KIMIA ORGANIK I
Dibuat oleh:
Adhitya Sukma Trijaya
0621.10.006
Dasar Teori
A. Hidrokarbon
CH3-CH2-CH3
B. Metana
Alkana memiliki sifat yang tidak reaktif dibandingkan dengan senyawa
organik yang memiliki gugus fungsional, karena sifat kurang reaktif inilah,
maka kadang-kadang alkana disebut sebagai ‘parafin’ yang artinya afinitasnya
kecil sekali, 2 jenis reaksi yang dapat dilakukan alkana antara lain reaksi
halogenisasi dan reaksi pembakaran.
C. Benzena
Benzena merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta
mempunyai bau yang manis. Benzena termasuk kedalam senyawa aromatik
dengan rumus C6H6 yang mempunyai rantai siklis dan ikatan rangkap yang
berseling. Walaupun mempunyai ikatan rangkap, benzena tidak dapat
mengalami reaksi adisi dan hanya dapat mengalami reaksi subtitusi. Reaksi
pada benzena yaitu:
B. Bahan
1. NaOH
2. KOH
3. Metana
4. Air Brom
5. HNO3 pekat
6. H2SO4 pekat
7. Benzena
Cara Kerja
A. Metana
1. Campurkan Na asetat dengan sodalime ke dalam tabung reaksi kering
kira-kira sepertiga tabung.
2. Sambungkan dengan suatu pipa yang dilengkungkan.
3. Masukkan ujung pipa ke dalam tabung reaksi yang mengandung air brom
( ujung pipa tercelup ke dalam air Brom ).
4. Campuran tersebut dipanaskan dan gas metana yang dihasilkan akan
mengalir ke dalam tabung reaksi yang berisi air Brom.
5. Kocok dengan benar dan amati warna air Brom akan menghilang.
B. Benzena
1. a. Catat baunya yang khas.
b. Taruh beberapa tetes Benzena pada tutup cawan, kemudian bakar
dengan api langsung. Amati nyala yang berjelaga.
2. a. Campurkan 1 ml asam nitrat pekat dan 2 ml asam sulfat pekat ke
dalam tabung reaksi kering ( dilakukuan di ruang asam ).
b. Tabung reaksi didingikan di bawah air kran.
c. Ditambahkan 1 ml Benzena, kocok dengan benar sambil didinginkan di
bawah air yang mengalir.
d. Akan terbentuk endapan Nitrobenzena di dasar tabung yang berbau
khas.
Pengamatan
Gas metana yang terbentuk selanjutnya akan ditangkap oleh air brom
sehingga warna air brom akan menghilang, ini merupakan reaksi halogenisasi
alkana yaitu reaksi antara alkana dengan golongan halogen. Metana direaksikan
dengan Br2 maka akan menghasilkan senyawa berupa metil bromida dan HBr
sehingga warna air brom lama kelamaan akan memudar atau bahkan hilang,
reaksinya adalah sebagai berikut:
Benzena mempunyai bau yang khas yaitu aroma harum karena merupakan
senyawa aromatik yang mempunyai ikatan rangkap berseling-seling serta ikatan
rangkapnya dapat berkonjugasi. Ciri lainnya dari benzena adalah akan
meninggalkan jelaga pada cawan apabila dipanaskan, reaksi pembakaran benzene
adalah sebagai berikut:
Dasar Teori
A. Alkohol
Alkohol adalah senyawa-senyawa alkana yang satu atau lebih atom
hidrogennya digantikan oleh gugus –OH. Rumus umum dari alkohol adalah
R-OH dimana R merupakan suatu alkil.
1. Alkohol primer, dimana atom karbon yang membawa gugus –OH hanya
terikat pada satu gugus alkil.
1. Reaksi dengan logam aktif, atom H dari gugug –OH dapat disubtitusikan
oleh logam aktif seperti natrium dan kalium membentuk alkoksida dan gas
hidrogen. Reaksi ini menunjukan alkohol bersifat sebagai asam lemah
( lebih lemah dari air ).
C2H5OH + 2 Na → C2H5ONa + H2
(Na etoksida)
2. Subtitusi gugus –OH oleh halogen, gugus –OH dapat disubtitusikan oleh
atom halogen bila direaksikan dengan HX pekat, PX3 atau PX5 ( X =
halogen ).
C2H5OH + HCl pekat → C2H5Cl + H2O
3 C2H5OH + PCl3 → 3 C2H5Cl + H3PO3
C2H5OH +PCl5 → C2H5Cl + POCl3 + HCl
reaksi
B. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol yang lebih dikenal dengan alkohol
adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna
bersifat penarik air dan mempunyai bau khas dengan warna nyala biru.
C. Gliserol
Gliserol, gliserin, atau 1,2,3-propanatriol yang mempunyai rumus
CH2OH.CHOH.CH2OH adalah suatu alkohol jenuh bervalensi 3, alkohol
primer atau sekunder. Gliserol merupakan senyawa gliserida yang paling
sederhana dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Pada
suhu kamar, berupa zat yang tidak berwarna, kental, netral terhadap lakmus.
Gliserol menyusun berbagai macam lipid, termasuk gliserida, terasa manis
saat dikecap namun bersifat racun, diperoleh dari proses saponifikasi lemak
hewan.
