Anda di halaman 1dari 87

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I

Dibuat oleh:
Adhitya Sukma Trijaya
0621.10.006

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
2012
HIDROKARBON
Tujuan
1. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi dalam pembuatan alkana ( metana ).
2. Untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada benzena.

Dasar Teori
A. Hidrokarbon

Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling


sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang
tersusun dari atom hidrogen dan karbon. Senyawa hidrokarbon digolongkan
atas beberapa jenis.

Berdasarkan susunan atom karbon dan molekulnya dibagi atas:


1. Senyawa alifatik, yaitu karbon yang rantai Cnya terbuka dan rantai C
itu memungkinkan bercabang. Senyawa alifatik ada 2 macam yaitu:
a. Alifatik jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya hanya
berisi ikatan tunggal saja, golongan ini disebut alkana.

CH3-CH2-CH3

b. Alifatik tidak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C nya


terdapat ikatan rangkap. Jika mempunyai ikatan rangkap 2 disebut
alkena sedangkan jika rangkap 3 disebut alkuna.

CH2=CH-CH3 (alkena ) dan CH=C-CH3 ( Alkuna )


2. Senyawa siklik, yaitu senyawa karbon yang rantai C nya tertutup.
Senyawa siklik ada 2 macam yaitu:
a. Alisiklik adalah senyawa karbon alifatik yang membentuk rantai
tertutup.

b. Aromatik adalah senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom karbon


yang membentuk rantai benzena ( ikatannya berkonjugasi dan
mempunyai bau yang harum ).

B. Metana
Alkana memiliki sifat yang tidak reaktif dibandingkan dengan senyawa
organik yang memiliki gugus fungsional, karena sifat kurang reaktif inilah,
maka kadang-kadang alkana disebut sebagai ‘parafin’ yang artinya afinitasnya
kecil sekali, 2 jenis reaksi yang dapat dilakukan alkana antara lain reaksi
halogenisasi dan reaksi pembakaran.

Metana adalah golongan alkana paling sederhana yang berbentuk gas


dengan rumus CH4. Metana murni tidak berbau, sebagai komponen utama gas
alam, metana adalah sumber bahan bakar utama. Pembakaran sempurna
metana akan menghasilkan karbondioksida dan air, dengan reaksi:

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O

Alkana ( metana ) dapat dibuat dengan memanaskan garam natrium


dari asam karboksilat dengan sodaline. Sodaline merupakan campuran dari
NaOH dan KOH. Sodaline lebih mudah digunakan daripada hanya NaOH
saja. Reaksi umum yang terjadi adalah:

RCOONa + NaOH → RH + Na2CO3

C. Benzena
Benzena merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta
mempunyai bau yang manis. Benzena termasuk kedalam senyawa aromatik
dengan rumus C6H6 yang mempunyai rantai siklis dan ikatan rangkap yang
berseling. Walaupun mempunyai ikatan rangkap, benzena tidak dapat
mengalami reaksi adisi dan hanya dapat mengalami reaksi subtitusi. Reaksi
pada benzena yaitu:

1. Subtitusi alkilasi, yang masuk gugus alkil ( R )


2. Subtitusi halogenasi, yang masuk halogen ( X )
3. Subtitusi dengan alkohol, esterifikasi asam benzoat
4. Nitrifikasi, pembentukan nitrobenzena
5. Sulfonasi, pembentukan sulfobenzena
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Pipa
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Pembakar spirtus
8. Piala gelas

B. Bahan
1. NaOH
2. KOH
3. Metana
4. Air Brom
5. HNO3 pekat
6. H2SO4 pekat
7. Benzena
Cara Kerja
A. Metana
1. Campurkan Na asetat dengan sodalime ke dalam tabung reaksi kering
kira-kira sepertiga tabung.
2. Sambungkan dengan suatu pipa yang dilengkungkan.
3. Masukkan ujung pipa ke dalam tabung reaksi yang mengandung air brom
( ujung pipa tercelup ke dalam air Brom ).
4. Campuran tersebut dipanaskan dan gas metana yang dihasilkan akan
mengalir ke dalam tabung reaksi yang berisi air Brom.
5. Kocok dengan benar dan amati warna air Brom akan menghilang.

B. Benzena
1. a. Catat baunya yang khas.
b. Taruh beberapa tetes Benzena pada tutup cawan, kemudian bakar
dengan api langsung. Amati nyala yang berjelaga.
2. a. Campurkan 1 ml asam nitrat pekat dan 2 ml asam sulfat pekat ke
dalam tabung reaksi kering ( dilakukuan di ruang asam ).
b. Tabung reaksi didingikan di bawah air kran.
c. Ditambahkan 1 ml Benzena, kocok dengan benar sambil didinginkan di
bawah air yang mengalir.
d. Akan terbentuk endapan Nitrobenzena di dasar tabung yang berbau
khas.
Pengamatan

Senyawa Perlakuan Pengamatan


+ sodalime terbentuk metana
Natrium asetat
dialirkan ke air brom warna air brom memudar
( pembuatan metana )
   
cium baunya berbau khas manis
dibakar pada tutup cawan cawan menjadi berjelaga
   
Benzena + asam nitrat pekat
+ asam sulfat pekat terbentuk endapan kuning
( sambil didinginkan dengan air ) nitrobenzena
 
Pembahasan
Pada percobaan bab hidrokarbon kali ini senyawa yang digunakan adalah
metana dan juga benzena. Senyawa metana mewakili senyawaan hidrokarbon
yang mempunyai rantai C terbuka dan benzene mewakili senyawaan hidrokarbon
dengan rantai C tertutup.

Pembuatan metana dapat dilakukan dengan mereaksikan garam dari asam


karboksilat seperti Natrium Asetat dengan sodaline ( NaOH dan KOH ), reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:

CH3COONa + NaOH → CH4 + Na2CO3

Gas metana yang terbentuk selanjutnya akan ditangkap oleh air brom
sehingga warna air brom akan menghilang, ini merupakan reaksi halogenisasi
alkana yaitu reaksi antara alkana dengan golongan halogen. Metana direaksikan
dengan Br2 maka akan menghasilkan senyawa berupa metil bromida dan HBr
sehingga warna air brom lama kelamaan akan memudar atau bahkan hilang,
reaksinya adalah sebagai berikut:

CH4 + Br2 → H3C-Br + HBr

Benzena mempunyai bau yang khas yaitu aroma harum karena merupakan
senyawa aromatik yang mempunyai ikatan rangkap berseling-seling serta ikatan
rangkapnya dapat berkonjugasi. Ciri lainnya dari benzena adalah akan
meninggalkan jelaga pada cawan apabila dipanaskan, reaksi pembakaran benzene
adalah sebagai berikut:

C6H12 + 19O2 → 6CO2 + 6H2O Pembakaran sempurna

C6H12 + 6O2 → 6CO + 6H2O Pembakaran tidak sempurna

C6H12 + 3O2 → 6C + 6H2O Pembakaran tidak sempurna


Percobaan selanjutnya disebut nitrifikasi, yaitu reaksi antara benzena
dengan asam nirat yang dapat membentuk nitrobenzena, reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:

C6H6 + HNO3 → C6H5NO2 + H2O

Gugus –NO2 disubtitusikan pada senyawaan cincin benzena dengan


bantuan H2SO4 pekat sebagai katalisator, untuk mendapatkan hasil nitrifikasi yang
baik maka harus dilakukan pada suhu kurang lebih 50 oC dengan bertambahnya
suhu maka gugus –NO2 akan lebih mudah tersubtitusi. Dalam praktiknya apabila
suhu terlalu tinggi maka benzena akan mudah menguap maka dari itu harus segera
didinginkan dibawah air yang mengalir sambil dikocok dengan kuat sehingga
reaksi akan berlangsung dan terbentuk endapan kuning nitrobenzena.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada senyawa
hidrokarbon yaitu metana yang mewakili rantai karbon terbuka dapat dibuat dari
reaksi garam karboksilatnya dengan suatu sodalime, sedangkan untuk benzena
yang mempunyai rantai karbon tertutup dapat melakukan reaksi subtitusi yaitu
nitrifikasi menghasilkan nitrobenzena.
ALKOHOL
Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat dan reaksi yang terjadi pada etanol.
2. Untuk mengetahui sifat dan reaksi yang terjadi pada gliserol.
3. Untuk mengetahui sifat dan reaksi yang terjadi pada pentanol.
4. Untuk mengetahui sifat dan reaksi yang terjadi pada fenol.

Dasar Teori
A. Alkohol
Alkohol adalah senyawa-senyawa alkana yang satu atau lebih atom
hidrogennya digantikan oleh gugus –OH. Rumus umum dari alkohol adalah
R-OH dimana R merupakan suatu alkil.

CH3-CH2-OH (etanol atau etil alkohol ), merupakan salah satu contoh


dari alkohol. Berdasarkan posisi gugus –OH dalam rantai atom karbonnya,
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis alkohol, yaitu:

1. Alkohol primer, dimana atom karbon yang membawa gugus –OH hanya
terikat pada satu gugus alkil.

2. Alkohol sekunder, dimana atom karbon yang mengikat gugus –OH


berikatan langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa
sama atau berbeda.
3. Alkohol tersier, dimana atom karbon yang mengikat gugus –OH
berikatan langsung dengan tiga gugus alkil yang bias merupakan
kombinasi alkil yang sama atau berbeda.

Sedangkan berdasarkan jumlah gugus fungsinya, alkohol dibedakan menjadi :


1. Alkohol monovalen, adalah senyawa alkohol yang mempunyai satu gugus
fungsional –OH seperti etanol dan propanol.
CH3-CH2-OH ( etanol )
2. Alkohol polivalen, adalah senyawa alkohol yang mempunyai lebih dari
satu guugus fungsional –OH.
CH2OH-CH2OH ( etanadiol )
CH2OH-CHOH-CH2OH (propanatriol/gliserol)

Karena alkohol mempunyai gugus fungsi, maka sifatnya lebih reaktif


jika dibandingkan dengan alkana, beberapa reaksi spesifik dari alkohol adalah
sebagai berikut :

1. Reaksi dengan logam aktif, atom H dari gugug –OH dapat disubtitusikan
oleh logam aktif seperti natrium dan kalium membentuk alkoksida dan gas
hidrogen. Reaksi ini menunjukan alkohol bersifat sebagai asam lemah
( lebih lemah dari air ).
C2H5OH + 2 Na → C2H5ONa + H2
(Na etoksida)
2. Subtitusi gugus –OH oleh halogen, gugus –OH dapat disubtitusikan oleh
atom halogen bila direaksikan dengan HX pekat, PX3 atau PX5 ( X =
halogen ).
C2H5OH + HCl pekat → C2H5Cl + H2O
3 C2H5OH + PCl3 → 3 C2H5Cl + H3PO3
C2H5OH +PCl5 → C2H5Cl + POCl3 + HCl

3. Oksidasi alkohol, alcohol sederhana mudah terbakar membentuk


karbondioksida dan uap air dengan reaksi:
C2H5OH (l) + 3 O2 → 2 CO2 (g) + 3 H2O (g) + kalor

Dengan zat-zat pengoksidasi seperti K2Cr2O7 dalam suasana asam alkohol


akan teroksidasi sebagai berikut:
a. Alkohol primer membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam karboksilat.

