Senyawa organik dan anorganik merupakan dua kelompok senyawa yang tidak dipisahkan secara
tegas karena dalam molekul senyawa organik juga terdapat atom anorganik. Namun secara garis besar
dapat dipisahkan berdasarkan atom karbon dengan atom non karbon. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung lebih banyak atom
karbon. Selain atom karbon, juga mengandung atom hidrogen, oksigen, sulfur, nitrogen fosfor dan
halogen. Senyawa anorganik merupakan senyawa yang lebih banyak mengandung atom-atom bukan
karbon.
[1]
- Larutan Hcl MENYALA
- Larutan NaOH MENYALA
E Kelarutan
1 - Tempatkan masing-masing 5 - Minyak 5 tetes + 2ml air (CH2(CH2))14COOH +
tetes minyak kelapa dan 1 tidak larut H2O CH3(CH2)
sendok kecil garam dapur 15COOH + O2
dalam dua tabung reaksi
- Tambahkan 2ml air ke dalam - Nacl 1 sendok kecil + 2ml Nacl + H2O NaOH
ke dua tabung reaksi air larut + Hcl
2 Percobaan diulangi dengan 5 tetes minyak + 2ml metanol tidak CH2 (CH2)14COOH +
menggunakan metanol sebagai pelarut larut sempurna namun diganti CH3OH CH3COOH
menggantikan air dengan n-butanol menjadi larut + CH2(CH2)14OH
Nacl 1sendok kecil + 2ml metanol Nacl + CH3OH NaOH
tidak larut + CH3CL
F Kecepatan reaksi
1 Dalam sebuah tabung reaksi + 5 tetes Warna merah kecoklatan
FeSo4 0,1M
2 Tambahkan 2 tetes CH3COOH 3M Warna yang di hasilkan kuning + FeSO4 + CH3COOH +
dan 0,1 M KMO4 perhatikan hasilnya bening + ungu putih keruh KMNO4
Fe(MNO4)2+ K2SO4
Di sini asam asetat
sebagai katalisator
3 Ulangi percobaan di atas dengan Bening + bening + ungu muda CH3OOH + KMNO4
menggunakan alkohol yang tidak Tetap berwarna
murni sebagai ganti FeSo4 ungu muda
4 Jika tidak ada reaksi panaskan
ANALISIS DATA
A. KOMPOSISI
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa gula dan daun merupakan senyawa organik
sedangkan potongan pelastik dan aluminium merupakan senyawa anorganik
B. PENGUAPAN
Dari hasil pengamatan bahwa pada pemanasan air, air menguap membutuhkan waktu lebih lama
dibandingkan alkohol sehingga air termasuk senyawa anorganik dan alkohol senyawa organik
C. SIFAT BAKAR
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa lilin merupakan senyawa organik karena mudah
terbakar dan garam Nacl merupakan senyawa anorganik
D. DAYA HANTAR LISTRIK
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa larutan gula merupakan larutan non elektrolit dan
tidak mudah terionisasi sehingga tidak dapat menghantarkan daya listrik, sedangkan larutan Hcl,
Nacl, NaOH merupakan elektrolit dan mudah terionisasi sehingga dapat menghantarkan daya
listrik.
E. KECEPATAN REAKSI
Dari hasil pengamatan dapat diketahui FeSO4 + CH3COH + KMNO4 kecepatan reaksinya lebih
cepat dibandingkan dengan reaksi antara CH3OH + CH3COOH + KMNO4
[2]
5. PEMBAHASAN
Pada percobaan berdasarkan komposisi
Gula pasir dapat meleleh membentuk caramel bila di panaskan itu membuktikan bahwa
gula pasir adalah senyawa organik dimana gula merupakan senyawa kimia yang molekul
nya mengandung karbon
Begitupun pada daun setelah di panaskan berubah membentuk karbon oleh karena itu
dikatakan sebagai senyawa organik
Sedangkan aluminium dan plastik tidak menghasilkan karbon setelah dipanaskan
merupakan senyawa anorganik
ALASAN
Gula daun setelah dipanaskan menghasilkan karbon mengingat bahwa bahan dasar
membangun senyawa organik adalah karbon jadi ke dua bahan tersebut dapat di golongkan
menjadi senyawa organik. Sedangkan aluminium dan plastik bukan senyawa organik
ALASAN
Karena minyak jika di campurkan dengan air tidak larut. Minyak merupakan senyawa organik dan garam
dapur dapat larut dalam air sehingga termasuk senyawa anorganik
ALASAN
Saat memanaskan air penguapan terjadi dalam waktu yang lebih lama oleh karena itu air termasuk
senyawa anorganik. Lain halnya dengan alkohol penguapan semprnanya dalam waktu yang singkat
Dari percobaan tadi kita sempat berfikir adakah pengaruh daya hantar listrik dengan jenis zat tersebut.?
Seorang ahli kimia dari swedia (1887) Svanh August Arrhenius (1859-1927) menjelaskan bahwa larutan
elektrolit mengandung atom-atam bermuatan listrik (ion-ion) yang bergerak bebas, hingga mampu untuk
menghantarkan arus listrik melalui larutan.
Larutan Hcl di dalam air mengurai menjadi katon (H+) dan anion (Cl-). Terjadinya hantaran listrik pada
larutan Hcl disebabkan ion H+ menangkap elektron pada katoda dengan membebaskan gas hidrogen.
Sedangkan ion-ion Cl- melepaskan elektron pada anoda dengan menghasilkan gas klorin.