D. Pentanol
Pentanol dengan nama trivialnya amil alkohol mempunyai rumus
kimia C5H11OH, titik didihnya 138oC dipakai sebagai pelarut. Bila 1-pentanol
direaksikan dengan asam butanoat maka akan menghasilkan ester pentil
butirat yang harum seperti aprikot sedangkan bila 1-pentanol direaksikan
dengan asam asetat akan terbentuk ester amil asetat ( pentil asetat ) yang
harum seperti pisang. Pentanol mempunyai 8 isomer yaitu:
1. 1-pentanol / n-amil
5. 3-pentanol / dietilkarbinol
E. Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol mempunyai bentuk fisik kristal
tak berwarna yang berbau khas merupakan senyawa aromatik yang
mengandung gugus –OH yang terikat pada salah satu atom C yang berikatan
rangkap. Pada gugus –OH tersebut berlaku sebagai asam lemah ( lebih lemah
dari asam karboksilat ) sehingga dengan basa dapat membentuk garam yang
disebut fenoksida. Fenol dapat juga menghailkan ester. Berikut adalah
senyawaan fenol:
Fenol didapatkan melalui proses oksidasi sebagian pada benzena atau
asam benzoat dengan proses Raschig atupun dari hasil proses oksidasi
batubara. Fenol digunakan sebagai antiseptik dan pembuatan obat-obatan.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Pembakar spirtus
7. Piala gelas
B. Bahan
1. Etanol
2. Asam sulfat pekat
3. Kalium dikromat
4. Asam asetat pekat
5. Larutan iodium 0.1 N
6. Gliserol
7. Kalium hydrogen sulfat
8. Pentanol
9. Fenol
10. NaOH
11. Besi (III) klorida
12. HCl
13. Air brom
Cara Kerja
A. Etanol
1. a. Ditambahkan beberapa tetes etanol ke dalam air, catat dan perhatikan
kelarutannya dalam air.
2. a. Kedalam campuran A, ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat
dan sedikit Kalium atau Natrium dikromat.
b. Dipanaskan campuran tadi pada penangas, amati dan catat bau serta
perubahan warna yang terjadi.
3. a. Dicampurkan 1 ml alkohol dan 1 ml asam asetat pekat ke dalam
tabung.
b. Ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat, kocok dengan benar.
c. Dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air ( jangan sampai
mendidih ).
d. Dituangkan isinya kedalam air dan cium bau harum etil asetat.
4. a. Dicampurkan kira-kira 10 tetes alkohol dengan 5 ml larutan Iodium
0.1 N.
b. Ditambahkan NaOH perlahan- lahan sambl dikocok sampai larutan
menjadi kuning.
c. Dipanaskan sebentar di penangas dan dinginkan segera dalam air
sambil dikocok kuat ( dilakukan secara ulang sampai warna cairan
menjadi keruh).
d. Terbentuk endapan kuning muda lembut.
B. Gliserol
1. a. Diamati bahwa gliserol sangat kental dan dapat campur/larut dalam
segala perbandingan air.
2. a. Dimasukkan beberapa tetes gliserol ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan Kalium hydrogen sulfat sebanyak 2x gliserol
c. Dipanaskan campuran tersebut pada penangas dan di cium bau tajam
Akrolein yang terbentuk .
C. Pentanol
1. a. Ke dalam tabung reaksi yang mengandung air, ditambahkan tetes demi
tetes amil alkohol sambil dikocok. Dicatat sampai kapan alkohol ini
dapat larut ( sedikit kelarutannya dalam air dalah sifat daru alkohol
yang mempunyai rantai karbon lebih dari 4 ).
2. a. Dicampurkan 1 ml amil alcohol dan 1 ml asam asetat pekat ke dalam
tabung reaksi.
b. Ditambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat, kocok dengan benar.
c. Dipanaskan selama 10 menit dalam penangas air ( jangan sampai
mendidih ).
d. Dituangkan isinya kedalam air dan cium bau harum amil asetat.
D. Fenol
1. a. Catat bau khas dari zat ini.
2. a. Ditambahkan sedikit demi sedikit hablur fenol kedalam 2 ml air pada
tabung reaksi.
b. Kocok dengan benar setiap penambahan dan amati kelarutannya.
c. Mula-mula fenol akan melarut, teteapi bila air telah jenuh penambahan
fenol akan terpisah menjadi 2 larutan.
d. Dipanaskan campuran tersebut sambil di kocok.
e. Pada suhu 680C campuran tersebut akan menjadi homogen.
f. Dimati hasil yang terjadi setelah campuran dingin.
g. Campuran dibagi 2.
3. a. Ditambahkan larutan NaOH ke dalam sebagian larutan tersebut.
b. Diamati fenol lama- lama akan menghilang karena terbentuk Na
fenolat (C6H5ONa).
4. a. Sebagian lagi larutan diencerkan sampai lapisan fenol melarut semua.
b. Larutan ini selanjutnya dibagi menjadi 2 bagian.
c. Pada bagian pertama, ditambahkan Feriklorida ( FeCl3 )maka warna
ungu akan dihasilkan.
d. Ditambahkan HCl, diamati warna ungu yang tadi dihasilkan akan
menghilang.
5. a. Kedalam bagian lain percobaan (4), kemudian ditambahkan air brom
maka endapan putih Tribromfenol akan terbentuk.
Pengamatan
4,Rumus esterifikasi
Dapat dilihat pada gambar, asam asetat yang mengandung gugus –COOH
direaksikan dengan etanol yang mengandung gugus –OH maka hirogen pada
gugus –COOH akan digantikan oleh alkil pada etanol sehingga terbentuklah ester
dengan rumus umumnya RCOOR’.
Pereaksi iodoform digunakan untuk mengidentifikasi gugus CH3CH(OH)
dalam alkohol. Laritan iodium dimasukkan dalam sedikit alkohol, diikuti dengan
NaOH untuk menghilangkan warna iodine, hasil akan positif apabila timbul
endapan triiodometana yang berwarna kuning pucat pasi ( kuning muda lembut ),
reaksi yang terjadi adalah:
2. Iodinasi berlangsung:
Gliserol menurut sifatnya dapat bercampur dengan cairan kental pada suhu
ruang dan dapat campur dengan air dalam segala perbandingan. Percobaan
selanjutnya mereaksikan gliserol dengan kalium hydrogen sulfat, reaksi yang
terjadi merupakan reaksi dehidrasi gliserol, reaksi ini dapat terjadi pada suhu
tinggi yaitu sekitar 210oC. Hasil dehidrasi berupa aldehida alifatik tak jenuh yang
mempunyai aroma khas dan disebut akroleina atau propenal. Reaksi ini
digunakan untuk mengidentifikasi gliserol walaupun tidak spesifik, reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
5,REAKSI DEHIDRASI
GLISEROL
Pentanol atau amil alkohol merupakan alkohol yang mempunyai 5 rantai
C, berdasarkan sifat dari alkohol yang mempunyai rantai karbon lebih dari 4 maka
kelarutannya dalam air hanya sedikit. Dari hasil percobaan yang dilakukan,
pentanol masih dapat larut dalam air sebanyak 10 tetes, dan selanjutnya tidak
dapat larut kembali.
