimia 50ml lain yang sudah
diisi 25ml air
5 Catat bau yang terjadi
IV Oksidasi
1 Ambil 2ml etanol (100%) masukan - Bau gas aldetid hasil samping
dalam gelas kimia 50ml uap air
2 Tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat
dan 1 sendok K2Cr2O7
3 Panaskan
4 Bauilah aroma gas
5 Teteskan metanol ke dalam lubang
pelat tetes
6 Buat spiral dari kawat cu
sepanjang 10cm
7 Panaskan kawat sampai berpijar
dan celupkan dalam metanol
8 Lkukan langkah ini 3 kali, cium
bau gas yang terbentuk
V Reaksi baloform (tes lodoform)
1 Masukan kedalam tabungn reaksi
sedang 2ml larutan yodium (dalam
k1)
2 Tambahkan 5 tetes etanol, Berbau lodium
kemudian teteskan ZM NaOH
sambil dikocok
3 Tambahkan NaOH sampai warna
coklat menghilang
4 Kocok terus sampai timbul kristal
lodoform (warna kuning) atau
tercium bau lodoform
5 Ulangi percobaan ini dengan Berbau lodium
menggunakan metanol, butanol-1,
butanol-2

[22]
ANALISIS DATA

a. Sifat-sifat fisika
1) Alkohol pada kaca arloji
Warna : bening
Aroma : memiliki aroma dan bau yang sedikit menusuk
Basa : cair
2) Kelarutan dalam air
Alkohol bercampur dengan air dan larutan berwarna kuning keruh, dan mengeluarkan aroma
atau bau
b. Sifat kimia
1) Oksidasi alkohol
etanol + K2Cr2O7 dengan katalis CH3COOH campuran berwarna merah dengan adanya
aroma dan bau yang dihasilkan.
K2Cr2O7 CH3COOH H2Cr2O7 H2O H2Cr2O4
Tidak stabil

O O

CH3-CH2-OH + HO-CR-OH H3C-CH2-O-C-OH +H2O


O O

etanol asam kromat etil hidrogen kromat

Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Alkohol berdasarkan unsur OH nya yang berikatan dengan alkil dibagi menjadi 3 jenis yakni alkohol
primer (RCH2 –OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer, alkoholsekunder (R2COH)
dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder.dan alkohol tersier (R3COH) dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom karbon tersier. Alkohol memiliki sifat-sifat fisika yaitu berwarna
bening,mempunyai aroma melarut dalam air. Kelarutan alkohol ini ditunjukan ketika alkohol dalam hal
ini etanol di tetes dalam air. Larutan tercampur dan berubah warna menjadi bening keruh.ini disebabkan
karena karakter karbon dalam etanol sebanyak 2 buah (CH3CH20H) dimana etanol merupakan jenis
alkohol yang mempunyai berat molekul kecil sehingga mudah larut dalam air.selain sifat fisika, alkohol
mempunyai sifat kimia yang ditunjukkan melalui reaksi yang terjadi pada alkohol.

OKSIDASI

Etanol ditambah K2Cr207 dengan katalis CH3OH pada reaksi oksidasi etanol dengan kalium bikromat
dengan katalisator asam asetat panas. Proses pertama yang terjadi adalah kalium bikromat diubah menjadi
H2C0207 dimana atom K putus dan atom H dari CH3OH berikatan dengan CO2O7 sehingga tidak stabil
oleh asam asetat.kemudian oleh air yang berasal dari asam asetat panas ini mereduksi kalium bikromat
tersebut menjadi asam kromat dan asam kromat ini digunakan pada proses oksidasi. Etanol bereaksi
dengan asam kromat dan dengan adanya katalis asam asetat menyebabkan ikatan antara atom karbon pada
etanol dan asam kromat tidak stabilsehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen. Pada atom karbon
yang mengikat gugus OH pada etanol dan pada asam kromat salah satu ikatan antara atom karbon dengan
gugus OH juga putus dan atom atom yang putus atau terprotonasi tersebut saling berikatan membentuk
molekul air sebagai hasil sampingnya dan atom O2 dari etanol akan berikatan dengan atom carbon dari
asam kromat sehingga terbentuk hasil utama yaitu etil hidrogen kromat. Hal ini ditandai dengan campuran