[3]
Larutan dapat dibagi menjadi elektrolit dan non elektrolit. Sedangkan elektrolit dapat
dikelompokan menjadi larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Senyawa reaksi ionisasi
Elektrolit kuat - terionisasi sempurna
1. Menghantarkan arus listrik
2. Lampu menyala terang
3. Terdapat gelembung gas Nacl, Hcl, NaOH
Non elektrolit – tiadak terionisasi
1. Tidak menghantarkan arus listrik
2. Lampu tidak menyala
3. Tidak terdapat gelembung gas contohnya: C12H22O11
Pada saat senyawa Nacl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik
oleh molekul-molekul air dan air akan menguap di sela-sela butir-butir ion tersebut ( proses
hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan Nacl (S) +
air Na+(aq) + Cl- aq
Kalau kita perhatikan , bahwa Hcl merupakan senyawa kovalen di tom bersifat polar, pasangan
pasangan elektron ikatan tertarik ke atom Cl yang lebih elektro negatif di banding dengan atom
H, sehingga pada HCl atom H lebih positif dan atom Cl lebih negatif .
Jadi walaupun molekul HCl bukan senyawa ion, jika di larutkan ke dalam air maka kelarutannya
dapat menghantarkan arus listrik karena menghasilkan ion-ion yang bergerak bebas
HCl(g) + H2O (1)
HCl (g) + H3O+ aq + Cl - (a)
H3O+ + Cl - (a)
H+(aq) + Cl - (aq)
Jadi larutan Nacl, HCl dan larutan NaOH termasuk senyawa anorganik karena merupakan
elektrolit dan mudah terionisasi sedangkan larutan gula merupakan senyawa organik karena
merupakam non elektrolit dan tidak terionisasi.
[4]
anorganik karena dilihat dari kecepatan pembakarannya. Sehingga dari pengamatan dan hasil
analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa senyawa organik menjadi unsur karbon, lebih mudah
menguap, cepat terbakar dan memiliki kecepatan reaksi yang baik dan tidak mudah mengantarkan
daya hantar listrik/non elektrolit.Sedangkan senyawa anorganik tidak mengandung unsur karbon,
sukar untuk menguap, tidak mudah terbakar dan kecepatan reaksinya yang lambat.
REAKSI KIMIA
1. Pada komposisi
C12H22O11 dipanaskan C02 + H20
2. Pada penguapan
2Nacl + O2 Na2O2Cl2
3. Daya hantar listrik
HCl (g) + H2Ol
HCl (g)
HCl(g) + H3O aq + Cl-(aq)
H+(aq) + Cl-aq
4. Kelarutan
(CH2(CH2)14COOH + H2O tidak terjadi reaksi
NaCl + H2O NaCl + HCl
(CH2(CH2)14COOH + CH3OH menghasilkan CH3COOH + (CH2(CH2)14OH
NaCl + CH3OH NaCl + CH3Cl
5. Kecepatan reaksi
FeSO4 + CH3COOH + 2KMNO4 Fe(MNO4)2 + K2SO4 + CH3COOH.
CH3OH + CH3COOH + KMNO4 CH2-CH3-COOH + KOH + HMNO4
[5]
Dari reaksi pertama perubahan warna dimana ketika FeSO4 dengan warna kuning, CH3COOH
dengan warna bening dan KMNO4 dengan warna ungu pada tabung reaksi dengan cepat
warna tersebut bercampur dan menjadi warna putih keruh sedangkan pada reaksi ke dua
proses perubahan warna menjadi ungu muda sedikit lebih lambat sehingga reaksi pertama
memiliki kecepatan reaksi yang besar.
5. Kelarutan
(CH2(CH2)14COOH + H2O tidak terjadi reaksi karena minyak kelapa tidak larut
dalam air
NaCl + H2O NaCl + HCl
Geram dapat ditambahkan air karena akan menghasilkan natrium hidroksida dan asam
klorida yang larut dalam air
6. JAWAB PERTANYAAN
1) Yang tergolong senyawa organik adalah gula dan daun dan yang tergolong senyawa
anorganik adalah pelastik dan aluminium
2) Unsur yang umum dalam semua senyawa organkc adalah unsur karbon, selain itu juga
mengandung unsur hidrogen, oksigen, sulfur,nitrogen, fosfor dan halogen
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa senyawa organik dan
senyawa anorganik memiliki perbedaan sifat. Perbedaan sifat antara ke dua senyawa yaitu:
a. Senyawa organik
Senyawa organik terdiri dari unsur-unsur karbon
Senyawa organik lebih mudah menguap
Senyawa organik mudah terbakar
Senyawa organik memiliki kecepatan reaksi yang baik atau lebih cepat bereaksi
dengan senyawa lain
Senyawa organik bukan elektrolit dan tidak berionisasi
b. Senyawa anorganik
Senyawa anorganik tidak terdiri dari unsur-unsur karbon
Senyawa anorganik tidak mudah menguap
Senyawa anorganik tidak mudah terbakar
Senyawa anorganik memiliki kecepatan reaksi yang tidak baik atau lebih lambat
bereaksi dengan senyawa lain
Merupakan elektrolit dan mudah terionisasi
SARAN
Kedepan diharapkan praktikum kimia dasar lebih tenang dan disiplin sehingga praktikum lain
dapat lebih focus dalam bekerja, diharapkan juga tersedianya bahan-bahan / reagen dan alat
laboratorium lebih memadai sehingga mahasiswa dapat melakukan percobaan lebih banyak lagi.
[6]
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden.1982.Kimia organik.Jakarta:Erlangga
[7]
1. Judul : Analisis Unsur-Unsur Senyawa Organik
2. Tujuan : Untuk menganalisis unsure dalam senyawa organik
3. Dasar Teori
Senyawa organik selain unsur karbon, terdapat juga unsur-unsur hydrogen, oksigen, sulfur,
nitrogen, fosfor dan halogen. Dalam percobaan ini, akan dianalisis unsur tersebut yaitu dengan
cara zat organik ditambahkan tembaga oksida dan dipanaskan akan menghasilkan gas karbon
dioksida dan air.