Reaksi oksidasi etanol ( alkohol )

Menghasilkan etanal ( aldehida )


Etanal yang dihasilkan dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi asam
asetat ( asam karboksilat )

b. Akohol sekunder membentuk keton

reaksi

c. Alkohol tersier tidak teroksidasi


4. Pembentukan ester ( esterifikasi ), alcohol bereaksi dengan asam
karboksilat membentuk ester dan air.

5. Dehidrasi alkohol, jika alcohol dipanaskan bersama asanm sulfat pekat


akan mengalami dehidrasi ( melepas molekul air ) membentuk eter atau
alkena. Pemanasan pada suhu sekitar 1300C akan menghasilkan eter,
sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 1800C akan menghasilkan alkena,
reaksi yang berlangsung:

B. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol yang lebih dikenal dengan alkohol
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna
bersifat penarik air dan mempunyai bau khas dengan warna nyala biru.

Etanol masuk ke dalam alkohol rantai tunggal dengan rumus CH3-


CH2-OH yang berisomer dengan dimetil eter CH 3-O-CH3. Etanol dapat campur
dengan air dalam segala perbandingan dan merupakan pelarut yang baik untuk
garam anorganik dan juga gas.

Etanol dapat dibuat secara petrokimia melalui hidrasi etilena, dengan


reaksi: C2H4 + H2O → CH3CH2OH
Ataupun dapat pula dibuat dari hasil fermentasi gula dengan bakteri
Saccharomyces cereviceae, dengan reaksi:

C6H12O6 → 2 CH3CH2OH + 2 CO2

C. Gliserol
Gliserol, gliserin, atau 1,2,3-propanatriol yang mempunyai rumus
CH2OH.CHOH.CH2OH adalah suatu alkohol jenuh bervalensi 3, alkohol
primer atau sekunder. Gliserol merupakan senyawa gliserida yang paling
sederhana dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Pada
suhu kamar, berupa zat yang tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus.
Gliserol menyusun berbagai macam lipid, termasuk gliserida, terasa manis
saat dikecap namun bersifat racun, diperoleh dari proses saponifikasi lemak
hewan.

D. Pentanol
Pentanol dengan nama trivialnya amil alkohol mempunyai rumus
kimia C5H11OH, titik didihnya 138oC dipakai sebagai pelarut. Bila 1-pentanol
direaksikan dengan asam butanoat maka akan menghasilkan ester pentil
butirat yang harum seperti aprikot sedangkan bila 1-pentanol direaksikan
dengan asam asetat akan terbentuk ester amil asetat ( pentil asetat ) yang
harum seperti pisang. Pentanol mempunyai 8 isomer yaitu:

1. 1-pentanol / n-amil

2. 3-metil-1-butanol / isobutyl karbinol / isoamil alcohol / isopentil alcohol


3. 2-metil-1-butanol / aktif amil alcohol

4. 2,2-dimetil-1-propanol / tersier butyl karbinol / neopentil alcohol

5. 3-pentanol / dietilkarbinol

6. 2-pentanol / metal (n) propel karbinol

7. 3-metil-2-butanol / metil isopropyl karbinol

8. 2-metil-2-butanol / dimetil etil karbinol / tersier amil alcohol

E. Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol mempunyai bentuk fisik kristal
tak berwarna yang berbau khas merupakan senyawa aromatik yang
mengandung gugus –OH yang terikat pada salah satu atom C yang berikatan
rangkap. Pada gugus –OH tersebut berlaku sebagai asam lemah ( lebih lemah
dari asam karboksilat ) sehingga dengan basa dapat membentuk garam yang
disebut fenoksida. Fenol dapat juga menghailkan ester. Berikut adalah
senyawaan fenol:
Fenol didapatkan melalui proses oksidasi sebagian pada benzena atau
asam benzoat dengan proses Raschig atupun dari hasil proses oksidasi
batubara. Fenol digunakan sebagai antiseptik dan pembuatan obat-obatan.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Pembakar spirtus
7. Piala gelas

B. Bahan
1. Etanol
2. Asam sulfat pekat
3. Kalium dikromat
4. Asam asetat pekat
5. Larutan iodium 0.1 N
6. Gliserol
7. Kalium hydrogen sulfat
8. Pentanol
9. Fenol
10. NaOH
11. Besi (III) klorida
12. HCl
13. Air brom
Cara Kerja
A. Etanol
1. a. Ditambahkan beberapa tetes etanol ke dalam air, catat dan perhatikan
kelarutannya dalam air.
2. a. Kedalam campuran A, ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat
dan sedikit Kalium atau Natrium dikromat.
b. Dipanaskan campuran tadi pada penangas, amati dan catat bau serta
perubahan warna yang terjadi.
3. a. Dicampurkan 1 ml alkohol dan 1 ml asam asetat pekat ke dalam
tabung.
b. Ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat, kocok dengan benar.
c. Dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air ( jangan sampai
mendidih ).
d. Dituangkan isinya kedalam air dan cium bau harum etil asetat.
4. a. Dicampurkan kira-kira 10 tetes alkohol dengan 5 ml larutan Iodium
0.1 N.
b. Ditambahkan NaOH perlahan- lahan sambl dikocok sampai larutan
menjadi kuning.
c. Dipanaskan sebentar di penangas dan dinginkan segera dalam air
sambil dikocok kuat ( dilakukan secara ulang sampai warna cairan
menjadi keruh).
d. Terbentuk endapan kuning muda lembut.

B. Gliserol
1. a. Diamati bahwa gliserol sangat kental dan dapat campur/larut dalam
segala perbandingan air.
2. a. Dimasukkan beberapa tetes gliserol ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan Kalium hydrogen sulfat sebanyak 2x gliserol
c. Dipanaskan campuran tersebut pada penangas dan di cium bau tajam
Akrolein yang terbentuk .
C. Pentanol
1. a. Ke dalam tabung reaksi yang mengandung air, ditambahkan tetes demi
tetes amil alkohol sambil dikocok. Dicatat sampai kapan alkohol ini
dapat larut ( sedikit kelarutannya dalam air dalah sifat daru alkohol
yang mempunyai rantai karbon lebih dari 4 ).
2. a. Dicampurkan 1 ml amil alcohol dan 1 ml asam asetat pekat ke dalam
tabung reaksi.
b. Ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat, kocok dengan benar.
c. Dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air ( jangan sampai
mendidih ).
d. Dituangkan isinya kedalam air dan cium bau harum amil asetat.

D. Fenol
1. a. Catat bau khas dari zat ini.
2. a. Ditambahkan sedikit demi sedikit hablur fenol kedalam 2 ml air pada
tabung reaksi.
b. Kocok dengan benar setiap penambahan dan amati kelarutannya.
c. Mula-mula fenol akan melarut, teteapi bila air telah jenuh penambahan
fenol akan terpisah menjadi 2 larutan.
d. Dipanaskan campuran tersebut sambil di kocok.
e. Pada suhu 680C campuran tersebut akan menjadi homogen.
f. Dimati hasil yang terjadi setelah campuran dingin.
g. Campuran dibagi 2.
3. a. Ditambahkan larutan NaOH ke dalam sebagian larutan tersebut.
b. Diamati fenol lama- lama akan menghilang karena terbentuk Na
fenolat (C6H5ONa).
4. a. Sebagian lagi larutan diencerkan sampai lapisan fenol melarut semua.
b. Larutan ini selanjutnya dibagi menjadi 2 bagian.
c. Pada bagian pertama, ditambahkan Feriklorida ( FeCl3 )maka warna
ungu akan dihasilkan.
d. Ditambahkan HCl, diamati warna ungu yang tadi dihasilkan akan
menghilang.
5. a. Kedalam bagian lain percobaan (4), kemudian ditambahkan air brom
maka endapan putih Tribromfenol akan terbentuk.
Pengamatan

Senyawa Perlakuan Hasil Pengamatan


Dicampurkan dengan air (A ) larut dalam segala perbandingan

A + asam sulfat pekat


+ kalium dikromat perubahan warna kuning menjadi
campuran dipanaskan hijau dan aroma seperti pisang
 
+ asam asetat pekat
+ asam sulfat pekat
Etanol
campuran dipanaskan tercium aroma seperti nanas
dituang ke dalam air
 
+ larutan iodium
+ NaOH sampai kuning terbentuk endapan kuning yang
dipanaskan dan dinginkan sangat halus sekali
sambil kocok kuat
   

Diamati kelarutan dalam air larut dalam segala perbandingan

Gliserol + kalium hydrogen sulfat


campuran dipanaskan tecium aroma seperti ubi rebus
 

Diamati kelarutan dalam air larut sampai 10 tetes

+ asam asetat pekat


Pentanol
campuran dipanaskan tercium aroma seperti pisang
dituang kedalam air
   
     
Senyawa Perlakuan Hasil Pengamatan
Dicium aromanya bau khas fenol
awalnya larut, lama-lama menjadi
+ air, amati kelarutanya
jenuh ( keruh )
campuran dipanaskan larutan menjadi bening ( suhu 68OC )
campuran didinginkan (A) larutan keruh kembali
   

Fenol A + NaOH menjadi jernih

A diencerkan dengan air (B) larut semua menjadi jernih


B + FeCl3 berwarna ungu pekat
campuran + HCl warna ungu memudar sampai hilang
   
B + air brom terbentuk endapan putih
   
Pembahasan
Etanol mempunyai sifat larut dengan air pada semua perbandingan,
namun pada pencampuran tersebut terjadi kontraksi yaitu berkurangnya volume
akhir larutan, misalnya 52 ml alcohol + 48 ml air hanya akan menghasilkan 96,3
ml saja larutan.