Apabila pentanol direaksikan dengan asam asetat dalam suasana asam
sulfat pada suhu tinggi maka akan terjadi reaksi esterifikasi, yaitu reaksi antara
alkohol dengan asam karboksilat menghasilkan ester. Ester yang terbentuk adalah
amil asetat yang mempunyai aroma seperti buah pisang, reaksinya adalah sebagai
berikut:
6,REAKSI ESTERIFIKASI
Fenol mempunyai bau yang khas dan kelarutan yang terbatas di dalam air
yaitu 8.3 gr/100 ml. Apabila lebih dari itu maka fenol tidah akan larut dalam air
dan akan terdiri dari 2 lapisan, tetapi akan menyatu kembali jika dipanaskan pada
suhu 680C.
Dasar Teori
A. Aldehida
Aldehida atau alkanal adalah sutu senyawa yang mengandung gugus
karbonil –C=O yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen,
struktur aldehida adalah R-CHO. Berikut ini merupakan sifat-sifat dari
aldehida:
10,Reaksi
3. Pereaksi Schiff
4. Pereaksi bisulfit
13,REaksi
B. Formaldehida
Senyawa formaldehida atau disebut juga dengan metanal, merupakan
aldehida berbentuk gas dengan rumus kimia HCHO. Meskipun dalam udara
bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air
( seperti formalin merupakan formaldehida 40% dalam air ). Formaldehida
mempunyai sifat lebih reaktif dibanding aldehida lainnya.
CH3-OH → 15,formaldehida + H2
C. Asetaldehida
Asetaldehida, atau menurut IUPAC disebut etanal adalah sebuah
senyawa organik dari kelompok aldehida dengan rumus kimia CH 3CHO atau
MeCHO. Senyawa ini merupakan cairan tidak berwarna yang larut dalam
segala perbandingan dengan air, mudah terbakar serta mempunyai bau tajam
seperti buah-buahan. Asetaldehida terdapat dalam buah-buahan dan kopi yang
sudah matang serta roti segar. Senyawa ini dihasilkan oleh tumbuhan dan
metabolisme normalnya. Asetaldehida juga merupakan zat antara dalam
produksi asam asetat dan beberapa ester serta zat-zat kimia lainnya.
D. Dekstrosa
Dekstrosa adalah bentuk alami dari D-glukosa, merupakan suatu gula
monosakarida mempunyai rumus CH2OH.(CHOH)4.CHO. termasuk dalam
senyawa aldehida karena mengandung gugus –CHO. Dekstrosa terbentuk
akibat larutan D-glukosa berotasi terpolarisasi cahaya ke kanan. Berikut ini
adalah struktur dari D-glukosa:
E. Benzaldehida
Benzaldehida adalah senyawa organik yang terdiri dari cincin benzena
dengan subtituen formil, mempunyai rumus C6H5CHO. Senyawa ini
merupakan aldehida aromatik sederhana yang mempunyai ciri fisik cairan
tidak berwarna dan berbau khas seperti almond.
Benzaldehida dapat diperoleh dengan beberapa cara, saat ini klorinasi
fase cair dan oksidasi toluena adalah cara yang paling sering digunakan.
Banyak metode lain telah dikembangkan, seperti oksidasi parsial alkohol
benzil, hidrolisis alkali benzal klorida dan carbonylation benzene.
Benzaldehida dapat disintesis dari cinnamaldehida yang diperoleh dari minyak
kayu manis setelah diekstrak menggunakan air atau alkohol pada suhu antara
90oC dan 150oC ( paling sering natrium karbonat atau bikarbonat ) selama 5
sampai 80 jam, setelah itu dilakukan penyulingan sehingga dihasilkan
benzaldehida, reaksi ini juga menghasilkan asetaldehida. Berikut ini adalah
struktur dari benzaldehida.
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Pipa
5. Rak tabung reaksi
6. Pipet tetes
7. Pembakar spirtus
8. Piala gelas
B. Bahan
1. Formaldehida
2. HCl pekat
3. Larutan NaOH
4. Larutan AgNO3
5. Larutan NH4OH
6. Pereaksi Schiff
7. Pereaksi Fehling
8. Pereaksi bisulfit
9. Pereaksi Tollens
10. Asetaldehida
11. Dekstrosa
12. Benzaldehida
Cara Kerja
A. Formaldehida
1. a. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
b. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan
dibuang dan dibilas dengan air.
c. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak
nitrat AgNO3.
d. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan
hitam (endapan sudah sempurna).
e. Ditambahkan laritan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
f. Ditambahkan larutan formaldehida secukupnya.
g. Dipanaskan dalam penangas air, endapan Ag ( cermin perak ) akan
terbentuk dan menempel pada dinding tabung.
2. a. Ditambahkan beberapa tetes larutan formaldehida ke dalam pereaksi
Schiff, maka warna ungu akan terbentuk.
3. a. Dimasukkan 2 ml Fehling A dan B ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan larutan formaldehida.
c. Dipanaskan pada penangas air, maka endapan merah bata Cu 2O akan
terbentuk.
4. a. Ditambahkan beberapa tetes larutan formaldehida dalam pereaksi
bisulfit, amati yana terjadi.
B. Asetaldehida
Dilakukan pengujian seperti percobaan 1, 2 dan 3.
C. Dekstrosa
Dilakukan pengujian seperti percobaan 1, 2 dan 3.
D. Benzaldehida
Dilakukan pengujian seperti percobaan 1, 2, 3 dan 4.