[8]
merah basa
5 Perubahan kertas menunjukan gas Berubah warna biru menunjukan
apa yang dihasilkan adanya basa
6 Amati gas yang terbentuk Dari gas yang terbentuk
menunjukan unsur apa yang menunjukan adanya unsur N
terkandung di dalam nya
C Penentuan S dalam senyawa
organik
1 Masukan 2ml putih telur ke dalam
tabung reaksi
2 Tambahkan 5ml NaOH 0,1M
3 Panaskan tabung ad mendidih dan
dinginkan
4 Tambahkan 5tetes larutan timbal
Nitrat 0,1M
5 Amati perubahan yang terjadi
6 Perubahan tersebut menunjukan
unsur apa yang terdapat di
dalamnya
ANALISIS DATA
Urea direaksikan dengan basa akan menghasilkan Natrium Sianida sehingga menghasilkan gas yang
berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsur N
5. PEMBAHASAN
Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau
campuran persenyawaan didalam suatu sampel,analisa ini dilakukan karena umumnya suatu reaksi kimia
merupakan suatu perubahan dari suatu senyawa/molekul menjadi senyawa/molekul lain.Pada percobaan
ini dianalisis dua unsur dalam suatu reaksi kimia.kedua unsur tersebut adalah nitrogen (N) dan belerang
(S).Dalam menganalisis unsur nitrogen pada suatu reaksi senyawa digunakan reaksi antara urea yang
memiliki rumus molekul CO(NH2)2 dengan Natrium Hidroksida yang memiliki rumus molekul NaOH.
Reaksi antara ke dua senyawa ini menghasilkan atau mengeluarkan gas yang berbau dan ketika kertas
lakmus merah diletakan di atas mulut tabung reaksi untuk di uji ternyata kertas lakmus merah berubah
menjadi biru. Hal tersebut disebabkan karena pada reaksi antara urea dan natrium hidroksida
menghasilkan natrium sianida (NaNH2) sehingga mengeluarkan gas yang berbau dan gas tersebut
menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa.
[9]
REAKSI KIMIA
Sianida
Pada reaksi antara urea dan natrium hidroksida menghasilkan Natrium sianida (NaNH2) sehinnga
mengeluarkan gas yang berbau dan gas tersebut menandakan adanya unsur N dalam reaksi senyawa.
6. JAWAB PERTANYAAN
SARAN
Pihak kampus hendaknya lebih melengkapi bahan-bahan reasen yang diperlukan agar semua
percobaan bisa di lakukan
[10]
DAFTAR PUSTAKA
Fassenden 1982.Kimia Organik edisi ke-3 jilid I.Jakarta.Erlangga
[11]
1. Judul : Penentuan Titik Lebur/Leleh
2. Tujuan : Untuk menentukan kemurnian suatu zat dan identitas zat murni
3. Dasar Teori
Titik lebur suatu zat padat adalah titik atau suhu, dimana terjadi kesetimbangan antara fasa
padat dan fasa cair, maka titik leleh suatu senyawa padat sama dengan titik beku senyawa berbentuk
cairan dari senyawa tersebut. Dalam kimia organik, sifat fisika titik leleh suatu senyawa digunakan
untuk menentukan kemurnian senyawa tersebut. Jika zat tidak murni, zat akan meleleh pada suatu
jangkauan (range) suhu. Oleh karena zat murni mempunyai titik leleh tertentu, maka pada tabel titik
leleh, dapat dicari identitas zat tersebut.
Titik leleh (lebur) adalah suhu dimana gaya ternal dari molekul cukup untuk menguraikan
susunan kisi dan kristal. Suhu ini selalu tepat untuk satu kristal tertentu. Suatu senyawa organik
berbentuk hablur yang murni mempunyai titik lebur yang tepat yaitu suhu dimana fase cair dan fase
padat berada dalam kesetimbangan satu sama lain pada suatu tekanan udara. Ketika suatu zat murni
dipanaskan secara pelan-pelan, zat itu mulai meleleh (tanpa penguraian), dan suhu dari zat tersebut
akan tetap sampai semua zat padat tersebut meleleh. Jika pemanasan dihentikan, zat tadi akan
membeku (memadat); jika di panaskan lagi maka zat tersebut kembali meleleh. Jadi titik leleh (lebur)
dan titik beku dari zat kristal murni adalah sama.
Suatu senyawa organik murni mempunyai perbedaan antara suhu dimana zat kristal ambruk
(callapses) dan suhu dimana zat itu mencair seluruhnya (tidak lebih daro 0,5°C) disebut jangkauan
titik leleh (melting point range). Bila zatnya tidak murni atau terdapat pengotor, maka dapat
meningkatkan jangkauan titik leleh. Titik leleh dari zat tidak murni biasanya lebih rendah dari pada
zat murni. Dengan demikian akan menyebabkan jangkauan titik leleh menjadi bertambah lebar.
Karena itu titik leleh menjadi lebih rendah jika zat tidak murni yang dapat larut ada. Hal ini
disebabkan karena lemahnya gaya antar molekul.
Suatu kristal terikat oleh gaya yang kuat akan menunjukan titik leleh yang rendah. Jenis gaya
antar molekul dalam molekul-molekul kovalen adalah yang dihasilkan dari H dan gaya van der waals.
Zat-zat kovalen yang terikat mempunyai titik leleh yang lebih rendah dari zat-zat elektrovalen yang
terikat. Dalam senyawa kovalen titik leleh tidak mengurangi jarak antara atom, tetapi memisahkan
molekul-molekul.
Kristal-kristal yang terikat oleh gaya yang kuat seperti ikatan ion menunjukan titik leleh yang
tinggi. Senyawa polar juga mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari senyawa non polar. Hal ini
disebabkan karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguraikan ikatan yang terikat oleh
gaya tarik yang lebih kuat dalam senyawa ion dan senyawa polar tersebut.