Selanjutnya adalah reaksi oksidasi etanol menggunakan kalium dikromat


pada suasana asam sulfat. Cr6+ pada kalium dikromat akan direduksikan menjadi
Cr3+, hal inilah yang menyebabkan warna larutan berubah dari kuning( Cr 6+ )
menjadi hijau ( Cr3+ ), reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O

Sedangkan untuk etanol yang merupakan alkohol primer maka akan


teroksidasi menjadi aldehida, Aldehida yang terbentuk adalah asetaldehida yang
mempunyai aroma harum seperti buah pisang, reaksinya adalah sebagai berikut:

3CH3CH2OH + Cr2O72- + 8H+ → 3CH3CHO + 2Cr3+ + 7H2O

Apabila suatu alkohol direaksikan dengan asam karboksilat maka akan


menghasilkan suatu ester, reaksi ini dimanakan esterifikasi. Etanol yang
direaksikan denga asam asetat akan menghasilkan ester yaitu etil asetat yang
mempunya aroma harum seperti buah nanas, reaksinya adalah:

4,Rumus esterifikasi
Dapat dilihat pada gambar, asam asetat yang mengandung gugus –COOH
direaksikan dengan etanol yang mengandung gugus –OH maka hirogen pada
gugus –COOH akan digantikan oleh alkil pada etanol sehingga terbentuklah ester
dengan rumus umumnya RCOOR’.
Pereaksi iodoform digunakan untuk mengidentifikasi gugus CH3CH(OH)
dalam alkohol. Laritan iodium dimasukkan dalam sedikit alkohol, diikuti dengan
NaOH untuk menghilangkan warna iodine, hasil akan positif apabila timbul
endapan triiodometana yang berwarna kuning pucat pasi ( kuning muda lembut ),
reaksi yang terjadi adalah:

2NaOH + I2 → NaOI + NaI + H2O, ( terbentuk natrium hipoiodit) dibagi dalam


3 langkah reaksi yaitu:

1. Oksidasi terjadi untuk memberikan:

CH3CH2OH + NaOI → CH3CHO + NaI +H2O

2. Iodinasi berlangsung:

CH3CHO + 3NaOI → CI3CHO + 3 NaOH ( Triiodoacetaldehida atau


Iodal )

3. Pembelahan terjadi untuk membentuk iodoform:

CI3CHO + NaOH → CHI3↓ + HCOONa ( Iodoform endapan kuning )

Reaksi lengkapnya adalah:

CH3CH2OH + 4 I2 + 3Na2CO3 → CHI3 ↓ + HCOONa + 5NaI + 2H 2O +


3CO2

Gliserol menurut sifatnya dapat bercampur dengan cairan kental pada suhu
ruang dan dapat campur dengan air dalam segala perbandingan. Percobaan
selanjutnya mereaksikan gliserol dengan kalium hydrogen sulfat, reaksi yang
terjadi merupakan reaksi dehidrasi gliserol, reaksi ini dapat terjadi pada suhu
tinggi yaitu sekitar 210oC. Hasil dehidrasi berupa aldehida alifatik tak jenuh yang
mempunyai aroma khas dan disebut akroleina atau propenal. Reaksi ini
digunakan untuk mengidentifikasi gliserol walaupun tidak spesifik, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
5,REAKSI DEHIDRASI
GLISEROL
Pentanol atau amil alkohol merupakan alkohol yang mempunyai 5 rantai
C, berdasarkan sifat dari alkohol yang mempunyai rantai karbon lebih dari 4 maka
kelarutannya dalam air hanya sedikit. Dari hasil percobaan yang dilakukan,
pentanol masih dapat larut dalam air sebanyak 10 tetes, dan selanjutnya tidak
dapat larut kembali.
Apabila pentanol direaksikan dengan asam asetat dalam suasana asam
sulfat pada suhu tinggi maka akan terjadi reaksi esterifikasi, yaitu reaksi antara
alkohol dengan asam karboksilat menghasilkan ester. Ester yang terbentuk adalah
amil asetat yang mempunyai aroma seperti buah pisang, reaksinya adalah sebagai
berikut:

6,REAKSI ESTERIFIKASI
Fenol mempunyai bau yang khas dan kelarutan yang terbatas di dalam air
yaitu 8.3 gr/100 ml. Apabila lebih dari itu maka fenol tidah akan larut dalam air
dan akan terdiri dari 2 lapisan, tetapi akan menyatu kembali jika dipanaskan pada
suhu 680C.

Sifat fenol yang cenderung asam maka dapat melepaskan ion H +


sehinggga dapat bereaksi dengan NaOH yang merupakan basa menghasilkan
Natrum fenoksida yang larut dalam air, reaksinya adalah:

C6H5OH + NaOH → C6H5ONa + H2O

Fenol jika direaksikan dengan senyawa FeCl3 dengan segera akan


membentuk warna ungu yang pekat, itu adalah salah satu cara untuk
mengidentifikasi keberadaan fenol, dan warna ungu akan memudar atau bahkan
hilang bila ditambahkan dengan pereaksi HCl, reaksinya:

3 C6H5OH + FeCl3 → Fe(C6H5O)3 + 3 HCl

Fe(C6H5O)3 + 3 HCl → 3 C6H5OH + FeCl3


Kesimpulan
Alkohol adalah senyawa-senyawa alkana yang satu atau lebih atom
hidrogennya digantikan oleh gugus –OH. Rumus umun dari alkohol adalah R-OH
dimana R merupakan suatu alkil.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan di dapatkan pengujian untuk
sifat-sifat alkohol yaitu reaksi esterifikasi yang menghasilkan ester, reaksi
oksidasi alkohol menjadi aldehida atau keton, dehidrasi gliserol, uji kloroform
untuk senyawaan yang mengandung alkil metil maka terbentuk endapan kuning
muda dan uji fenol menggunakan FeCl3 menghasilkan warna ungu.
ALDEHIDA
Tujuan
1. Untuk mengetahui beberapa jenis aldehida.
2. Mengetahui sifat-sifat dari aldehida.
3. Melakukan uji identifikasi aldehida.

Dasar Teori
A. Aldehida
Aldehida atau alkanal adalah sutu senyawa yang mengandung gugus
karbonil –C=O yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen,
struktur aldehida adalah R-CHO. Berikut ini merupakan sifat-sifat dari
aldehida:

1. Senyawa-senyawa aldehida dengan jmlah atom C rendah ( 1-5 atom C )


sangat mudah larut dalam air. Sedangkan dengan jumlah atom C lebih dari
5 sukar larut dalam air.
2. Merupakan senyawa polar. TD aldehida > senyawa nonpolar.
3. Aldehida dapat dioksidasi membentuk asam karboksilatnya, zat
pengoksidasi biasanya berupa KMnO4 atau K2Cr2O7 dalam suasana asam,
berikut ini reaksinya:

8,REAKSI OKSIDASI ALDEHIDA


4. Aldehida dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primer, reaksi
ini disebut hidrogenasi menggunakan Pt atau Ni sebagai katalisnya, reaksi
yang terjadi adalah:

9,REAKSI REDUKSI ALDEHIDA


Contoh dari senyawa aldehida yang paling sederhana adalah
metanal atau biasa lebih dikenal sebagai formaldehida, beberapa kegunaan
dari aldehida:

1. Larutan formaldehida 40% dalam air dikenal dengan nama formalin


digunakan untuk mengawetkan spesimen biologi dalam laboratorium
musium.
2. Formaldehida digunakan senagai insektisida, bahan pembuatan plastik, dll.
3. Asetaldehida/etanal untuk bahan baku karet buatan, asam cuka, alkohol,
kloroform, dll.
4. Senyawa transsinamaldehida dalam kayu manis sebagai penambah aroma
masakan.

Pembuatan aldehida, dapat dilakukan dengan 2 cara:

1. Oksidasi lemah alkohol primer menggunakan oksidator K2Cr2O7 dalam


suasana asam.

10,Reaksi

Produk aldehida komersil dibuat dengan mereaksikan alkohol primer dan


udara menggunakan katalis tembaga dan pemanasan.
11, reaksi

2. Oksidasi dari metilbenzena


3. Reduksi dari asam klorida

Untuk mengidentifikasi keberadaan gugus aldehida dapat dilakukan


dengan menggunakan 4 macam pereaksi yaitu:
1. Pereaksi Tollens, adalah larutan perak dalam ammonia, dapat dianggap
sebagai Ag2O yang mengoksidasikan aldehida sehingga membebaskan Ag
yang dikenal sebagai cermin perak.

2. Pereaksi Fehling terdiri atas Fehling A dan Fehling B, reaksi dengan


aldehida akan menghasilkan endapan merah bata dari Cu2O.

3. Pereaksi Schiff
4. Pereaksi bisulfit

13,REaksi

B. Formaldehida
Senyawa formaldehida atau disebut juga dengan metanal, merupakan
aldehida berbentuk gas dengan rumus kimia HCHO. Meskipun dalam udara
bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air
( seperti formalin merupakan formaldehida 40% dalam air ). Formaldehida
mempunyai sifat lebih reaktif dibanding aldehida lainnya.

Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol.


Katalis yang digunakan berupa logam perak atau campuran oksida besi dan
molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi lebih sering digunakan
( proses Formox ), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada suhu 250 oC dan
menghasilkan formaldehida:
2CH3-OH + O2 → 14,formaldehida + H2O

Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan pada


temperature yang lebih tinggi yaitu 650oC. dalam hal ini, akan ada 2 reaksi
sekaligus yang menghasilkan formaldehida, satu yang seperti di atas,
sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi.

CH3-OH → 15,formaldehida + H2

C. Asetaldehida
Asetaldehida, atau menurut IUPAC disebut etanal adalah sebuah
senyawa organik dari kelompok aldehida dengan rumus kimia CH 3CHO atau
MeCHO. Senyawa ini merupakan cairan tidak berwarna yang larut dalam
segala perbandingan dengan air, mudah terbakar serta mempunyai bau tajam
seperti buah-buahan. Asetaldehida terdapat dalam buah-buahan dan kopi yang
sudah matang serta roti segar. Senyawa ini dihasilkan oleh tumbuhan dan
metabolisme normalnya. Asetaldehida juga merupakan zat antara dalam
produksi asam asetat dan beberapa ester serta zat-zat kimia lainnya.

D. Dekstrosa
Dekstrosa adalah bentuk alami dari D-glukosa, merupakan suatu gula
monosakarida mempunyai rumus CH2OH.(CHOH)4.CHO. termasuk dalam
senyawa aldehida karena mengandung gugus –CHO. Dekstrosa terbentuk
akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Berikut ini
adalah struktur dari D-glukosa:
E. Benzaldehida
Benzaldehida adalah senyawa organik yang terdiri dari cincin benzena
dengan subtituen formil, mempunyai rumus C6H5CHO. Senyawa ini
merupakan aldehida aromatik sederhana yang mempunyai ciri fisik cairan
tidak berwarna dan berbau khas seperti almond.
Benzaldehida dapat diperoleh dengan beberapa cara, saat ini klorinasi
fase cair dan oksidasi toluena adalah cara yang paling sering digunakan.
Banyak metode lain telah dikembangkan, seperti oksidasi parsial alkohol
benzil, hidrolisis alkali benzal klorida dan carbonylation benzene.
Benzaldehida dapat disintesis dari cinnamaldehida yang diperoleh dari minyak
kayu manis setelah diekstrak menggunakan air atau alkohol pada suhu antara
90oC dan 150oC ( paling sering natrium karbonat atau bikarbonat ) selama 5
sampai 80 jam, setelah itu dilakukan penyulingan sehingga dihasilkan
benzaldehida, reaksi ini juga menghasilkan asetaldehida. Berikut ini adalah
struktur dari benzaldehida.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Pipa
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Pembakar spirtus
8. Piala gelas

B. Bahan
1. Formaldehida
2. HCl pekat
3. Larutan NaOH
4. Larutan AgNO3
5. Larutan NH4OH
6. Pereaksi Schiff
7. Pereaksi Fehling
8. Pereaksi bisulfit
9. Pereaksi Tollens
10. Asetaldehida
11. Dekstrosa
12. Benzaldehida
Cara Kerja
A. Formaldehida
1. a. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
b. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan
dibuang dan dibilas dengan air.
c. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak
nitrat AgNO3.
d. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan
hitam (endapan sudah sempurna).
e. Ditambahkan laritan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
f. Ditambahkan larutan formaldehida secukupnya.
g. Dipanaskan dalam penangas air, endapan Ag ( cermin perak ) akan
terbentuk dan menempel pada dinding tabung.
2. a. Ditambahkan beberapa tetes larutan formaldehida ke dalam pereaksi
Schiff, maka warna ungu akan terbentuk.
3. a. Dimasukkan 2 ml Fehling A dan B ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan larutan formaldehida.
c. Dipanaskan pada penangas air, maka endapan merah bata Cu 2O akan
terbentuk.
4. a. Ditambahkan beberapa tetes larutan formaldehida dalam pereaksi
bisulfit, amati yana terjadi.