Pengamatan
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Formaldehida Asetaldehida Dextrosa Benzald
terbentuk terbentuk terbentuk
AgNO3 + NaOH endapan hitam endapan hitam endapan hitam
sempurna sempurna sempurna
Tidak dila
sampai endapan sampai endapan sampai endapan
+ NH4OH karena pe
larut kembali larut kembali larut kembali
tidak a
+ aldehida dan terbentuk cermin terbentuk cermin terbentuk cermin
campuran dipanaskan perak perak perak
larutan menjadi larutan menjadi
TIdak dilakukan Tidak dila
+ pereaksi Schiff ungu ungu
+ Fehling A dan B terbentuk terbentuk terbentuk
campuran dipanaskan endapan merah endapan merah endapan merah Tidak dila
bata bata bata
warna larutan
menjadi bening
(cepat campur)
+ pereaksi bisulfit Tidak dila
terbentuk kristal
yang larut dalam
air
Pembahasan
Setelah dilakukan pengamatan maka, didapatkan hasil untuk semua
senyawa aldehida yang diujikan menghasilkan endapan cermin perak jika
direaksikan dengan pereaksi Tollens. Pereaksi Tollens digunakan untuk uji
identifikasi adanya senyawaan aldehida, pereaksi ini dibuat dengan mereaksikan
perak nitrat dengan natrium hidroksida sampai didapatkan endapan sempurna
setelah itu dilarutkan kembali endapanya dengan larutan ammonium hidroksida
sehingga terbentuk Ag(NH3)2OH yang dapat di anggap sebagai Ag2O yang
mengoksidasi aldehida sehinnga membebaskan Ag ( cermin perak ).
16, reaksi
17, Reaksi
18, Reaksi
19, reaksi
20, Reaksi
Kegunaan dari reaksi adisi natrium hidrogen sulfit pada aldehida dan keton
biasa digunakan dalam pemurnian aldehid (dan keton dimana reaksi ini
berlangsung baik). Senyawa adisi yang dihasilkan bias diurai dengan mudah
untuk menghasilkan kembali aldehida atau keton dengan memperlakukannya
dengan asam encer atau basa encer.
Kesimpulan
Aldehida atau alkanal adalah sutu senyawa yang mengandung gugus
karbonil –C=O yang terikat pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen, struktur
aldehida adalah R-CHO.
Pada percobaan yang telah dilakukan antara lain uji fehling menghasilkan
endapan merah bata, uji tollens menghasilkan cermin perak, uji Schiff
menghasilkan warna ungu, dan uji bisulfit menghasilkan padatan yang dapat larut
dalam air, semua uji ini digunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa
aldehida.
KETON
Tujuan
Untuk mengetahui sifat-sifat dari keton dan contoh senyawa dari keton.
Dasar Teori
1. Keton
2. Aseton
Aseton juga dikenal sebagai propanon, dimetilketon, 2-propanon,
dimetilformaldehida dan β-ketopropana adalah senyawa berbentuk cairan
yang tidak berwarna dan mudah terbakar, mempunyai rumus CH3-CO-CH3.
Aseton merupakan keton yang paling sederhana Aseton larut dalam segala
perbandingan dengan air, etanol, dietil eter dll.
B. Bahan
1. Aseton
2. HCl pekat
3. Larutan NaOH
4. Larutan AgNO3
5. Larutan NH4OH
6. Pereaksi Schiff
7. Pereaksi Fehling
8. Pereaksi bisulfit
9. Pereaksi Tollens
Cara Kerja
A. Aseton
1. a. Dicatat bau dari aseton, dan diamati bahwa aseton zat yang mudah
menguap ( titik didih 54oC ).
b. Diuji kelarutannya dalam air.
2. a. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
c. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan
dibuang dan dibilas dengan air.
d. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak
nitrat AgNO3.
e. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan
hitam (endapan sudah sempurna).
f. Ditambahkan larutan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
g. Ditambahkan larutan aseton secukupnya.
h. Dipanaskan dalam penangas air, amati yang terjadi.
3. a. Ditambahkan beberapa tetes larutan aseton ke dalam pereaksi Schiff,
amati yang terjadi.
4. a. Dimasukkan 2 ml Fehling A dan B ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan aseton.
c. Dipanaskan pada penangas air, amati yang terjadi.
5. a. Ditambahkan kira-kira 1 ml aseton dalam 3 ml natrium bisulfit jenuh.
Dicatat bahwa senyawa bisulfit tidak begitu mudah terbentuk.
6. a. Dicampurkan kira-kira 10 tetes Alkohol dengan 5 ml larutan Iodium
0.1 N.
b. Ditambahkan NaOH perlahan - lahan sambl dikocok sampai larutan
menjadi kuning.
c. Dipanaskan sebentar di penangas dan dinginkan segera dalam air
sambil dikocok kuat, amati yang terjadi.
Pengamatan
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Aldehida Keton ( Aseton )
cairan yang mudah menguap dan
Diamati sifat fisik dan
dapat larut dalam segala
kelarutan dalam air perbandingan
terbentuk endapan hitam
AgNO3 + NaOH
sempurna
sampai endapan larut Tidak bereaksi
+ NH4OH
kembali ( tidak terbentuk cermin perak )
campuran dipanaskan terbentuk cermin perak
+ Fehling A dan B
terbentuk endapan merah Tidak bereaksi
campuran dipanaskan
bata ( tidak ada endapan merah bata )
warna larutan menjadi
warna larutan menjadi bening
bening
( lebih lama campur )
+ pereaksi bisulfit ( cepat campur )
Terbentuk kristal yang dapat larut
Terbentuk kristal yang
dalam air
dapat larut dalam air
+ alkohol
Pada uji Tollens, aseton memberikan hail negatif yaitu tidak adanya
cermin perak yang terbentuk atau dapat dikatakan tidak terjadi reaksi apapun. Hal
ini dikarenakan aseton tidak mudah teroksidasi dengan oksidator yang lemah
seperti pereaksi Tollens, inilah yang membedakan keton dengan aldehida.
Pada uji Fehling juga demikian, aseton memberikan hasil negatif yaitu
tidak terbentuk endapan merah bata atau dapat dikatakan tidak bereaksi. Pereaksi
fehling juga merupakan oksidator yang lemah sehingga tidak dapat mereduksikan
aseton yang merupakan golongan keton, ini juga yang membedakan dengan
aldehida.
Pada uji Schiff, aseton memberikan hasil negatif yaitu terbentuk warna
merah, jika direaksikan dengan aldehida maka akan terbentuk warna ungu. Warna
larutan menjadi ungu apabila pereaksi Schiff direaksikan dengan alkali ataupun
bila dipanaskan, maka dari itu untuk menghindari kesalahan ( terbentuk warna
ungu yang menandakan adanya gugus aldehida ) pereaksi yang digunakan harus
dalam keadaan dingin.