[12]
4. Data Hasil Lab
Pengamatan Percobaan
Kamfer Urea Fruktosa Gliserol Asam sitrat
Suhu ketika kristal 55°c 55°c 55°c 35°c 55°c
mulai meleleh
Suhu ketika seluruh zat 80°c 91°c 102°c 100°c 100°c
mencair/meleleh
Jangkauan titik leleh 25°c 36°c 47°c 65°c 45°c
= (T2-T1)
Titik leleh T1 + T2
2
Rata-rata titik leleh 67,5°c 73°c 78,5°c 67,5°c 77,5°c
:percobaan (1+2)
2
ANALISIS DATA
Penyelesaian :
Diketahui :
Kamfer : T1 = 55°c
T2 = 80°c
= 25°c
2 2
= 67,5°c
Urea : T1 = 55°c
T2 = 91°c
T2 + T1 = 55°c + 102°c
2 2
[13]
= 73°c
Fruktosa : T1 = 55°c
T2 = 102°c
= 36°c
2 2
= 78,5°c
Glisero : T1 = 35°c
T2 = 100°c
T2-T1 = 100°c-35°c
= 65°c
T1+T2 = 35°c+100°c
2 2
= 67,5°c
2 2
= 77,5°c
[14]
5. PEMBAHASAN
Titik lebur atau yang sering disebut juga dengan titik leleh merupakan titik dimana terjadi
keseimbangan antara fase padat dan fase cair pada tekanan satu atmosfir atau merupakan suhu
dimana gaya termal dari molekul cukup untuk menguraikan susunan kristalnya. Pada umumnya
titik leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperature dimana pelelehan mulai terjadi
hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Pada percobaan digunakan
zat berupa kamfer, urea, frukosa, gliserol, dan asam sitrat, lalu di panaskan dan di ukur
temperaturnya pada saat kristal mulai meleleh sebagai T 1dan di ukur suhunya pada saat seluruh
zat mencair sebagai T2. Lalu diukur jangkauan titik leleh dan rata-rata titik lelehnya dengan
menggunakan rumus jangkauan titik leleh dan rata-rata titik leleh.
Dari percobaan yang dilakukan pada 5 zat ini ternyata gliserol yang memiliki jangkauan titik
leleh tertinggi yaitu 65oc.hal ini disebabkan gliserol merupakan zat yang murni/zat yang tidak
terdapat zat pengotor.
[15]
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dari 5 zat yang di uji
ternyata gliserol memiliki jangkauan titik leleh tertinggi yaitu 65°c hal ini disebabkan gliserol
merupakan zat yang murni/zat yang tidak terdapat zat pengotor
SARAN
Sebaiknya zat yang digunakan dalam praktikum pada percobaan ini adalah zat murni yang bebas
dari pengotor zat lain, agar mendapatkan hasil yang baik.
[16]
DAFTAR PUSTAKA
Fredi, 2009, Titik Leleh Dan Titik Didih, http://fredi-36-al.blogspot.com/2009/11/titik-leleh-dan-
titik-didih.html.
[17]
1. Judul : Penentuan Titik Didih
2. Tujuan : Untuk mempelajari besarnya energi yang butuhkan untuk memisahkan ikatan H dan
van der walls antar molekul dalam senyawa.
3. Dasar Teori
Titik didih dari suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk
mengatasi gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair. Titik
didih senyawa ionik dan senyawa polar dalam fase cair lebih tinggi dari titik didih dari senyawa
kovalen.
Untuk memutuskan ikatan antar molekul dalam senyawa atau ikatan atom antar molekul
diperlukan energy tinggi. Oleh karena itu untuk memisahkan molekul yang dibentuk oleh ikatan H
dan van der walls membutuhkan energi lebih kecil dibandingkan dengan energi yang diperlukan
untuk memutuskan ikatan ion pada beberapa senyawa ion. Untuk itu titik didih senyawa logam dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menentukan kemurnian suatu zat cair.
Pada umumnya zat-zat polar mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada zat –zat non polar.
Dalam senyawa zat cair polar yang memiliki berat molekul yang lebih tinggi akan memiliki titik didih
normal lebih tinggi. Pada daerah ketinggian, tekanan udara rendah, titik didih zat cair lebih rendah
dari pada titik didih zat cair pada daerah ketinggian normal. Jangkauan titik didih zat cair adalah
perbedaan antar T1, ketika gelembung-gelembung berhenti, dan T2 ketika gelembung-gelembung
keluar dari tabung kapiler.
Pengamatan Percobaan
Gliserol Minyak kelapa
Suhu ketika gelembung berhenti dan zat cair masuk kedalam 48°c 43°c
tabung kapiler ( T1)
Suhu ketika gelembung keluar dari tabung kapiler (T2) 100°c 100°c
Jangkauan titik didih (T2-T1) 52°c 57°c
Titik didih T1+T2
2
Rata-rata titik didih = percobaan (1+2) 74°c 71,5°c
2
ANALISIS DATA
Penyelesaian :
Diketahui:
Gliserol : T1 = 48°c
T2 =100°c
T2-T1 =100°c-48°c
= 52°c
[18]
Rat-rata titik didih
2 2
=74°c
T2-T1 =100°c-43°c
= 57°c
2 2
=71,5°c
5. PEMBAHASAN
Titik didih suatu zat adalah suhu dimana gaya termal dari molekul cukup besar untuk mengatasi
gaya kohesif yang mengikat zat tersebut dalam molekul-molekulnya pada fase cair atau
merupakan temperatur pada tekanan uap yang meninggalkan cairan yang sama dengan tekanan
luas.
Pada percobaan ini ternyata gliserol dan minyak kelapa memiliki titik didih yang tinggi yaitu
100°c. Sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih dari dua zat ini besar.
