PENDAHULUAN
2. Rantai bercabang
a. Rantai utama ( rantai C yang terpanjang ) sebagai rantai induk, sebagai gugus
alkil.
b. Rantai cabang sebagai gugus alkil
c. Penomoran dimulai dari atom C rantai utama yang terdekat dengan rantai
cabang.
d. Kadang- kadang terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang- cabang itu
sama, namanya tidak perlu disebut dua kali cukup diberi awalan di, untuk 2,
tri = 3, tetra = 4, dan seterusnya.
e. Jika cabang- cabang itu berbeda maka urukan penyebutannya adalah menurut
abjad huruf pertamanya.
f. Nomor cabang ditulis terlebih dahulu, kemudian penulisan rantai cabang
diikuti rantai utama ( Joan ,1985 ).
Sifat- sifat senyawa alkane meliputi sifat fisika dan sifat kimia yaitu:
1. Sifat fisika
a. Titik didih
itik didih semakin tinggi jika massa molekul relative makin besar, hal ini
berarti wujudnya akan berubah pada suhu kamar dari gas ke cair kemudian
padat.
2. Sifat kimia
a. Pada umumnya alkana sukar larut bereaksi dengan senyawa lain
b. Dalam oksigen berlebihan alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon
dioksida dan uap
c. Jika alkana direaksikan dengan unsure- unsure halogen ( F2,Cl2,Br2, I2 ) atom-
atom H pada alkana akan digantikan oleh atom- atom halogen.
Apabila sebuah zat molekul larut dalam air maka terjadi hal- hal seperti
berikut :
a. Gaya tarik antara molekul- molekul zat menjadi hilang. Untuk alkana gaya
tarik tersebut adalah gaya disperse vander walls.
b. Karena menghilang gaya tarik- menarik maka zat bisa bercampur dengan
molekul- molekul air.
Pada kebanyakan pelarut organic gaya tarik utama antara molekul- molekul
pelarut adalah gaya van der walls, baik gaya dispersi maupun gaya tarik polar, ini
berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organic maka gaya
tarik van der walls terputus dan diganti dengan gaya van der walls yang baru. (
Fesenden . 1990 )
Sumber alkana yang paling banyak adalah minyak bumi, dan gas alam.
Alkana diperoleh dari minyak bumi dengan cara destilasi bertingka. Alkana
merupakan senyawa hidrokarbon jenuh disebut parafin yang mempunyai arti daya
gabung kecil, rantai karbon pada alkana dapat lurus bercabang, alisiklik.
Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari- hari
1. Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin bensin, dan bakar.
2. Pelarut dalam berbagai karbon
3. Pemanas adalah alkana suhu tinggi ( Anis, 2004 ).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah percobaan tentang cara
pembuatan senyawa alkana atau sesuatu senyawa direaksikan dengan senyawalain
dan membentuk senyawa alkana.
Pada reaksi ini melibatkan antara NaOH dan natrium karbonat pada
percobaan pertama pada saat 2 gr natrium karbonat dengan 2 gr NaOH digerus 1 gr
+ 4 ml air dipanaskan menghasiklakn cairan yang berwarna putih dengan lapisan
cairan diatas permukaan tidak menghasilkan bau. Sedangkan pada percobaan kedua
2 gr natrium karbonat ditambahkan NaOH dipanaskan menghasilkan cairan kental
berwarna putih susu dengan uap pada dinding tabung, serta menghasilkan bau
busuk atau menyengat.
Reaksinya: NaOH + Na2CO3 + 2H2O ↔ NaOH + Na2CO3 + 2H2O
Dalam reaksi ini tidak menghasilkan senyawa alakana karena reaksinya
reversible dari pada kedua reaksi tidak mengandung senyawa alkana seperti metana
(CH4) . Maka dari itu reaksi tersebut tidak termasuk dalam senyawa hidrokarbon
alifatis jenuh (alkana).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Senyawa alkana sukar larut dalam air
2. Dalam campuran Na2CO3 + NaOH berwarna bening dan terdapat endapan
putih
3. Pada saat campuran ditambahkan 4 ml air campuran tersebut menjadi keruh
setelah dipanaskan
4. Pada 1 gr campuran NaOH + Na2CO3 membentuk cairan kental warna putih
susu, setelah dipanaskan menghasilkan bau busuk
5.2 Saran
Pada percobaan ini kita diharapkan untuk lebih peka terhadap reaksi yang
terjadi yaitu reaksi yang menghasilkan bau yang menyengat.
DAFTAR PUSTAKA
Anis, Dyah Rufaida. 2010. Kimia SMA. Jakarta: PT. Intan Parawira.
Fesenden. 1999. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Joan, S. Fesenden. 1985. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN II
GAMBAR ALAT
Tabung reaksi
Mortar
Bunsen