Uji yang terakhir adalah uji iodoform, digunakan untuk menguji adanya
gugus metil CH3. Senyawa yang dapat di uji adalah yang mengandung gugus CH3,
C atau senyawa lain yang mudah dioksidasikan menjadi metil keton, seperti
CH3COR, CH3CHOHRdan sebagainya, tetapi uji ini negatif terhadap CH3COOR,
CH3CONHR, CH3COCH3CO2R, CH3COCH2ON, CH3COCH2NH2 dan senyawa-
senyawa lain yang pada hidrolisa menghasilkan asm asetat. Aseton memberikan
hasil positif berupa endapan kuning muda lembut karena mengandung gugus metil
CH3, reaksi yang terjadi adalah:
ADA dI BOOKMARK
Kesimpulan
Keton atau alkanon adalah suatu senyawa organik yang mempunyai gugus
karbonil C=O yang terikat pada dua gugus alkil. Keton merupakan isomer dari
aldehida tetapi ada sifatnya yang membedakan dengan aldehida, keton bukan
merupakan reduktor yang lemah jika dibandingkan dengan aldehida.
Maka dari itu, berdasarkan uji yang telah dilakukan keton memberikan
hasil yang negatif antara lain, uji fehling tidak menghasilkan endapan merah bata,
uji tollens tidak menghasilkan cernin perak dan uji Schiff tidak menghasilkan
warna ungu melainkan warna merah.
ASAM KARBOKSILAT
Tujuan
1. Untuk mengertahui reaksi-reaksi dan sifat-sifat pada asam karboksilat.
2. Untuk mengetahiu macam-macam senyawa asam karboksilat
Dasar Teori
A. Asam Karboksilat
Asam karboksilat atau asam alkanoat ( R-COOH ) adalah golongan
asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil –COOH. Asam
karboksilat memiliki rumus umum CnH2nO, mempunyai sifat sebagai asam
lemah, dan dalam pelarut air sebagian malekulnya terionisasi dengan melepas
proton H+. Asam alkanoat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional,
yang memiliki dua gugus karboksil disebut alkanadioat ( dikarboksilat ), jika
tiga disebut asam alkanatrioat ( trikarboksilat ) dan seterusnya.
Asam asetat, disebut juga asam cuka adalah suatu cairan jernih yang
baunya sangat asam memiliki rumus kimia CH3COOH. Asam asetat yang
murni atau glacial pada suhu 16.7oC akan membeku menjadi hablur yang
dinamakan es cuka. Ada beberapa cara pembuatan asam asetat ini, diantaranya
yaitu:
1. Karbonilasi methanol, dengan reaksinya CH3OH + CO → CH3COOH
2. Oksidasi asetaldehida, dengan reaksinya 2 CH3CHO + O2 → 2 CH3COOH
3. Fermentasi bakteri
Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai
senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan
sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate
monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi
anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk
penggunaan dalam cuka relatif kecil.
Asam palmitat, merupakan asam lemak jenuh yang tersusun dari 16
atom karbon (CH3(CH2)14COOH), pada suhu kamar berupa padatan putih
menyerupai lilin ( wax ) dengan titik lebur 63.1OC. Asam palmitat banyak
terdapat dalam kelapa sawit. Mempunyai peran sebagai sumber kalori namun
memiliki daya antioksidan yang rendah.
Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal
berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling
sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang
dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta
garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Pembuatan asam
benzoat secara industri dapat dilakukan dengan oksidasi toluena dengan
oksigen, reaksinya adalah:
B. Bahan
1. Asam format
2. Larutan NH4OH
3. LArutan AgNO3
4. Larutan raksa (II) klorida
5. HCl pekat
6. Larutan FeCl3
7. Air brom
8. CCl4
9. Air kapur
10. Pereaksi Tollens
Cara Kerja
A. Asam Format
1. a. Diamati baunya,dan di uji kelarutannya dalam air.
2. a. Ditambahkan larutan NH4OH dalam beberapa ml asam format.
b. Dididihkan larutan tersebut, sehingga kelebihan amoniak akan
menghilang.
c. Didinginkan, kemudian ditambahkan larutan AgNO3 maka akan
terbentuk endapan putih.
d. Larutan dipanaskan kembali, dan amati yang terjadi endapan berubah
menjadi hitam.
3. a. Ditambahkan beberapa tetes asam format ke dalam larutan raksa (II)
klorida.
b. Dipanaskan larutan tersebut, dan amati yang terjadi.
4. a. Ditambahkan asam format ke dalam asam sulfat encer.
b. ditambahkan ke dalamnya larutan kalium permanganat, dan
dipanaskan
c. Amati penyusutan kalium permanganat dan gas CO2 yang terbentuk.
5. a. Ditambahkan 1 ml larutan asam format, kemudian dipanaskan dengan
hati-hati.
b. Diamati gas yang keluar dengan didekatkan mulut tabung pda nyala
api, maka api akan menjadi biru atau di uji dengan larutan Ba(OH)2.
6 a. Dicuci tabung reaksi dengan penambahan 2 ml HCl pekat, dididihkan,
larutan dibuang dan dibilas dengan air.
b. Dimasukkan 2 ml Larutan NaOH, dididihkan, didinginkan, larutan
dibuang dan dibilas dengan air.
c. Kedalam tabung yang bersih ini, ditambahkan 2 ml larutan perak
nitrat AgNO3.
d. Ditambahkan larutan NaOH sampai tidak terbentuk lagi endapan
hitam (endapan sudah sempurna).
e. Ditambahkan laritan NH4OH sampai semua endapan hitam melarut
kembali.
f. Ditambahkan larutan asam format secukupnya.
g. Dipanaskan dalam penangas air, endapan Ag ( cermin perak ) akan
terbentuk dan menempel pada dinding tabung.
B. Asam Asetat
1. a. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 1.
b. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 2.
c. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 3.
d. Dilakukan percobaan seperti asam format poin 6.
2. a. Dicampurkan 1 ml asam asetat dengan 1 ml etil alkohol serta beberapa
tetes asam sulfat pekat.
c. Dipanaskan pada penangas sekitar 10 menit.
d. Dituangkan isinya ke dalam air dan catat aroma harum yang tercium.