6. JAWAB PERTANYAAN
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari percobaan zat yang dilakukan ternyata gliserol dan minyak kelapa memiliki titik didih yang
tinggi yaitu 100°c sehingga jangkauan titik didih dan rata-rata titik didih dari dua zat ini besar.
SARAN
Sebaiknya minyak kelapa yang digunakan minyak kelapa murni
[19]
DAFTAR PUSTAKA
[20]
1. Judul : Sifat-Sifat Alkohol
2. Tujuan : Untuk mempelajari sifat fisika dan kimia beberapa alkohol
3. Dasar Teori
Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatil/mudah menguap, berfungsi
sebagai antioksidan dalam tubuh manusia.
II Sifat kimia
1 Dengan logam Na
- Ukur 2ml metanol dan
[21]
masukan ke dalam tabung
besar tambahkan 1butir
kecil logam Na.
- Ulangi percobaan dengan
menggunakan propanol
dan butanol.
III Esterifikasi
1 Ukur 2ml etanol absolute masukan Percobaan gagal (tidak tercium bau
dalam gelas kimia 50ml ester)
2 Tambahkan 10 tetes asam asitrat
glacial dan 5 tetes H2SO4 pekat
3 Panaskan
4 Tuangkan campuran ke dalam
gelas kimia 50ml lain yang sudah
diisi 25ml air
5 Catat bau yang terjadi
IV Oksidasi
1 Ambil 2ml etanol (100%) masukan - Bau gas aldetid hasil samping
dalam gelas kimia 50ml uap air
2 Tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat
dan 1 sendok K2Cr2O7
3 Panaskan
4 Bauilah aroma gas
5 Teteskan metanol ke dalam lubang
pelat tetes
6 Buat spiral dari kawat cu
sepanjang 10cm
7 Panaskan kawat sampai berpijar
dan celupkan dalam metanol
8 Lkukan langkah ini 3 kali, cium
bau gas yang terbentuk
V Reaksi baloform (tes lodoform)
1 Masukan kedalam tabungn reaksi
sedang 2ml larutan yodium (dalam
k1)
2 Tambahkan 5 tetes etanol, Berbau lodium
kemudian teteskan ZM NaOH
sambil dikocok
3 Tambahkan NaOH sampai warna
coklat menghilang
4 Kocok terus sampai timbul kristal
lodoform (warna kuning) atau
tercium bau lodoform
5 Ulangi percobaan ini dengan Berbau lodium
menggunakan metanol, butanol-1,
butanol-2
[22]
ANALISIS DATA
a. Sifat-sifat fisika
1) Alkohol pada kaca arloji
Warna : bening
Aroma : memiliki aroma dan bau yang sedikit menusuk
Basa : cair
2) Kelarutan dalam air
Alkohol bercampur dengan air dan larutan berwarna kuning keruh, dan mengeluarkan aroma
atau bau
b. Sifat kimia
1) Oksidasi alkohol
etanol + K2Cr2O7 dengan katalis CH3COOH campuran berwarna merah dengan adanya
aroma dan bau yang dihasilkan.
K2Cr2O7 CH3COOH H2Cr2O7 H2O H2Cr2O4
Tidak stabil
O O
Alkohol merupakan suatu senyawa organik yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Alkohol berdasarkan unsur OH nya yang berikatan dengan alkil dibagi menjadi 3 jenis yakni alkohol
primer (RCH2 –OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer, alkoholsekunder (R2COH)
dimana gugus hidroksida terikat oleh atom sekunder.dan alkohol tersier (R3COH) dimana gugus
hidroksida terikat oleh atom karbon tersier. Alkohol memiliki sifat-sifat fisika yaitu berwarna
bening,mempunyai aroma melarut dalam air. Kelarutan alkohol ini ditunjukan ketika alkohol dalam hal
ini etanol di tetes dalam air. Larutan tercampur dan berubah warna menjadi bening keruh.ini disebabkan
karena karakter karbon dalam etanol sebanyak 2 buah (CH3CH20H) dimana etanol merupakan jenis
alkohol yang mempunyai berat molekul kecil sehingga mudah larut dalam air.selain sifat fisika, alkohol
mempunyai sifat kimia yang ditunjukkan melalui reaksi yang terjadi pada alkohol.
OKSIDASI
Etanol ditambah K2Cr207 dengan katalis CH3OH pada reaksi oksidasi etanol dengan kalium bikromat
dengan katalisator asam asetat panas. Proses pertama yang terjadi adalah kalium bikromat diubah menjadi
H2C0207 dimana atom K putus dan atom H dari CH3OH berikatan dengan CO2O7 sehingga tidak stabil
oleh asam asetat.kemudian oleh air yang berasal dari asam asetat panas ini mereduksi kalium bikromat
tersebut menjadi asam kromat dan asam kromat ini digunakan pada proses oksidasi. Etanol bereaksi
dengan asam kromat dan dengan adanya katalis asam asetat menyebabkan ikatan antara atom karbon pada
etanol dan asam kromat tidak stabilsehingga melepasnya salah satu ikatan hidrogen. Pada atom karbon
yang mengikat gugus OH pada etanol dan pada asam kromat salah satu ikatan antara atom karbon dengan
gugus OH juga putus dan atom atom yang putus atau terprotonasi tersebut saling berikatan membentuk
molekul air sebagai hasil sampingnya dan atom O2 dari etanol akan berikatan dengan atom carbon dari
asam kromat sehingga terbentuk hasil utama yaitu etil hidrogen kromat. Hal ini ditandai dengan campuran
[23]
yang berubah menjadi merah dan mengeluarkan atau menghasilkan bau. Dan proses ini merupakan proses
yang terjadi pada alkohol primer karena dilihat dari reaksinya.Metanol + logam Cu
5. PEMBAHASAN
Alkohol dapat bereaksi dengan logam dari golongan 1,2,3 alkohol yang digunakan pada
percobaan ini yaitu metanol dan logamnya ialah tembaga Cu yang merupakan logam pada
golongan 1B. Reaksi yang terjadi terlihat ketika kawat Cu dipanaskan kemudian dicelupkan pada
metanol tercium aroma yang sangat menyengat. Bau ini berasal dari senyawa metoksi yang
terbentuk dari hasil reaksi metanol dan tembaga, dimana tembaga teroksidasi dan melepas
elektron dan bermuatan positif, dan hidrogen tereduksi dengan menangkap elektron yang dilepas
dan membentuk gas H2O.