B. Asetaldehida
Dilakukan pengujian seperti percobaan 1, 2 dan 3.
C. Dekstrosa
Dilakukan pengujian seperti percobaan 1, 2 dan 3.

D. Benzaldehida
Dilakukan pengujian seperti percobaan 1, 2, 3 dan 4.
Pengamatan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Formaldehida Asetaldehida Dextrosa Benzald
terbentuk terbentuk terbentuk
AgNO3 + NaOH endapan hitam endapan hitam endapan hitam
sempurna sempurna sempurna
Tidak dila
sampai endapan sampai endapan sampai endapan
+ NH4OH karena pe
larut kembali larut kembali larut kembali
tidak a
+ aldehida dan terbentuk cermin terbentuk cermin terbentuk cermin
campuran dipanaskan perak perak perak
         
larutan menjadi larutan menjadi
TIdak dilakukan  Tidak dila
+ pereaksi Schiff ungu ungu
         
+ Fehling A dan B terbentuk terbentuk terbentuk
campuran dipanaskan endapan merah endapan merah endapan merah Tidak dila
  bata bata bata
warna larutan
menjadi bening
(cepat campur)
+ pereaksi bisulfit Tidak dila
terbentuk kristal
yang larut dalam
air
Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan maka, didapatkan hasil untuk semua
senyawa aldehida yang diujikan menghasilkan endapan cermin perak jika
direaksikan dengan pereaksi Tollens. Pereaksi Tollens digunakan untuk uji
identifikasi adanya senyawaan aldehida, pereaksi ini dibuat dengan mereaksikan
perak nitrat dengan natrium hidroksida sampai didapatkan endapan sempurna
setelah itu dilarutkan kembali endapanya dengan larutan ammonium hidroksida
sehingga terbentuk Ag(NH3)2OH yang dapat di anggap sebagai Ag2O yang
mengoksidasi aldehida sehinnga membebaskan Ag ( cermin perak ).

Sedangkan reaksi lengkapnya adalah sebagai berikut:

R-CHO + 2 Ag(NH3)2OH → 2 Ag↓ + R-COONH4 + 3 NH3 +H2

Dimana R merupakan alkil dari senyawa-senyawa aldehida.

Pada percobaan selanjutnya, berdasarkan pengamatan setelah semua


sampel yang diujikan direaksikan dengan pereaksi Schiff, maka didapatkan hasil
warna ungu untuk semuanya. Hasil ini didapatkankan karena semua senyawa
termasuk ke dalam kelompok aldehida. Pereaksi Schiff dibuat dengan cara
menyiapkan 100 ml larutan p-rosanilinhidroklorida 1% ( diamond fushin ),
kemudian ditambahkan 4 ml larutan bisulfit jenuh, disimpan selama 1 jam dan
ditambahkan 2 ml HCl pekat. Aldehida ditandai dengan warna merah ungu yang
diberikan oleh larutan fuchin yang telah dihilangkan warnanya oleh asam sulfit.
Berikut ini adalah reaksi yang terjadi:

1. Bisulfit direaksikan dengan fuchin melalui sebuah adisi elektrofilik untuk


menghasilkan reagen tidak berwarna.
2. Pereaksi Schiff bereaksi dengan aldehida memperbaharui sistem kromofor.
Melalui sebuah carbinolamine sebuah diimine terbentuk yang bereaksi dengan
asam sulfit memberikan hasil kation stabil yang berwarna merah – ungu.
Percobaan ketiga menggunakan pereaksi Fehling yang terdiri atas Fehling
A dan B. Fehling A adalah larutan CuSO4 sedangkan Fehling B merupakan
campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereaksi Fehling dibuat
dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan
2+
yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu terdapat sebagai ion
kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Berdasarkan
hasil pengamatan didapatkan hasil semua senyawa yang di ujikan menghasilkan
endapan CuO yang berwarna merah bata sebagai tanda bahwa senyawa tersebut
merupakan aldehida yang dapat teroksidasi menjadi asam karboksilatnya. Berikut
ini adalah reaksi umum yang terjadi:

Formaldehida/metanal teroksidasi menjadi asam metanoat:

16, reaksi

Asetaldehida/etanal teroksidasi menjadi asam etanoat/asam asetat:

17, Reaksi

Dextrosa/d-glukosa teroksidasi menjadi asam glukonat:

18, Reaksi

Benzaldehida teroksidasi menjadi asam benzoat:

19, reaksi

Percobaan yang terakhir adalah uji dengan menggunakan pereaksi bisulfit,


reaksi ini berlangsung dengan baik untuk aldehida. Untuk keton, salah satu gugus
hidrokarbon yang terikat pada gugus karbonil harus berupa gugus metil. Gugus-
gugus besar yang terikat pada gugus karbonil terlibat dalam proses reaksi yang
berlangsung. Aldehid atau keton dikocok dengan sabuah larutan jenuh dari
natruim hydrogen sulfit dalam air, jika produk telah terbentuk produk tersebut
akan terpisah sebagai kristal putih, reaksi yang terjadi adalah:

20, Reaksi

Kegunaan dari reaksi adisi natrium hidrogen sulfit pada aldehida dan keton
biasa digunakan dalam pemurnian aldehid (dan keton dimana reaksi ini
berlangsung baik). Senyawa adisi yang dihasilkan bias diurai dengan mudah
untuk menghasilkan kembali aldehida atau keton dengan memperlakukannya
dengan asam encer atau basa encer.
Kesimpulan
Aldehida atau alkanal adalah sutu senyawa yang mengandung gugus
karbonil –C=O yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen, struktur
aldehida adalah R-CHO.
Pada percobaan yang telah dilakukan antara lain uji fehling menghasilkan
endapan merah bata, uji tollens menghasilkan cermin perak, uji Schiff
menghasilkan warna ungu, dan uji bisulfit menghasilkan padatan yang dapat larut
dalam air, semua uji ini digunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa
aldehida.
KETON
Tujuan
Untuk mengetahui sifat-sifat dari keton dan contoh senyawa dari keton.

Dasar Teori
1. Keton

Keton atau alkanon adalah suatu senyawa organik yang mempunyai


gugus karbonil C=O yang terikat pada dua gugus alkil, beberapa sifat yang
dimiliki senyaw alkanon antara lain:

1. Alkanon dengan jumlah karbon sampai 5 berupa cairan tidak berwarna.


2. Pada umumnya larut dalam air.
3. Titik didih dan leleh alkanon lebih rendah dibanding senyawa alkanal yang
dapat membentuk ikatan hidrogen.
4. Cukup sulit membentuk ikatan hidrogen.
5. Keberadaan gugus pada senyawa alkanon membentuk orbital hidrida sp2
yang memiliki bentuk segitiga datar dengan sudut ikatan kira-kira 120o.
6. Dapat direduksi oleh H2 menghasilkan alkohol sekunder, contoh
reaksinya:

Keton merupakan isomer dari aldehida tetapi ada sifatnya yang


membedakan dengan aldehida, keton bukan merupakan reduktor yang lemah
jika dibandingkan dengan aldehida. Zat-zat pengoksidasi lemah seperti
pereaksi Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton, oleh karena itu,
aldehida dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi tersebut
(reaksi sudah dijelaskan pada laporan sebelumnya).
Aldehida + pereaksi Tollens → cermin perak
Keton + pereaksi Tollens → tidak bereaksi
Aldehida + pereaksi Fehling → endapan merah bata
Keton + pereaksi Fehling → tidak bereaksi
Pembuatan Alkanon/ keton ada 3 cara, yaitu:
1. Oksidasi alkohol sekunder
2. Asilasi Friedel – Craft untuk keton aril
3. Reaksi asam klorida dengan organologam
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari keton:
1. Propanon/dimetilketon/aseton merupakan cairan tidak berwarna , mudah
menguap, digunakan sebagai pelarut.
2. Asetofenon/metilfenilketon yang sifatnya berhablur dan tidak berwarna
digunakan sebagai hipnotik.
3. Turunannya yaitu kloroasetofenon sebagai gas air mata.

2. Aseton
Aseton juga dikenal sebagai propanon, dimetilketon, 2-propanon,
dimetilformaldehida dan β-ketopropana adalah senyawa berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar, mempunyai rumus CH3-CO-CH3.
Aseton merupakan keton yang paling sederhana Aseton larut dalam segala
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter dll.

Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena.


Secara umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena
dan produk proses kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk menghasilkan
fenol dan Aseton:

C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2


Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida,
C6H5C(OOH)(CH3)2. Kegunaan aseton antara lain sebagai pelarut cat kuku,
pelarut resin epoksi, lem super dan pelarut plastik, walaupun mudah terbakar
aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transport
asetilena dalam industri pertambangan.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Pipa
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Pembakar spirtus
8. Piala gelas

B. Bahan
1. Aseton
2. HCl pekat
3. Larutan NaOH
4. Larutan AgNO3
5. Larutan NH4OH
6. Pereaksi Schiff
7. Pereaksi Fehling
8. Pereaksi bisulfit
9. Pereaksi Tollens
Cara Kerja
A. Aseton
1. a. Dicatat bau dari aseton, dan diamati bahwa aseton zat yang mudah
menguap ( titik didih 54oC ).
b. Diuji kelarutannya dalam air.
2. a. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
c. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan
dibuang dan dibilas dengan air.
d. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak
nitrat AgNO3.
e. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan
hitam (endapan sudah sempurna).
f. Ditambahkan larutan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
g. Ditambahkan larutan aseton secukupnya.
h. Dipanaskan dalam penangas air, amati yang terjadi.
3. a. Ditambahkan beberapa tetes larutan aseton ke dalam pereaksi Schiff,
amati yang terjadi.
4. a. Dimasukkan 2 ml Fehling A dan B ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan aseton.
c. Dipanaskan pada penangas air, amati yang terjadi.
5. a. Ditambahkan kira-kira 1 ml aseton dalam 3 ml natrium bisulfit jenuh.
Dicatat bahwa senyawa bisulfit tidak begitu mudah terbentuk.
6. a. Dicampurkan kira-kira 10 tetes Alkohol dengan 5 ml larutan Iodium
0.1 N.
b. Ditambahkan NaOH perlahan - lahan sambl dikocok sampai larutan
menjadi kuning.
c. Dipanaskan sebentar di penangas dan dinginkan segera dalam air
sambil dikocok kuat, amati yang terjadi.