[23]
yang berubah menjadi merah dan mengeluarkan atau menghasilkan bau. Dan proses ini merupakan proses
yang terjadi pada alkohol primer karena dilihat dari reaksinya.Metanol + logam Cu

5. PEMBAHASAN

Alkohol dapat bereaksi dengan logam dari golongan 1,2,3 alkohol yang digunakan pada
percobaan ini yaitu metanol dan logamnya ialah tembaga Cu yang merupakan logam pada
golongan 1B. Reaksi yang terjadi terlihat ketika kawat Cu dipanaskan kemudian dicelupkan pada
metanol tercium aroma yang sangat menyengat. Bau ini berasal dari senyawa metoksi yang
terbentuk dari hasil reaksi metanol dan tembaga, dimana tembaga teroksidasi dan melepas
elektron dan bermuatan positif, dan hidrogen tereduksi dengan menangkap elektron yang dilepas
dan membentuk gas H2O.

6. JAWAB PERTANYAAN

1) R-CH2OH KMNO4 R-C


Aldehid

alkohol primer H

H+

Asam karboksilat R-C

OH

Alkohol sekunder

o
K2CrO7
R-CH-OH R-C-R

R H+ keton

R
K Cr O
R-C-OH 2 2 7

R H+

Alkohol tersier

- Alkohol primer ( RCH2-OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer
- Alkohol skunder (R2C-OH ) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom skunder
- Alkohol tersier ( R3C-OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.
- Polihidroksi alkohol adalah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksida, yang
setabil bila gugus hidroksida tidak tidak terikat pada satu atom karbon.

[24]
7. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpilkan bahwa alkohol memiliki sifat-sifat fisika dan kimia.
Pada sifat fisika alkohol , alkohol merupakan zat cair berwarna bening, memiliki bau yang khas.
Dengan kelarutan dalam air tergantung dari ukuran molekul atau banyaknya atom carbon dalam
senyawa alkohol tersebut. Jika ukuran molekul kecil karena atom karbonnya yang sedikit, maka
alkohol mudah larut dalam air dan sebaliknya. Pada sifat kimia dilihat dari reaksi dan hasil
reaksinya, misalnya oksidasi; pada prosesnya dengan kalium bikromat dan asam asetat akan
menghasilkan suatu aldehid dan air untuk alkohol primer keton dan air, untuk alkohol tersier
senyawa campuran asam karboksilat, keton karbondioksida dan air pada alkohol tersier dan
alkohol ini juga dapat bereaksi logam dari golongan 1,2,3.

[25]
DAFTAR PUSTAKA

Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga

[26]
1. Judul : Alkohol
2. Tujuan : Untuk mempelajari sifat kimia alkohol
3. Dasar Teori

Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatile/mudah menguap, berfungsi
sebagai antioksidan dalam tubuh manusia.

4. Data Hasil Lab

NO Langkah kerja Hasil pengamatan Reaksi kimia


I Dehidrasi alkohol
1 Masukan sekitar 10ml etil alkohol
kedalam tabung reaksi 50ml
2 Tambahkan 1gram CaCO3 Tambahkan gas CO2 yang keluar
3 Sumbatlah tabung reaksi dan
panaskan sampai 60°c dalam
penangas air selama 20 menit
4 Dinginkan
5 Saringlah dengan kertas saring ke Dihasilkan larutan bening setelah
dalam tabung reaksi yang kering disaring
6 Gunakan filtrat diatas untuk
langkah 6 dan C
II Uji air dalam alkohol
1 Letakkan sebutir C4SO4 bebas air
(antihidrat)pada 2 buah tabung
reaksi
2 Tambahkan 2ml etil alkohol 95%
pada satu tabung reaksi dan 2ml
alkohol yang bebas air pada tabung
reaksi yang lain. Amati hasil reaksi
3 Didepan instruklur tambahkan 1
tetes air ke dalam tabung reaksi
III Uji hidrogen asam dalam akohol (
acid hidrogen )
1 Ukur 2ml alkohol bebas air dan
masukan ke dalam tabung reakdi
besar
2 Tambahkan 1butir kecil logam Na
amati proses reaksi dan hasil
reaksimya
3 Upkan sampai kering setelah
reaksi berlangsung
4 Dinginkan
5 Tambahkan 1ml air dan tes larutan
dengan kertas lakmus. Amati