6. JAWAB PERTANYAAN
alkohol primer H
H+
OH
Alkohol sekunder
o
K2CrO7
R-CH-OH R-C-R
R H+ keton
R
K Cr O
R-C-OH 2 2 7
R H+
Alkohol tersier
- Alkohol primer ( RCH2-OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon primer
- Alkohol skunder (R2C-OH ) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom skunder
- Alkohol tersier ( R3C-OH) dimana gugus hidroksida terikat oleh atom karbon tersier.
- Polihidroksi alkohol adalah alkohol yang mengandung lebih dari satu gugus hidroksida, yang
setabil bila gugus hidroksida tidak tidak terikat pada satu atom karbon.
[24]
7. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat disimpilkan bahwa alkohol memiliki sifat-sifat fisika dan kimia.
Pada sifat fisika alkohol , alkohol merupakan zat cair berwarna bening, memiliki bau yang khas.
Dengan kelarutan dalam air tergantung dari ukuran molekul atau banyaknya atom carbon dalam
senyawa alkohol tersebut. Jika ukuran molekul kecil karena atom karbonnya yang sedikit, maka
alkohol mudah larut dalam air dan sebaliknya. Pada sifat kimia dilihat dari reaksi dan hasil
reaksinya, misalnya oksidasi; pada prosesnya dengan kalium bikromat dan asam asetat akan
menghasilkan suatu aldehid dan air untuk alkohol primer keton dan air, untuk alkohol tersier
senyawa campuran asam karboksilat, keton karbondioksida dan air pada alkohol tersier dan
alkohol ini juga dapat bereaksi logam dari golongan 1,2,3.
[25]
DAFTAR PUSTAKA
[26]
1. Judul : Alkohol
2. Tujuan : Untuk mempelajari sifat kimia alkohol
3. Dasar Teori
Alkohol merupakan kelompok senyawa yang memiliki sifat volatile/mudah menguap, berfungsi
sebagai antioksidan dalam tubuh manusia.
[27]
IV Uji Lukas : perbandingan laju
pengganti
1 Siapkan 3 tabung reaksi kecil - Metanol 2ml tambahkan 2ml
CH3COOH berkabut
tambahkan ZNCl2 3tetes dari
larutan kabut (terdapat 2 lapisan)
langsung bening setelah dikocok
selama 1 menit
- Isoamyl 2ml tambahkan 2ml
CH3COOH berkabut (
membentuk 2 lapisan)
tambahkan ZNCl2 3tetes menjadi
larutan keruh tidak sebening
percobaan 1
- n-butanol 1 tambahkan 2ml ,
tambahkan 2ml CH3COOH
membentuk larutan berkabut
2lapisan + ZnCl2 3tetes sekitar
10menit menjadi bening setelah
di kocok.
ANALISIS DATA
- Pada percobaan dehidrasi alkohol sekitar 10ml metanol masukan dalam tabung reaksi kemudian
tambahkan CaCO3 1sendok lalu panaskan. Tampak adanya gas yang keluar. Lalu dinginkan dan
saring larutan menggunakan kertas saring akan di dapat larutan bening.
- Pada uji lucas siapkan 3tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan
*Tabung I 2ml metanol tambahkan 2ml asam asetat. Mula-mula membentuk larutan berkabut lalu
tambahkan 3tetes ZnCl2 setelah di kocok selama 1menit akan membentuk larutan bening
*Tabung II masukan 2ml isoamyl alkohol tambahkan 2ml asam asetat membentuk lapisan
berkabut setelah penambahan 3 tts ZnCl2 setelah dikocok ternyata membentuk larutan keruh tidak
sebening larutan pada tabung 1
*Tabung III masukkan 2ml n-butanol 1 tambahkan 2 ml asam asetat akan terbentuk lapisan
berkabut lalu tambahkan 3tts ZnCl2 sekitar 10 menit setelah dikocok menjadi bening.
[28]
5. PEMBAHASAN
Perbedaan karakteristik alkohol primer, skunder, dan tersier ada pada atom C yang terikat, pada
alkohol primer atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 1 atom C, pada alkohol skunder
atom C yang terikat pada gugus OH mengikat 2atom C, pada alkohol tersier atom C yang terikat
pada gugus OH mengikat 3 atom C. Jadi disini pada percobaan dehidrasi alkohol menandakan
bahwa sifat kimia alkohol yaitu dapat menghasilkan gas. CO2 bila dipanaskan selain itu untuk
membedakan suatu alkohol dengan cara mereaksikannya, alkohol primer apabila dioksidasi
menghasilkan aldehid dan bila dioksidasi lagi menghasilkan asam karboksilat, alkohol skunder
dioksidasikan menghasilkan keton, alkohol tersier tidak terjadi oksidasi karena tidak ada atom H
yang terikat pada atom karbinol. Jadi disini prinsip uji lucas adalah membedakan senyawa
alkohol primer, skunder, dan tersier dengan reagen terbuat dari campuran asam asetat dan
sengklorida dimana alkohol primer tidak bereaksi, alkohol skunder bereaksi sedikit dan lambat,
sedangkan alkohol tersier bereaksi dengan cepat. Pada percobaan yang kami lakukan ternyata
didapatkan hasil pada larutan metanol yang di reaksikan dengan pereaksi lucas pada tabung I
setelah didiamkan ternyata masih tetap berwarna bening dalam hal ini tidak bereaksi dengan
pereaksi lucas sehingga metanol termasuk alkohol primer, pada tabung II setelah didiamkan
hasilnya bertambah keruh tetapi tidak berkabut shingga isoamyl alkohol juga termasuk alkohol
primer, dan pada tabung III sama seperti tabung I & II.