Pengamatan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Aldehida Keton ( Aseton )
  cairan yang mudah menguap dan
Diamati sifat fisik dan
dapat larut dalam segala
kelarutan dalam air   perbandingan
terbentuk endapan hitam
AgNO3 + NaOH
sempurna
sampai endapan larut Tidak bereaksi
+ NH4OH
kembali ( tidak terbentuk cermin perak )
campuran dipanaskan terbentuk cermin perak
   

+ pereaksi Schiff larutan menjadi ungu larutan menjadi merah

+ Fehling A dan B
terbentuk endapan merah Tidak bereaksi
campuran dipanaskan
bata ( tidak ada endapan merah bata )
 
warna larutan menjadi
warna larutan menjadi bening
bening
( lebih lama campur )
+ pereaksi bisulfit ( cepat campur )
Terbentuk kristal yang dapat larut
Terbentuk kristal yang
dalam air
dapat larut dalam air

+ alkohol  

+ Iodium 0.1 N   terbentuk endapan kuning muda


+ NaOH   lembut
campuran dipanaskan
 
dan dikocok
Pembahasan
Pada percobaan untuk senyawa keton kali ini yang digunakan adalah
aseton yang mempunyai sifat bau yang khas, mudah menguap serta dapat larut
dalam air dengan segala perbandingan. Dilakukan 5 macam percobaan yaitu, uji
Tollens, uji Fehling, uji Schiff, uji bisulfit dan uji iodoform.

Pada uji Tollens, aseton memberikan hail negatif yaitu tidak adanya
cermin perak yang terbentuk atau dapat dikatakan tidak terjadi reaksi apapun. Hal
ini dikarenakan aseton tidak mudah teroksidasi dengan oksidator yang lemah
seperti pereaksi Tollens, inilah yang membedakan keton dengan aldehida.

Pada uji Fehling juga demikian, aseton memberikan hasil negatif yaitu
tidak terbentuk endapan merah bata atau dapat dikatakan tidak bereaksi. Pereaksi
fehling juga merupakan oksidator yang lemah sehingga tidak dapat mereduksikan
aseton yang merupakan golongan keton, ini juga yang membedakan dengan
aldehida.

Pada uji Schiff, aseton memberikan hasil negatif yaitu terbentuk warna
merah, jika direaksikan dengan aldehida maka akan terbentuk warna ungu. Warna
larutan menjadi ungu apabila pereaksi Schiff direaksikan dengan alkali ataupun
bila dipanaskan, maka dari itu untuk menghindari kesalahan ( terbentuk warna
ungu yang menandakan adanya gugus aldehida ) pereaksi yang digunakan harus
dalam keadaan dingin.

Uji yang terakhir adalah uji iodoform, digunakan untuk menguji adanya
gugus metil CH3. Senyawa yang dapat di uji adalah yang mengandung gugus CH3,
C atau senyawa lain yang mudah dioksidasikan menjadi metil keton, seperti
CH3COR, CH3CHOHRdan sebagainya, tetapi uji ini negatif terhadap CH3COOR,
CH3CONHR, CH3COCH3CO2R, CH3COCH2ON, CH3COCH2NH2 dan senyawa-
senyawa lain yang pada hidrolisa menghasilkan asm asetat. Aseton memberikan
hasil positif berupa endapan kuning muda lembut karena mengandung gugus metil
CH3, reaksi yang terjadi adalah:

21,ADA DI BUKU HAL 20

Pada uji dengan menggunakan pereaksi bisulfit, reaksi ini berlangsung


dengan baik untuk aldehida. Untuk keton, salah satu gugus hidrokarbon yang
terikat pada gugus karbonil harus berupa gugus metil. Hasil positif juga tampak
pada aseton karena mengandung gugus metil yaitu terbentuk Kristal atau padatan
yang larut dalam air, tetapi reaksi berlangsung agak lambat jika dibandingkan
dengan aldehida, reaksinya adalah:

ADA dI BOOKMARK
Kesimpulan
Keton atau alkanon adalah suatu senyawa organik yang mempunyai gugus
karbonil C=O yang terikat pada dua gugus alkil. Keton merupakan isomer dari
aldehida tetapi ada sifatnya yang membedakan dengan aldehida, keton bukan
merupakan reduktor yang lemah jika dibandingkan dengan aldehida.
Maka dari itu, berdasarkan uji yang telah dilakukan keton memberikan
hasil yang negatif antara lain, uji fehling tidak menghasilkan endapan merah bata,
uji tollens tidak menghasilkan cernin perak dan uji Schiff tidak menghasilkan
warna ungu melainkan warna merah.
ASAM KARBOKSILAT
Tujuan
1. Untuk mengertahui reaksi-reaksi dan sifat-sifat pada asam karboksilat.
2. Untuk mengetahiu macam-macam senyawa asam karboksilat

Dasar Teori
A. Asam Karboksilat
Asam karboksilat atau asam alkanoat ( R-COOH ) adalah golongan
asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil –COOH. Asam
karboksilat memiliki rumus umum CnH2nO, mempunyai sifat sebagai asam
lemah, dan dalam pelarut air sebagian malekulnya terionisasi dengan melepas
proton H+. Asam alkanoat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional,
yang memiliki dua gugus karboksil disebut alkanadioat ( dikarboksilat ), jika
tiga disebut asam alkanatrioat ( trikarboksilat ) dan seterusnya.

Sifat-sifat asam karboksilat secara umum adalah:

1. Asam karboksilat yang mempunyai C1 sampai C4 berbentuk cairan encer


dan larut sempurna dalam air.
2. Asam karboksilat yang mempunyai C5 sampai C9 berbentuk cairan kental
dan sedikit larut dalam air.
3. Asam karboksilat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan
yang sukar larut dalam air.
4. Titik didih asam karboksilat lebih tinggi jika dibanding dengan alkohol
yang mempunyai jumlah atom C yang sama.
5. Merupakan asam lemah, semakin panjang rantai karbonnya semakin lemah
sifat asamnya.
6. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam,
disebut reaksi penetralan:
Asam etanoat direaksikan dengan NaOH menghasilkan natrium etanoat
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat suku tinggi dikenal
sebagai sabun. Sabun natrium disebut sabun keras, sedangkan sabun
kalium disebut sabun lunak. Sebagai contoh, yaitu natrium stearat
(NaC17H35COO) dan kalium stearat (KC17H35COO).
Asam alkanoat tergolong asam lemah, semakin panjang rantai alkilnya,
semakin lemah asamnya. Jadi, asam alkanoat yang paling kuat adalah
asam format, HCOOH. Asam format mempunyai Ka=1,8x10-4. Oleh
karena itu, larutan garam natrium dan kaliumnya mengalami hidrolisis
parsial dan bersifat basa.
7. Asam karboksilat ( R-COOH ) dapat bereaksi dengan alkohol
menghasilkan ester ( R-COOR ), disebut reaksi esterifikasi:

CH3COOH + CH3-OH → CH3-COO-CH3 + H2O


Asam etanoat direksikan dengan methanol menghasilkan dimetil ester.
Asam karboksilat dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu:
1. Oksidasi alkohol primer
2. Oksidasi alkil benzene
3. Karbonisasi peraksi Grignard
4. Hidrolisis nitril
Berikut ini adalah beberapa kegunaan dari asam karboksilat:
1. Asam format atau asam metanoat, lebih dikenal dengan asam semut
merupakan cairan tak berwarna dengan bau yang merangsang, biasa
digunakan sebagai menggumpalkan lateks dan obat pembasmi hama.
2. Asam asetat atau asam etanoat, lebih dikenal dengan asam cuka, banyak
digunakan sebagai pengawet makanan dan penambah cita rasa.
3. Asam sitrat digunakan sebagai pengawet buah kalengan.
4. Asam stearat, berbentuk padat dan berwarna putih digunakan dalami
pembuatan lilin.
B. Senyawaan Asam Karboksilat
Asam format, disebut juga asam metanoat merupakan asam
karboksilat paling sederhana dengan rumus kimia HCOOH. Merupakan cairan
tak berwarna yang berbau tajam serta perih bila terkena kulit. Dalam segala
perbandingan dapat campur dengan air, alkohol dan eter. Dalam skala
laboratorium dapat dibuat dengan mengoksidasikan metanol atau dengan
menghidrolisis kloroform dengan suatu hidroksida encer. Asam format mudah
sekali dioksidasikan menjadi CO2 dan H2O serta dapat mereduksikan kalium
permanganat. Untuk uji kuantitatif asam format dapat menggunakan raksa (II)
oksida, maka sebagian akan melarut sebagai raksa (II) format, uji ini
dinamakan uji serullas.

23,REAKSI UJI SERULLAS

Asam asetat, disebut juga asam cuka adalah suatu cairan jernih yang
baunya sangat asam memiliki rumus kimia CH3COOH. Asam asetat yang
murni atau glacial pada suhu 16.7oC akan membeku menjadi hablur yang
dinamakan es cuka. Ada beberapa cara pembuatan asam asetat ini, diantaranya
yaitu:
1. Karbonilasi methanol, dengan reaksinya CH3OH + CO → CH3COOH
2. Oksidasi asetaldehida, dengan reaksinya 2 CH3CHO + O2 → 2 CH3COOH
3. Fermentasi bakteri
Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai
senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan
sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate
monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi
anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk
penggunaan dalam cuka relatif kecil.
Asam palmitat, merupakan asam lemak jenuh yang tersusun dari 16
atom karbon (CH3(CH2)14COOH), pada suhu kamar berupa padatan putih
menyerupai lilin ( wax ) dengan titik lebur 63.1OC. Asam palmitat banyak
terdapat dalam kelapa sawit. Mempunyai peran sebagai sumber kalori namun
memiliki daya antioksidan yang rendah.
Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal
berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling
sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang
dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta
garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Pembuatan asam
benzoat secara industri dapat dilakukan dengan oksidasi toluena dengan
oksigen, reaksinya adalah:

Asam oleat, atau asam Z-Δ9-oktadekenoat merupakan asam lemak


tak jenuh yang banyak dikandung dalam minyak zaitun. Asam ini tersusun dari
18 atom C dengan satu ikatan rangkap di antara atom C ke-9 dan ke-10,
rumus kimianya adalah CH3(CH2)7CHCH(CH2)7COOH. Asam lemak ini pada
suhu ruang berupa cairan kental dengan warna kuning pucat atau kuning
kecokelatan. Asam ini memiliki aroma yang khas. Ia tidak larut dalam air, titik
leburnya 15.3 °C dan titik didihnya 360 °C. Selain dalam minyak zaitun (55-
80%), asam lemak ini juga terkandung dalam minyak bunga matahari kultivar
tertentu, minyak raps, serta minyak biji anggur.