3. a. Ditambahkan 0.5 ml larutan FeCl3 ke dalam I ml larutan asam asetat,
amati yang tejadi.
b. Dipanaskan larutan tersebut, dan diamati yang terjadi.
C. Asam Palmitat
1. a. Ditambahkan asam palmitat dalam tabung reaksi yang berisi air,
kocok-kocok dan amati kelarutannya dalam air.
b. Dipanaskan campuran tersebut, dan diamati yang terjadi.
c. Ditambahkan larutan NaOH sambil dikocok, dan diamati yang terjadi.
d. Ditambahkan larutan asam klorida, diamati yang terjadi.
2. a. Dimasukkan air brom ke dalam tabung reaksi yang berisi CCl4.
b. Ditambahkan sedikit asam palmitat, dan diamati yang terjadi.
D. Asam Benzoat
1. a. Dicatat bau khas dari asam benzoat.
b. Di dalam tabung reaksi, dipanaskan zat ini maka akan mencair dan
menguap, uapnya sangat merangsang bila dihirup.
2. a. Amati kelarutan asam benzoat dalam air, kemudian panaskan
campuran tersebut sambil dikocok-kocok, dan diamati perubahan yang
terjadi.
b. Larutan didinginkan, dan diamati yang terjadi.
3. a. Ditambahkan asam benzoat dalam tabung reaksi yang berisi air,
kocok-kocok dan amati kelarutannya dalam air.
b. Dipanaskan campuran tersebut, dan diamati yang terjadi.
c. Ditambahkan larutan NaOH sambil dikocok, dan diamati yang terjadi.
d. Ditambahkan larutan asam klorida, diamati yang terjadi.
4. a. Dicampurkan 1 ml asam asetat dengan 1 ml etil alkohol serta beberapa
tetes asam sulfat pekat.
b. Dipanaskan pada penangas sekitar 10 menit.
c. Dituangkan isinya ke dalam air dan catat aroma harum yang tercium.
D. Asam Oleat
1. a. Dicatat sifai fisik dari zat ini.
2. a. Dilakukan percobaan seperti asam palmitat poin 1.
3. a. Dilakukan percobaab seperti asam palmitat poin 2.
E. Asam Oksalat
1. a. Dimasukkan 1 gram asam oksalat ke dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat, dan dipanaskan.
c. Diamati adanya gas CO2 yang dilepaskan dengan cara pada mulut
tabung dipasang pengaduk kaca yang terlebih dahulu dicelupkan pada
air kapur, amati yang terjadi.
Pengamatan
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Asam Format Asam Asetat
dicium baunya bau khas asam format bau khas asam asetat
diuji kelarutannya dalam air larut dalam segala perbandingan larut dalam segala perbandingan
+ amonium hidroksida dan dipanaskan
endapan putih
didinginkan dan + perak nitrat endapan putih
larutan dipanaskan kembali endapan hitam endapan hitam
+ raksa (II) klorida
endapan putih tidak ada endapan
larutan dipanaskan
+asam sulfat dan kalium permanganate warna merah muda
larutan dipanaskan warna memudar
Dipanaskan
mulut tabung didekatkan dengan nyala warna nyala biru
api
uji dengan barium hidoksida endapan putih
uji cermin perak
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
+ etil alkohol dan campuran dipanaskan
tercium aroma seperti nanas
dituang ke dalam air
+ besi (III) klorida larutan menjadi merah
larutan dipanaskan terbentuk endapan coklat
Senyawa Perlakuan Hasil Pengamatan
dicium baunya bau khas asm benzoate
dipanaskan, dicium uapnya bau uap merangsang
dilarutkan dengan air sukar larut
larutan dipanaskan lebih dapat larut, warna putih
larutan didinginkan kembali endapan terpisah kembali
Asam Benzoat
+ larutan NaOH larutan menjadi putih,
+ larutan HCl terbentuk endapan putih
+ etil alkohol dan asam sulfat larutan bening agak kuning
larutan dipanaskan
tercium bau yang khas
dituang ke dalam air
+ asam sulfat pekat dan dipanaskan
Asam Oksalat
uji uap dengan air kapur terbentuk endapan putih
Hasil Pengamatan
Perlakuan
Asam Palmitat Asam Oleat
dilarutkan dalam air sukar larut sukar larut
asam mencair membentuk asam mencair membentuk
dlarutan dipanaskan
minyak yang terpisah minyak yang terpisah
+larutan NaOH terbentuk sabun putih padat terbentuk sabun putih padat
+larutan HCl sabun larut kembali sabun larut kembali
+ brom dalam karbon tetra klorida warna kuning tetap kuning warna kuning menjadi orange
Pembahasan
Asam format, berdasarkan hasil pengamatan mempunyai sifat bau yang
khas serta larut dalam segala perbandingan dengan air. Saat asam format
direaksikan dengan NH4OH dan AgNO3 maka akan terbentuk endapan berwarna
hitam setelah dipanaskan, perubahan warna yang terjadi menandakan adanya ion
perak dalam larutan, reaksi yang terjadi adalah:
2 HCOOH + Ag2O → 2 HCOOAg↓ + H2O
2 HCOOAg↓ → 2 Ag↓ + HCOOH + CO2↑
Selanjutnya saat asam format ditambahkan dengan KMnO4 maka lama
kelamaan warna ungu dari KMnO4 akan memudar, hal ini karena telah terjadi
redoks yaitu asam format yang bersifat reduktor kuat sehingga mudah dioksidasi
oleh KMnO4, reaksinya adalah:
HCOOH + MnO4- → Mn2+ + H2O + CO2
Bila asam format direaksikan dengan raksa (II) klorida maka akan
menghasilkan endapan yang berwarna putih. Percobaan selanjutnya apabila asam
format dipanaskan maka akan menghasilkan gas CO2, kemudian gas tersebut akan
menimbulkan warna biru bila didekatkan dengan nyala api dapat pula
diidentifikasi dengan menggunakan Ba(OH) akan menghasilkan endapan putih
BaCO3, reaksinya adalah:
Ba(OH)2 + CO2 → BaCO3↓ + H2O
Asam asetat, mempunyai bau yang tajam khas asam asetat dan sifatnya
larut dalam segala perbandingan dengan air. Apabila suatu alkohol direaksikan
dengan asam karboksilat maka akan menghasilkan suatu ester, reaksi ini
dimanakan esterifikasi. Etanol yang direaksikan dengan asam asetat akan
menghasilkan ester yaitu etil asetat yang mempunya aroma harum seperti buah
nanas, reaksinya adalah:
4,Rumus esterifikasi
Uji yang terakhir yaitu mereaksikan asam asetat dengan larutan FeCl3
maka akan terbentuk warna larutan merah dan apabila dipanaskan akan terbentuk
endapan cokelat reaksinya adalah:
Asam palmitat, mempunyai bentuk seperti lilin atau wax dan sukar larut
dalam air. Saat campuran tersebut dipanaskan maka wax akan mencair dan
membentuk minyak yang terpisah dengan lapisan air, setelah ditambahkan NaOH
maka minyak tersebut akan membentuk suatu padatan putih yang disebut sabun,
inilah yang disebut dengan reaksi penyabunan. Dan apabila ditambahkan HCl
maka sabun akan melarut kembali menjadi asam karboksilat kembali, reaksinya
adalah:
CH3(CH2)14COOH + NaOH → CH3(CH2)14COONa + H2O
CH3(CH2)14COONa + HCl → CH3(CH2)14COOH + NaCl
Asam palmitat merupakan asam jenuh, untuk mengujinya maka
direaksikan dengan air brom dalam kloroform maka tidak akan bereaksi dan akan
melarut sebagai senyawa jenuh serta dihasilkan larutan berwarna kuning.
Asam benzoat, hasil dari pengamatan saat percobaan, saat asam ini
dipanaskan maka padatan akan mencair dan mengembun pada bagian atas tabung
reaksi serta mempunyai uap yang merangsang. Asam benzoat sukar larut saat
dilarutkan dalam air, setelah dipanaskan akan melarut tetapi setelah dingin maka
akan terbentuk endapan putih, hal ini membuktikan kelarutan akan bertambah
apabila larutan dipanaskan. Selain itu asam benzoat akan mudah larut dalam
larutan NaOH membentuk garam natrium benzoat dam mengendap kembali bila
ditambahkan larutan HCl, reaksinya sebagai berikut:
24.reaksi
Percobaan yang terakhir adalah reaksi esterifikasi antara etanol dengan
asam benzoat, maka akan menghasilkan ester berupa etil benzoat yang
mempunyai bau harum yang khas, berikut ini reaksi yang terjadi:
25, reaksi
Asam oleat, mempunyai rantai C yang panjang sehingga bentuknya
berupa padatan wax yang sukar larut dalam air sama seperti halnya asam
palmitat,asam oleat akan melarut membentuk minyak saat dipanaskan dan akan
terjadi proses penyabunan saat ditambahkan larutan NaOH membentuk suatu
sabun padatan putih. Sabun akan melarut kembali saat ditambahkan asam yaitu
larutan HCl, reaksinya adalah:
C17H33COOH + NaOH → C17H33COONa + H2O
C17H33COONa + HCl → C17H33COOH + NaCl
Berbeda dengan asam palmitat yang bersifat jenuh, asam oleat dapat di uji
dengan penambahan air brom dalam kloroform maka akan terbentuk asam
dibromo 9,10-dibromo strearat yang berwarna orange yang menandakan asam
oleat merupakam asam yang tidak jenuh.
Asam oksalat, berdasarkan percobaan saat asam oksalat dipanaskan maka
ga2 CO2 akan dibebaskan. Gas ini kemudian di uji dengan memasang pengaduk
yang sebelumnya sudah dicelupkan dalam air kapur maka endapan putih dari
CaCO3 akan terbentuk, berikut ini reaksinya:
Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3↓ + H2O
Kesimpulan
Asam karboksilat atau asam alkanoat ( R-COOH ) adalah golongan asam
organik alifatik yang memiliki gugus karboksil –COOH. Asam karboksilat
memiliki rumus umum CnH2nO, mempunyai sifat sebagai asam lemah, dan dalam
pelarut air sebagian malekulnya terionisasi dengan melepas proton H+. Setelah
dilakukan praktikum dan dilakukan pengamatan didapatkan kesimpulan, asam
karboksilat sangat banyak jenisnya dan tiap-tiap jenis tersebut mempunyai sifat
yang berbeda-beda dan berbeda pula cara tingkat reaktifitasnya serta cara
mengidentifikasinya.
SENYAWA ORGANIK
NONPOLAR
Tujuan
Untuk mengetahui sifat dari senyawa-senyawa organik non polar
Dasar Teori
Terdapat bermacam-macam senyawaan organic yang bersifat nonpolar,
kepolaran senyawaan organic tergantung dari panjangnnya rantai karbon, jenis
ikatan yang terjadi dan lain-lain. Beberapa contoh senyawa organic yang bersifat
nonpolar yaitu kloroform, eter, benzene, heksana dan masih banyak lagi senyawa
lainya.
Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana, atau disebut juga
formil triklorida, metana triklorida, metil triklorida, metenil triklorida.
Mempunyai rumus kimia CHCl3, berupa cairan tidak berwarna yang berbau enak
dan berasa manis serta sifatnya yang mudah menguap.
Kloroform dihasilkan dari pemanasan alkohol dengan kapur klor, juga
dapat dibuat dari aseton dan kapur klor. Bila kloroform dipanaskan dengan sedikit
amoniak dan basa kuat KOH maka akan menghasilkan kalium sianida. Kloroform
dikenal karena sering digunakan sebagai bahn pembius, meskipun kebanyakan
digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri.
Kloroform
Alat dan Bahan
A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Penangas air
3. Gegep kayu
4. Rak tabung reaksi
5. Pipet tetes
6. Pembakar spirtus
7. Piala gelas
B. Bahan
1. Kloroform
2. Lilin
Cara Kerja
A. Kloroform
1. a. Diamati bahwa cairan ini cukup berat, mudah menguap dan
mempunyai bau yang khas serta mudah terbakar.
2. a. Ditambahkan beberapa butir lilin ke dalam kloroform pada tabung
reaksi, diamati yang terjadi.