6. JAWAB PERTANYAAN
7. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa dari ketiga larutan tersebut tidak bereaksi
dengan pereaksi lucas atau hasilnya adalah uji negatif terhadap ZnCl2, karena larutan yang
dihasilkan bening. Ketiga larutan ini pada praktikum ini dapat saya golongkan termasuk alkohol
primer
[29]
DAFTAR PUSTAKA
[30]
1. Judul : Aldehid - Keton
2. Tujuan : Untuk membedakan aldehid dan keton dengann menggunakan reagen kimia.
3. Dasar Teori
Berdasarkan molekul sederhana, aldehida dan keton merupakan dua kelompok senyawa yang
saling berisomer satu dengan lainnya. Sedangkan struktur molekul lengkap, ke dua kelompok
senyawa berbeda satu dengan lainnya. Pada kelompok senyawa aldehida memiliki C-gugus karbonil
mengikat 1 atom H, dan terletak pada ujung rantai karbon senyawa aldehida. Pada keompok senyawa
keton memiliki C-gugus karbonil tidak mengikat atom H, dan terletak pada tengah rantai karbon
senyawa keton. Dengan demikian ke dua kelompok senyawa aldehida dan keton memiliki sifat fisika
dan sifat kimia berbeda satu dengan lainnya.
[31]
membara
- Celupkan spiral kedalam
metanol
- Ulangi langkah 4 & 5, duplo
- Amati dan bauilah aroma gas
yang terbentuk
3 Membedakan aldehid dan keton
1 Reagen AgNO3
- Persiapan reagen tollens
o Masukan 10ml
larutan 0,1M AgNO3
dalam gelas kimia
100ml bersih, tetes
IN NH3 endapan
yang terbentuk larut,
jangan tambahkan
NH3 berlebihan.
Kerjakan dengan
cepat agar Ag/Ag2O
tidak terbentuk
o Bagi campuran
tersebut kedalam 4
tabung reaksi bersih
o Teteskan 3tetes
formalin pada tabung
I, 3tetes asetaldehida
pada tabung II, 3tetes
aseton pada tabung
III, 3tetes
benzaldehida pada
tabung IV
o Panaskan ke dalam
penangas air. Amati
perubahan yang
terjadi.
Catatan: buanglah larutan bekas ke
dalam bak, disirami dengan air
sebanyak mungkin.
2 Reagen fehling Dilakukan 2percobaan (2tabung)
- Teteskan 5tetes fehling A dan 1) 5tetes fehling A + 5tetes
5tetes fehling B dalam fehling B + 3tetes aseton .
tabung I,II,III, 2) 5 tetes fehling A + 5tetes
fehling B + 3tetes
- Tambahkan 3tetes formalin benzaldehida
pada tabung I, larutan
setelah dipanaskan larut IV
3tetes asetaldehida pada
tabung II,
3tetes aseton pada tabung
III, Terdapat 2lapisan/tidak
larut.
[32]
3tetes benzaldehida pada
tabung IV setelah
dipanaskan tidak larut
-
- Panaskan kedalam penangas air
amati perubahan yang terjadi
3 Tes lodoform ( reaksi haloform) 2ml larutan lodium + NaOH 2N
- Siapkan 4buah tabung reaksi tetes demi tetes dari warna orange
bersih masukan kedalam berubah menjadi kuning lalu
masing-masing tabung 2ml berubah bening. Lalu tabung I +
larutan yodium aseton 3tetes dari bening jernih.
- Tambahkan tetes demi tetes Tabung II + benzaldehida 3tetes dari
ZN NaOH sampai warna jernih membentuk endapan minyak
yodium hilang berwarna kuning.
- Tambahkan 3tetes formalin
pada tabung I, 3tetes
asetaldehida pada tabung II,
3tetes aseton pada tabung III,
3tetes benzaldehida pada
tabung IV
- Amati perubahan yang terjadi
ANALISA DATA
1) Pada percobaan pembuatan metanol sepotong kawat yang telah ditetesi metanol lalu dipanaskan
dan dicium baunya menghasilkan bau yang menyengat lalu diulangi percobaan ini sebanyak 2
kali dihasilkan bau yang semakin menyengat menyerupai bau karbon
2) Pada percobaan menggunakan reagen fehling
dimana 5tetes reagen fehling A ditimbangkan tambah fehling B + aseton ternyata campuran ini
larut dan ketika di panaskan lagi semakin larut.
Pada percobaan kedua dimana 5tetes fehling A + fehling B + benzalsida ternyata campuran ini
tidak larut dan membentuk 2 lapisan.
3) Pada percobaan menggunakan reaksi haloform dimana pada tabung reaksi I dimasukan lodium
tambah NaOH ZN tetes demi tetes campuran yang mulanya berwarna orange berubah menjadi
kuning lalu menjadi bening tambahkan aseton 3tetes campuran seketika menjadi jernih.
Percobaan berikutnya pada tabung reaksi II masukan lodium tambahkan NaOH ZN tetes demi
tetes tambahkan 3tetes benzaldehida campuran yang mulanya jernih seketika membentuk
endapan minyak berwarna kuning.
5. PEMBAHASAN
o Pada percobaan ketiga yaitu uji lodoform. Uji ini merupakan uji spesifik untuk
menentukan keberadaan metil keton. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada perubahan.
dengan penambahan benzaldehida hasil yang diperoleh adalah campuran yang mulanya
jernih seketika membentuk endapan minyak berwarna kuning. Berdasarkan literature,
[33]
metil keton akan teroksidasi oleh lodida dalam larutan hidroksida. Metil keton akan
teroksidasi menjadi asam karboksilat, juga akan terbentuk endapan warna kuning yang
menjadi indikasi uji yang positif.
o Pada percobaan pertama aseton yang ditetesi dengan larutan fehling menghasilkan larutan
bening yang jernih hal ini menandakan bahwa aseton adalah golongan keton dimana
keton adalah suatu senyawa organic yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada
2 gugus alkil. Keton ini bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih
mudah menguap dari pada alkohol dan asam karboksilat. Karakteristik dari keton ini
adalah berupa cairan tak berwarna umumnya larut dalam air mempunyai titik didih yang
relative lebih tinggi dari pada senyawa nonpolar dan dapat direduksi oleh gas H2
menghasilkan alkohol skundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsue C,H,O.
Dan pada percobaan ke dua dimana 3tetes benzaldehida direaksikan dengan pereaksi
fehling menghasilkan endapan merah bata. Hal ini dikarenakan larutan benzaldehid
adalah aldehid. Berikut reaksinya:
R-CH0+ 2CuO R-COOH+CuO
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat
pada sebuah atau 2 buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih reaktif adisi, dapat
mengalami reaksi oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami
reaksi poli-meriasi. Karakteristik aldehid adalah berwujud gas pada suhu kamar dengan
bausedap, senyawa polar sehingga titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur
aldehid yaitu mengandung unsure C,H,O.
o Pada percobaan pembuatan metanal dengan mencelupkan kawat Cu pada metanol lalu
dibakar bagian ujungnya yang telah dibentuk spiral menghasilkan bau karbon hal ini
menandakan bahwa logam Cu adalah senyawa organic berupa aldehid.
- Reaksi
R-CH0+ 2CuO R-COOH+CuO
Pada reaksi ini menandakan adanya aldehid dimana berupa larutan endapan merah bata bila
direaksikan dengan larutan fehling.
6. JAWAB PERTANYAAN
7. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa dengan mereaksikan aseton dan benzaldehida
dengan pereaksi fehling dapat dibuktikan bahwa aseton merupan keton karena menghasilkan
larutan bening dan jernih sedangkan benzaldehida adalah aldehid karena menghasilkan larutan
merah bata setelah direaksikan dengan pereaksi fehlinng, begitupun dengan kawat cu yang
dibakar setelah dicelupkan dengan metanol menghasilkan bau khas carbon hal ini menunjukan
bahwa logam cu merupakan aldehid, dan pada uji iodoform dimana pada percobaan ini dapat
dibuktikan bahwa aseton adalah metil keton dan benzaldehida adalah aldehid.
[34]
DAFTAR PUSTAKA
[35]
1. Judul : Membuat Konsentrasi Zat/Obat
2. Tujuan : Mempelajari proses pembuatan konsentrasi zt/obat tertentu
3. Dasar Teori
Konsentrasi merupakan jumlah zat/obat dalam larutan atau senyawa hasil reaksi. Konsentrasi zat,
dapatdinyatakan dalam beberapa satuan antara lain :
o Molaritas
Menyatakan jumlah zat/bahan (makanan/0bat-obatan dll) dalam pelarut air atau pelarut lain,
sehingga memiliki kepekatan/konsentrasi tertentu dalam satu-satuan (mol/L).
atau
o Molalitas (m)
Jumlah zat yang dilarutkan dalam pelarut tertentu, yang dinyatakan dengan kg pelarut
[36]
o Normalitas (N)
Jumlah zat dalam pelarut tertentu yang dilihat dari sisi bilangan oksidasi atau valensi zat terlarut.
Mr zat terlarut
BE = valensi zat terlarut
Keterangan
BE = Berat Ekivaken
Pengenceran: V1M1 =V2M2
V1N1 = V2N2
V1%1 = V2%2
o Formalitas (F)
[37]
Berat zat terlarut (mg)
ppm = Volume larutan (L)
1) 50% Membuat metanol 25ml karena di lab yang tersedia 96% sesuai perumusan diatas
%1 X V1 = %2 X V2
96% X V1 = 50% X 25ml
V1 = 1250/96= 13,02ml
Jadi pipet 13,02ml metanol masukan dalam labu ukur 25ml tambahkan aquadest sampai 25ml
2) Membuat Benzaldehida 0,4ppm 50ml
V1 x %1 = V2 x %2
V1 x 99% = 100ml x 25%
V1 = 2500/99
= 25.25ml
Di pipet 25,25ml benzaldehid masukan dalam labu ukur 50ml
tambahkan aquadest 50ml, lalu buat pengenceran benzaldehid
[38]
3) Larutan NaOH 50ml 100ml
m = gram/mr x 1000/V
Timbang 0,0000004 yodium larutkan dengan aquadest sampai 100ml bila tidak larut bisa tambahkan KI
untuk mempermudah kelarutan yodium
5. PEMBAHASAN
6. KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan ketika membuat 50% membuat metanol 25ml di dapat pipet
13,02ml metanol yang di masukan ke dalam labu ukur 25ml dan tambahkan aquadest sampai 25ml.
Membuat Benzaldehida 0,4ppm 50ml mendapatkan hasil pipet 25,25ml benzaldehid yang di masukan
dalam labu ukur 50ml tambahkan aquadest 50ml. Hasil timbang 0,4gram NaOH di larutkan dengan
aquadest sampai 100ml,hampir sama dengan hasil timbang 1,8gram NaOH yang di larutkan dengan
aquadest sampai 100ml juga, sedangkan hasil timbang0,0000004 yodium larutkan dengan aquadest
sampai 100ml bila tidak larut bisa tambahkan KI untuk mempermudah kelarutan yodium.
[39]
DAFTAR PUSTAKA
[40]