Asam oksalat, disebut juga asam etanadioat, memiliki rumuc HOOC-


COOH merupakan asam dikarboksilat paling sederhana. Asam ini dapat
dibuat dari oksidasi glikol. Penggunaannya paling populer adalah sebagai
bahan baku titrasi asam basa. Bila asam oksalat dipanaskan dengan asam
sulfat pekat maka asam itu memecah menurut reaksinya:
H2C2O4 → CO2 + CO + H2O
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Pipa
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Pembakar spirtus
8. Piala gelas

B. Bahan
1. Asam format
2. Larutan NH4OH
3. LArutan AgNO3
4. Larutan raksa (II) klorida
5. HCl pekat
6. Larutan FeCl3
7. Air brom
8. CCl4
9. Air kapur
10. Pereaksi Tollens
Cara Kerja
A. Asam Format
1. a. Diamati baunya,dan di uji kelarutannya dalam air.
2. a. Ditambahkan larutan NH4OH dalam beberapa ml asam format.
b. Dididihkan larutan tersebut, sehingga kelebihan amoniak akan
menghilang.
c. Didinginkan, kemudian ditambahkan larutan AgNO3 maka akan
terbentuk endapan putih.
d. Larutan dipanaskan kembali, dan amati yang terjadi endapan berubah
menjadi hitam.
3. a. Ditambahkan beberapa tetes asam format ke dalam larutan raksa (II)
klorida.
b. Dipanaskan larutan tersebut, dan amati yang terjadi.
4. a. Ditambahkan asam format ke dalam asam sulfat encer.
b. ditambahkan ke dalamnya larutan kalium permanganat, dan
dipanaskan
c. Amati penyusutan kalium permanganat dan gas CO2 yang terbentuk.
5. a. Ditambahkan 1 ml larutan asam format, kemudian dipanaskan dengan
hati-hati.
b. Diamati gas yang keluar dengan didekatkan mulut tabung pda nyala
api, maka api akan menjadi biru atau di uji dengan larutan Ba(OH)2.
6 a. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
b. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan
dibuang dan dibilas dengan air.
c. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak
nitrat AgNO3.
d. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan
hitam (endapan sudah sempurna).
e. Ditambahkan laritan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
f. Ditambahkan larutan asam format secukupnya.
g. Dipanaskan dalam penangas air, endapan Ag ( cermin perak ) akan
terbentuk dan menempel pada dinding tabung.

B. Asam Asetat
1. a. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 1.
b. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 2.
c. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 3.
d. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 6.
2. a. Dicampurkan 1 ml asam asetat dengan 1 ml etil alkohol serta beberapa
tetes asam sulfat pekat.
c. Dipanaskan pada penangas sekitar 10 menit.
d. Dituangkan isinya ke dalam air dan catat aroma harum yang tercium.
3. a. Ditambahkan 0.5 ml larutan FeCl3 ke dalam I ml larutan asam asetat,
amati yang tejadi.
b. Dipanaskan larutan tersebut, dan diamati yang terjadi.

C. Asam Palmitat
1. a. Ditambahkan asam palmitat dalam tabung reaksi yang berisi air,
kocok-kocok dan amati kelarutannya dalam air.
b. Dipanaskan campuran tersebut, dan diamati yang terjadi.
c. Ditambahkan larutan NaOH sambil dikocok, dan diamati yang terjadi.
d. Ditambahkan larutan asam klorida, diamati yang terjadi.
2. a. Dimasukkan air brom ke dalam tabung reaksi yang berisi CCl4.
b. Ditambahkan sedikit asam palmitat, dan diamati yang terjadi.
D. Asam Benzoat
1. a. Dicatat bau khas dari asam benzoat.
b. Di dalam tabung reaksi, dipanaskan zat ini maka akan mencair dan
menguap, uapnya sangat merangsang bila dihirup.
2. a. Amati kelarutan asam benzoat dalam air, kemudian panaskan
campuran tersebut sambil dikocok-kocok, dan diamati perubahan yang
terjadi.
b. Larutan didinginkan, dan diamati yang terjadi.
3. a. Ditambahkan asam benzoat dalam tabung reaksi yang berisi air,
kocok-kocok dan amati kelarutannya dalam air.
b. Dipanaskan campuran tersebut, dan diamati yang terjadi.
c. Ditambahkan larutan NaOH sambil dikocok, dan diamati yang terjadi.
d. Ditambahkan larutan asam klorida, diamati yang terjadi.
4. a. Dicampurkan 1 ml asam asetat dengan 1 ml etil alkohol serta beberapa
tetes asam sulfat pekat.
b. Dipanaskan pada penangas sekitar 10 menit.
c. Dituangkan isinya ke dalam air dan catat aroma harum yang tercium.

D. Asam Oleat
1. a. Dicatat sifai fisik dari zat ini.
2. a. Dilakukan percobaan seperti asam palmitat poin 1.
3. a. Dilakukan percobaab seperti asam palmitat poin 2.

E. Asam Oksalat
1. a. Dimasukkan 1 gram asam oksalat ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat, dan dipanaskan.
c. Diamati adanya gas CO2 yang dilepaskan dengan cara pada mulut
tabung dipasang pengaduk kaca yang terlebih dahulu dicelupkan pada
air kapur, amati yang terjadi.
Pengamatan

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Asam Format Asam Asetat
dicium baunya bau khas asam format bau khas asam asetat
diuji kelarutannya dalam air larut dalam segala perbandingan larut dalam segala perbandingan
     
+ amonium hidroksida dan dipanaskan
endapan putih
didinginkan dan + perak nitrat endapan putih
larutan dipanaskan kembali endapan hitam endapan hitam
     
+ raksa (II) klorida
endapan putih tidak ada endapan
larutan dipanaskan
     
+asam sulfat dan kalium permanganate warna merah muda
larutan dipanaskan warna memudar  
   
Dipanaskan
mulut tabung didekatkan dengan nyala warna nyala biru
api  
uji dengan barium hidoksida endapan putih
   
uji cermin perak
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
 
+ etil alkohol dan campuran dipanaskan
tercium aroma seperti nanas
dituang ke dalam air  
   
+ besi (III) klorida larutan menjadi merah
larutan dipanaskan   terbentuk endapan coklat
   
Senyawa Perlakuan Hasil Pengamatan
dicium baunya bau khas asm benzoate
dipanaskan, dicium uapnya bau uap merangsang
   
dilarutkan dengan air sukar larut
larutan dipanaskan lebih dapat larut, warna putih
larutan didinginkan kembali endapan terpisah kembali
   
Asam Benzoat
+ larutan NaOH larutan menjadi putih,
+ larutan HCl terbentuk endapan putih
   
+ etil alkohol dan asam sulfat larutan bening agak kuning
larutan dipanaskan
tercium bau yang khas
dituang ke dalam air
   
+ asam sulfat pekat dan dipanaskan
Asam Oksalat
uji uap dengan air kapur terbentuk endapan putih
   

Hasil Pengamatan
Perlakuan
Asam Palmitat Asam Oleat
dilarutkan dalam air sukar larut sukar larut
asam mencair membentuk asam mencair membentuk
dlarutan dipanaskan
minyak yang terpisah minyak yang terpisah
+larutan NaOH terbentuk sabun putih padat terbentuk sabun putih padat
+larutan HCl sabun larut kembali sabun larut kembali
     

+ brom dalam karbon tetra klorida warna kuning tetap kuning warna kuning menjadi orange
Pembahasan
Asam format, berdasarkan hasil pengamatan mempunyai sifat bau yang
khas serta larut dalam segala perbandingan dengan air. Saat asam format
direaksikan dengan NH4OH dan AgNO3 maka akan terbentuk endapan berwarna
hitam setelah dipanaskan, perubahan warna yang terjadi menandakan adanya ion
perak dalam larutan, reaksi yang terjadi adalah:
2 HCOOH + Ag2O → 2 HCOOAg↓ + H2O
2 HCOOAg↓ → 2 Ag↓ + HCOOH + CO2↑
Selanjutnya saat asam format ditambahkan dengan KMnO4 maka lama
kelamaan warna ungu dari KMnO4 akan memudar, hal ini karena telah terjadi
redoks yaitu asam format yang bersifat reduktor kuat sehingga mudah dioksidasi
oleh KMnO4, reaksinya adalah:
HCOOH + MnO4- → Mn2+ + H2O + CO2
Bila asam format direaksikan dengan raksa (II) klorida maka akan
menghasilkan endapan yang berwarna putih. Percobaan selanjutnya apabila asam
format dipanaskan maka akan menghasilkan gas CO2, kemudian gas tersebut akan
menimbulkan warna biru bila didekatkan dengan nyala api dapat pula
diidentifikasi dengan menggunakan Ba(OH) akan menghasilkan endapan putih
BaCO3, reaksinya adalah:
Ba(OH)2 + CO2 → BaCO3↓ + H2O
Asam asetat, mempunyai bau yang tajam khas asam asetat dan sifatnya
larut dalam segala perbandingan dengan air. Apabila suatu alkohol direaksikan
dengan asam karboksilat maka akan menghasilkan suatu ester, reaksi ini
dimanakan esterifikasi. Etanol yang direaksikan dengan asam asetat akan
menghasilkan ester yaitu etil asetat yang mempunya aroma harum seperti buah
nanas, reaksinya adalah:

4,Rumus esterifikasi
Uji yang terakhir yaitu mereaksikan asam asetat dengan larutan FeCl3
maka akan terbentuk warna larutan merah dan apabila dipanaskan akan terbentuk
endapan cokelat reaksinya adalah:

6 CH 3 COO - + 3 Fe3+ + 2H2 O → [Fe 3(OH) 2 (CH3 COO) 6 ] + + 2 H +


[Fe 3 (OH)2 (CH3 COO) 6 ] + + 4 H2 O → 3 Fe(OH) 2CH 3 COO↓ + 3 CH3 COOH + H +

Asam palmitat, mempunyai bentuk seperti lilin atau wax dan sukar larut
dalam air. Saat campuran tersebut dipanaskan maka wax akan mencair dan
membentuk minyak yang terpisah dengan lapisan air, setelah ditambahkan NaOH
maka minyak tersebut akan membentuk suatu padatan putih yang disebut sabun,
inilah yang disebut dengan reaksi penyabunan. Dan apabila ditambahkan HCl
maka sabun akan melarut kembali menjadi asam karboksilat kembali, reaksinya
adalah:
CH3(CH2)14COOH + NaOH → CH3(CH2)14COONa + H2O
CH3(CH2)14COONa + HCl → CH3(CH2)14COOH + NaCl
Asam palmitat merupakan asam jenuh, untuk mengujinya maka
direaksikan dengan air brom dalam kloroform maka tidak akan bereaksi dan akan
melarut sebagai senyawa jenuh serta dihasilkan larutan berwarna kuning.
Asam benzoat, hasil dari pengamatan saat percobaan, saat asam ini
dipanaskan maka padatan akan mencair dan mengembun pada bagian atas tabung
reaksi serta mempunyai uap yang merangsang. Asam benzoat sukar larut saat
dilarutkan dalam air, setelah dipanaskan akan melarut tetapi setelah dingin maka
akan terbentuk endapan putih, hal ini membuktikan kelarutan akan bertambah
apabila larutan dipanaskan. Selain itu asam benzoat akan mudah larut dalam
larutan NaOH membentuk garam natrium benzoat dam mengendap kembali bila
ditambahkan larutan HCl, reaksinya sebagai berikut:
24.reaksi
Percobaan yang terakhir adalah reaksi esterifikasi antara etanol dengan
asam benzoat, maka akan menghasilkan ester berupa etil benzoat yang
mempunyai bau harum yang khas, berikut ini reaksi yang terjadi:
25, reaksi
Asam oleat, mempunyai rantai C yang panjang sehingga bentuknya
berupa padatan wax yang sukar larut dalam air sama seperti halnya asam
palmitat,asam oleat akan melarut membentuk minyak saat dipanaskan dan akan
terjadi proses penyabunan saat ditambahkan larutan NaOH membentuk suatu
sabun padatan putih. Sabun akan melarut kembali saat ditambahkan asam yaitu
larutan HCl, reaksinya adalah:
C17H33COOH + NaOH → C17H33COONa + H2O
C17H33COONa + HCl → C17H33COOH + NaCl
Berbeda dengan asam palmitat yang bersifat jenuh, asam oleat dapat di uji
dengan penambahan air brom dalam kloroform maka akan terbentuk asam
dibromo 9,10-dibromo strearat yang berwarna orange yang menandakan asam
oleat merupakam asam yang tidak jenuh.
Asam oksalat, berdasarkan percobaan saat asam oksalat dipanaskan maka
ga2 CO2 akan dibebaskan. Gas ini kemudian di uji dengan memasang pengaduk
yang sebelumnya sudah dicelupkan dalam air kapur maka endapan putih dari
CaCO3 akan terbentuk, berikut ini reaksinya:
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3↓ + H2O
Kesimpulan
Asam karboksilat atau asam alkanoat ( R-COOH ) adalah golongan asam
organik alifatik yang memiliki gugus karboksil –COOH. Asam karboksilat
memiliki rumus umum CnH2nO, mempunyai sifat sebagai asam lemah, dan dalam
pelarut air sebagian malekulnya terionisasi dengan melepas proton H+. Setelah
dilakukan praktikum dan dilakukan pengamatan didapatkan kesimpulan, asam
karboksilat sangat banyak jenisnya dan tiap-tiap jenis tersebut mempunyai sifat
yang berbeda-beda dan berbeda pula cara tingkat reaktifitasnya serta cara
mengidentifikasinya.
SENYAWA ORGANIK
NONPOLAR
Tujuan
Untuk mengetahui sifat dari senyawa-senyawa organik non polar

Dasar Teori
Terdapat bermacam-macam senyawaan organic yang bersifat nonpolar,
kepolaran senyawaan organic tergantung dari panjangnnya rantai karbon, jenis
ikatan yang terjadi dan lain-lain. Beberapa contoh senyawa organic yang bersifat
nonpolar yaitu kloroform, eter, benzene, heksana dan masih banyak lagi senyawa
lainya.
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana, atau disebut juga
formil triklorida, metana triklorida, metil triklorida, metenil triklorida.
Mempunyai rumus kimia CHCl3, berupa cairan tidak berwarna yang berbau enak
dan berasa manis serta sifatnya yang mudah menguap.
Kloroform dihasilkan dari pemanasan alkohol dengan kapur klor, juga
dapat dibuat dari aseton dan kapur klor. Bila kloroform dipanaskan dengan sedikit
amoniak dan basa kuat KOH maka akan menghasilkan kalium sianida. Kloroform
dikenal karena sering digunakan sebagai bahn pembius, meskipun kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri.

Kloroform
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Pembakar spirtus
7. Piala gelas

B. Bahan
1. Kloroform
2. Lilin
Cara Kerja
A. Kloroform
1. a. Diamati bahwa cairan ini cukup berat, mudah menguap dan
mempunyai bau yang khas serta mudah terbakar.
2. a. Ditambahkan beberapa butir lilin ke dalam kloroform pada tabung
reaksi, diamati yang terjadi.
3. a. Ditambahkan beberapa tetes kloroform ke dalam air, kocok benar-
benar dan diamati yang terjadi.
Pengamatan

Senyawa Perlakuan Hasil Pengamatan


cairan cukup berat
cairan mudah menguap
Diamati keadaan fisiknya
berbau khas
Kloroform  
+ lilin lilin akan larut
   
+air sedikit larut dalam air
     
Pembahasan
Percobaan yang dilakukuan sangat sederhana dan mudah sekali, yaitu
untuk membuktikan mengetahui apa saja yang termasuk senyawa organic
nonpolar. Salah satu contohnya yaitu kloroform, setelah diamati didapatkan sifat
fisika dari kloroform yaitu berupa cairan ini cukup berat, tidak berwarna yang
berbau khas, mudah sekali menguap dan tidak dapat terbakar. Setelah itu diamati
sifat kelarutannya dalam air, didapatkan hasil kloroform hanya sedikit larut dalam
air karena sifatnya yang nonpolar sehingga tidak dapat campur dengan air. Uji
yang terakhir yaitu menguji apakah kloroform merupakan pelarut yang baik untuk
lilin atau wax, maka didapatkan hasil kloroform dapat melarutkan lilin dengan
baik karena sifat non polarnya ( lilin tidak campur dengan air ).
Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan terhadap senyawa kloroform hasil yang
didapatkan kloroform adalah suatu senyawa organik nonpolar, berupa cairan yang
cukup berat, mudah menguap dan berbau khas manis. Kloroform terbukti dapat
melarutkan lilin ( wax ).
UJI GUGUS FUNGSIONAL
Tujuan
Untuk mengetahui cara-cara menguji secara spesifik suatu senyawa yang
mengandung gugus fungsi tertentu.

Dasar Teori
A. Pereaksi Jones
Pereaksi Jones digunakan untuk menguji senyawa yang mempunyai
gugus hidroksil. Pereaksi ini dibuat dari 26.72 gram kromium trioksida dan 23
ml asam sulfat pekat dan diencerkan sampai volume 100 ml. Hasil reaksi
dinyatakan posotif bila terbentuk warna larutan hijau dan setelah 5 menit
warnanya akan berubah menjadi kuning atau orange untuk alkohol primer atau
sekunder. Senyawaan aldehida juga memberikan hasil yang positif hiaju.
Berikut ini adalah reaksinya:
3 R-CH2-OH + CrO3 + 6 H2SO4 → 3 RCO2H + 9 H2O + 2 Cr2(SO4)3
3 R2CHOH + 2 CrO3 + 3 H2SO4 → 3 R2CO + 6 H2O + 2 Cr(SO4)3

B. Pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin
atau disebut juga pereaksi Brady digunakan untuk reaksi uji
keberadaan suatu gugus C=O ( aldehida dan keton ). Pereaksi ini dibuat dari
campuran methanol dan asam sulfat pekat, berikut ini adalah rumus
banguunnya:
Sebuah senyawa positif mempunyai ikatan rangkap C=O apabila
menghasilkan endapan kuning kemerahan bila direaksikan dengan pereaksi
ini, berikut ini reaksinya:

R dan R’ bisa berupa kombinasi dari gugus-gugus hidrogen atau


hidrokarbon (seperti gugus alkil). Jika sekurang-kurangnya satu dari kedua
gugus tersebut adalah hidrogen, maka senyawa asalnya adalah aldehid. Jika
kedua gugus tersebut adalah gugus hidrokarbon, maka senyawa asalnya
adalah keton.

Reaksi ini dikenal sebagai reaksi kondensasi. Reaksi kondensasi


merupakan reaksi dimana dua molekul bergabung bersama disertai dengan
hilangnya sebuah molekul kecil dalam proses tersebut. Dalam hal ini, molekul
kecil tersebut adalah air.
Dari segi mekanisme, reaksi ini adalah reaksi adisi-eliminasi
nukleofilik. 2,4-dinitrofenilhidrazin pertama-pertama memasuki ikatan
rangkap C=O (tahap adisi) menghasilkan sebuah senyawa intermediet yang
selanjutnya kehilangan sebuah molekul air (tahap eliminasi).
C. Pereaksi Schiff
Pereaksi Schiff digunakan untuk menguji senyawa aldehida. Pereaksi
ini dibuat dengan mereaksikan 100 ml larutan p-rosanilinhiroklorida 1%
( diamond fuchin ), ditambahkan 4 ml larutan natrium bisulfit jenuh dan
disimpan satu jam, setelah itu ditambahkan 2 ml HCl pekat. Sampel uji
dikatakan positif apabila terbentuk warna larutan ungu. Untuk reaksi lengkap
yang terjadi sudah dibahas dalam pembahasan bab aldehida.
Keton bila direaksikan dengan pereaksi ini didapatkan hasil yang sama
yaitu warna ungu, tetapi reaksinya berjalan lambat dan akan menjadi cepat
bila dipanaskan, maka dari itu pereaksi serta larutan uji yang digunakan harus
dalam keadaan dingin sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan.

D. Pereaksi Bisulfit
Reaksi ini berlangsung baik untuk aldehida, untuk keton salah satuonil
harus gugus hidrokarbon yang terikat pada gugus karbon harus berupa gugus
metil. Aldehida atau keton dikocok dalam sebuah larutan jenuh dari natrium
hydrogen sulfit dalam air, jika produk telah terbentuk, produk tersebut akan
terpisah sebagai kristal putih, berikut ini contoh reaksi dengan senyawa keton
yang mengandung gugus meti yaitu propanon:

Reaksi adisi natrium hidrogensulfit pada aldehid dan keton biasanya


digunakan dalam pemurnian aldehid (dan keton dimana reaksi ini
berlangsung baik). Senyawa adisi yang dihasilkan bisa diurai dengan mudah
untuk menghasilkan kembali aldehid atau keton dengan memperlakukannya
dengan asam encer atau basa encer.
Misalnya, jika kita ingin memurnikan aldehid yang tidak murni, kita
bisa mengocoknya dengan sebuah larutan jenuh dari natrium hidrogensulfit
untuk menghasilkan kristal. Kristal-kristal ini bisa disaring dengan mudah dan
dicuci untuk menghilangkan setiap zat pengotor. Adisi asam encer, misalnya,
selanjutnya dapat menghasilkan kembali aldehid awal.

E. Pereaksi Tollens

Pereaksi Tollens mengandung ion diamminperak(I), [Ag(NH 3)2]+. Ion ini


dibuat dari larutan perak(I) nitrat. Caranya dengan memasukkan setetes
larutan natrium hidroksida ke dalam larutan perak(I) nitrat yang
menghasilkan sebuah endapan perak(I) oksida, dan selanjutnya tambahkan
larutan amonia encer secukupnya untuk melarutkan ulang endapan tersebut.
Pereaksi ini digunakan untuk mengidentifikasi senyawa aldehida.
Aldehida mereduksi ion diamminperak(I) menjadi logam perak. Karena
larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya dioksidasi menjadi
sebuah garam dari asam karboksilat yang sesuai, reaksinya:

Hasil positif jika dalam larutan uji terbentuk endapan Ag yang


berwarna perak ( cermin perak ) .