[27]
IV Uji Lukas : perbandingan laju
pengganti
1 Siapkan 3 tabung reaksi kecil - Metanol 2ml tambahkan 2ml
CH3COOH berkabut
tambahkan ZNCl2 3tetes dari
larutan kabut (terdapat 2 lapisan)
langsung bening setelah dikocok
selama 1 menit
- Isoamyl 2ml tambahkan 2ml
CH3COOH berkabut (
membentuk 2 lapisan)
tambahkan ZNCl2 3tetes menjadi
larutan keruh tidak sebening
percobaan 1
- n-butanol 1 tambahkan 2ml ,
tambahkan 2ml CH3COOH
membentuk larutan berkabut
2lapisan + ZnCl2 3tetes sekitar
10menit menjadi bening setelah
di kocok.

2 Kedalam tabung reaksi masukan


2ml metanol, 2ml isoamyl alkohol,
dan 2ml n-butanol
3 Tambahkan 2ml HCl kedalam
masing-masing tabung kemudian
kocok
4 Tambahkan kedalam masing-
masing tabung reaksi 3tetes ZnCl2.
Amati

ANALISIS DATA

- Pada percobaan dehidrasi alkohol sekitar 10ml metanol masukan dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan CaCO3 1sendok lalu panaskan. Tampak adanya gas yang keluar. Lalu dinginkan dan
saring larutan menggunakan kertas saring akan di dapat larutan bening.
- Pada uji lucas siapkan 3tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan
*Tabung I 2ml metanol tambahkan 2ml asam asetat. Mula-mula membentuk larutan berkabut lalu
tambahkan 3tetes ZnCl2 setelah di kocok selama 1menit akan membentuk larutan bening
*Tabung II masukan 2ml isoamyl alkohol tambahkan 2ml asam asetat membentuk lapisan
berkabut setelah penambahan 3 tts ZnCl2 setelah dikocok ternyata membentuk larutan keruh tidak
sebening larutan pada tabung 1
*Tabung III masukkan 2ml n-butanol 1 tambahkan 2 ml asam asetat akan terbentuk lapisan
berkabut lalu tambahkan 3tts ZnCl2 sekitar 10 menit setelah dikocok menjadi bening.

[28]
5. PEMBAHASAN
Perbedaan karakteristik alkohol primer, skunder, dan tersier ada pada atom C yang terikat, pada
alkohol primer atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 1 atom C, pada alkohol skunder
atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 2atom C, pada alkohol tersier atom C yang terikat
pada gugus OH mengikat 3 atom C. Jadi disini pada percobaan dehidrasi alkohol menandakan
bahwa sifat kimia alkohol yaitu dapat menghasilkan gas. CO2 bila dipanaskan selain itu untuk
membedakan suatu alkohol dengan cara mereaksikannya, alkohol primer apabila dioksidasi
menghasilkan aldehid dan bila dioksidasi lagi menghasilkan asam karboksilat, alkohol skunder
dioksidasikan menghasilkan keton, alkohol tersier tidak terjadi oksidasi karena tidak ada atom H
yang terikat pada atom karbinol. Jadi disini prinsip uji lucas adalah membedakan senyawa
alkohol primer, skunder, dan tersier dengan reagen terbuat dari campuran asam asetat dan
sengklorida dimana alkohol primer tidak bereaksi, alkohol skunder bereaksi sedikit dan lambat,
sedangkan alkohol tersier bereaksi dengan cepat. Pada percobaan yang kami lakukan ternyata
didapatkan hasil pada larutan metanol yang di reaksikan dengan pereaksi lucas pada tabung I
setelah didiamkan ternyata masih tetap berwarna bening dalam hal ini tidak bereaksi dengan
pereaksi lucas sehingga metanol termasuk alkohol primer, pada tabung II setelah didiamkan
hasilnya bertambah keruh tetapi tidak berkabut shingga isoamyl alkohol juga termasuk alkohol
primer, dan pada tabung III sama seperti tabung I & II.
6. JAWAB PERTANYAAN
7. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dari ketiga larutan tersebut tidak bereaksi
dengan pereaksi lucas atau hasilnya adalah uji negatif terhadap ZnCl2, karena larutan yang
dihasilkan bening. Ketiga larutan ini pada praktikum ini dapat saya golongkan termasuk alkohol
primer

[29]
DAFTAR PUSTAKA

Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga

[30]
1. Judul : Aldehid - Keton
2. Tujuan : Untuk membedakan aldehid dan keton dengann menggunakan reagen kimia.
3. Dasar Teori

Berdasarkan molekul sederhana, aldehida dan keton merupakan dua kelompok senyawa yang
saling berisomer satu dengan lainnya. Sedangkan struktur molekul lengkap, ke dua kelompok
senyawa berbeda satu dengan lainnya. Pada kelompok senyawa aldehida memiliki C-gugus karbonil
mengikat 1 atom H, dan terletak pada ujung rantai karbon senyawa aldehida. Pada keompok senyawa
keton memiliki C-gugus karbonil tidak mengikat atom H, dan terletak pada tengah rantai karbon
senyawa keton. Dengan demikian ke dua kelompok senyawa aldehida dan keton memiliki sifat fisika
dan sifat kimia berbeda satu dengan lainnya.

4. Data Hasil Lab

NO Langkah kerja Hasil pengamatan Reaksi kimia


I Pembuatan Aldehid
1 Pembuatan Etanol
- Ambil 2ml etanol (100%)
masukan dalam gelas kimia
50ml
- Tambahkan 5tetes H2SO4 dan
1 sendok kelapa
- Panaskan dalam penangas air
sampai mendidih
- Bauilah aroma gas yang di
hasilkan
- Teteskan metanol kedalam
lubang pelat tetes
- Buat spiral dari kawat C4
sepanjang 10cm
- Panaskan kawat sampai
berpijar dan celupkan
kedalam metanol
- Lakukan langkah ini 3kali,
cium bau gas yang terbentuk
2 Pembuatan metanol Bau karbon diulangi lagi bau karbon
- Ambil sepotong kawat cu
dengan panjang kira-kira
10cm
- Buatlah spiral pada suatu
ujung kawat
- Teteskan 3tetes CH3OH pada
pelat tetes
- Panaskan ujung spiral sampai

[31]
membara
- Celupkan spiral kedalam
metanol
- Ulangi langkah 4 & 5, duplo
- Amati dan bauilah aroma gas
yang terbentuk
3 Membedakan aldehid dan keton
1 Reagen AgNO3
- Persiapan reagen tollens
o Masukan 10ml
larutan 0,1M AgNO3
dalam gelas kimia
100ml bersih, tetes
IN NH3 endapan
yang terbentuk larut,
jangan tambahkan
NH3 berlebihan.
Kerjakan dengan
cepat agar Ag/Ag2O
tidak terbentuk
o Bagi campuran
tersebut kedalam 4
tabung reaksi bersih
o Teteskan 3tetes
formalin pada tabung
I, 3tetes asetaldehida
pada tabung II, 3tetes
aseton pada tabung
III, 3tetes
benzaldehida pada
tabung IV
o Panaskan ke dalam
penangas air. Amati
perubahan yang
terjadi.
Catatan: buanglah larutan bekas ke
dalam bak, disirami dengan air
sebanyak mungkin.
2 Reagen fehling Dilakukan 2percobaan (2tabung)
- Teteskan 5tetes fehling A dan 1) 5tetes fehling A + 5tetes
5tetes fehling B dalam fehling B + 3tetes aseton .
tabung I,II,III, 2) 5 tetes fehling A + 5tetes
fehling B + 3tetes
- Tambahkan 3tetes formalin benzaldehida
pada tabung I, larutan
setelah dipanaskan larut IV
3tetes asetaldehida pada
tabung II,
3tetes aseton pada tabung
III, Terdapat 2lapisan/tidak
larut.

[32]
3tetes benzaldehida pada
tabung IV setelah
dipanaskan tidak larut
-
- Panaskan kedalam penangas air
amati perubahan yang terjadi
3 Tes lodoform ( reaksi haloform) 2ml larutan lodium + NaOH 2N
- Siapkan 4buah tabung reaksi tetes demi tetes dari warna orange
bersih masukan kedalam berubah menjadi kuning lalu
masing-masing tabung 2ml berubah bening. Lalu tabung I +
larutan yodium aseton 3tetes dari bening jernih.
- Tambahkan tetes demi tetes Tabung II + benzaldehida 3tetes dari
ZN NaOH sampai warna jernih membentuk endapan minyak
yodium hilang berwarna kuning.
- Tambahkan 3tetes formalin
pada tabung I, 3tetes
asetaldehida pada tabung II,
3tetes aseton pada tabung III,
3tetes benzaldehida pada
tabung IV
- Amati perubahan yang terjadi

ANALISA DATA

1) Pada percobaan pembuatan metanol sepotong kawat yang telah ditetesi metanol lalu dipanaskan
dan dicium baunya menghasilkan bau yang menyengat lalu diulangi percobaan ini sebanyak 2
kali dihasilkan bau yang semakin menyengat menyerupai bau karbon
2) Pada percobaan menggunakan reagen fehling
dimana 5tetes reagen fehling A ditimbangkan tambah fehling B + aseton ternyata campuran ini
larut dan ketika di panaskan lagi semakin larut.
Pada percobaan kedua dimana 5tetes fehling A + fehling B + benzalsida ternyata campuran ini
tidak larut dan membentuk 2 lapisan.
3) Pada percobaan menggunakan reaksi haloform dimana pada tabung reaksi I dimasukan lodium
tambah NaOH ZN tetes demi tetes campuran yang mulanya berwarna orange berubah menjadi
kuning lalu menjadi bening tambahkan aseton 3tetes campuran seketika menjadi jernih.
Percobaan berikutnya pada tabung reaksi II masukan lodium tambahkan NaOH ZN tetes demi
tetes tambahkan 3tetes benzaldehida campuran yang mulanya jernih seketika membentuk
endapan minyak berwarna kuning.

5. PEMBAHASAN
o Pada percobaan ketiga yaitu uji lodoform. Uji ini merupakan uji spesifik untuk
menentukan keberadaan metil keton. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada perubahan.
dengan penambahan benzaldehida hasil yang diperoleh adalah campuran yang mulanya
jernih seketika membentuk endapan minyak berwarna kuning. Berdasarkan literature,

[33]
metil keton akan teroksidasi oleh lodida dalam larutan hidroksida. Metil keton akan
teroksidasi menjadi asam karboksilat, juga akan terbentuk endapan warna kuning yang
menjadi indikasi uji yang positif.
o Pada percobaan pertama aseton yang ditetesi dengan larutan fehling menghasilkan larutan
bening yang jernih hal ini menandakan bahwa aseton adalah golongan keton dimana
keton adalah suatu senyawa organic yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada
2 gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih
mudah menguap dari pada alkohol dan asam karboksilat. Karakteristik dari keton ini
adalah berupa cairan tak berwarna umumnya larut dalam air mempunyai titik didih yang
relative lebih tinggi dari pada senyawa nonpolar dan dapat direduksi oleh gas H2
menghasilkan alkohol skundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsue C,H,O.
Dan pada percobaan ke dua dimana 3tetes benzaldehida direaksikan dengan pereaksi
fehling menghasilkan endapan merah bata. Hal ini dikarenakan larutan benzaldehid
adalah aldehid. Berikut reaksinya:
R-CH0+ 2CuO R-COOH+CuO

Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat
pada sebuah atau 2 buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif adisi, dapat
mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami
reaksi poli-meriasi. Karakteristik aldehid adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan
bausedap, senyawa polar sehingga titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur
aldehid yaitu mengandung unsure C,H,O.

o Pada percobaan pembuatan metanal dengan mencelupkan kawat Cu pada metanol lalu
dibakar bagian ujungnya yang telah dibentuk spiral menghasilkan bau karbon hal ini
menandakan bahwa logam Cu adalah senyawa organic berupa aldehid.
- Reaksi
R-CH0+ 2CuO R-COOH+CuO

Pada reaksi ini menandakan adanya aldehid dimana berupa larutan endapan merah bata bila
direaksikan dengan larutan fehling.

6. JAWAB PERTANYAAN
7. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dengan mereaksikan aseton dan benzaldehida
dengan pereaksi fehling dapat dibuktikan bahwa aseton merupan keton karena menghasilkan
larutan bening dan jernih sedangkan benzaldehida adalah aldehid karena menghasilkan larutan
merah bata setelah direaksikan dengan pereaksi fehlinng, begitupun dengan kawat cu yang
dibakar setelah dicelupkan dengan metanol menghasilkan bau khas carbon hal ini menunjukan
bahwa logam cu merupakan aldehid, dan pada uji iodoform dimana pada percobaan ini dapat
dibuktikan bahwa aseton adalah metil keton dan benzaldehida adalah aldehid.

[34]
DAFTAR PUSTAKA

Sutresna,Nana.2007. Cerdas Belajar Kimia 3. Bandung : Grafindo.

[35]
1. Judul : Membuat Konsentrasi Zat/Obat
2. Tujuan : Mempelajari proses pembuatan konsentrasi zt/obat tertentu
3. Dasar Teori

Konsentrasi merupakan jumlah zat/obat dalam larutan atau senyawa hasil reaksi. Konsentrasi zat,
dapatdinyatakan dalam beberapa satuan antara lain :

Molaritas (M) - mol/L


Molalitas (m) – mol/Kg
Normalitas – ekivalen/L
Fraksi mol (X)
Fraksi volume – % volume
Formalitas (F)
PPm
PPb

o Molaritas

Menyatakan jumlah zat/bahan (makanan/0bat-obatan dll) dalam pelarut air atau pelarut lain,
sehingga memiliki kepekatan/konsentrasi tertentu dalam satu-satuan (mol/L).

mol zat terlarut

Molaritas (M) = volume larutan

atau

Berat zat terlarut

Molaritas (M) = Mr. zat terlarut. Vol. larutan

o Molalitas (m)
Jumlah zat yang dilarutkan dalam pelarut tertentu, yang dinyatakan dengan kg pelarut

mol zat pelarut


Molalitas (m) = Kg. Pelarut
atau
Berat zat terlarut
Molalitas (m) = Mr. zat terlarut . Kg Pelarut

[36]
o Normalitas (N)
Jumlah zat dalam pelarut tertentu yang dilihat dari sisi bilangan oksidasi atau valensi zat terlarut.

Berat zat terlarut


Normalitas (N) = BE. Volume larutan (L)

Berat zat terlarut


Ekivalensi = BE

Mr zat terlarut
BE = valensi zat terlarut

Berat zat terlarut


Normalitas (N) = Mr/valensi. Volume larut

Normalitas (N) = M x Valensi

Keterangan
BE = Berat Ekivaken
Pengenceran: V1M1 =V2M2
V1N1 = V2N2
V1%1 = V2%2

o Fraksi Mol (X)


Fraksi mol adalah jumlah-bagian dari suatu senyawa atau campuran senyawa.

Jumlah mol zat A


XA = Jumlah mol semua zat

Volume zat terlarut % Volume


X.volume = Volume larutan

Berat zat terlarut % Berat


X Berat = Berat larutan

o Formalitas (F)

Jumlah berat rumus zat terlarut


F= Volume larutan

[37]
Berat zat terlarut (mg)
ppm = Volume larutan (L)

berat zat terlarut (mg)


ppb = volume larutan (m)

4. Data hasil pengamatan

NO Langkah kerja Hasil pengamatan Reaksi kimia


1 Membuat larutan metanol 50% %1 X V1 = %2 X V2
25ml 96% X V1 = 50% X 25ml
V1 = 1250/96= 13,02ml
Jadi pipet 13,02ml metanol masukan
dalam labu ukur 25ml tambahkan
aquadesh sampai 25ml
2 Benzaldehida 0,4ppm 50ml V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 99% = 100ml x 25%
V1 = 2500/99
= 25.25ml
3 Larutan NaOH 50ml 100ml m = gram/mr x 1000/V
0,01m = gram/40 x 1000/100ml
400/1000 = 0,4 gram
4 Larutan iodium 0,4 ppb 50ml ppb = berat zat terlarut (ml)
volume larutan (ml)
berat zat terlarut = pbb x vol.larutan
= 0,4/ 1000000000 x 100ml
= 0,00000004
5 Larutanfruktosa 40% 50ml M= gram/mr x 1000/v
100ml 0,1 = gram/180 x 1000/100ml
= 1,8gram
Analisa Data

1) 50% Membuat metanol 25ml karena di lab yang tersedia 96% sesuai perumusan diatas
%1 X V1 = %2 X V2
96% X V1 = 50% X 25ml
V1 = 1250/96= 13,02ml
Jadi pipet 13,02ml metanol masukan dalam labu ukur 25ml tambahkan aquadest sampai 25ml
2) Membuat Benzaldehida 0,4ppm 50ml

V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 99% = 100ml x 25%
V1 = 2500/99
= 25.25ml
Di pipet 25,25ml benzaldehid masukan dalam labu ukur 50ml
tambahkan aquadest 50ml, lalu buat pengenceran benzaldehid

[38]
3) Larutan NaOH 50ml 100ml

m = gram/mr x 1000/V

0,01m = gram/40 x 1000/100ml

400/1000 = 0,4 gram


Timbang 0,4gram NaOH lalu larutkan dengan aquadest sampai 100ml
4) Larutan iodium 0,4 ppb 50ml
ppb = berat zat terlarut (ml)
volume larutan (ml)
berat zat terlarut = pbb x vol.larutan = 0,4/ 1000000000 x 100ml
= 0,00000004

Timbang 0,0000004 yodium larutkan dengan aquadest sampai 100ml bila tidak larut bisa tambahkan KI
untuk mempermudah kelarutan yodium

5) Larutanfruktosa 40% 50ml 100ml


M= gram/mr x 1000/v
0,1 = gram/180 x 1000/100ml
= 1,8gram

Di timbang 1,8gram NaOH lalu larutkan dengan aquadest sampai 100ml

5. PEMBAHASAN
6. KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat disimpulkan ketika membuat 50% membuat metanol 25ml di dapat pipet
13,02ml metanol yang di masukan ke dalam labu ukur 25ml dan tambahkan aquadest sampai 25ml.
Membuat Benzaldehida 0,4ppm 50ml mendapatkan hasil pipet 25,25ml benzaldehid yang di masukan
dalam labu ukur 50ml tambahkan aquadest 50ml. Hasil timbang 0,4gram NaOH di larutkan dengan
aquadest sampai 100ml,hampir sama dengan hasil timbang 1,8gram NaOH yang di larutkan dengan
aquadest sampai 100ml juga, sedangkan hasil timbang0,0000004 yodium larutkan dengan aquadest
sampai 100ml bila tidak larut bisa tambahkan KI untuk mempermudah kelarutan yodium.

[39]
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. Penuntun dan Laporan Praktikum Kimia Organik. Makasar : UMI

[40]

Anda mungkin juga menyukai