3. a. Ditambahkan beberapa tetes kloroform ke dalam air, kocok benar-
benar dan diamati yang terjadi.
Pengamatan
Dasar Teori
A. Pereaksi Jones
Pereaksi Jones digunakan untuk menguji senyawa yang mempunyai
gugus hidroksil. Pereaksi ini dibuat dari 26.72 gram kromium trioksida dan 23
ml asam sulfat pekat dan diencerkan sampai volume 100 ml. Hasil reaksi
dinyatakan posotif bila terbentuk warna larutan hijau dan setelah 5 menit
warnanya akan berubah menjadi kuning atau orange untuk alkohol primer atau
sekunder. Senyawaan aldehida juga memberikan hasil yang positif hiaju.
Berikut ini adalah reaksinya:
3 R-CH2-OH + CrO3 + 6 H2SO4 → 3 RCO2H + 9 H2O + 2 Cr2(SO4)3
3 R2CHOH + 2 CrO3 + 3 H2SO4 → 3 R2CO + 6 H2O + 2 Cr(SO4)3
B. Pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin
atau disebut juga pereaksi Brady digunakan untuk reaksi uji
keberadaan suatu gugus C=O ( aldehida dan keton ). Pereaksi ini dibuat dari
campuran methanol dan asam sulfat pekat, berikut ini adalah rumus
banguunnya:
Sebuah senyawa positif mempunyai ikatan rangkap C=O apabila
menghasilkan endapan kuning kemerahan bila direaksikan dengan pereaksi
ini, berikut ini reaksinya:
D. Pereaksi Bisulfit
Reaksi ini berlangsung baik untuk aldehida, untuk keton salah satuonil
harus gugus hidrokarbon yang terikat pada gugus karbon harus berupa gugus
metil. Aldehida atau keton dikocok dalam sebuah larutan jenuh dari natrium
hydrogen sulfit dalam air, jika produk telah terbentuk, produk tersebut akan
terpisah sebagai kristal putih, berikut ini contoh reaksi dengan senyawa keton
yang mengandung gugus meti yaitu propanon:
E. Pereaksi Tollens
B. Bahan
1. Pereaksi Jones
2. Pereaksi 2-4 dinitrofenilhidrazin
3. Pereaksi Schiff
4. Pereaksi bisulfit
5. Pereaksi Tollens
6. Anilin
7. Asetanilin
8. Larutan NaOH
9. Larutan HCl pekat
10. Contoh senyawa alkohol
11. Contoh senyawa aldehida
12. Contoh senyawa keton
Cara Kerja
A. Pereaksi Jones ( Alkohol )
1. Ke dalam 0.5 ml larutan atau 30 mg padatan contoh dilarutkan dengan
aseton, bila perlu dipanaskan pada penangas air.
2. Ditambahkan beberapa tetes pereaksi Jones.
Pengamatan
Pereaksi
Uji 2-
Formaldehida Asetaldehida Aseton Etanol Butanol
Propanol
larutan larutan
larutan hijau
Pereaksi hijau hijau
larutan hijau endapan hijau larutan orange larutan hijau
Jones kehitama endapan
tua
n hijau
Pereaksi
larutan ungu larutan ungu larutan merah
Schiff
warna larutan
menjadi
warna larutan
bening
menjadi bening
( lebih lama
Pereaksi ( cepat campur )
campur )
bisulfit Terbentuk kristal
Terbentuk
yang dapat larut
kristal yang
dalam air
dapat larut
dalam air
tidak
Pereaksi terbentuk
terbentuk
Tollens cermin perak
cermin perak
Pengamatan
Perlakuan
Amina ( Anilina ) Amida ( Asetanilida )
kelarutannya dalam
tidak larut tidak larut
air ( larutan )
larutan + HCl pekat larut dan larutan berwarna cokelat lebih sukar larut
Anilin termasuk golongan amina yang sukar larut dalam air, saat larutan
tersebut ditambahkan dengan HCl maka aniline akan menjadi larut dan terbentuk
larutan yang berwarna cokelat setelah dididihkan dalam larutan tidak tercium
aroma asam asetat karena memang tidak terbentuk asam asetat, reaksinya adalah:
Asetanilida termasuk golongan amida yang sukar larut dalam air, saat
larutan tersebut ditambahkan dengan HCl, berbeda dengan aniline yang larut
maka asetanilida agak sukar larut dalam HCl dan setelah didihkan akan
mengeluarkan bau asam asetat yang khas, reaksinya :
C6H5NHCOCH3 + H2O + HCl → CH3COOH + C6H5NH3Cl
Saat larutan ditambahkan NaOH maka akan terbentuk ammonia yang
sifatnya basa, dapat diuji dengan kertas lakmus merah akan menjadi biru dan
tercium aroma khas ammonia, reaksinya sebagai berikut:
C6H5NHCOCH3 + NaOH → C6H5NHCOONa + NH3
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Aldehida dengan pereaksi Schiff membentuk larutan ungu, sedangkan keton
tidak.
2. Aldehida dan metil keton dengan pereaksi bisulfit membentuk endapan
berwarna putih.
3. Keton dengan pereaksi Fehling tidak membentuk endapan merah bata karena
tidak mereduksikan Cu (II) menjadi Cu (I).
4. Alkohol primer dengan pereaksi Jones menghasilkan Asam karboksilat dan
Krom (VI).
5. Alkohol sekunder dengan pereaksi Jones menghasilkan Keton dan Krom (III).
6. Alkohol tersier dengan pereaksi Jones tidak bereaksi.
7. Aldehida dan keton dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin ini akan
menghasilkan aldehida/keton 2,4-dinitrofenilhidrazon yang berwarna kuning.
Warna kuning dihasilkan dari isolasi gugus karbonil (Isolated karbonil
alkohol) dan merah orange sampai merah dihasilkan dari aldehida-aldehida
atau keton-keton konjugasi dengan ikatan atau cincin aromatik.
Daftar Pustaka
Aminingsih, Tri dan Ani Iriani. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Bogor: Universitas Pakuan
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
1. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralp J dan Joan S Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid
2. Jakarta: Erlangga.
www.che-mis-try.org
www.scribd.com
www.wikipedia.org