F. Amina dan Amida


Amina atau –NH2 ada 3 berdasarkan jenisnya ada 3 macam yaitu:

1. Amina primer, mengandung –NH2 terikat pada rantai atau cincin


hidrokarbon.

2. Amina sekunder, satu dari hdrogen digantikan oleh hidrokarbon menjadi


gugus –NH.
3. Amina tersier, dua dari hydrogen digantikan oleh hidrokarbon menjadi
gugus –N.

Anilin termasuk golongan amina dan merupakan turunan dari benzena,


mempunyai rumus C6H5NH2 biasa digunakan dalam pembuatan zat warna.

Amida merupakan turunan dari asam karboksilat, dimana gugus –OH


digantikan dengan –NH2 ( dari RCOOH menjadi RCONH2 ), contoh
senyawa amida yaitu :

Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang


digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantikan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna
putih tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan
kloral anhidrat. Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai
rumus molekul C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16.
Asetanilida banyak digfunakan dalam industri kimia , antara lain;
1. Sebagai bahan baku pembuatan obat – obatan.
2. Sebagai zat awal penbuatan penicilium.
3. Bahan pembantu dalam industri cat dan karet.
4. Bahan intermediet pada sulfon dan asetilklorida.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Pembakar spirtus
7. Piala gelas

B. Bahan
1. Pereaksi Jones
2. Pereaksi 2-4 dinitrofenilhidrazin
3. Pereaksi Schiff
4. Pereaksi bisulfit
5. Pereaksi Tollens
6. Anilin
7. Asetanilin
8. Larutan NaOH
9. Larutan HCl pekat
10. Contoh senyawa alkohol
11. Contoh senyawa aldehida
12. Contoh senyawa keton
Cara Kerja
A. Pereaksi Jones ( Alkohol )
1. Ke dalam 0.5 ml larutan atau 30 mg padatan contoh dilarutkan dengan
aseton, bila perlu dipanaskan pada penangas air.
2. Ditambahkan beberapa tetes pereaksi Jones.

3. Diamati perubahan yang terjadi ( warna hijau menyatakan hasil positif ).

B. Pereeksi 2-4 dinitrofenilhidrazin ( Aldehid dan Keton )


1. Ditambahkan ke dalam 1-2 tetes contoh 2ml etanol 98%.
2. Ditambahkan pereaksi 2-4 dinitrofenilhidrazin dan kocok betul-betul
sampai beberapa menit.
3. Diamati perubahan yang terjadi ( endapan kuning sampai merah
menyatakan hasil positif ).

C. Pereaksi Schiff ( Aldehida dan Keton )


1. Kedalam beberapa ml pereksi Schiff ditambahkan beberapa tetes larutan
contoh.
2. Diamati perubahan yang terjadi ( warna ungu menyatakan hasil positif ).

D. Pereaksi Bisulfit ( Aldehida dan Keton )


1. Ke dalam 1 ml larutan bisulfit ditambahakan beberapa tetes larutan contoh
dan dikocok dengan benar.
2. Diamati perubahan yang terjadi ( adanya padatan Kristal yang larut dalam
air menyatakan hasil positif ).

E. Pereaksi Tollens ( Aldehida )


1. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
2. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan dibuang
dan dibilas dengan air.
3. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak nitrat
AgNO3.
4. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan hitam
(endapan sudah sempurna).
5. Ditambahkan laritan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
6. Ditambahkan larutan contoh secukupnya.
7. Dipanaskan dalam penangas air, endapan Ag ( cermin perak ) akan
terbentuk dan menempel pada dinding tabung ( menyatakan hasil
positif ).

F. Uji Amina dan Amida


1. Disiapkan 2 tabung reaksi yang berisi 3 ml air.
a. Tabung pertama ditambah tetes demi tetes aniline, diamati
kelarutannya ( disimpan untuk percobaan ke 2 ).
b. Tabung kedua ditambahkan asetanilin, diamati kelarutannya ( dibagi 2
bagian dan disimpan untuk percobaan ke 3 dan 4 ).
2. Pada tabung pertama percobaan 1, ditambahkan setetes demi setetes HCl
pekat dan diamati yang terjadi.
3. Pada tabung kedua percobaan 1, ditambahkan I ml larutan NaOH dan
dididihkan. Diuji ammonia yang terbebaskan dengan kertas lakmus.
4. Pada tabung kedua percobaan 1, ditambahkan 1 ml HCl pekat dan
dididihkan. Dicatat bau asam asetat yang dilepaskan.
Pengamatan

Pengamatan
Pereaksi
Uji 2-
Formaldehida Asetaldehida Aseton Etanol Butanol
Propanol

larutan larutan
larutan hijau
Pereaksi hijau hijau
larutan hijau endapan hijau larutan orange larutan hijau
Jones kehitama endapan
tua
n hijau

Pereaksi 2-4 endapan Endapan


endapan kuning
dinitrofenil kuning kuning      
kemerahan
hidrazin kemerahan kemerahan

Pereaksi
larutan ungu larutan ungu larutan merah      
Schiff

warna larutan
menjadi
warna larutan
bening
menjadi bening
( lebih lama
Pereaksi ( cepat campur )
  campur )      
bisulfit Terbentuk kristal
Terbentuk
yang dapat larut
kristal yang
dalam air
dapat larut
dalam air

tidak
Pereaksi terbentuk
  terbentuk      
Tollens cermin perak
cermin perak
Pengamatan
Perlakuan
Amina ( Anilina ) Amida ( Asetanilida )
kelarutannya dalam
tidak larut tidak larut
air ( larutan )

larutan + HCl pekat larut dan larutan berwarna cokelat lebih sukar larut

ketas lakmus merah menjadi


larutan + NaOH dan lakmus merah tetap, larutan tidak
biru, larutan berbau NH3
dididihkan berbau NH3 ( negatif )
( positif )

larutan + HCl pekat


tidak berbau asam asetat (negatif ) berbau asam asetat (positif )
dan didihkan
Pembahasan
Peraksi Jones digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus
alkohol, berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan saat pereaksi Jones
ditambahkan ke dalam senyawaan alkohol maka akan menghasilkan warna larutan
hijau, tetapi aldehid pun memberikan hasil yang positif larutan hijau sedangkan
hasil negatif berupa larutan berwarna orange dihasilkan pada sampel uji aseton,
karena aseton ternasuk golongan keton, reaksi yang terjadi adalah:

3 R-CH2-OH + CrO3 + 6 H2SO4 → 3 RCO2H + 9 H2O + 2 Cr2(SO4)3

3 R2CHOH + 2 CrO3 + 3 H2SO4 → 3 R2CO + 6 H2O + 2 Cr(SO4)3

Pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin digunakan untuk mengidentifikasi


senyawaan aldehida dan keton yaitu keberadaan ikatan rangka C=O, berdasarkan
hasil praktikum untuk senyawa yang di ujikan berupa formaldehida asetaldehida
dan aseton memberikan hasil yang positif berupa endapan kuning kemerahan,
reaksinya adalah sebagai berikut:

Pereaksi Schiff setelah diujikan pada 3 sampel yaitu formaldehida,


asetaldehida dan aseton didapatkan hasil warna larutan menjadi ungu untuk
senyawa aldehida dan warna larutan menjadi merah untuk senyawa keton
( aseton ). Hal yang harus diperhatikan adalah sampel serta peraksi harus dalam
keadaan dingi dan bebas dari alkali, karena jika tidak akan memberikan hasil
positif berupa larutan berwarna ungu dan menyebabkan kesalahan.

Pereaksi bisulfit diujikan pada senyawa formaldehid dan aseton, hasil


yang didapatkan untuk formaldehida yaitu warna larutan menjadi bening ( cepat
campur ) dan terbentuk Kristal yang larut dalam air dan untuk aseton hasil yang
didapatkan sama saja tetapi larutan lebih lama campurnya menandakan reaksi
berjalan sedikit lambat.

Pereaksi Tollens digunakan untuk menguji senyawa aldehida, setelah


dilakukan uji terhadap sampel formaldehida dan aseton didapatkan hasil positif
yaitu untuk senyawa formaldehida karena terbentuk cernim perak sedangkan
untuk aseton terbentuk cermin perak karena mer upakan keton.

Anilin termasuk golongan amina yang sukar larut dalam air, saat larutan
tersebut ditambahkan dengan HCl maka aniline akan menjadi larut dan terbentuk
larutan yang berwarna cokelat setelah dididihkan dalam larutan tidak tercium
aroma asam asetat karena memang tidak terbentuk asam asetat, reaksinya adalah:

C6H5NH2 + HCl → C6H5NH3 + Cl-


Saat larutan ditambahkan dengan NaOH maka tidak akan terjadi reaksi
apa- apa terbukti dengan di uji menggunakan lakmus merah yang tetap merah dan
tidak tercium bau tajam dari ammonia.

Asetanilida termasuk golongan amida yang sukar larut dalam air, saat
larutan tersebut ditambahkan dengan HCl, berbeda dengan aniline yang larut
maka asetanilida agak sukar larut dalam HCl dan setelah didihkan akan
mengeluarkan bau asam asetat yang khas, reaksinya :
C6H5NHCOCH3 + H2O + HCl → CH3COOH + C6H5NH3Cl
Saat larutan ditambahkan NaOH maka akan terbentuk ammonia yang
sifatnya basa, dapat diuji dengan kertas lakmus merah akan menjadi biru dan
tercium aroma khas ammonia, reaksinya sebagai berikut:
C6H5NHCOCH3 + NaOH → C6H5NHCOONa + NH3
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Aldehida dengan pereaksi Schiff membentuk larutan ungu, sedangkan keton
tidak.
2. Aldehida dan metil keton dengan pereaksi bisulfit membentuk endapan
berwarna putih.
3. Keton dengan pereaksi Fehling tidak membentuk endapan merah bata karena
tidak mereduksikan Cu (II) menjadi Cu (I).
4. Alkohol primer dengan pereaksi Jones menghasilkan Asam karboksilat dan
Krom (VI).
5. Alkohol sekunder dengan pereaksi Jones menghasilkan Keton dan Krom (III).
6. Alkohol tersier dengan pereaksi Jones tidak bereaksi.
7. Aldehida dan keton dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin ini akan
menghasilkan aldehida/keton 2,4-dinitrofenilhidrazon yang berwarna kuning.
Warna kuning dihasilkan dari isolasi gugus karbonil (Isolated karbonil
alkohol) dan merah orange sampai merah dihasilkan dari aldehida-aldehida
atau keton-keton konjugasi dengan ikatan atau cincin aromatik.
Daftar Pustaka
Aminingsih, Tri dan Ani Iriani. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Bogor: Universitas Pakuan

Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
1. Jakarta: Erlangga.

Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
2. Jakarta: Erlangga.

www.che-mis-try.org

www.scribd.com

www.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai